Jalan Pendakian Spiritual


“Saya akan rileks dan menyingkirkan semua beban mental. Mengizinkan Tuhan untuk mengekspresikan melalui saya kehendak sempurna, kedamaian, cinta, dan kebijaksanaan-Nya ”

Ingat, orang-orang menderita hanya karena mereka berpikir hal-hal harus berbeda dari apa adanya.” Karena Anda sendiri yang bertanggung jawab atas pemikiran Anda, hanya Anda yang dapat mengubahnya.”   Ia tetap berjalan menuju pendakian puncak Kesadaran

Seorang Spritual diajarkan untuk tidak berkonsentrasi pada halangan bagi pencapaian Tuhan karena ia mengembangkan ego yang tidak dikehendaki dalam diri seorang pemuja.  “ Jalan spiritual bukanlah sirkus.” 

Bahkan jika kekuatan seperti itu datang kepada Anda, dia mengajarkan, jangan menggunakannya, kecuali Anda mendengar Suara Tuhan yang menyuruh Anda melakukannya.

Melampaui Dualitas


Banyak orang yang bilang bahwa Perjalanan Spiritual itu adalah hal yg mistis, gaib, sesuatu yang dianggap klenik dll, bagi saya itu tidak! Kenapa? 

Karena itu perjalanan ke dalam dirimu, karena itu berbicara tentang tubuhmu sendiri, tentang Energi Kundalini, Tulang Ekor, Tulang Belakang dan Kepala...

Hanya itu, dan itu ilmiah! 

Masa sih kamu dibilang belajar ilmu ghaib...padahal di AlQuran ada ayat : "Kenali dirimu maka kamu akan mengenal Tuhanmu." Kalau di Injil disebutkan: "Kerajaan Tuhan ada di dalam dirimu."Dan saya yakin, di setiap agama dan di banyak kebudayaan mengajarkan bahwa perjalanan spiritual atau "Jalan Keilahian" itu mengacu ke dalam (diri), bukan pencarian ke luar atau dimana-mana.

Berbicara Energi Kundalini, kalau boleh saya ibaratkan kundalini adalah PUPUK, dia akan menumbuhkan bibit-bibit tanaman di dalam diri kita. Ya kalau kamu menanamnya buah yg tumbuh pasti buah juga, kalo kamu menanam duri ya yang tumbuh duri. Artinya apa? Ya itu kan kembali dengan apa yg sudah ada di dalam diri kamu. Kalau sifat bawaan kamu baik, maka kamu akan menjadi orang baik, begitu sebaliknya.

Saya tidak mengatakan kalau kamu melatih Kundalini itu kamu bisa jadi orang baik, tapi saya mau bilang, Kundalini itu adalah Energi, dan Energi itu Netral. Tidak baik dan tidak buruk. Tidak hitam tidak putih, hitam sekaligus putih (melampaui dualitas)

Dan bukankah Jalan Spiritual seperti itu? Bukankah Jalan keillahian seperti itu? Apa kamu mau bilang kalau putih lebih baik dari hitam ? Menurut saya tidak juga. Apa kamu mau bilang kalau laki2 lebih hebat dari perempuan, menurut saya tidak juga. Kehidupan kan ya harus hitam sekaligus putih, harus senang sekaligus sedih. Itu ibarat roda, ya perputarannya seputar itu-itu saja. Dan yang dikatakan bahwa orang sudah mencapai "Pencerahan", ya mereka yang sudah "melampaui dualitas" itu tadi.

Sehat itu baik, sakit juga baik. Bahagia itu baik, sedih juga baik. Dipuji itu baik dihina juga baik. Karena bagi saya, semua baik-baik saja.

Journey Spiritual


The Journey of Spiritual 

Memberi itu berbeda-beda dampaknya dan itu tidak tergantung pada keluarga, orang dekat, atau orang lain, semua lebih kepada siapa yang kita berikan.

"Yang dampaknya terbesar adalah memberi kepada yang pantulannya terbesar" yaitu memberikan & mendoakan kepada Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya, Sahabatnya, Para Auliya, Para Sholihin, Para Syaikh, Mursyid, dsb (bukan berarti Nabi dan keluarganya membutuhkan doa kita). Hukum pertama Sukses adalah Memberi...Memberi dan Memberi

Ya Tuhanku
Hanya engkaulah yang kumaksud dan Hanya KeridhaanMu yang kucari
Berikan kepadaku kemampuan untuk MencintaiMu dan Makrifat kepadaMu
Aamiin Yra.

Berikut Daftar Makam Para Auliya' Para Sholihin, Para Ulama, Leluhur, Situs Cagar Budaya Tanah Jawa, Madura, dan Bali.

Propinsi Banten

~ Situs Kerajaan Salakanagara Cihujuran Aki Tirem Luhur Mulia/Prabu Angling Darma
> Situs Benda Cagar Budaya
> Sendang Mandalawangi
Lokasi Cikoneng Kec Mandalawangi Kab Pandeglang Banten

~ Kanjeng Syaikh Sulthan Maulana Hasanuddin Bin Sunan Gunung Jati Cirebon
> Syaikh Sulthan Abdul Mufakir Muhammad Aliyyuddin
> Sulthan Zainal Abidin
> Sulthan Zainal Asyiqin
> Ratu Pembayun Fatimah (Putri Pertama Sulthan Maulana Hasanuddin)
> Pangeran Arya Dilah
> Kyai Patih Geseng (Penasihat Kanjeng Sulthan )
Lokasi Komplek Masjid Banten Lama Kec Kesemen Kab Serang  Banten

~ Kanjeng Syaikh Sulthan Maulana Yusuf Bin Kanjeng Sulthan Maulana Hasanuddin
> Petilasan Syaikh Tubagus Buang
Lokasi Di Kasunyatan Kec Kesemen Serang Banten

~ Syaikh Abdul Syukur Sepuh
> Syaikh Abdul Syukur Anom
> Pangeran Arya Kasunyatan/Panembahan Pekalangan bin Sulthan Maulana Yusuf
> Kanjeng Ratu Mas Asyiah
> Sendang Kramat Kahuripan
Lokasi Komplek Masjid Agung Kasunyatan Kasemen Kab Serang Banten

~ Pangeran Pringgalaya bin Kanjeng Sulthan Maulana Yusuf / Panembahan Pekalangan
Lokasi Di Kp Kejayan Desa Kasunyatan Kec Kasemen Kab Serang Banten

~ Pangeran Sabrang Lor alias Syaikh Muhammad 'Aliyyuddin bin Kanjeng Sulthan Maulana Hasanuddin
Lokasi Di Makam Pabean Kec Kasemen Kab Serang Banten

~ Pangeran Panembahan Purbanegara bin Kanjeng Sulthan Maulana Yusuf
Lokasi Di Kenari Kasunyatan Kasemen Kab Serang Banten

~ Pangeran Mandura Raja bin Sulthan Abul Mufakir Mahmud Abdul Qodir
Lokasi Di Kasunyatan Kasemen Kab Serang Banten

~ Syeikh Panembahan Pangeran Arya Mandalika bin Kanjeng Sulthan Maulana Yusuf
Lokasi Di Kroya Kec Kasemen Kab Serang Provinsi Banten

~ Syaikh Muhammad Sholeh bin Abdurrahman
> Syaikh Maulana Malik Isroil
> Syaikh Maulana Muhammad Ali Akbar  (Tokoh Walisongo Generasi awal )
Lokasi Di Bojonegoro Gunung Santri Kab Cilegon Banten

~ Situs sumur tujuh gunung karang
Lokasi Citaman Kec Ciomas, Kab Serang Banten

~ Syaikh Ageng Karan
> Pesantren tertua di Banten
Lokasi Di Gunung Karang Kampung Ci pamekel Desa Pager Batu Kec Majasari Kab Pandeglang Banten

~ Syaikh Rako (menantu Syaikh Karan)
Lokasi Di Blok Simpeureum Kampung Paku Haji Kec Majasari Kab Pandeglang Banten

~ Syaikh Maulana Mansyuruddin
> Nyai Ratu Jamilah
Lokasi Di Cikanduen Cipiucang Kab Pandeglang Banten

~ Sendang situs Batu Qur'an Cibulakan
Kadubungbang, Kec. Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten

~ Syaikh Demang Lancar
Cibulakan batu quran, cibulakan haneong, Kadubungbang, Kec. Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten

~ Syaikh Asnawi bin Syaikh Abdurrahman
Lokasi Di Caringin Kec Labuhan Kab Pandeglang Banten

~ Syaikh Tubagus Buang & Syaikh Abuya Na'im
Lokasi Di Kadujuru Kec Cadasari Kab Pandeglang Banten

.~ Syaikh Abuya Dimyati (Abuya Cidahu )
Lokasi Di Tanagara Kec Cadasari Kab Pandeglang Banten

~ Syaikh Abdul Jabbar
Di Kampung Pasir Kacapi Desa Pagadungan Kec Karang Tanjung Kab Pandeglang Banten

