Meditasi Kabir



Jiwa Angsa, Burung Surgawi :      Ceritakan kepadaku, wahai Angsa, kisah kunomu. Dari negeri manakah kamu datang, hai Angsa? ke pantai manakah kamu akan terbang? Di mana kamu akan beristirahat, wahai Angsa, dan apa yang kamu cari? Bahkan pagi ini, hai Angsa, bangunlah, bangkitlah, ikutilah aku! Ada sebuah negeri dimana tidak ada lagi keraguan dan kesedihan, dimana teror Kematian tidak ada lagi.  Di sana hutan musim semi berbunga, dan aroma harum “Dia adalah Aku” [Ana-HU, Soham] terbawa angin, Di sana lebah hati terbenam dalam-dalam, dan tidak menginginkan kegembiraan lain.

Seorang penyembah yang mengendalikan pikiran dan berlatih mendengarkan Melodi Ilahi, mencapai keadaan penyatuan arus saraf kanan dan kiri yang sulit didapat di saluran pusat dalam meditasi. Pusat ini disebut Sushumna dalam Yoga. Ketiganya bertemu di mata ketiga. Dalam keheningan mendalam, pemuja melihat Cahaya Realitas Abadi yang intens.        Di atas Trikuti (mata ketiga) ada tiga keadaan hening — awal, tengah, dan akhir. Ketiga keadaan hening ini menyatu atau larut dalam Cahaya Abadi. Siapa yang tidak mengetahui rahasianya tidak dapat dikatakan sebagai seorang Vaishanava. Ketika kesadaran dalam meditasi mencapai bunga teratai berkelopak seribu, kesadaran tersebut kemudian naik ke bunga teratai kedelapan di atasnya. Ini disebut Cakra Unmani. Dalam keadaan ini pemuja melihat Cahaya Ilahi tanpa kehadiran lampu, dan mendengar Melodi Ilahi tanpa alat musik.

Sant Kabir Sahab mengatakan: “Seorang praktisi langka yang mematuhi pengetahuan yang diberikan oleh Guru mendengarkan Suara halus Ruang Batin. Pertama, Suara itu berasal dari Bindu atau Cakra Ajna (mata ketiga). Seorang praktisi yang dapat menarik pikirannya dari sembilan gerbang tubuh dan berkonsentrasi pada gerbang kesepuluh, hanya dia yang mampu mendengar Suara halus itu.” Sant Tulsi Sahab mengatakan : “Masuklah ke Ruang Kosong Batin (Shunya) Sushumna dan dengarkan Suara yang memanggil Anda menuju Yang Ilahi. Suara ini telah bergetar sejak awal penciptaan. Jika Anda ingin bertemu dengan Sahabat Sejati Anda (Makhluk Tertinggi) maka dengarkanlah Suara itu secara terus-menerus dan hati-hati. Tubuh ini adalah tempat suci yang suci (Ka'bah, tempat paling suci dalam Islam) yang diciptakan oleh Tuhan, dan di dalamnya terdapat lengkungan (alam makrokosmos yang lebih tinggi dimulai dari gerbang kesepuluh). Ini adalah tempat suci di dalam, di mana ditemukan Suara Ilahi yang bergema. Wahai praktisi, dengarkan dengan konsentrasi penuh; Suara yang berasal dari Yang Ilahi terus-menerus bergema dan memanggil Anda.”

Rahasia berlatih Yoga Suara adalah melekatkan kesadaran pada pusat 'mata ketiga'. Ketika Anda memfokuskan pandangan Anda ke dalam ajna chakra [mata ketiga] maka secara otomatis telinga fisik Anda akan tertutup dan telinga bagian dalam akan terbuka. Seorang praktisi mendengar suara seruling yang merdu melalui aliran kesadaran batin.

Untuk memahami Kabir, kita harus kembali ke akarnya. Terlahir dari kasta rendah namun halus, antara dua dunia Hindu dan Muslim, Kabir memahami kehidupan. “Saya tidak mengutip dari kitab suci,” tulisnya. “Saya hanya melihat apa yang saya lihat.” Dikatakan bahwa dia menciptakan kasta sendiri — sebuah kasta di bawah semua kasta lainnya.

Kabir berkata : Tuhan, aku menyetujui kain Nama-Mu. Kerja keras mengirimkan yang sia-sia untuk dunia telah berakhir; Aku telah mencapai kebahagiaan yang mempesona — Bebas dari rasa takut, bebas dari rasa sakit, akulah penenun, ya Tuhan, Nama-Mu; Aku menjalin dan menuai keuntungan dari hubungan batin dengan-Mu. Akulah penenun Nama Tuhan.

Kabir menolak penampilan luar dari para sadhu, pertapa, semua “manusia Tuhan” di sekitarnya, yang dia gambarkan sebagai “penjahat Benares.” Tuhan dapat ditemukan, bukan di dalam Bait Suci, namun di dalam :

Aku telah bertemu Dia di hatiku. Ketika suatu aliran sungai memasuki Sungai Gangga, aliran itu menjadi Sungai Gangga itu sendiri. Kabir tersesat di Sungai Gangga. Kabir tahu bahwa pengetahuan sejati diajarkan oleh kehidupan :

Tidak ada apa pun selain udara di kolam suci. Saya tahu, saya telah berenang di dalamnya. Semua dewa yang dipahat dari kayu atau gading tidak bisa mengucapkan kata pun.

Saya tahu, saya telah mengajukan permohonan kepada mereka. Kitab Suci di Timur tidak lain hanyalah kata-kata. Saya melihat-lihat sampul mereka suatu hari ke samping. 

Apa yang Kabir bicarakan hanyalah apa yang telah dia jalani. Jika Anda belum pernah mengalami sesuatu, itu tidak benar. Kabir berdiri teguh di Jalan Roh: “Agama tanpa cinta adalah ajaran sesat,” katanya. “Yoga dan tapa, puasa dan sedekah, tanpa meditasi, adalah kosong,” tegasnya. " Setelah mengenali Tuhan di dalam, pikiranku baru teringat pada-Nya. Sekarang kemanapun aku mengarahkan pandanganku, aku tidak melihat yang lain selain Dia…. Sejak kesadaran datang, di sini, di sana, di mana pun hanya Tuhan yang saya lihat.”

“Barangsiapa menyadari Hakikat Sabda ini, maka tidak perlu menjalankan puasa keagamaan, mandi di sungai suci, ritual keagamaan sehari-hari, shalat subuh dan petang, dan menunaikan ibadah haji. Orang yang sadar seperti itu memang berhubungan langsung dengan Tuhan, dan melampaui semua ibadah sehari-hari.” (Brahm Nirupan dari Kabir)