Meditasi Jawa


Kemandirian dalam mengatur kehidupan tanpa bantuan kitab-kitab agama atau nabi manapun yang disebut Manunggaling Kawulo Gusti .

Dalam Serat Wedhatama diajarkan 4 macam ibadah :

1.      Sembah Raga

2.      Ciptaan Ibadah

3.      Menyembah Jiwa

4.      Menyembah Rasa

Dari 4 tingkatan proses ini akan menuju Cahaya Ilahi

Dari dahulu, ajaran spiritualisme Jawa ini tidak mengenal ajaran yang penuh tabir yang menunjukkan hasil rekaan yang bisa dilihat dari cara menggunakan amalan dan mantra yang aneh-aneh. Spiritualisme Jawa tujuannya hanya ingin menemukan Cahaya Ilahi. 

Dan juga ajaran spiritualisme Jawa; dari dahulu tertib, teratur, runtut dan harmonis. Disini ditekankan bahwa Sembah Raga tidak lah cukup untuk dapat mencapai Cahaya Ilahi. Tetapi harus ditingkatkan sampai mencapai Sembah Roso. Didalam Serat Wedhatama proses ini diuraikan semuanya

Mengenai Cahaya Ilahi; hal ini tidak dapat dicari dan diciptakan. Karena dalam spiritualisme Jawa; di percaya bahwa Cahaya Ilahi adalah anugerah yang akan diberikan kepada semua orang (tanpa terkecuali) yang telah mencapai Sembah Roso.

'Manunggaling Kawulo Gusti' adalah pencapaian paling sempurna dari Ibadah Roso yang dianugerahkan Cahaya Ilahi (menyatu dengan Cahaya Ilahi). Dalam proses ini; Cahaya Ilahi tidak lagi dicari. Namun proses ini telah menyatu dengan manusia tanpa harus mencari lagi.

Pencapaian ini adalah pencapaian tertinggi dari manusia dalam pencarian Cahaya Ilahi. Hal ini yang disebut sebagai ‘Sangkan Paraning Dumadi’

Dalam Serat Wedhatama ada 4 macam meditasi:

1.      Meditasi sebagai Ritual

2.      Meditasi untuk Sang Pencipta

3.      Meditasi untuk Roh-diri

4.      Meditasi dengan Roso (merupakan gabungan dari ketiganya)

Ini adalah 4 tahap proses meditasi yang akan mengarah pada Cahaya Ilahi

Ajaran spiritualisme Jawa sejak awal tidak mengenal ajaran yang kabur yang menunjukkan hasil palsu yang terlihat dari penggunaan Mantra yang aneh dan praktek-praktek gaib lainnya. Tujuan spiritualisme Jawa hanya untuk menemukan Energi Ilahi Tuhan

Dan juga ajaran spiritualisme Jawa; sejak awal adalah: tertib, teratur, padu dan serasi. Ditekankan di sini bahwa Ibadah sebagai Ritual saja tidak cukup untuk mencapai Energi Ilahi. Namun harus ditingkatkan hingga mencapai Ibadah bersama Roso. 

Serat Wedhatama menjelaskan segalanya tentang proses ini.

'Manunggaling Kawulo Gusti' adalah pencapaian paling sempurna dari Meditasi Roso yang diberikan oleh Energi Ilahi (menyatu dengan Energi Ilahi). Dalam proses ini; Energi Ilahi tidak lagi dicari. Tetapi terintegrasi dengan orang tersebut tanpa perlu mencarinya lagi.

Pencapaian ini adalah tingkat tertinggi yang dapat dicapai manusia mana pun dalam pencarian Energi Ilahi. Ini disebut 'Sangkan Paraning Dumadi.

Menurut Spiritualisme Jawa; Harta, kemakmuran dan kemiskinan itu apa sebetulnya?

Didalam ajaran Jawa intinya adalah keselarasan jiwa dan raga. Tidak ada keharusan untuk menjadi Kaya atau Miskin. Semuanya harus disesuaikan dengan masing2 jiwa dan raganya.

Tidak ada larangan untuk menjadi sangat kaya tetapi diharapkan keselarasan dalam berkehidupan dengan lingkungannya Juga, tidak dianjurkan untuk menjadi sangat miskin diharapkan keselarasan dengan sewajarnya dalam berkehidupan

Kemakmuran tidak dimaksudkan sebagai kekayaan yang melimpah; tetapi memiliki penghasilan yang cukup untuk dirinya atau keluarganya

Intinya semuanya diharapkan seimbang dan selaras

Mengenai, Serat Wedhatama terdiri dari:

1.      Pangkur - Pemujaan tubuh

2.      Sinom - Penciptaan Penyembahan

3.      Pucung – Sembah Jiwa

4.      Gambuh – Menyembah Rasa

Bagaimana penerapannya dalam Meditasi Jawa?

Tentang Serat Wedhatama, yang terdiri dari:

1.      Pangkur - Meditasi Tubuh

2.      Sonoma – Meditasi Cipta

3.      Pucung - Meditasi Jiwa

4.      Gambuh - Perasaan Meditasi

Pelaksanaan meditasi tersebut di Jawa dapat dikategorikan dalam dua kelompok

Kelompok pertama: mengikuti semua 4 meditasi langkah demi langkah dan setiap langkah membutuhkan proses dan waktu

Kelompok kedua: mereka dapat melakukan semua proses (keempat meditasi) dalam satu waktu

Kedua kategori tersebut harus melalui proses yang tidak mudah dan waktu yang lama. Yang membedakan adalah pemahaman meditator terhadap proses yang dilaluinya.

Yang harus dipahami terlebih dahulu adalah: dalam Serat Wedhatama bagian ke 1  pada hakikatnya merupakan gambaran dasar kehidupan manusia di dunia nyata. Hal-hal yang diuraikan dalam Pangkur merupakan pedoman dasar bagi manusia dalam mempersiapkan diri menuju kesempurnaan.