~ Syaikh Maulana Maghribi
Lokasi Mantare Kec Kumalirang Kab Pandeglang Banten

~ Syaikh Jarimbang(Jayarimbang)
> Syaikh Abbas (Ayahanda Syaikh Tubagus Falak Pagentongan)
Lokasi Kp Sabi Bangkonol Kab Pandeglang Banten

~ Ki MasJong/Syaikh Azhar & Ki Agus Jong (Orang pribumi Banten yg pertama di islamkan Sulthan Maulana Hasanuddin yg konon semula seorang Panglima perang Prabu Pucuk Umun)
Lokasi Banten Girang Ds Cipare Kab Serang Banten

~ Syaikh Ki Santri
Lokasi Di Pancuran Mas Desa Cipare  Banten Girang Kab Serang Banten

~ Sulthan Agung Tirtayasa / Sulthan Abul Fathi Abdul Fatah
> Pangeran Arya Arbu Jana (Panglima perang Sultan)
> Pangeran Natayama
> Pangeran Purbaya
> Syaikh Astra(Salah satu Guru Syaikh Nawawi al-Bantani)
Lokasi Ds Tirtayasa Kec Tirtayasa Kab Serang Banten

~ Syaikh Pangeran Sunyararas/Pangeran Tajul 'Arsyi bin Kanjeng Sulthan Maulana Hasanuddin
> Syaikh Umar(Ayahanda Syaikh Nawawi al-Bantani)
Lokasi Ds Tanara Kab Serang Banten

~ Syaikh Bukhari
> Syaikh Muafa'
> Syaikh Abdurrahman bin Kyai Asnawi
Lokasi Barat Masjid Agung Tanara Kab Serang Banten

~ Syaikh Pangeran Jaga Lautan/ Pangeran Saifullah bin Sulthan Maulana Hasanuddin
Lokasi Pulau Cangkir Kec Kronjo Kab Tangerang Banten

~ Abah Kyai Musa
Lokasi Desa Kedungdalam Kec Mauk Kab Tangerang Banten

~ Abah Kyai Muhammad Dahlan
Lokasi Di Desa Tanjakan Kec Rajeg Kab Tangerang Banten

~ Syaikh Al Habib Abdurrahman bin Abdullah Alaydrus
Lokasi Di pesisir pantai Tanjung Anom Kec Mauk Kab Tangerang Banten

~ Syaikh Daud / Habib Abdullah bin Ali Al Uraidhi
Lokasi Di Kampung Kramat Panjang Desa Suka wali Kec Paku Haji Kab Tangerang Banten

~ Syaikh Tubagus Atief
Lokasi Serpong keramat Tajug Cilenggang, Kec Serpong Kab Tangerang Banten

~ Nyimas Melati
Lokasi Bunar Kec Sukamulya Kabupaten Tangerang, Banten

~ Nyimas Melati dan Mbah Sawo Alamat Graha Raya Regency Tangerang

~ Ki Buyut Sancapati Pisangan Jaya Kec Sepatan Kab Tangerang Banten

~ Ki Buyut Resem dan Nyi Buyut Resem
Lokasi Sarakan Kec Sepatan Kab Tangerang Banten

~ Ki Buyut Demang
Lokasi Sindangsari Kec Ps Kemis, Kabupaten Tangerang Banten

~ Syaikh Tubagus Artaja
Lokasi Kp Besar Kec Teluk Naga
Kab Tangerang Banten

~ Ki Buyut Mauk
Lokasi Mauk Barat Kec Mauk  Kab Tangerang Banten

~ Ki Buyut Brosot
Lokasi Ketapang Kec Mauk  Kab Tangerang Banten

~ Syaikh Abuya Dimyati bin Romli
Lokasi Di kompleks Masjid Al Istiqlaliyyah Cilongok Sukamantri Kec Pasar kemis Tangerang Banten

~ Syaikh Abuya Uci Tartusi bin Abuya Dimyati Romli
Lokasi Kampung Cilongok, Sukamantri, Kec. Ps Kemis  Kab Tangerang Banten

DKI Jakarta

~ Habib Ali bin Habib Abdurrahman
Lokasi Kembang Raya Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat

~ Pangeran Jayakarta
Lokasi Jatinegara Kaum Kec PuloGadung Jakarta Timur

~ Habib Hasan bin Muhammad Al Hadad
Lokasi Jampea Koja Kec TjPriok Jakarta Utara

~ Habib Husen bin Abu Bakar Alaydrus
Lokasi Luar Batang Penjaringan Kec Penjaringan Jakarta Utara

~ Pangeran Tubagus Angke
Gg Masjid I Jl Pangeran Tubagus Angke Kec Tambora Jakarta Barat

~ Pangeran Wijaya Kusuma
Jln Pangeran Tubagus Angke Wijaya Kusuma Kec Grogol petamburan Jakarta Barat

Propinsi Jawa Barat

~ Mama Syaikh Tubagus Falak
Pagentongan Loji Kec Bogor Barat Kota Bogor Jawa Barat

~ Ratu Galuh dan Eyang Jepra
Lokasi Kebun Raya Bogor Jawa Barat

~ Situs Batu tulis
> Prasasti batu tulis peninggalan kerajaan Pajajaran/Galuh Pakuan
Lokasi Batu tulis Kec Bogor Selatan Kota Bogor Jawa Barat

~ Pahrayangan Jagatkarta Gunung Salak
Lokasi Tamansari Kec Tamansari Kab Bogor Jawa Barat

~  Eyang Santri Girijaya/Gusti Pangeran Djojokusumo Gunung Salak
> Pemandian Kahuripan
Lokasi Girijaya, Kec.Cidahu Kab Sukabumi, Jawa Barat

~ Syaikh Qudratullah Eyang Haji Gentar Bumi Gunung Halimun
> Sang Kunci Pantai Selatan Jawa Barat
Lokasi Buniwangi Kec. Pelabuhan Ratu Kab Sukabumi Jawa Barat

~ Kramat Gunung Winarum Karang Hawu
Lokasi Cisolok, Kec.Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

~ Eyang Aria Wiratanudatar
Lokasi Jl Maqom Dalem Cikundul Cijagang Kec. Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Jawa Barat

~ Situs Gunung Padang
Lokasi Kp. Gunung Padang Karyamukti Kec. Campaka Kabupaten Cianjur Jawa Barat

~ Syaikh Qurotul Ain/Syaikh Hasanudin
> Syaikh Bentong atau Kyai BahTong
Lokasi Kp Pulobata Kec. Lemahabang, Karawang, Jawa Barat

~ Situs Gunung Sanggabuana
> Makam Eyang Haji Ganda Mandir, Taji Malela, Kyai Bagasworo, Ibu Ratu Galuh, Eyang Abdul Kasep, Eyang Sapujagat, Eyang Langlang Buana, Eyang Jagapati, Eyang Haji Ganda Mandiri, dan Eyang Cakrabuana
> Pancuran Mas, Kejayaan, Kahuripan, dan Pancuran Sumur Tujuh.
> Curug Air Terjun Nyi Geuntis Sari
Lokasi Perbatasan Tanjungsari, Jonggol, Mekarbuana, Kec.Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat

~ Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan
> Goa Safarwadi
Lokasi Pamijahan Kec.Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat

~ Situs Walahir leluhur kerajaan Galunggung
Diantaranya :
> Eyang Kuncung Putih
> Prabu Lang Lang Buana
> Eyang Semplak Waja
Lokasi Perbukitan Ds Sukamulih Kec Sariwangi Singaparna Kab Tasikmalaya Jawa Barat

~ Syaikh Sunan Rahmat Suci Garut
> Prabu Kian Santang
Lokasi Gn Karacak Kp Godog Ds Lebak Agung Kec Karangpawitan Garut Jawa Barat

~ Pulo Majeti
> Cagar Budaya
Lokasi Jl. Pulo Majeti, Purwaharja, Kec. Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat

~ Situs Kerajaan Galuh Ciung Wanara Kamulyan
> Cagar Budaya
Lokasi Ds. Karang Kamulyan Kec Ciljeungjing, kab Ciamis Jawa barat

~ Syaikh Sunan Panjalu
> Prabu Hariang Kancana
Situ lengkong Kec Panjalu Kab Ciamis Jawa Barat

~ Sendang Cibulan
> Petilasan tujuh sumur Prabu Siliwangi
Lokasi Desa Maniskidul Kec Jalaksana Kab Kuningan Jawa Barat

