Meditasi Realisasi Jiwa

Meditasi pada Jiwa yang Lebih Tinggi juga dikenal sebagai Meditasi pada Mutiara Biru, adalah teknik standar yang digunakan oleh berbagai guru dari sekolah esoterik yang berbeda dalam melatih para murid spiritual. 

Ini adalah sintesis teknik meditasi kuno yang dirahasiakan selama berabad-abad dan hanya diungkapkan kepada beberapa murid.

Meditasi memungkinkan praktisi untuk mempercepat penyatuan Jiwa Inkarnasi (Diri Rendah) dengan Jiwa yang Lebih Tinggi (Diri Lebih Tinggi). 

Fenomena ini dikenal sebagai "Realisasi Jiwa".

Selain ketujuh chakra yang telah banyak dikenal, beberapa sekolah spiritual juga banyak yang berbicara tentang chakra-chakra di luar Sushumna. 

Diketahui bahwa ada bagian lain dari Sushumna atau saluran pusat, yang terpisah dari keadaan normalnya yang biasanya selalu mengalir dari Chakra dasar hingga ke chakra mahkota. 

Saluran lain tambahan ini menurun dari Chakra mahkota ke pusat Jantung Spiritual, yang dalam tradisi sanskrit disebut Hridaya.

Jiwa individu, Hamsa, adalah chakra jantung. Sahasrara, yang terletak di ubun-ubun kepala, adalah tempat dari Diri Tertinggi. 

Di sinilah kita menyadari kesatuan jiwa individu dan Jiwa Tertinggi. 

Hamat Agung ini adalah Cahaya Besar yang sangat kuat yang melahap alam semesta. Itu juga adalah Prinsip Guru.

Dalam Sahasrara ada sebuah Segitiga; di tengah-tengah segitiga ini adalah Mutiara Biru. Titik biru gemilang ini. . . keadaan kekuatan Kesadaran yang berkumpul yang akan menciptakan alam semesta. 

Blue Pearl "sprouts" menjadi tiga mutiara, atau bindu, dan garis yang menghubungkan mereka membentuk segitiga A-Ka-Tha . 

Segitiga ini, terdiri dari semua huruf abjad, adalah sumber dari semua getaran suara; maka bunyi-bunyi atau huruf-huruf ini turun secara berurutan melalui chakra-chakra. Seluruh alam semesta suara bergetar berevolusi dari Blue Pearl. 

Saluran tambahan yang menurun dari Chakra mahkota ke pusat Jantung Spiritual atau Hridaya ini disebut dengan menggunakan istilah sansekerta sebagai, Amrita Nadi, “saluran keabadian”, “saluran sang diri”, atau Atma Nadi. Disebut demikian karena ia merupakan kunci untuk Realisasi Diri. Terserap dalam Atman membuat energi kita tersimpan pada Amrita Nadi. Hal ini akan membuat kita mampu menanggalkan pikiran dari obyektivitas dan melihat dunia hanya sebagai Kesadaran Tunggal. Amrita yang berarti “Nektar Keabadian,” mengacu pada nektar keabadian yang menetes, dari pusat rahasia di kepala dan terbuang pada orang-orang biasa, karena rahasia itu tidak diketahui oleh mereka. 

Menurut Shiva-Samhita nektar keabadian memiliki dua bentuk yaitu satu mengalir melalui saluran kiri (Ida) dan merawat tubuh; arus lain sepanjang jalur tengah (Sushumna), dengan cara itu seluruh tubuh dibanjiri, dan menghasilkan tubuh yang sempurna, diberkahi dengan kekuatan yang besar serta terbebas dari berbagai penyakit. 

Selain mencegah penuaan dan menganugerahkan Keabadian, dimana rahasia-rahasia kekuatan Ilahi kini terungkap…