Sembah Raga adalah penghormatan atau meditasi yang hanya dilakukan oleh tubuh kita. Tidak masalah, apa agama Anda dan meditasi ini paling sering dilakukan dan diajarkan kepada masyarakat umum yang ingin belajar meditasi untuk tujuan apapun. Meditasi Raga tidak bergantung pada ritual atau prosesi tertentu. Meditasi dapat dilakukan di mana saja dan oleh siapa saja

Padahal ini hanyalah Meditasi yang paling dasar; namun harus dipahami dengan benar agar bisa melanjutkan ke level berikutnya. Banyak orang menganggap Meditasi ini tidak berguna; namun sebenarnya Meditasi ini adalah awal dari pemahaman dan kemampuan untuk menuju ke tingkat yang lebih tinggi.

Yang ke 2 : Meditasi Sinom – Cipta. Bisakah Anda menjelaskan artinya?

Sinom dalam kehidupan digambarkan seperti anak yang menjelang dewasa (masa remaja) yang umumnya berada ditahap mencari Jati Diri, ingin berontak keluar dari aturan dll. 

Oleh karena itu, didalam Sinom dilakukan yang disebut Sembah Cipta.

Di dalam Sinom, di ajarkan mengenai cara untuk mengatur keinginan2 yang bergejolak dalam diri manusia. Sembah Cipta ini ditujukan agar manusia itu belajar memahami dirinya sendiri.

Disini diberi contoh nama2 besar di Jawa yang melakukan hal ini, seperti: Panembahan Senopati, Ratu Kidul dll. Disini di berikan gambaran bahwa kekayaan, kecantikan, kedudukan dan kewibawaan pun belum tentu bisa memberikan ketenangan batin.

Juga dijelaskan bahwa mempelajari ilmu2 yang datang dari luar belum tentu bisa memberikan ketenangan batin, juga.

Intinya adalah: Sembah Cipta ini adalah peningkatan diri dari Sembah Raga untuk bisa mengatur keinginan keduniawian manusia. Jadi, Sembah Cipta adalah meditasi yang lebih mendalam; dalam hal memahami diri sendiri.

Meditasi Ke 3 adalah Meditasi Pucung – Jiwa. Apa yang dimaksud dengan Meditasi Jiwa?

Pada Meditasi Jiwa ini, yang melaksanakan sudah mulai memahami Sembah Raga dan Sembah Cipta. Didalam Sembah Jiwa ini; pelaku meditasi belajar untuk mengenal Ruh diri sendiri. Karena didalam Meditasi Cipta di pelajari cara mengatur semua sifat keduniawian maka didalam Meditasi Jiwa ini pengenalan diri sudah lebih mendalam dan ketenangan jiwa sudah lebih bisa dikuasai.

Didalam Meditasi Jiwa ini, para pelaksana sudah terlihat di dalam kehidupan kesehariannya menjadi lebih sabar dan keinginan keduniawiannya sudah tidak menggebu-gebu lagi.

Jadi, peningkatan pemahaman ini dapat dilihat dari perilaku pelaksananya.

Dan, didalam meditasi Jiwa ini karena sudah lebih mengenal Ruh diri sendirinya; pelaksana sudah mulai belajar mengenal ROSO. Didalam Sembah Jiwa ini sudah mulai muncul kesadaran untuk menuju Sang Pencipta.

Bagaimana dengan meditasi ke 4 ?

(Meditasi Roso) Didalam Sembah Roso ini; pelaku dalam meditasinya sudah bisa memisahkan antara Roso dan Pangroso. Jadi didalam manembah benar2 Ruh sejatinya

Inilah yang disebut Manunggaling Kawulo Gusti dan Sangkan Paraning Dumadi

Inilah Meditasi Jawa yang sesungguhnya dan yang dituju oleh manusia.

Portal Pintu Gerbang Roh

Tubuh manusia memiliki banyak ganglia – namun satu-satunya yang diketahui adalah ulu hati. Seringkali juga dikaitkan dengan peran yang melampaui efek organik dan menyentuh area emosi dan kehidupan psikis. Apakah ini suatu kesalahan, ataukah ulu hati sebenarnya berhubungan dengan peristiwa non-materi?

Tugas solar plexus adalah menerima informasi dan keputusan dari inti non-materi seseorang, dari roh. Dari sini, impuls roh diteruskan ke otak, pusat kesadaran kita sehari-hari.

Tempat kedudukan kepribadian manusia adalah ruh non-materinya, sedangkan otak hanyalah alat yang disediakan baginya.

Agar informasi yang berasal dari ruh dapat sampai ke otak, diperlukan jalur komunikasi. Di dalam tubuh, jalur ini dimulai pada tingkat solar plexus, yang sampai batas tertentu mewakili 'pintu gerbang' bagi roh ke tubuh.

Gambaran ini mendapat konfirmasi anatomi: ulu hati terletak di antara dua cabang sistem saraf otonom yang berasal dari sepersepuluh dari dua belas pasang saraf kranial.

Pleksus surya dan 'tali perak'

Pleksus surya juga merupakan tempat di mana orang-orang waskita mengenali 'tali perak', yang menghubungkan tubuh dan jiwa. Tali perak itu seperti tali pusar yang terbuat dari bahan yang lebih halus dan memungkinkan jiwa menghidupkan tubuh fisik. Tali perak juga disebutkan dalam Alkitab (Pengkhotbah 12, 6), dengan putusnya tali ini menyebabkan terpisahnya tubuh dan jiwa, sehingga menyebabkan kematian.

“Teratai ketiga terletak di dekat pusar dan memiliki 10 kelopak. Dikatakan memberikan segala sesuatu yang baik, termasuk kebahagiaan. Nama yang diberikan untuk pusat ini adalah Teratai Manipura, dan Yogi yang merenungkan pusat suci ini akan memperoleh kebahagiaan sempurna. Dia mampu menghancurkan kesedihan atau penyakit. Dia juga mampu memasuki tubuh orang lain dan memperoleh kekuatan mentransmutasikan logam, menyembuhkan orang sakit, dan kemampuan clairvoyance. Warnanya emas.”