~ Syaikh Sulthan Syarief Hidayatullah Cirebon
Astana  Gunung Sembung ada,
> Sunan Gunung Jati, Syaikh Fatahillah, Nyi Syarifah Muda’im, Pangeran Cakrabuana, Nyi Putri Ong Tien
Nyi Gedeng Sembung, Nyi Mas Tepasari, Pangeran Dipati Carbon I, Pangeran Jayalelana, Pangeran Pasarean, Ratu Mas Nyawa, dan Pangeran Sedeng Lemper
> Masjid Sunan Gunung Jati
> Sumur Jatimulya, Kasepuhan, Kanoman
> Syaikh Pangeran Badarudin
Astana Gunung Jati ada,
> Syaikh Maulana Dzatul Kahfi/Syaikh Nur Jati
> Syaikh Imam Hanafi
> Puser Bumi Goa Kahfi
> Petilasan Walisongo
> Sumur Jalatunda, Kejayaan, Tunggang pati, Kemulyaan
> Syaikh Bayanillah Penderesan
> Situs Gunung Semar
> Syaikh Tolhah bin Tholabuddin Mursyid Tarekat
> Sumur Jayasampurna

~ Kraton kasepuhan Kota Cirebon
> Masjid Agung Sang Cipta Rasa

~ Kraton Kanoman Kota Cirebon

~ Situs Ki Buyut Trusmi Wetan Plered

~ Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksaan bukit Plangon

~ Petilasan Sunan Kalijaga Harjamukti

~ Syaikh Siti Jenar Harjamukti

~ Pangeran Cakra Buana Talun

~ Sendang Balong Biru Nyimas Endang Geulis Talun Cirebon Jawa Barat

Propinsi Jawa Tengah

~ Al Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Thalib Alathas
Lokasi Jl. Madura, Sapuro Kebulen, Kec. Pekalongan Barat Kota Pekalongan, Jawa Tengah

~ Petilasan Sunan Geseng dan Masjid Santren
Lokasi Kauman Barat, Bagelen, Kec. Bagelen, Kab Purworejo, Jawa Tengah

~ Raden Santri/Pangeran Singasari
> Mbah KH Dalhar Warucongol
> Mbah Kprapyak
Lokasi Karaharjan, Gunungpring, Kec. Muntilan Kab Magelang Jawa Tengah

~ KH Abdul Hamid (Mbah Hamid) Kajoran
Lokasi Tuguran Banjaragung Kec Kajoran, Kab Magelang Jawa Tengah

~ Raden Abdul Fattah Al Akbar Sayyidin Panotogomo Sultan Demak
> Dewi Murthosimah permaisuri Raden Fatah
> Raden Patiunus Pangeran Sabrang Lor, Raja Demak I
> Pangeran Benawa adalah Raja Pajang ketiga (1586-1587) bergelar Prabuwijaya
> Masjid Agung Demak Bintoro
Lokasi Kauman Bintoro Kec Demak Kab Demak Jawa Tengah

~ Sunan Kalijaga/Raden Mas Sahid
> Arya Penangsang.
Jl. Raden Sahid Kadilangu Kec Demak Kab Demak Jawa Tengah

~ Sunan Kudus (Raden Jafar Shodiq)
Lokasi Kauman Pejaten Kec Kota Kudus Kab Kudus Jawa Tengah

~ Sunan Muria (Raden Umar Said)
Lokasi Bukit Muria Desa Colo Kec Dawe Kab Kudus Jawa Tengah

~ Kanjeng Ratu kalinyamat Jepara
> Sulthan Hadirin
> Syaikh Raden Abdul Jalil/Sunan Jepara
Lokasi Mantingan, Kec. Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah

~ Mbah Jogolaut
Lokasi Telukawur, Kec.Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah

~ Sunan Prawoto
Lokasi Sukolilo Prawoto  Pati Jawa Tengah

~ Syaikh Jangkung
Lokasi Landoh Kayen Pati Jawa Tengah

~ Syaikh Ahmad Mutamakin
Lokasi Kota Pati Jawa Tengah

~ Ki Ageng Selo
Lokasi Tawangharjo Purwodadi Kab Grobogan Jawa Tengah

~ Ki Joko Tarub
Lokasi Ds.Tarub Purwodadi Kab Grobogan Jawa Tengah

~ Ki Bondan Kejawan / Lembu Peteng
Lokasi Beji Tarub Kec Tawangharjo, Kab Grobogan Jawa Tengah

~ Situs api abadi Mrapen Grobogan

~ Sri Makurung Handayaningrat/Ki Ageng Pengging sepuh
> Dyah Ayu Retno Kedhaton Putri Prabu Brawijaya V
> Pemandian Umbul Pengging
Lokasi Dukuh Kec Banyudono Kab Boyolali Jawa Tengah

~ Ki Ageng Kebo Kenongo/Ki Ageng Pengging (ortu Mas Karebet/Joko Tingkir)
Lokasi Gedong Jembungan Kec Banyudono Kab Boyolali Jawa Tengah

~ Ki Ageng Henis
> Masjid Laweyan dan Keraton Pajang
Lokasi Pajang, Kec Laweyan Kota Surakarta Jawa Tengah

~ Putri Cempo Tirtonadi
Lokasi Nusukan Kec Banjarsari Kota Surakarta Jawa Tengah

~ Ki Ageng Sutawijaya/Raden Joko Bodo
Lokasi  Majasto Sukoharjo Jawa Tengah

~ Ki Ageng Balak/Raden Sujono
Lokasi Mertan Kec Bendosari, Kab Sukoharjo, Jawa Tengah

~ Raden Mas Said/Eyang Gusti Aji/ Pangeran Sambernyawa
Lokasi Astana Bukit Mangadeg (kaki G Lawu) Karang Anyar Jawa Tangah

~ Tujuh mata air sapta tirta pablengan - Matesih Karanganyar

~ Sunan Pandanaran/Sunan Bayat
Lokasi Bayat Jabalkat Klaten

~ Eyang Ronggowarsito(Kyai dardir)
Lokasi  Klaten

~ Pertapaan Panembahan Senopati Kahyangan Dlepih Tirtomoyo Wonogiri
Jawa Tengah

DIY Yogyakarta

~ Syekh Maulana Maghribi  Bukit  Parangtritis

~ Syekh Bela-belu Bukit Parangtritis

~ Cepuri Parangkusumo

~ pertapaan Kembang Lampir Tirakat Ki Ageng Pemanahan
Lokasi  Panggang Gunung Kidul

~ Pasarean Ki Ageng Giring 3 dan Nyi Ageng Giring
Lokasi Paliyan Gunung Kidul

~ Makam Raja Raja Mataram Islam Kotagede DIY
> Sulthan Hadiwijaya
> Ki Ageng Pemanahan
> Panembahan Senopati
> Ki Juru Mertani
> Sendang Seliran kakung dan Sendang putri didalam komplek makam Kotagede.
> Masjid gede Mataram Sumber mata air kemuning
Lokasi jl Masjid Besar Mataram, Sayangan, Jagalan, Banguntapan, Bantul DIY

~ Situs Watugilang baturetno - Pertapaan Penembahan Senopati utk buka Alas mentaok
Lokasi Banguntapan, Bumiwetan, Baturetno, Bantul, Kab Bantul, DIY

~ Makam Sultan Mataram dan Raja Jogjakarta dan Surakarta dibukit Imogiri.

~ Kyai Cinde Amoh Guru Spritual Sultan Agung
Lokasi Luar pagar tembok makam Sultan Agung Imogiri

~ Syaikh Jumadil Kubro
Lokasi Bukit Turgo  Kaliurang Gunung Merapi

~ Petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo - Lokasi Pajangan Bantul DIY

~ Mbah Kyai Raden Bagus Khasantuko
> Sendang Bagusan
Lokasi Godean Sleman DIY

~ Kiageng Suryomentaram > Terdapat Prasasti Lingga Semu  Lokasi Pleret Bantul DIY

~ Nyi Ageng Serang  > RA koestian wulaningsih retno edi > Putri ke 2 sedo timur (wayah dalem)  > Abdi palem pendamping (kalih-kalih ipun) > RM. Boedi Oetomo (wayah dalem) > R Ngt. Boedi Oetomo (wayah dalem) > RR. Widilestari wulaningsih (wayah dalem)  > Penderek dalem Lokasi Bukit Menoreh Kec Kalibawang Kab Kulon Progo Daerah DIY

~ Mbah Kyai Nur Iman Mlangi
> Masjid Patok Negoro
Lokasi Nogotirto, Kec. Gamping, Kab Sleman, DIY

~ Makam Keluarga Ponpes Krapyak
> Mbah KH Ali Maksum
> Mbah KH M Munawwir
> Masjid Patok Negoro
Lokasi Dongkelan Kauman Tirtonirmolo Kec Kasihan Kab Bantul DIY

~ Pangeran Haryo Panular putra HB 1
Lokasi Bukit Mrisi Bantul DIY

~ Sendang Purwitosari
Lokasi dekat polsek ngaglik  Sleman DIY

~ Sendang Kasihan
Lokasi Tamantirto Bantul DIY

~ Sendang Tuk Si Bedog
Lokasi Margodadi Sleman DIY

~ Sendang Titis Lokasi Dusun Semanggi, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul DIY

Propinsi Jawa Timur

~ Sunan Bonang/Raden Makhdum Ibrahim
Lokasi Jalan KH Mustain Kel Kutorejo KotaTuban Kab Tuban Jawa Timur

