Pertemuan Air dan Api dalam Samadhi

Apa itu bindu? 

Yaitu cairan sekresi, yaitu suatu yang disekresikan oleh tubuh Anda, jantung Anda punya sekresi, lever juga, ginjal juga, kelima organ dalam dan enam organ pencernaan akan menghasilkan sekresi, semua itu disebut bindu. 

Di bagian otak ini juga ada bindu, itu adalah lokasi di mana bindu terpusat, bindu berpusat di banyak bagian di tubuh. Saat bindu bergerak, kita menyebutnya cairan bulan sabit, saat lebur, ia akan menetes ke bawah, pada permulaan akan muncul sedikit rasa sakit, kemudian muncul sukha, sangat menyenangkan, kenikmatan ini bukan kenikmatan biasa. Kenikmatan yang muncul saat bindu bergerak, tidaklah sama dengan kenikmatan antara pria dan wanita, bindu di cakra ajna terus leleh ke bawah, melalui nadi tengah yang sangat panjang, terus sampai cakra svadhisthana. Membuka nadi dan peleburan terlebih dahulu ketika bindu telah menyala dan hangat, menghasilkan rasa sakit, saat timbul rasa hangat dari pergerakan bindu, akan menghasilkan sukha, saat hangat bindu menjadi kukuh, akan menghasilkan kemunculan sinar terang. Saat bindu telah bangkit, ia akan menembus nadi tengah Anda, terus sampai ke samping dan semua lebur, saat api naik akan lebur, akan terjadi peleburan, melebur nadi yang semula tersumbat, menjadi nadi yang bersih, yang merupakan fenomena penembusan nadi tengah. 

Milarepa adalah Guru Sesepuh yang paling penting dalam pembangkitan kundalini, Beliau menekuni Samadhi Kundalini dari Vajravarahi. Bagaimana cara membangkitkan kundalini, air dan api saling lebur, kemudian kelima cakra: cakra ajna, cakra visuddha, cakra anahata, cakra manipura, dan cakra svadhisthana dibuka dengan menggunakan peleburan air dan api, saat itu baru bisa melihat Buddhata Anda! Buddhata dalam cakra anahata akan memancarkan sinar biru, inilah latihan dalam Tantra. 

Mengapa mesti melatih prana terlebih dahulu? Sebab, apabila prana dalam tubuh Anda tidak cukup, maka kundalini tidak mungkin bisa naik.  Jika kundalini tidak bangkit, maka bindu pada cakra ajna Anda tidak mungkin menetes turun. Pada diri orang awam, yang menetes turun adalah bindu materi dan bukan bindu sejati yang ada pada cakra ajna. Bindu sejati ini disebut Cairan Bulan sabit,, bagi orang awam, bindu ini tidak akan bisa turun, yang mengalir keluar justru adalah bindu materi. Dulu para Lhama Tibet suka melatih yoga api kundalini ini di malam hari. Mereka dapat membuat api setinggi kira kira 8 cm. Panas yang ditimbulkan begitu besar sehingga salju di sekeliling tempat tidur mereka mencair sepenuhnya. 

Begitu seorang sadhaka dapat menggunakan api kundalini untuk membangkitkan hawa panas dan memancarkan cahaya, ia dapat dikatakan telah mencapai tingkat kebatinan yang disebut sebagai "Samadhi Nyala Api". 

Saat bermeditasi, kundalini bangkit, bindu turun, dan saling lebur di cakra ajna, turun ke cakra visuddha, terus turun sampai ke cakra anahata, terlebih dahulu membuka cakra anahata, saat cakra anahata terbuka, sinar akan terpancar dari dalam, dan saat sinar memancar keluar melalui pori-pori tubuh. Setelah kundalini bangkit, membakar bindu, air, api, dan bindu turun bersamaan menghasilkan Mahasukha, kemudian mencapai cakra anahata dan membuka cakra anahata, membuka cakra manipura. Setelah membuka cakra manipura, Anda bisa mengetahui kehidupan lampau dan kehidupan mendatang, muncul kemampuan mengetahui kehidupan lampau. 

Cakra anahata terbuka, muncul kemampuan mengetahui pikiran orang lain; Cakra ajna terbuka, muncul mata batin; Divyacaksu (mata batin), divyasrotra (pendengaran batin), dan semua abhijna ada di dalamnya. Ketika sekujur tubuh Anda telah bersinar, muncul Asravaksayajnanam. 

Tetesan Bulan dari bodhicitta. Ini terletak pada cakra dahi kita. Bentuknya seperti huruf V dari sisi sebelah kanan dari bija aksara "Ah". Begitu api kundalini naik, tetesan bulan ini akan mencair. 

Meskipun bindu (titik terang, tetesan bulan) ini bukan minyak oli, kita suka menganggapnya demikian. Begitu ia mulai mencair, ia akan menetes seperti air. Sewaktu air yang menetes itu menyentuh api yang sedang menyala naik, suatu sinar terang yang penuh dengan hawa panas dan gemerlapan akan membuka pori pori kita dan memancarkan cahaya sinar murni ke angkasa.

Air ini mulai turun dari cakra dahi, dan api mulai naik dari cakra pusar. Sewaktu keduanya bertemu di cakra hati, bunga teratai di cakra hati akan mekar, bija aksara kita akan berkembang dewasa, dan sifat Budha kita muncul. Kita dapat berada dalam Samadhi sebagai hasil dari pertemuan air dan api ini.