Sejarah Serat Wedhatama


KGPAA MANGKUNEGARA IV DAN SERAT WEDHATAMA

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV lahir pada tanggal 3 Maret 1811 (Senin Pahing, 8 Sapar 1738 tahun Jawa Jumakir, Windu Sancaya) dengan nama kecil Raden Mas Sudira.

Semasa bertahta, MN IV mendirikan pabrik gula di Colomadu (sebelah barat laut kota Surakarta, telah ditutup) dan Tasikmadu, memprakarsai berdirinya Stasiun Kereta Api Solo Balapan sebagai bagian pembangunan jalur rel kereta api Solo – Semarang, kanalisasi kota, serta penataan ruang kota.

Pada masa pemerintahannya, pihak istana Mangkunegaran menulis kurang lebih 42 buku, di antaranya Serat Wedhatama, dan beberapa komposisi gamelan. 

Salah satu karya komposisinya yang terkenal adalah Ketawang Puspawarna, yang turut dikirim ke luar angkasa melalui Piringan Emas Voyager di dalam pesawat antariksa nirawak Voyager I tahun 1977.

Apa yang hilang dari pemahaman Serat Wedhatama? Yang kurang adalah pemahaman dasar tentang keyakinan KGPAA Mangkunegoro IV. Dia mengabdikan diri pada ajaran leluhur Jawa, titik.

Dia tidak mengharapkan kita untuk mengikutinya; ia hanya menyampaikan pemikiran dan pengalaman pribadinya. Hidup kita adalah pilihan kita sendiri untuk melakukan apa yang ingin di lakukan. Perbedaan utama antara keyakinannya dan keyakinan yang lain adalah tentang cara menemukan Tuhan. Dalam kepercayaan leluhur Jawa, pelajaran mendasar untuk menemukan Tuhan hanya dapat dilakukan melalui pemahaman mengenai tubuh, pikiran dan jiwa kita. Jadi, dia mencari kedalam diri sendiri melalui pemahaman tentang Meditasi Raga (Tubuh), Cipta (Pikiran), Jiwa (Ruh) dan akhirnya (jika Anda rajin) semoga Tuhan memberkati dengan Meditasi ROSO sebagai yang terakhir dan tertinggi. Banyak orang yang tidak memahami perkataannya, meski dibaca berkali-kali dan selalu memaksakan keyakinannya pada naskah ini. Dia menyebutkan ini dengan jelas di Sinom - ayat no. 24

Lamun sira paksa nulad,

Tuladhaning Kangjeng Nabi,

O, ngger kadohan panjangkah,

Wateke tan betah kaki,

Rehne ta sira Jawi,

Sathithik bae wus cukup,

Aywa guru aleman,

Nelad kas ngepleki pekih,

Lamun pangkuh pangangkah yekti karahmat.

Terjemahan bahasa Indonesia

Kalau kau ingin meniru,

karakter dari Nabi itu

Anakku, kau melangkah terlalu jauh,

budayanya berbeda,

karena kamu orang Jawa

dan kesederhanaan adalah hidup kita,

kelancangan bukan diri kita.

Mereka mendambakan meniru hidup kita,

tetapi, kalau kamu mengerti Jawa,

kamu pasti mengerti.

Kalau kau ingin meniru,

karakter dari Nabi itu

Anakku, kau melangkah terlalu jauh,

budayanya berbeda,

karena kamu orang Jawa

dan kesederhanaan adalah hidup kita

Dalam Serat Wedhatama ditekankan pentingnya memahami makna 'Bersatu dengan Tuhan'

Sebab, penjelasan detail tentang spiritualisme Jawa sejati yang masih bisa dibaca hingga saat ini dan mengupas secara lengkap makna hidup manusia -dari lahir hingga meninggal dunia- tertulis dalam Wedhatama; yang diciptakan oleh Mangkunegoro IV  (1809-1881)

Serat Wedhatama yang ditulis oleh Mangkunegoro IV sebenarnya karena kekecewaannya terhadap sikap keluarga dan anak kandungnya yang mengagungkan ajaran agama yang datang dari luar Jawa (rantau) dan merendahkan ajaran spiritualisme Jawa yang telah terbukti ketahanannya selama ribuan tahun.

Dalam Serat Wedhatama diajarkan hal-hal sebagai berikut:

1. Agama atau ageman bukan hanya tentang fisik; tetapi juga berupa makna yang harus dipahami dalam kehidupan

2. Ageman harus mampu membuat manusia berproses secara mandiri dan tidak tergantung pada petunjuk Kitab Suci manapun, atau Nabi dsb; yang bahasanya tidak diketahui atau dimengerti

3. Dalam Serat Wedhatama ditekankan pentingnya memahami makna 'Manunggaling Kawulo Gusti'

Banyak orang berpikir bahwa; kerendahan hati adalah kemiskinan, itu adalah konsep yang salah. 

Anda bisa menjadi sekaya yang Anda inginkan, tetapi Anda juga bisa menjalani hidup Anda sesederhana yang Anda inginkan. 

Jadilah kaya dan tetap rendah hati dalam hidup Anda.