~ Sunan Drajat/Raden Qasim
Lokasi Desa Drajat, Kec Paciran, Kab Lamongan Jawa Timur

~ Sunan Gresik/Maulana Malik Ibrahim
Lokasi Kel Bedilan, Kec Gresik, Kab Gresik, Jawa Timur

~ Sunan Giri/Raden Paku Ainul Yaqin
> Sunan Prapen
Lokasi Giri Kel Sekarkurung, Kec Kebomas, Kab Gresik Jawa Timur

~ Sunan Ampel/Raden Rahmatullah
> Mbah Sonhaji
> Mbah Sholeh
Lokasi Ampel Masjid Kel Ampel. Kec Semampir Kota Surabaya Jawa Timur

~ Syaikhona Kholil Bangkalan
> Syaikh Abdul Adhzim Al Maduri Mursyid tarekat
Lokasi  Ds Martajasah Bangkalan Madura Jawa Timur

~ Ponpes Tebuireng Jombang
> Mbah Hadrotussyekh Hasyim Asy’ari
> Mbah Wahid Hasyim
> KH Abdurrahman Wahid
Lokasi Jl. Irian Jaya Cukir Kec Diwek Kab Jombang Jawa Timur

~ Keraton Gunung Kawi
> Leluhur yang dipercaya ada di Kraton Gunung Kawi adalah Eyang Tunggul Manik dan Eyang Tunggul Menik
> Petilasan dan tempat moksanya Raja Raja Kediri
Lokasi Area Gn. Pitrang Balesari Kec. Ngajum Malang Jawa Timur

~ Pasarean Gunung Kawi
> Makam Eyang Jugo dan Raden Mas Iman Soedjono
Lokasi Ds Wonosari Kab Malang Jawa Timur

~ Makam Bung Karno
Lokasi Ir. Soekarno Bendogerit Kec. Sananwetan Kota Blitar Jawa Timur

~ Makam Ploso Kediri
> KH Hamim Tohari Djazuli/Gus Miek
> Syaikh Maulana Abdul Qidir Khoiri
> Syaikh Maulana Abdulloh Sholeh
> Syaikh Maulana Muhammad Herman/ Aruman
Jl. Makam Auliya Tambak Ngadi Kec Mojo, Kab Kediri Jawa Timur

~ Ponpes AT Tauhid
> Mbah Yayi Syaikh Ali Muhasan.             > Mbah Mesir                                      Lokasi krajan Jambu Kec. Tugu Kab Trenggalek, Jawa Timur

~ Eyang Bethara Katong/Lembu Kanigoro
> Ki Ageng Mirah
Lokasi Setono, Kec.Jenangan, Kab
Ponorogo, Jawa Timur

~ Mbah Kyai Ageng Muhammad Kasan Besari
> Pendiri Pesantren Tegalsari/Gebang Tinatar
> Mbah Kyai Kasan Anom
Lokasi Tegalsari Jetis Ponorogo Jawa Timur

Propinsi Bali

Makam Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih
~ Lokasi Jl. Semangka Loloan Bar Kec. Negara, Kab  Jembrana Bali

~ Masjid Besar Al Hidayah
Lokasi kawasan Danau Bedugul Kec Baturiti Kab Tabanan Bali

Oleh : Syamsul Arifin

Daftar Makam Tersebut Alhamdulillah sudah penulis Kunjungi semua sebagai Tambahan informasi kepada sahabat sahabat Sarkub. Semoga bermanfaat.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon koreksinya..

#SalamRahayu #SalamBudaya #SalamSarkub

Salam Ketika Berziarah


Disusun oleh Habib Abdullah bin Husein bin Thahir (Dibaca dalam keadaan berdiri)

Salamullah ya sadah minarrohman yaghsyakum
Ibadallah ji'akum qosodakum tolabnakum
Tu'inuna tughitsuna bihimmatikum wajadwakum
Fahbuna wa'tuna 'atoyakum hadayakum
Fala khoyyabtumu zonni fahasyakum wahasyakum
Sa'idna idz ataynakum wafuzna hina zurnakum
Faqumu wasyfa'u fina ilarrohman mawlakum
'Asa nu'to'asa nuhzo mazaya min mazayakum
'Asanazroh'asa rohmah taghsyana wa taghsyakum
Salamullah hayyakum wa'ainullah tar'akum
Wasollallah mawlana wasallamma atainakum
'Alal mukhtar syafi'na wamun qizuna waiyyakum




Praktek Rahasia Mendapatkan Karomah Para Wali


Walaupun mereka telah pergi ke Rahmatullah. Hakikatnya mereka tidak wafat dalam ajarannya, kebenarannya, dan Rasa sentuhnya. Siapapun yang khusyuk mengetuk pintu dengan kalimatNya, mereka akan datang menaungi tiap-tiap nurani yang shaleh dan menebarkan karomah bagi keagungan hidup. Sepanjang hari, apalagi menjelang Ramadhan, Muharam, makam para kekasih Allah itu tak pernah sepi. Para peziarah larut dalam doa  dan harapan. Banyak orang yang melakukan ritual sesat hanya ingin memiliki khodam/pendamping ghaib di makam tersebut. Berikut amalan rahasia yang mana, karomah sang wali mengalir sejuk/tenang ke dasar hati yang menimbulkan harapan hidup baru,inilah amalannya :

1.Mandi taubat/wudhu/selesai wudhu baca surat Al-fatihah 7x
2.Sholat Taubat 2raka'at
3.Sholat Hajat 2raka'at
4.Sholat Birul Walidaini 2raka'at
5.Sholat Karomatillah 2raka'at

Setiap selesai Sholat dan Salam membaca Amalan :
1. Istigfar 21x
2. Shalawat 21x
3.Zikir Toyibah 21x
4.Allahumma Fi Karomatil Akbar 21x
5. Bismillah Alif Lam Mim nurullah 21x

Kemudian membaca Tawasul/Silsilah, lalu zikir kembali dengan membaca Amalan dari no 1 sd no 5

Istighotsah


Dalam terminologi Jawa, apa yang di tahun belakang menimpa Indonesia dan negara-negara lain di seluruh dunia ini disebut “Pageblug”. “Pageblug” yang berasal dari bahasa Jawa berarti masa di mana banyak wabah penyakit menular. Dahulu kala Pagebluk diatasi dengan “ruwat” atau “ruwatan”.

Ruwatan berasal dari kata “ruwat” (Jawa) atau “ngarawat” (Sunda) yang berarti merawat atau mengumpulkan. Tradisi ruwatan biasanya digelar bertepatan dengan tahun baru Saka (Jawa) atau tanggal 1 Suro, atau tahun baru Islam, 1 Muharam.

Ruwat, menurut kamus, berarti: 1) pulih kembali sebagai keadaan semula (tentang jadi-jadian, orang kena tulah); dan 2) terlepas (bebas) dari nasib buruk yang akan menimpa.

Ruwatan merupakan sarana pembebasan atau penyucian manusia atas dosa dan kesalahannya yang berdampak kesialan di dalam hidupnya. Selain itu, ritual ini juga untuk melestarikan kebudayaan Jawa kuno yang bertujuan mencari kesejahteraan hidup.

Ritual ruwatan sering kali dianggap dekat dengan hal-hal yang berbau mistis, ini terlihat dari sesajen yang terlihat setiap ritual ruwatan digelar. Sesajen ini terdiri dari buah-buahan, sayuran, dan bahkan hewan seperti ayam atau kepala kerbau.

Selain serangkaian upacara, dalam ritual ruwatan para peserta juga menyaksikan bersama pertunjukan wayang kulit yang dimainkan seorang dalang yang memiliki keahlian khusus ruwatan.

Memang sepintas tak ada hubungan langsung antara pageblug dan ruwatan, tapi faktanya masyarakat ketika itu merasa terbebas dari pageblug setelah menggelar ruwatan. Mungkin juga karena sugesti. Hingga kini tradisi ruwatan itu masih terjaga dengan baik, terutama di masyarakat Jawa dan Sunda. Setelah Islam masuk ke Indonesia, tradisi pun kemudian bergeser. Ada semacam ritual penolak bala, tapi bukan dengan ruwatan. Yaitu dalam Islam dikenal “Istighotsah”, yang berarti minta pertolongan. Meminta pertolongan kepada Allah SWT ketika kita dalam keadaan sukar dan sulit, dan hanya Allah yang bisa menolongnya. Dengan kata lain, istighotsah adalah memohon pertolongan kepada Allah untuk terwujudnya sebuah “keajaiban” atau “mukjizat” atau sesuatu yang paling tidak dianggap tidak mudah bisa diwujudkan.