Bait ke-13 Serat Wedhatama Mangkunegara 1V

Tan samar pamoring suksma,

Sinuksmaya winahya ing ngasepi,

Sinimpen telenging kalbu,

Pambukaning warana,

Tarlen saking liyep layaping aluyup,

Pindha pesating sumpena,

Sumusuping rasa jati.

Dalam Hening

Munculah Sang Sukma Sejati

Yang tersimpan di " Telenging Ati "

Sebagai pembuka tirai,

Antara keadaan jaga dan tidur,

Seperti kilatan mimpi,

Merasuknya Rasa sejati.

Sejarah Serat Wedhatama


KGPAA MANGKUNEGARA IV DAN SERAT WEDHATAMA

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV lahir pada tanggal 3 Maret 1811 (Senin Pahing, 8 Sapar 1738 tahun Jawa Jumakir, Windu Sancaya) dengan nama kecil Raden Mas Sudira.

Semasa bertahta, MN IV mendirikan pabrik gula di Colomadu (sebelah barat laut kota Surakarta, telah ditutup) dan Tasikmadu, memprakarsai berdirinya Stasiun Kereta Api Solo Balapan sebagai bagian pembangunan jalur rel kereta api Solo – Semarang, kanalisasi kota, serta penataan ruang kota.

Pada masa pemerintahannya, pihak istana Mangkunegaran menulis kurang lebih 42 buku, di antaranya Serat Wedhatama, dan beberapa komposisi gamelan. 

Salah satu karya komposisinya yang terkenal adalah Ketawang Puspawarna, yang turut dikirim ke luar angkasa melalui Piringan Emas Voyager di dalam pesawat antariksa nirawak Voyager I tahun 1977.

Apa yang hilang dari pemahaman Serat Wedhatama? Yang kurang adalah pemahaman dasar tentang keyakinan KGPAA Mangkunegoro IV. Dia mengabdikan diri pada ajaran leluhur Jawa, titik.

Dia tidak mengharapkan kita untuk mengikutinya; ia hanya menyampaikan pemikiran dan pengalaman pribadinya. Hidup kita adalah pilihan kita sendiri untuk melakukan apa yang ingin di lakukan. Perbedaan utama antara keyakinannya dan keyakinan yang lain adalah tentang cara menemukan Tuhan. Dalam kepercayaan leluhur Jawa, pelajaran mendasar untuk menemukan Tuhan hanya dapat dilakukan melalui pemahaman mengenai tubuh, pikiran dan jiwa kita. Jadi, dia mencari kedalam diri sendiri melalui pemahaman tentang Meditasi Raga (Tubuh), Cipta (Pikiran), Jiwa (Ruh) dan akhirnya (jika Anda rajin) semoga Tuhan memberkati dengan Meditasi ROSO sebagai yang terakhir dan tertinggi. Banyak orang yang tidak memahami perkataannya, meski dibaca berkali-kali dan selalu memaksakan keyakinannya pada naskah ini. Dia menyebutkan ini dengan jelas di Sinom - ayat no. 24

Lamun sira paksa nulad,

Tuladhaning Kangjeng Nabi,

O, ngger kadohan panjangkah,

Wateke tan betah kaki,

Rehne ta sira Jawi,

Sathithik bae wus cukup,

Aywa guru aleman,

Nelad kas ngepleki pekih,

Lamun pangkuh pangangkah yekti karahmat.

Terjemahan bahasa Indonesia

Kalau kau ingin meniru,

karakter dari Nabi itu

Anakku, kau melangkah terlalu jauh,

budayanya berbeda,

karena kamu orang Jawa

dan kesederhanaan adalah hidup kita,

kelancangan bukan diri kita.

Mereka mendambakan meniru hidup kita,

tetapi, kalau kamu mengerti Jawa,

kamu pasti mengerti.

Kalau kau ingin meniru,

karakter dari Nabi itu

Anakku, kau melangkah terlalu jauh,

budayanya berbeda,

karena kamu orang Jawa

dan kesederhanaan adalah hidup kita

Dalam Serat Wedhatama ditekankan pentingnya memahami makna 'Bersatu dengan Tuhan'

Sebab, penjelasan detail tentang spiritualisme Jawa sejati yang masih bisa dibaca hingga saat ini dan mengupas secara lengkap makna hidup manusia -dari lahir hingga meninggal dunia- tertulis dalam Wedhatama; yang diciptakan oleh Mangkunegoro IV  (1809-1881)

Serat Wedhatama yang ditulis oleh Mangkunegoro IV sebenarnya karena kekecewaannya terhadap sikap keluarga dan anak kandungnya yang mengagungkan ajaran agama yang datang dari luar Jawa (rantau) dan merendahkan ajaran spiritualisme Jawa yang telah terbukti ketahanannya selama ribuan tahun.

Dalam Serat Wedhatama diajarkan hal-hal sebagai berikut:

1. Agama atau ageman bukan hanya tentang fisik; tetapi juga berupa makna yang harus dipahami dalam kehidupan

2. Ageman harus mampu membuat manusia berproses secara mandiri dan tidak tergantung pada petunjuk Kitab Suci manapun, atau Nabi dsb; yang bahasanya tidak diketahui atau dimengerti

3. Dalam Serat Wedhatama ditekankan pentingnya memahami makna 'Manunggaling Kawulo Gusti'

Banyak orang berpikir bahwa; kerendahan hati adalah kemiskinan, itu adalah konsep yang salah. 

Anda bisa menjadi sekaya yang Anda inginkan, tetapi Anda juga bisa menjalani hidup Anda sesederhana yang Anda inginkan. 

Jadilah kaya dan tetap rendah hati dalam hidup Anda.

