Syaikh Abu Yazid Al Busthami


Sebagai seorang sufi yang masyhur melalui kisah-kisah mahabbah-nya kepada Allah, Abu Yazid Al-Busthami yang saat kecil dipanggil Thaifur mempunyai pandangan tersendiri tentang hakikat cinta kepada Allah SWT.

Al-Busthami menyatakan bahwa cinta seorang hamba kepada Allah tidak lain karena Cinta-Nya kepada hamba tersebut. Hal ini menyiratkan bahwa sesungguhnya manusia tidak akan dapat mencintai Allah, karena cinta itu sendiri hadir dari Allah untuknya.

Abu Yazid Al-Busthami berkata: “Aku baru sadar, kukira aku bisa mencintai-Nya.Ternyata cintaku kepada-Nya selama ini akibat Cinta-Nya kepadaku.”

Perkataan sufi abad ke-3 hijriah berkebangsaan Persia yang lahir pada 804 M di Bustam, Persia ini diungkap oleh Pakar Tasawuf KH M. Luqman Hakim yang ditulis dalam akun twitter pribadinya @KHMLuqman, Jumat (25/5).

Semacam kesaksian dari sufi bernama lengkap Abu Yazid Thaifur ibn Isa ibn Surusyan al-Busthami itu memberikan petunjuk kepada setiap manusia bahwa hakikat kebaikan pada dirinya tidak lain hanyalah sebab kebaikan Allah.

Kiai Luqman mencontohkan ketika seseorang berdoa kepada Allah. Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor itu memberikan penjelasan bahwa manusia tidak perlu berpikir doanya terkabul atau belum, melainkan harus bersyukur dirinya masih ditakdirkan oleh Allah untuk memanjatkan doa.

“Berdoalah dengan mewujudkan kehambaanmu kepada-Nya. Bergembira bukan karena ijabah-Nya tapi karena engkau ditakdirkan masih bisa bermunajat kepada-Nya,” ungkap Kiai Luqman.

“Berdoalah untuk menjaga kefakiranmu, kehinaanmu, kelemahanmu, ketakberdayaanmu di hadapan-Nya,” sambung penulis buku Jalan Hakikat ini.