Dalam Istighotsah membaca Shalawat yang  diciptakan oleh Kyai Hasyim Ashari adalah “Li khomsatun uthfi biha harrol waba-il hatimah al musthofa wal murtadlo wabnahuma wa fatimah” sebanyak 1.217 kali

Gunung Kawi Malang Jawa Timur

Gunung Kawi merupakan tempat Ziarah Spiritual Wisatawan Lokal hingga Mancanegara.



Gunung yg berada di Malang, Jawa timur ini terdapat dua area Wisata Yaitu

1. Pasarean Gunung Kawi

Lokasi Jl Pesarean Sumbersari Wonosari Kec Wonosari Kabupaten Malang Jawa Timur

~ Makam Eyang Jugo/Kanjeng Kyai Zakaria II (wafat 22 Januari 1871) dan Raden Mas Imam Soedjono (wafat 8 Februari 1876). Mereka adalah tokoh bangsawan yang ikut menentang penjajah dibawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro.

~ Masjid Gunung Kawi

~ Klenteng Gunung Kawi

~ Gedung pertunjukan wayang kulit

2. Keraton Gunung Kawi 

Lokasi Area Gn Pitrang Balesari Kec Ngajum Kabupaten Malang

~ Dibangun pada tahun 861 M berdasarkan tulisan yang tertera pada Prasasti Batu Tulis di puncak Gunung Kawi. Pertapaan ini dibangun oleh Mpu Sendok (penguasa Mataram) pada masa dinasti Syailendra setelah berdirinya Candi Borobudur

~  Tempat para Raja Kediri, Mataram Kuno bertapa dan Moksa 

~ Tempat bertapanya para pendiri Singasari dan Majapahit

~ Sanggar Pamujaan dan tempat Moksa Prabu Kameswara Raja Kediri

~ Makam Ki Tunggul Manik dan Nyi Tunggul Menik

~ Vihara Dewi Kwan Iem

Pesona Alam Gunung Kawi sejuk dan tenang untuk wisata religius dan begitu khusus. Penulis menepis jika Gunung Kawi yang banyak orang tahu bahwa disana tempat mencari Pesugihan, tetapi Gunung Kawi adalah Gunung Sakral yang memiliki energi pantulan besar serta energi Spiritual Tinggi. Banyak Raja Nusantara di masa lalu melakukan Meditasi di Gunung Kawi untuk menggapai Kesejatian.

Pada tahun 2017 penulis di undang para Tokoh Spiritual untuk Acara Ruwatan dan Pagelaran Budaya Wayang Kulit di area parkir wisata Keraton Gunung Kawi yg diselenggarakan Perusahaan Indofood dan Bogasari.





Eyang Bathoro Katong Ponorogo Jawa Timur

Lokasi Plampitan Setono Kec Jenangan Kabupaten Ponorogo Jawa Timur
                                              





Kyai Ageng Kasan Besari Ponorogo Jawa Timur

Kyai Ageng Muhammad Hasan Besari

Lokasi Jinontro Tegalsari Kec Jetis 
Kabupaten Ponorogo Jawa Timur












Raden Jafar Shodiq Sunan Kudus Jawa Tengah

~ Sunan Kudus (Raden Jafar Shodiq)
Lokasi Kauman Pejaten Kec Kota Kudus Kab Kudus Jawa Tengah