Konsep Manunggaling Kawulo Gusti

Kantuk Yang Tak Berujung Lelap 

Konsep Manunggaling Kawulo-Gusti adalah sebuah konsep tentang apa yang oleh Serat Wedhatama diistilahkan sebagai “Roroning Atunggil” 

Konsep kemanunggalan dalam budaya Jawa bukanlah kemanunggalan di mana dua unsur melebur menjadi satu dan tak lagi dapat dibedakan. Kawula dan Gusti, meski tak dapat dipisahkan, tapi tetap dapat dibedakan. 

Seperti yang diperlambangkan oleh Wedhatama dengan Gula dan Manisnya.

Pada konsep Ketuhanan, istilah pamor tersebut dapat terjadi ketika segala hijab (warana) antara kawulo (suksma sejati) dan Gusti (suksma kawekas) tersingkap. 

Suasana itu tak ubahnya suasana 

Kantuk Yang Tak Berujung Lelap 

(Liyep Layaping Aluyup).

Liyep layaping aluyup terjadi ketika frekuensi otak berkisar di antara 7-13 Hz. 

Di antara pikiran sadar dan bawah sadar, yang membelah tetapi juga menyatukannya, terletak tingkat kesadaran ketiga: Supra Sadar. Keadaan ini dimulai pada garis pemisah yang halus antara tidur dan bangun. 

Jika Anda dapat menangkap pikiran Anda tepat pada saat Anda tertidur, atau pada saat yang sekilas sebelum kesadaran Anda naik ke kesadaran penuh, Anda mungkin menemukan bahwa Anda dapat dengan lembut tergelincir ke alam semi- Super Sadar, atau masuk ke dalam kesadaran Supra Sadar penuh.

Tan samar pamoring suksma

Sinuksmaya winahya ing asepi

Sinimpen Telenging Kalbu

Pambukaning warana

Tarlen saking liyep layaping aluyup

Pindha pesating sumpenan

Sinimpen ing rasa jati

—Serat Wedhatama

Tiada ragu berkumpulnya Suksma

Merasuk ke wadah keheningan

Dipendam dalam Pusat Hati

Tersingkapnya hijab 

Tiada lain seperti kantuk yang tak berujung lelap 

Tersusupi Rasa Sejati.

Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti

Tuhan Didalam Diri

Rahasia Suci yang disembunyikan dari bangsa-bangsa di masa lalu telah diungkapkan kepada Anda. Paulus adalah seorang Ibrani dan dia juga seorang Yahudi. Sangat penting untuk mengetahui siapa Paulus. Itu bukan orang yang sebenarnya. Itu adalah sekolah pemikiran gnostik, itu adalah kebijaksanaan esoteris. Siapa pun itu, mungkin sekelompok orang, mungkin sebuah sekolah, mungkin Apollo, karena itulah artinya. Ada empat kasta menurut freemason. Kita hidup di bawah sistem freemason apakah Anda suka atau tidak. Menurut sistem ini, ada empat kasta spiritual umat manusia. Ada orang Ibrani di atas, dan ada kasta di atasnya – disebut Kelios, yang disempurnakan, dan jumlahnya sangat, sangat sedikit. Lalu orang Yahudi, lalu orang Israel dan coba tebak siapa yang paling bawah? Orang Kristen. Mereka adalah prajurit infanteri. “Pergilah berperang. Kami akan membuat seragam seperti yang telah kami lakukan sebelumnya.” Ini bukan ras, ini kasta. Paulus adalah orang Ibrani dan Yahudi tetapi dia tidak menyadari pangkat Telios di atasnya tetapi dia jelas salah satu dari para freemason yang mengetahui Ilmu Rahasia. Dan rahasia Suci adalah Kristus di dalam, bukan Kristus di luar karena tidak pernah ada.”

Di bawah otak bagian dalam terdapat kolostrum, atau dikenal juga sebagai kolostrum suci karena mengeluarkan cairan. Sekresi dan rahasia adalah kata yang sama. Cairan tersebut melewati kelenjar pineal dan kelenjar pituitari dan berubah menjadi gaya listrik. Ada tiga saraf yang menuju ke tulang belakang, yaitu sumsum tulang belakang, pingala, dan ida. Pingala berasal dari kelenjar pineal dan bersifat elektrik serta jantan, dan menuju ke sumsum tulang belakang.

Di sisi lain adalah kelenjar pituitari, yang feminin dan merupakan “Maria”… “Joseph dan Maria, madu dan susu karena mereka masing-masing mengeluarkan madu dan susu. Dia mengirimkan energi magnetik. Cairan tersebut mengalir hingga ke chakra sakral, chakra bawah kedua, di bawah ulu hati. Sakral adalah kata rahasia dan rahasianya ada di atas di surga, di otak besar, kolostrum suci, atau dengan kata lain, Kolostrum Santa dan Anda harus turun hingga ke cerobong asap untuk membawa hadiah ke tempat suci tempat pleksus suci terhubung ke lima tulang sakral dari 33 ruas tulang belakang.

Ada 5 bagian tulang belakang. Bagian paling bawah kedua adalah 5 tulang belakang yang menyatu yang disebut “tulang belakang sakrum”, jadi ini adalah “Rahasia Suci”. Setiap 29 setengah hari, bulan akan berada di tanda matahari Anda saat Anda lahir. Saat bulan ada di sana, dalam cairan itu ada benih yang lahir dan lahir di Ulu Hati, Telenging Ati, atau di sebut sebagai: Solar Plexus. 

Jadi setiap bulan, saat bulan berada di tanda matahari Anda, “benih” itu ditempatkan di Betlehem. Betlehem adalah ulu hati. 