Ki Ageng Tarub Grobogan Jawa Tengah

Lokasi Desa Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Jawa Tengah




Kurang lebih pada tahun 1300 M, ada utusan (mubalig) dari Arab yaitu Syaikh Jumadil Kubro. Beliau mempunyai putri bernama Ny. Thobiroh dan Ny. Thobiroh mempunyai putra Syeh Maulana. Disaat itu Syaikh Maulana mendapat perintah mengembangkan syariat Islam di pulau jawa sangat berat. Hal tersebut dikarenakan orang-orang Jawa banyak yang masih memeluk agama Hindu Budha, dan orang-orang jawa pada saat itu ahli bertapa, hingga orang Jawa banyak yang tebal kulitnya. Maka dari itu Syeh Maulana mulai memasukkan syareat Islam di tengah – tengah masyarakat Jawa, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara bertapa keatas pohon giyanti yang sangat besar, dimana diatas pohon tersebut terdapat tumbuhan simbar. Bertepatan itu di Surabaya terdapat Kerajaan Temas, rajanya bernama Singawarman dan mempunyai putri yang bernama Nona Telangkas. Dikala itu Nona Telangkas sudah dewasa, namun belum ada remaja yang berani meminangnya. Setelah itu Nona Telangkas diperintah oleh ayahnya supaya menjalankan bertapa ngidang yaitu masuk hutan selama 7 tahun, tidak boleh pulang atau mendekat pada manusia dan tidak boleh makan kecuali daun yang ada di hutan tersebut. Sehingga Nona Telangkas mempunyai nama Kidang Telangkas. Pada saat akan selesai bertapa, di tengah hutan tersebut Nona Telangkas melihat ada Telaga yang sangat jernih airnya. Kemudian dia mau mandi di telaga tersebut setelah melepas semua pakaian dia melihat di dalam air terdapat bayangan pria yang sangat tampan. Namun dikala itu Nona Telangkas telah terlanjur melepaskan semua pakaiannya. Akhirnya terpaksa menjeburkan diri di telaga tersebut, sambil mengucapkan dalam ucapan bahasa jawa “mboh gus wong bagus “.    
Setelah selesai mandi maka Nona Telangkas kembali pulang ke Kerajaan Temas (Surabaya) untuk menghadap orang tuanya. Namun Nona Telangkas disaat itu ternyata sudah dalam keadaan hamil maka setelah menghadap ayahnya beliau ditanya “Siapakah suamimu, sehingga engkau pulang dalam keadaan hamil ? “ Ditanya ayahnya berulang-ulang, dia tidak bisa menjawab. Namun di dalam hatinya Nona Telangkas teringat dalam pertapanya dikala akan selesai, dimana dia mandi di dalam telaga yang sangat jernih airnya, dan ternyata di dalam air tersebut terdapat bayangan pria yang sangat tampan. Maka disaat ditanya oleh sang ayah dia tidak bisa menjawab, namun didalam hatinya menjawab seperti diatas.
Maka akhirnya dia kembali masuk hutan untuk mas mencari tersebut. Disaat sampai di tengah hutan Nona Telangkas melahirkan bayi, sampai sekarang tempat tersebut diberi sebutan desa Mbubar. Setelah jabang bayi lahir lalu diajak mencari telaga, yang akhirnya menjumpai telaga yang terdapat bayangan pria yang tampan tersebut. Kemudian si jabang bayi diletakkan ditepi sendang telaga dan ditinggal pulang ke kerajaan Themas. Siapakah sebenarnya orang yang kelihatan bayangannya didalam sendang telaga, ternyata beliau adalah Kanjeng Syeh Maulana Maghribi yang sedang bertapa diatas pohon Giyanti. Dikala si jabang bayi Nona telangkas diletakkan dipinggir sendang telaga, Syeh Maulana berkata “ Nona Telangkas keparingan amanateng Allah kang bakal njunjung drajatmu kok ora kerso “ (dalam Bhs jawa).Yang akhirnya Syeh Maulana turun dari pertapanya dan menimang jabang bayi, kemudian dibuatkan tempat yang sangat indah yaitu Bokor Kencono . Dikala itu Dewi Kasian ditinggal wafat suaminya yang bernama Aryo Penanggungan, belum mempunyai putra, karena sayangnya Dewi Kasian terhadap suaminya, walau sudah wafat setiap saat dia selalu menengok makam suaminya. Maka dikala itu Syeh Maulana Maghribi membawa putranya yang telah dimasukkan bokor kencono dan diletakkan disamping makam Aryo Penanggungan. Di malam itu juga kebetulan Dewi Kasian keluar dari rumah menengok kearah makam suaminya, kelihatan sinar yang menjurat keatas dari arah makam suaminya, apakah sebetulnya sinar yang menjurat dari arah makam suaminya tersebut ? Ternyata setelah didekati adalah sebuah bokor kencono yang sangat indah, dan dibuka bokor tersebut ternyata didalamnya terdapat jabang bayi yang sangat mungil dan lucu sekali. Disaat itu Dewi kasian sangat terperanjat hatinya melihat si jabang bayi tersebut, dengan tidak disadari akhirnya bokor berisi jabang bayi dibawa pulang dengan lari dan mengucapkan : “kangmas Penanggungan wis sedo, kok kerso maringi momongan marang aku “. (dalam Bhs Jawa).Kabar mengenai orang yang telah meninggal tetapi bisa memberikan kepada istri jandanya, telah tersiar sampai ke pelosok negeri. Masyarakat berbondong – bondong ingin menyaksikan kebenaran berita tersebut, Akhirnya Dewi Kasian yang asalnya tidak punya harta benda apa – apa menjadi janda yang kaya raya, dari uluran orang – orang yang datang tersebut. Kemudian jabang bayi diberi nama Joko Tarub karena dikala masih bayi diambil Dewi Kasian dari atas makam Aryo Penanggungan yang makamnya dibuat makam Taruban. Pada usia kanak-kanak Joko tarub atau Sunan Tarub mempunyai kesenangan atau hobi menangkap kupu-kupu di ladang. Setelah masuk di tengah hutan bertemu orang yang sangat tua, dia diberi aji – aji tulup yang namanya tulup Tunjung Lanang. Tulup inilah yang akhirnya menjadi aji-aji sangat luar biasa untuk Kiai Ageng Tarub/ Sunan Tarub. Diwaktu mendapat tulup tersebut dia pulang dengan cepat menyampaikan berita kepada ibunya (Dewi Kasian) dan mengatakan bahwa dia di tengah hutan dijumpai seorang yang sangat tua memberi aji – aji tulup kepadanya. Namun karena sayangnya, Dewi Kasian tidak memperbolehkan putranya masuk hutan, karena khawatir kalau dimakan hewan buas atau dibunuh orang yang tidak senang kepadanya.
Namun karena Joko tarub tidak takut lebih-lebih mempunyai aji – aji tulup tersebut, maka Joko Tarub tetap senang masuk hutan untuk mencari burung. Sampai diatas gunung Joko Tarub mendengar suara burung yang sangat indah bunyinya yaitu burung perkutut. Kemudian didekati dan dilepaskan anak tulup kearah burung tersebut namun gagal. Akhirnya Joko Tarub berfikir dan menganggap bahwa burung ini tidak burung biasa. Kemudian terdengar lagi suara burung dari arah selatan, didekati dan dilepaskan lagi anak tulup kearah burung namun tidak mengenai burung itu dan ternyata anak tulup itu mengenai dahan jati. Tempat yang ditinggalkan burung tadi sekarang dinamai Dukuh Karang Getas. Karena sedihnya Joko tarub maka tempat yang ditinggalkan, sekarang dinamai Dukuh Sedah. Kemudian terdengar lagi suara burung dari arah selatan, didekati dari posisi yang strategis (burung dalam keadaan terpojok), maka anak tulup dilepaskan dan ternyata tidak kena dan burung terbang lagi ke selatan.
Tempat tersebut sekarang menjadi Dukuh Pojok. Burung terbang ke selatan dan hinggap diatas pohon asam oleh Joko Tarub dilepaskan lagi anak tulup kearah burung tetapi terbang lagi ke selatan, tempat yang ditinggalkan tadi menjadi Dukuh Karangasem. Diwaktu mengejar burung keselatan Joko Tarub merenungi burung tersebut, dalam ucapannya mengatakan ini burung atau godaan. Tempat merenungi Joko Tarub sekarang dinamai Desa Godan Joko Tarub mengejar terus burung kearah selatan, tempat melihatnya Joko Tarub sekarang dinamakan Dukuh Jentir. Joko Tarub terus melacak burung kearah tenggara kemudian berjumpa lagi dengan burung yang hinggap di pohon tetapi burung tersebut tidak bersuara. Setelah burung itu terbang lagi ke selatan dan tempat yang ditinggalkan tadi dinamakan Dukuh Pangkringan. Kemudian Joko Tarub melacak kearah selatan, setelah sampai ditempat yang sangat rindang disitulah burung terbunyi lagi.Namun Joko Tarub mendengar suara wanita yang baru berlumban (mandi) di dalam sendang. Disaat itu Joko Tarub lupa burung yang dikejar dia beralih mengintai suara wanita yang mandi di dalam sendang Ternyata para bidadari yang sedang dilihat, akhirnya Joko Tarub mengambil salah satu pakaiannya bidadari yang dengan tutup kemudian dibawa pulang dan disimpan dibawah tumpukan padi (lumbung) ketan hitam. Joko Tarub kembali lagi ke Sendang dengan membawa sebagian pakaian ibunya. Setelah sampai didekat sendang ternyata para bidadari sudah terbang kembali ke surga. Tinggal satu yang masih mendekam ditepi sendang dengan merintih dan berkata : “sopo yo sing biso nulung aku, yen wadon dadi sedulur sinoro wedi, yen kakung sanggup dadi bojoku“. Disaat itu Joko Tarub mendekati dibawah pohon sambil mendengarkan ucapan bidadari tersebut dan menolong bidadari dengan melontarkan pakaian ibunya. Setelah bidadari berpakaian diajak pulang kerumah ibunya dan disampaikan kepada ibunya bahwa putri ini adalah putri dari sendang yang baru terlantar dan minta tolong kepada siapun : Jika yang menolong pria akan dijadikan suaminya. Akhirnya Joko tarub menikah dengan bidadari tersebut yang bernama Nawang Wulan. Adapun sendang yang dibuat lomban para bidadari, sekarang dinamakan sendang Coyo.Kemudian Joko Tarub dengan Nawang Wulan mempunyai tiga putri yaitu : Nawang sasi, Nawang Arum, Nawang Sih. Pada waktu bayinya, Nawang Sih mengalami satu riwayat yang sangat hebat yaitu dikala Nawang Sih masih di ayunan, ibunya mau mencuci pakaian di sungai dan berpesan pada Joko Tarub agar mengayun putrinya dan jangan membuka kekep (penutup masakan). Namun setelah Nawang Wulan pergi ke sungai, Joko Tarub penasaran akan pesan istrinya, maka dibukalah kekep tersebut, setelah melihat didalam kukusan, ternyata yang dimasak istrinya hanya satu untai padi. Joko Tarub mengucapkan (Masya Allah, Alhamdulilah istriku yen masak pari sak uli ngeneki tho, lha iyo parine ora kalong – kalong. Tak lama kemudian istrinya datang lalu membuka masakan tersebut, ternyata masih utuh padi untaian. Kemudian istrinya menegur suaminya bahwa pasti kekep tadi dibuka, sehingga terjadi pertengkaran. Akhirnya Nawang Wulan menyadari sehingga harus dibuatkan peralatan dapur (lesung, alu, tampah) Setelah kejadian itu Nyi Nawang Wulan kalau mau masak harus menumbuk padi dulu, sehingga lambat laun padi yang ada di lumbung makin habis. Setelah sampai padi yang bawah sendiri yaitu padi ketan hitam, ternyata pakaiannya diletakkan disitu dan diambil kemudian menghadap suaminya. Akhirnya terjadi pertengkaran yang hebat, ternyata yang mengambil pakaiannya waktu disendang dulu adalah Joko Tarub sendiri. Kemudian Nyi Nawang Wulang ingin pulang kembali ke surga dan berpesan kepada suaminya : Bila putrinya menangis minta mimik agar diletakkan didepan rumah diatas anjang – anjangTetapi setelah Nawang Wulan sampai di Surga di tolak oleh teman-temannya karena sudah berbau manusia. Kemudian Nyi Nawang Wulan turun lagi ke bumi namun tidak ada maksud kembali kerumah suaminya. Dia ingin bunuh diri naik di gunung Merbabu meloncat ke laut selatan. Setelah sampai di laut selatan Nyi Nawang Wulan perperang dengan Nyi loro Kidul, dan akhirnya Nyi Nawang Wulan mendapat kejayaan, sehingga laut selatan dikuasai oleh Nyi Nawang Wulan. Jadi yang ada dilaut selatan ada tiga putri yaitu : Nyi Nawang Wulan, Nyi Loro Kidul, Nyi Blorong. Setelah Joko Tarub ditinggal Nyi Nawang Wulan dia hidup dengan putrinya Nawang Sih. Disaat itu di Kerajaan Majaphit yang diperintah Prabu Browijoyo kelima ditinggal wafat istrinya, sehingga Prabu Browijoyo sakit dan tidak mau menduduki kursi kerajaan, dan setiap malam kalau tidur ditepi Kerajaan. Suatu malam dia bermimpi bila sakitnya ingin sembuh maka harus mengawini putri Wiring Kuning, kemudian raja terbangun dari tidurnya. Akhirnya para patih diperintah untuk mengumpulkan semua putri – putri. Setelah diteliti dan disesuaikan dengan mimpinya tersebut akhirnya menjumpai putri Wiring Kuning yang ternyata adalah pembantunya sendiri. Akhirnya dikawinilah putri tersebut dan dilarang untuk keluar dari taman kaputren karena malu jika ketahuan orang bahwa raja mengawini pembantunya sendiri. Setelah jabang bayi lahir raja Brawijaya memanggil saudaranya (Juru Mertani) supaya memelihara dan mengasuh bayi tersebut. Kemudian bayi tersebut diberi nama Bondan Kejawan (Lembu Peteng).Dimasa kanak-kanak Bondan Kejawan, ayah asuhnya atau Juru Mertani akan membayar pajak kekerajaan disaat itu Bondan Kejawan mendengar bahwa ayahnya akan kekerajaan dan dia ingin ikut tetapi tidak diperbolehkan. Namun dia lari dulu dan sampai di Kerajaan dia langsung masuk dan naik keatas kursi raja. Kemudian membunyikan Bende Kerajaan. Sang raja mendengar bunyi bende kerajaan dan marahlah, anak tersebut ditangkap dan dimasukkan kedalam sel kerajaan. Tidak lama kemudian datanglah Juru Mertani dengan membawa padi untuk membayar pajak. Selesai membayar pajak dia menghadap sang raja dan menanyakan anak kecil yang membunyikan bende kerajaan. Diberitahukan kepada sang raja bahwa anak kecil itu putra sang raja sendiri. Kemudian raja memanggil anak kecil itu dan membawa kaca untuk melihat wajahnya sendiri dengan wajah anak tersebut. Ternyata Beliau yakin dan percaya bahwa anak tersebut putranya sendiri. Kemudian Juru Mertani disuruh sang raja untuk mengantarkan putranya ke Saudaranya yaitu Ki Ageng Tarub dan putranya agar diasuh dan dipeliharanya. Disaat itu Ki Ageng Tarub mengasuh dua anak kecil yaitu Bondan Kejawan dan anaknya sendiri. Setelah masuk remaja Bondan Kejawan diperintah ayah asuhnya agar bertapa ngumboro yaitu disuruh ke sawah selama tujuh tahun dan tidak boleh pulang kalau belum diambil. Setelah sampai waktunya Nawang Sih diperintah ayahnya supaya memasak yang enak, setelah memasak agar mengambil saudaranya Bondan Kejawan yang berada ditengah sawah. Setelah sampai dekat gubug yang ditempati Bondan Kejawan, Disaat itu Bondan Kejawan sedang istirahat diatas gubug.
Nawang Sih memanggil Bondan Kejawan dari bawah gubug. Bondan Kejawan terperanjat atas panggilan Nawang Sih karena tidak tahu akan kedatangannya, sehingga Bondan Kejawan jatuh dari atas gubug dan memegang bahunya Nawang Sih. Sampai dirumah Nawang Sih memberitahukan orang tuanya bahwa tadi bahunya dipegang oleh Bondan Kejawan. Tetapi sang ayah malah memberi tahu Nawang Sih akan dijodohkan dengan Bondan Kejawan, dan akhirnya mereka menikah. Kemudian lahirlah anak yang diberi nama Ki Ageng Getas Pandowo (Ki Abdulloh). Bondan Kejawan meneruskan Bopo Morosepuh dan diberi nama Ki Ageng Tarub II, sedang Ki Ageng Getas Pandowo diberi nama Ki Ageng Tarub III. Tempat pertapaan Bondan Kejawan (Lembu Peteng) sekarang terdapat disebelah tenggara makam Ki Ageng Tarub I, dukuhan sebelahnya dinamakan Desa Barahan. Selanjutnya Ki Ageng Tarub III (Getas Pandowo) mempunyai putri banyak dan yang terkenal adalah Ki Ageng Abdurrohman Susila (Ki Ageng Selo).
Adapun adanya Ki Ageng Tarub adalah merupakan suatu karomah dari Allah yang diberikan kepada Syeh Maulana Maghribi dengan Dewi Telangkas (Nona Telangkas) yang melahirkan Ki Ageng Tarub. Adapun karomah yang diberikan Allah kepada Ki Ageng Tarub I yaitu kawin dengan Bidadari yaitu Nawang Wulan. Adapun cucu Ki Ageng Tarub I adalah Ki Ageng Selo yang mendapat karomah dari Allah yaitu dapat menangkap petir. Dari Beliaulah terlahir raja-raja ditanah jawa. Makam Ki Ageng Tarub terletak di desa Tarub Kecamatan Tawangharjo ± 10 km dari Kabupaten Grobogan.
Ditulis oleh: Taufiq Yusuf - sumber Grobogan.org
                            