Itu adalah Virgo di cakra ke-3, ulu hati, daerah perut. Itulah Betlehem, rumah roti. Virgo adalah orang yang memegang selubung gandum di tangannya. Beth berarti “rumah” dan lehem berarti “roti”. Dia adalah ibu perawan dari anak itu, benih yang lahir di ulu hati setiap bulan. Jika kita memakan buahnya, minum alkohol atau berhubungan seks selama masa menstruasi, benih itu akan terbuang sia-sia, hilang selamanya. Pria yang sedang orgasme baru saja menyia-nyiakan benih itu dan ia telah merusak sekresi Kristus yang berasal dari Sinterklas, kolostrum, yang dibedakan oleh kedua orang tua anak itu, Yusuf dan Maria yang sedang menantikan kedatangan Kristus kembali. Jika Anda tidak menyia-nyiakan benih Kristus itu, Anda kemudian dapat mengubah benih itu saat ia terus bergerak ke atas dan kembali ke tempat asalnya.

Yang terjadi pada akhirnya adalah cairan ini sampai ke suatu tempat yang disebut pons dan medula oblongata, yang merupakan salah satu dari empat otak manusia. 

Kita memiliki otak besar, otak kecil, medula oblongata, dan ulu hati. 

Ketika sampai di sana, cairan ini melewati saraf pneumogastrik: pneumo yang berarti udara, atau paru-paru, dan gastrik adalah lambung. Jadi, ini adalah saraf yang mensuplai lambung dan paru-paru. Jika Anda melihatnya, saraf ini tampak seperti pohon. Kedua saraf tersebut berasal dari kelenjar pineal dan kelenjar pituitari di salah satu dari empat ruang yang disebut empat ventrikel di otak. Di antara kedua kelenjar tersebut terdapat talamus optikus.

Ketika minyak naik dan melewati saraf pneumogastrik, ia akan “disalib”. Yusuf dan Maria senang bahwa putra mereka disalibkan karena kecuali ia disalibkan, ia tidak dapat menyelamatkan dunia. Anda tidak dapat diselamatkan kecuali minyak itu menyentuh thalamus optikus, yang berbentuk seperti Telur.

Telur kosmik di mana Semar lahir. 

“Karena kami adalah Tanah Suci.”

Manunggaling Kawulo Gusti

 

Jangan percaya bahwa pembebasan dan samsara ada di suatu tempat di luar sana, ia ada di sini, dalam diri kita. 

Intinya adalah ini: kita perlu tahu bagaimana untuk melarutkan pikiran. Tanpa mengetahui ini, kita tidak dapat menghapus karma dan emosi mengganggu. Dan dengan demikian fenomena karma tidak lenyap; pengalaman terdelusi tidak berakhir. Kita memahami juga bahwa satu pikiran tidak dapat membatalkan pikiran lain. Satu-satunya yang dapat melakukan ini adalah 'keterjagaan bebas-pikiran' (thought-free wakefulness). Ini bukan suatu keadaan yang jauh dari kita: 'keterjagaan bebas-pikiran' benar-benar ada bersama dengan setiap pikiran, tidak terpisahkan darinya -- tapi pemikiran mengaburkan atau menyembunyikan kenyataan mendasar ini. 'Keterjagaan bebas-pikiran' langsung muncul pada saat pikiran larut, pada saat pikiran lenyap, menghilang, runtuh.

Cukup tangguhkan pemikiran Anda dalam keadaan jaga tanpa-melekat: itulah pandangan yang benar. Satu hal penting dalam ajaran tentang intisari pikiran adalah bahwa ajaran itu harus sederhana dan mudah untuk dilatih. Semakin sedikit Anda melekat dan memegang, semakin terbuka dan bebas ia.

Batin adalah kosong, sadar, menyatu, tak terbentuk. Harap jadikan arti dari kata-kata ini sesuatu yang menunjuk pada pengalaman Anda sendiri. Anda juga dapat mengatakan, batin adalah "kesatuan tak-terbentuk dari pengenalan-kosong." Ini adalah kata-kata yang sangat berharga dan mendalam. "Kosong" berarti bahwa pada dasarnya batin ini adalah sesuatu yang kosong. Hal ini mudah untuk disepakati : kita tidak bisa menemukannya sebagai benda. Ia tidak dibuat kosong oleh siapa pun, termasuk oleh kita -- sekadar kosong secara alami, sejak awal begitu.

Pada saat yang sama, kita juga memiliki kemampuan untuk tahu, untuk mengenal, yang juga sesuatu yang alami dan tidak dibuat. Kedua kualitas ini -- kosong dan tahu -- bukan dua entitas yang terpisah. 

Keduanya adalah kesatuan tak terpisahkan. 

Setiap kali ada pikiran dualistik, ada pengalaman terdelusi. Pengalaman terdelusi dari makhluk hidup disebut tidak murni karena terlibat dengan karma dan emosi-mengganggu. Dalam pengalaman terdelusi, ada upaya untuk menerima dan menolak, ada harapan dan ketakutan. Harapan dan ketakutan adalah menyakitkan : itulah penderitaan. Setiap kali ada pemikiran, terdapat harapan dan ketakutan. Setiap kali ada harapan dan ketakutan, di situ ada penderitaan.

Pengalaman meditasi seorang yogi bebas dari membiarkan pikiran normal. Ini adalah sesuatu yang lain daripada terlibat dalam pemikiran normal. Kita bisa menamakannya keadaan shamatha atau vipassana atau nama lain, tetapi pada dasarnya tidak sama dengan berpikir biasa. Pengalaman-pengalaman meditasi seorang yogi adalah baik dan mereka menjadi nyata karena membiarkan batin menetap dalam keseimbangan. Yang paling terkenal dari suasana batin meditatif disebut kebahagiaan, kejernihan dan tanpa-pikiran. Suasana batin itu terjadi selama meditasi vipassana, tetapi dapat juga muncul selama praktik shamatha. Melalui pelatihan meditasi, pikiran menjadi lebih jelas, lebih jernih. 

Tetapi jika kita tidak terhubung dengan seorang guru yang kompeten dan jika kita tidak tahu cara-cara yang tepat dalam menangani keadaan-keadaan meditatif ini, kita mungkin menganggap bahwa kita adalah makhluk tercerahkan yang luar biasa. Itu menjadi hambatan; bahkan dapat menjadi rintangan yang berat.

Pencerahan yang Sebenarnya

 

Permata Berharga

Pencerahan pertama adalah Penyatuan dengan Tuhan (Manunggaling Kawulo Gusti) "Aku tidak ada yang ada hanyalah Tuhan."

Pencerahan kedua Pencerahan yang sebenarnya adalah Tuhan sirna (Aku tidak ada dan Tuhan pun tidak ada). Dalam versi yang sering saya ceritakan Tuhan itu adalah : Tuan. Sedang Tuhan yang sebenarnya adalah "The Unknown" Ada banyak orang yang berkhotbah tentang mengulang nama Tuhan dan meditasi, berpura-pura menjadi ahli yang sangat maju. Mereka mengklaim sebagai Master, sehingga mereka dapat mengumpulkan banyak penonton dan memamerkan keterampilan mereka. Tetapi pertunjukan bakat seperti itu bukanlah tanda pencapaian spiritual. 

Pencapaian spiritual menghindari publisitas. Latihan spiritual harus dilakukan dalam KEHENINGAN, jauh dari pandangan umum. Nama dan wujud Tuhan dipuja sebagai "permata berharga". Permata berharga tidak dibawa sebagai barang dagangan ke pasar. Hanya sayuran yang dipamerkan untuk dilihat semua orang.

Ajaran Sejati

Semua cerita, penjelasan, dan semua yang saya sebut pengetahuan hanyalah untuk hiburan, hanya agar kita dapat berhubungan satu sama lain pada tingkatan pribadi dan agar kita lebih bahagia saat bersama-sama. 

Tetapi, jangan membawa terlalu banyak sampah bersama Anda, karena itu bukanlah ajaran yang sejati. Ajaran yang sejati selalu tanpa bahasa, dan Anda selalu mengetahuinya. 

Anda tahu itu dari dalam : dengan tepat, sempurna, tanpa suatu penjelasan, dan tanpa pertukaran kata-kata. Banyak orang berpikir bahwa mereka telah kosong dan memperoleh Tao atau menyadari Kebuddhaan, Manunggaling Kawulo Gusti, dan sebagainya. 

Mereka berpikir bahwa mereka sudah tidak punya hasrat lagi, tidak punya apa pun, tidak punya, dan bahwa sejak mereka mengenakan baju longgar dan mencukur rambutnya, mereka sudah beres, berarti mereka semuanya kosong. Tetapi, sesungguhnya tidaklah demikian. Kekosongan bukanlah dari luar, itu berasal dari dalam. 

Jadi, begitu Anda menyadari bahwa Anda kosong, maka Anda tidak demikian, karena masih ada kesadaran di sana. Dan bau Zen Anda masih sangat kuat. Orang mengatakan itu sebagai “Penyakit Zen”. Jadi, kalau Anda memilikinya, sebaiknya Anda pergi ke dokter untuk menghilangkannya.





Meditasi Mencapai Keheningan

Meditasi pada Kesenjangan untuk Mencapai Keheningan Batin

Di India, ada pepatah yang mengatakan bahwa jika airnya deras, Anda tidak dapat melihatnya. Di sisi lain, jika airnya tenang, Anda akan dapat melihat menembusnya. 

Dengan cara yang sama, ketika pikiran dan emosi Anda tenang, Anda dapat melihat sifat sejati Anda. Anda dapat mencapai kesatuan dengan jiwa Anda yang lebih tinggi. 

Dalam agama Buddha ini disebut “Menyadari sifat Buddha (yang lebih tinggi) seseorang.”

Bagaimana Anda mencapai keheningan? Anda tidak mencapai keheningan dengan menghentikan proses berpikir, tetapi dengan menyadari keheningan batin. 

Di manakah lokasi keheningan batin ini? Itu ada di "celah". 

Mantra OM membantu, tetapi itu tidak cukup. Yang lebih penting adalah menyadari interval antara dua OM. Di antara dua OM ada celah atau keheningan. Ini disebut Meditasi di Celah.

Meditasi Kesadaran

Ketika Anda melakukan Meditasi Kesadaran pada Nafas, Anda tidak hanya harus menyadari inhalasi dan ekshalasi. 

Yang lebih penting adalah bahwa seseorang harus menyadari jarak antara menghirup dan menghembuskan napas, dan antara menghembuskan napas dan menarik napas. Di dalam celah ini ada keheningan. Seseorang harus berulang kali menyadari keheningan ini.

Berlatih Meditasi Kesadaran pada Pikiran

Anda tidak hanya harus waspada terhadap pikiran yang masuk dan keluar dari pikiran, tetapi juga waspada terhadap jeda atau celah di antara kedua pikiran tersebut, karena dalam celah ini terdapat keheningan. 

Dengan berulang kali menyadari keheningan batin ini, seseorang akan dapat mencapai perluasan kesadaran. 

Latihan mengulang mantra juga bagus, tetapi seperti latihan meditasi lainnya, lebih penting untuk menyadari celah antara kedua mantra karena keheningan ada di celah itu. 

Mazmur 46:10 menyatakan, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah .”

Tanda Penglihatan ketika Laku Samadhi

 

1. Laku semedi yang teracap kali melihat satu bintang berkerlip atau bercahaya, sebentar-sebentar hilang, sebentar-sebentar datang untuk menggoda badanmu, tandanya kamu belum betul dari semedimu.

2. Laku semedi yang teracap kali bisa melihat sebagian api merah atau bintang merah ini juga ada yang kurang baik dalam jasadmu, tandanya ada yang kotor dalam cipta-mu. Sebab hal itu berasal dari hawa nafsu kekotoranmu sendiri.

3. Laku semedi yang teracap kali kelihatan asap bergulung-gulung, bertimbun-timbun, itu pertanda ciptamu tidak bagus. Sebab itu berasal dari hawa kejahatanmu sendiri.