Astana Ratu Kalinyamat/Sultan Hadlirin Jepara Jawa Tengah

Kanjeng Ratu kalinyamat Jepara
> Sulthan Hadlirin
> Syaikh Raden Abdul Jalil/Sunan Jepara
Lokasi Mantingan, Kec. Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah






Prabu Srimakurung Handayaningrat/Ki Ageng Pengging Sepuh Boyolali Jawa Tengah

Lokasi Gedong Jembungan Kec Banyudono Kab Boyolali Jawa Tengah

~ Sri Makurung Handayaningrat/Ki Ageng Pengging sepuh

> Dyah Ayu Retno Kedhaton Putri Prabu Brawijaya V
> Pemandian Umbul Pengging
Lokasi Dukuh Kec Banyudono Kab Boyolali Jawa Tengah

~ Ki Ageng Kebo Kenongo/Ki Ageng Pengging (ortu Mas Karebet/Joko Tingkir)


~


Syaikh Maulana Maghribi Parangtritis DIY

Syaikh Maulana Maghribi  Bukit  Parangtritis Bantul  DIY





Cepuri Parangkusumo Parangtritis DIY

Pantai Parangtritis Kec Kretek Kab Bantul DIY



Nyai Roro Kidul, demikian ejaan sebenarnya dari tulisan di Babad Tanah Jawi. Tapi entah kenapa beredar dan terkenal dengan nama yang salah baca, Kanjeng Ratu Kidul!

Bahkan ada perbedaan persepsi yang meluas dan diyakininya, bahwa antara Nyai Roro Kidul dan Kanjeng Ratu Kidul itu berbeda.

Artinya, Roro Kidul itu patih, sedangkan Kanjeng Ratu Kidul itu ratunya. 

Namun, Babad Tanah Jawi tak menyebutkan itu.

Kedudukannya berhubungan dengan Merapi-Keraton-Laut Selatan yang berpusat di Kesultanan Solo dan Yogyakarta. 

Pengamat sejarah kebanyakan beranggapan, keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi kekuasaan dinasti Mataram.

Keraton Surakarta menyebutnya sebagai Kanjeng Ratu Ayu Kencono Sari.

Ia dipercaya mampu untuk berubah wujud beberapa kali dalam sehari.

Sultan Hamengkubuwono IX menggambarkan pengalaman pertemuan spiritualnya dengan sang Ratu; ia dapat berubah wujud dan penampilan, sebagai seorang wanita muda biasanya pada saat bulan purnama, dan sebagai wanita tua di waktu yang lain.

Nyi Roro Kidul juga dikabarkan adalah pemberi restu para Walisongo untuk menyebarkan Islam di selatan Jawa.

Dalam Serat Darmogandul, sebuah karya sastra Jawa Baru yang menceritakan jatuhnya Majapahit akibat serbuan Kerajaan Demak, 

Ni Mas Ratu Anginangin adalah ratu seluruh makhluk halus di pulau Jawa dan memiliki kerajaan di laut selatan. 

Hampir seluruh isi Serat Darmagandul merupakan bentuk turunan dari cerita babad Kadhiri.

Pramoedya Ananta Toer. Dalam pidatonya saat menerima penghargaan Ramon Magsaysay 1988, Pram menyebut cerita Ratu Kidul hanya mitos.

Melalui pidato tertulis berjudul Sastra, Sensor dan Negara: Seberapa Jauh Bahaya Membaca? Pram mencoba menjelaskan bagaimana penyair Istana Mataram menciptakan mitos Nyi Roro Kidul sebagai kompensasi kekalahan Sultan Agung ketika menyerang Batavia dua kali (1628 dan 1629) serta kegagalan Sultan Agung menguasai jalur perdagangan di Pantai Utara Jawa.

Untuk menutupi kehilangan itu, penyair Jawa menciptakan Dewi Laut Nyi Roro Kidul sebagai selimut, bahwa Mataram masih menguasai laut, di sini Laut Selatan (Samudera Hindia). Mitos ini melahirkan anak-anak mitos lainnya: bahwa setiap Raja Mataram memiliki seorang dewi,” kata Pram.

Menurut Pram, berangkat dari mitos Nyi Roro Kidul, muncul mitos tabu lainnya, seperti larangan memakai baju hijau di pantai selatan. Padahal, itu hanyalah bentuk kebencian penyair terhadap Kompeni. Hijau, kata Pram, mewakili warna pakaian tentara Belanda.

Dalam sebuah pidato di Istana Merdeka, 17 Juli 1959 saat melantik R.E. Martadinata sebagai Kepala Staf Angkatan Laut.

Dalam kesempatan itu, Soekarno menceritakan, sejak era Mataram Islam, terdapat tradisi bahwa seorang raja dapat menjadi besar jika beristrikan Nyi Roro Kidul.

Kemudian, dalam Musyawarah Nasional Maritim, 23 September 1963, nama Nyi Roro Kidul juga kembali muncul.

“Kepercayaan ini berisi satu simbolik bahwa tidak bisa seseorang raja, bahwa tidak bisa sesuatu Negara di Indonesia ini menjadi kuat jikalau tidak dia punya raja kawin beristrikan Ratu Roro Kidul,” kata Soekarno kala itu.

Pantai Parangkusumo dan Parangtritis di Yogyakarta sangat berhubungan dengan legenda Kanjeng Ratu Kidul. 