4. Laku semedi yang satu tempo badan jasad ini bisa bergerak-gerak seperti ada lindu/gempa. Tandanya cipta-mu payah dan mengandung keinginan yang susah diturutinya dan uap darah sendiri yang menimbulkan barang paksaan.

5. Laku semedi waktu tafakur di dalam hati penglihatan dan perasaan kita bisa berlipat hingga tiga (3) sampai lima (5) besarnya orang, ini tandanya kamu punya dasar yang kurang bagus. Itu berasal dari keinginan yang sudah terlalu melekat di dalam cipta dan susah dibuang. Walau dalam hal ini, kamu bisa melihat berwarna-warni bintang (biru, hijau, merah, putih). Ini berasal dari godaan dirimu sendiri.

6. Laku semedi yang bisa melihat potret dirinya sendiri, laksana melihat rupa di dalam kaca, ini yang paling bagus. 

Hati, usus, jantung, paru-paru, limpa ini bisa kelihatan wujud di depan mata dan bergerak-gerak, itu perkakas sama bernafas, dan sebentar-sebentar kelihatan rupanya sendiri seperti di waktu terang bulan, ini yang dibilang semedi betul.


Tanda Kemajuan Spiritual

Suara Halus Yang Menunjukkan Kemajuan Spiritual 

Ketika Yoga memasuki kondisi trance yang lebih dalam, panas Kundalini mulai mengalir ke seluruh tubuh, tubuh halus diaktifkan dan otak mengalami keheningan alami yang bergema. Yogin mengalami rasa kemurnian, peremajaan dan kewaspadaan di dalam. Pada titik ini, seseorang mungkin mendengar suara-suara halus di telinga, mencium bau dupa yang terbakar atau wewangian bunga (yang tidak berasal dari duniawi) dan melihat dunia gaib. Suara yang didengar yogi cenderung bervariasi tergantung pada kesadaran batin yang sedang diselaraskan. 

Postingan ini adalah kumpulan dari suara-suara halus seperti yang dicatat dalam berbagai kitab suci kuno. Seperti yang kita lihat, ada banyak kesamaan dalam deskripsi ini.

Yoga Upanishad

Yoga Upanishad adalah bagian dari Upanishad yang berisi berbagai teknik dan pengalaman Yoga. Bagian berikut adalah dari Hamsa-Upanishad :

Itu (#Nada, suara) (mulai terdengar seperti) dari sepuluh jenis. Yang pertama adalah Chini (seperti bunyi kata itu); yang kedua adalah Chini-Chini; yang ketiga adalah suara bel; yang keempat adalah keong; yang kelima adalah Tantiri (kecapi); yang keenam adalah suara Tala (simbal); yang ketujuh adalah seruling; yang kedelapan adalah Bheri (drum); yang kesembilan adalah Mridanga (gendang ganda); dan kesepuluh adalah awan (yaitu, guntur). Dia mungkin mengalami kesepuluh tanpa sembilan suara pertama (melalui inisiasi seorang Guru). Dan ini dari Nadabindu-Upanishad (ayat 31–41)

Yogi harus selalu mendengarkan suara (nada) di bagian dalam telinga kanannya. Suara ini, bila terus-menerus dipraktekkan, akan menenggelamkan setiap suara (dhvani dari luar …. Dengan bertahan … suara akan terdengar semakin halus. Mula-mula akan seperti apa yang dihasilkan oleh lautan (jaladhi), awan (jimuta), gendang ketel (bheri), dan air terjun (nirjhara).… Sesaat kemudian akan seperti suara yang dihasilkan oleh tabor (mardala, atau gendang kecil), lonceng besar (ghanta), dan gendang militer (kahala), dan akhirnya seperti suara denting lonceng (kinkin), seruling bambu (vamsa), kecapi (vina) dan lebah (bhramara). (Guy Beck, Sonic Theology, hlm 93-103)

Darsana-Upanishad ( 6.36.-38) menjelaskan suara yang terdengar ketika kesadaran menjadi terpusat di Brahmarandhra (ubun- ubun anterior), yang terletak di wilayah tengah atas kepala,

Ketika udara (prana) memasuki Brahmarandhra, nada (suara) juga dihasilkan di sana. awalnya menyerupai suara ledakan keong (sankha-dhvani) dan seperti tepukan guntur (megha-dhvani) di tengah; dan ketika udara telah mencapai bagian tengah kepala, seperti deru katarak gunung (giri-prasravana) Setelah itu, 0 Yang Bijaksana! Atman, sangat senang, akan benar-benar muncul di depanmu. Kemudian akan ada kematangan pengetahuan Atman (Ilahi) dari Yoga dan penolakan oleh Yogi dari keberadaan duniawi. (Guy Beck, Sonic Theology , hlm 93-103)

Shiva-Samhita

Wahyu ini berasal dari Shiva-Samhita.  Biarkan dia menutup telinga dengan ibu jarinya…. Ini adalah #Yoga yang paling saya cintai. Dari berlatih ini secara bertahap, Yogi mulai mendengar suara mistik (nadas). Bunyi pertama seperti dengungan lebah yang mabuk madu (matta-bhrnga), selanjutnya dari seruling (venu), lalu harpa (vina); setelah ini, dengan latihan Yoga secara bertahap, sang penghancur kegelapan dunia, ia mendengar suara lonceng yang berbunyi (ghanta) kemudian terdengar seperti gemuruh guntur (megha). (Guy Beck, Sonic Theology, hlm 93-103)

Teks teosofi

Dalam bukunya The Voice of the Silence , HPBlavatksy menjelaskan tentang suara yang dirasakan selama peningkatan penyerapan dalam keadaan trance. Ini adalah kutipannya, Sebelum Anda menginjakkan kaki Anda di atas anak tangga atas, tangga suara mistik, Anda harus mendengar suara Tuhan batin Anda dalam tujuh cara.

Yang pertama seperti suara merdu burung bulbul yang melantunkan lagu perpisahan dengan jodohnya.