Parangkusumo merupakan tempat Panembahan Senapati bertemu Kanjeng Ratu Kidul. 

Saat Sri Sultan Hamengkubuwono IX meninggal tanggal 3 Oktober 1988, majalah Tempo menulis bahwa para pelayan keraton melihat penampakan Kanjeng Ratu Kidul untuk menyampaikan penghormatan terakhirnya kepada sri sultan.

Naskah tertua yang menyebut-nyebut tentang tokoh mistik ini adalah Babad Tanah Jawi. Panembahan Senopati adalah orang pertama yang disebut sebagai Raja yang menyunting Sang Ratu Kidul. (catatan: baru muncul di jaman Mataram Islam)

Penghormatan serta pemuliaan kepada Kanjeng Ratu Kidul juga terdapat pada sebuah kelenteng yang terletak di bilangan Pekojan, Jakarta Barat, yaitu di Vihara Kalyana Mitta. Terdapat kepercayaan bahwa mitos mengenal Nyi Roro Kidul (dalam hal ini, nama Nyai Roro Kidul hanya menjadi panggilan populer Kanjeng Ratu Kidul) berasal dari kepercayaan Siwa-Buddha di Indonesia, yaitu kepercayaan kepada Dewi Tara (Bodhisatwa).

Sebelum Wakanda populer, Atlantis lebih dulu dikenal sebagai utopia klasik umat manusia. Atlantis adalah lokasi peradaban maju dari masa ribuan tahun lalu yang memiliki teknologi canggih, kendaraan terbang, kekayaan alam, dihuni manusia ras unggul, dan berlokasi di Indonesia. 

Tunggu dulu, memangnya Atlantis bukan cuma mitos?

Bagi Komunitas Turangga Seta, peradaban kuno itu ada, jejaknya tertimbun di bawah Indonesia modern, serta jauh lebih keren daripada Wakanda.

Komunitas ini bahkan mengklaim sudah berhasil menemukan lokasi persis Atlantis yang hilang: 200 mil dari pantai selatan Pulau Jawa...

Di Pantai Parangkusumo tertinggal jejak percakapan batin dengan huruf Kawi bahasa Jawa kuno.

Sang Putri dengan dandanan yang tidak sekuno yang banyak di lukis dan di bicarakan orang.

Wajah oval cantik seperti berdarah campuran dengan rambut sebahu lebih sedikit.

Dan juga bukan memakai pakaian berwarna hijau. Tidak juga pakai kemben.

...Melihat ke tengah laut miring ke kiri tidak jauh di sana ada Gunungan Emas sebagai Wahyu dan tanda wilayah kerajaan yang tak lekang oleh zaman.

Setidaknya masih ada sekarang ini.

Makam Raja Mataram Islam Kotagede DIY




Makam Raja Raja Mataram Islam Kotagede DIY

> Sulthan Hadiwijaya

> Ki Ageng Pemanahan

> Panembahan Senopati

> Ki Juru Mertani

> Sendang Seliran kakung dan Sendang putri didalam komplek makam Kotagede

> Masjid gede Mataram Sumber mata air kemuning

Lokasi jl Masjid Besar Mataram, Sayangan, Jagalan, Banguntapan, Bantul DIY

Pasarean Ki Ageng Giring /Nyi Ageng Giring Gunung Kidul DIY


Pesarean / Makam Ki Ageng Giring, Pemilik Wahyu Mataram Islam di jawa.

Berdirinya Kerajaan Islam di jawa tidak bisa lepas dari dua tokoh legendaris yaitu Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Pemanahan, dua tokoh inilah yg menerima wahyu mataram islam,Ki Ageng Giring saat bertapa di gunung kidul,dan Ki Ageng Pemanahan bertapa di Kembang lampir giri sekar panggang.
Ki Ageng Giring memiliki peran besar dalam berdirinya Kerajaan Mataram Islam,Pada waktu masih muda Ki Ageng Giring memiliki nama Raden Mas Kertanadi.
Berdasarkan cerita yang berkembang di kalangan masyarakat setempat, Ki Ageng Giring III adalah keturunan dari Brawijaya (Raja Majapahit).
Beliau adalah sesepuh Trah Mataram yang sangat di hormati.
Ayahanda Ki Ageng Giring adalah Prabu Brawijaya raja Majapahit, sedangkan ibunya bernama Retno Mundri.
Beliau bertemu dan berguru pada Kanjeng Sunan Kalijaga,beliau juga seperguruan dengan Ki Ageng Pemanahan. Keduanya adalah para tokoh legendaris yang mengembara dari istana untuk mengembangkan kekuatan spiritual dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat Perlu diketahui, bahwa setelah hancurnya kerajaan Majapahit, putra-putri Prabu Brawijaya menyebar ke berbagai wilayah di tanah Jawa, bahkan sampai Bali dan Lombok.
Ki Ageng Giring III menikah dengan Nyi Talang Warih,dari pernikahan tersebut dua orang anak, yaitu Rara Lembayung dan Ki Ageng Wonokusumo yang nantinya menjadi Ki Ageng Giring IV.
Isyarat akan turunnya wahyu Kraton Mataram di perbukitan kidul atas petunjuk Sunan Kalijaga, seorang tokoh spiritual dan guru agama yg mampu melihat dengan pandangan lahir batin atas suatu persoalan masyarakat.
Oleh Sunan Kalijaga, Ki Ageng Giring III dan Ki Ageng Pemanahan dianggap sebagai santri yang mampu menjalankan tirakat dengan kuat untuk menyangga negeri, Untuk mengupas keterkaitan kisah tersebut tidak bisa lepas dari perjalanan Ki Ageng Pemanahan mengawal Sultan Hadiwijaya di Kraton Pajang.
Lahumul alfatihaah Ki Ageng Giring.

Referensi dari berbagai sumber
Lokasi foto :
Tambakrejo,Giring,Kec : Paliyan,Kab : Gunungkidul,DIY 



Khayangan Dlepih Wonogiri


Bangunsari Dlepih Kec Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah  

Konon jika berada di kawasan Kahyangan Dlepih tidak boleh mengenakan pakaian warna hijau pupus dan kain bermotif parangklitik. Bagi yang meyakini, apabila larangan (pamali) ini dilanggar maka yang bersangkutan bakal kalap (tewas). Begitu disakralkan, tempat ini kerap dimanfaatkan orang untuk meditasi dan ngalab berkah pada malam Selasa Kliwon juga Jumat Kliwon. Terlebih di malam menjelang pergantian tahun Jawa (bulan Suro). Banyak pendatang dari luar daerah, terutama dari daerah Yogyakarta dan Surakarta, bertirakatan di sana.
Kesakralan hutan Kahyangan Dlepih kian terasa manakala dijumpai beberapa petilasan serba batu. Salah satunya, petilasan Selo Gapit atau Penangkep berupa dua buah batu besar yang pada bagian atasnya saling bersentuhan mirip gapura.
Ada juga petilasan yang disebut Selo Payung karena bagian atasnya melebar menyerupai payung. Ketika didekati, tercium jelas aroma bakar dupa. Para pelaku ritual biasanya melakukan doa atau tapa di petilasan ini. Dipercaya, petilasan Selo Payung adalah tempat Raja pertama kesultanan Mataram, Raden Danang Sutawijaya atau bergelar Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa melakukan semedi.
"Nama Kahyangan ini sudah ada jauh sebelum Wangsa Sanjaya, sebelum ada Panembahan Senopati, Nyi Puju, Kyai Puju. Ketika itu masih zaman perwayangan atau kedewatan, dewa-dewi dipercaya bisa terlihat oleh manusia".
Jauh sebelum Panembahan Senopati, Kahyangan sudah digunakan oleh para Brahmana, begawan termasuk kalangan ksatria dari masa Majapahit untuk tempat bertapa. Ki Juru Martani juga pernah bertapa di Kahyangan sebelum mengabdi kepada keraton.
"Kebanyakan leluhur , terutama para brahmana dan golongan ksatria dari zaman Kadewatan, yang ingin mendekat pada para dewa akan melakukan ritual doa dan tapa disini .Tidak menutup kemungkinan zaman Mataram Kuno, Singosari Ken Arok, Majapahit Raden Wijaya juga Mataram Baru".
Kemudian batu-batu akik yang dipercaya berasal dari tasbihnya Panembahan Senopati dan Sunan Kalijaga itu pun telah dipakai para brahmana dan begawan dalam tiap upacara keagamaan. Nah, sungai berbentuk kolam di kawasan tersebut atau dikenal Kedung Pesiraman, yang airnya bersumber dari sebuah tempuran air terjun, adalah pemandian para bidadari.
Ki Ageng Pemanahan, ayah Panembahan Senopati merupakan cucu Raden Depok atau Ki Ageng Getas Pandowo. 
Raden Depok sendiri anak buah perkawinan Raden Bondhan Kejawan dengan Dewi Nawang Sih, seorang putri dari Nawang Wulan dan Jaka Tarub.