Yang kedua datang sebagai suara simbal perak Dhyanis, membangunkan bintang-bintang yang berkelap-kelip.

Selanjutnya adalah seperti alunan merdu dari bidadari laut yang terkurung dalam cangkangnya.

Dan ini diikuti oleh nyanyian Vina.

Yang kelima seperti suara seruling bambu yang melengking di telingamu.

Selanjutnya berubah menjadi tiupan terompet.

Yang terakhir bergetar seperti gemuruh awan guntur yang tumpul.

Yang ketujuh menelan semua suara lainnya. Mereka mati, dan kemudian tidak terdengar lagi. (HP Blavatsky, Suara Keheningan )

Hatha Yoga Pradipika

Dalam Hatha Yoga Pradipika, syair berikut (nomor syair ditunjukkan dalam tanda kurung) merinci suara halus yang terdengar.

(69) Ketika simpul Brahma (dalam hati) ditembus oleh Pranayama, maka semacam kebahagiaan dialami dalam kekosongan hati, dan suara anahat, seperti berbagai suara gemerincing perhiasan, terdengar di dalam tubuh.

(72) Dengan cara ini simpul Wisnu (di tenggorokan) ditusuk yang ditandai dengan kenikmatan tertinggi yang dialami, Dan kemudian suara Bheri (seperti pemukulan saluran air ketel) berkembang dalam ruang hampa di tenggorokan.

(73) Pada tahap ketiga, suara genderang diketahui muncul di Sunya (ruang) di antara alis, dan kemudian Vayu pergi ke Mahasunya, yang merupakan rumah bagi semua siddhi.

(75) Ketika simpul Rudra ditusuk dan udara memasuki takhta Tuhan (ruang antara kedua alis), maka suara yang sempurna seperti seruling dihasilkan.

(84) Pada tahap pertama, suara-suara menggelegar, menggelegar seperti pemukulan drum ketel dan gemerincing. Pada tahap peralihan, mereka seperti yang dihasilkan oleh Keong, Mridanga , Lonceng, & c.

(85) Pada tahap terakhir, bunyinya mirip dengan bunyi denting, suling, veena, lebah, &c. Berbagai jenis suara ini terdengar seperti yang dihasilkan dalam tubuh. (Hatha Yoga Pradipika, Jilid 4).    Savitri . dari Sri Aurobindo

Sri Aurobindo membahas suara halus ini dalam puisinya Savitri . Kutipan pertama menyinggung "gumam kosmik" yang didengar oleh Yogi. Ini secara tradisional dikenal sebagai suara Anahata. Lihat bagian berikutnya di mana Ramakrishna membahas gumaman kosmik atau suara Anahata. Kutipan kedua adalah daftar suara (seruling, ruam jangkrik, lonceng gelang kaki, gong candi, lengkingan lebah) yang terdengar dalam tingkat penyerapan yang meningkat. 

Saat seseorang ditarik ke rumah spiritualnya yang hilang. Merasakan kedekatan cinta yang menunggu, Ke dalam lorong yang redup dan gemetar. Yang memeluknya dari pengejaran siang dan malam, Dia melakukan perjalanan yang dipimpin oleh suara misterius.        Gumaman beraneka ragam dan tunggal, Semua terdengar bergantian, namun tetap sama. Panggilan tersembunyi untuk kesenangan yang tak terduga. Sri Aurobindo , Savitri — I : The World-Soul

Dalam suara pemanggilan dari seseorang yang sudah lama dikenal dan dicintai,

Tapi tanpa nama bagi pikiran yang tidak mengingat, Itu menyebabkan kegairahan kembali hati yang membolos. Tangisan abadi memesona telinga tawanan.

Kemudian, menurunkan misteri angkuhnya, Itu tenggelam menjadi bisikan yang berputar-putar di sekitar jiwa. Tampaknya kerinduan seruling kesepian

Yang berkeliaran di sepanjang tepian ingatan. Dan memenuhi mata dengan air mata kebahagiaan kerinduan. Nada tunggal jangkrik dan berapi-api, Ini ditandai dengan melodi nyaring keheningan malam tanpa bulan Dan mengalahkan saraf tidur mistik. Ini reveille magis yang mendesak tinggi. Tawa perak gemerincing dari lonceng gelang kaki Menjelajahi jalan hati yang sepi; Tariannya menghibur kesepian abadi : Isak tangis manis yang lama terlupakan datang. Atau dari jarak jauh yang harmonis terdengar Detak langkah kafilah panjang Kadang-kadang, atau himne hutan yang luas, Pengingat khusyuk gong kuil, Lebah pemabuk madu di pulau-pulau musim panas Bersemangat dengan ekstasi di siang yang sepi, Atau lagu jauh dari laut peziarah. Sebuah dupa melayang di udara yang bergetar, Kebahagiaan mistik bergetar di dada. Seolah-olah Kekasih yang tak terlihat telah datang Menganggap keindahan wajah yang tiba-tiba Dan tangan-tangan gembira yang dekat bisa meraih kaki buronannya Dan dunia berubah dengan keindahan senyuman. Sri Aurobindo , Savitri — I: The World-Soul Ramakrishna Paramahansa

Dialog ini berasal dari Injil Ramakrishna di mana Ramakrishna Paramahansa menggambarkan suara Anahata yang merdu yang bergema di seluruh Alam Semesta. Ini analog tetapi tidak sama dengan radiasi Latar Belakang Gelombang Mikro Kosmik.

Prankrishna ( kepada Guru ): “Tuan, apa suara Anahata ?”

Guru: “Itu adalah suara spontan yang terus-menerus terjadi dengan sendirinya. Itu adalah suara Pranava, Om. Itu berasal dari Brahman Tertinggi dan didengar oleh para yogi. Orang-orang yang tenggelam dalam keduniawian tidak mendengarnya. Hanya seorang yogi yang tahu bahwa suara ini berasal dari pusarnya dan dari Brahman Tertinggi yang beristirahat di Lautan Susu. (Injil Ramakrishna)