Pesan seorang Ayah

Ketika suatu saat kau menemui ayahmu sudah wafat. Angkatlah ayahmu seperti ayah mengangkat kamu dulu. Lalu kau memandikan ayah, wudhu kan ayah. Kemudian basuhlah pundak ayah ketika ayah sudah terbujur kaku yang bernama mayit ini. 

Ketika kau sedang membasuh pundak ayahmu, ingatlah nak, engkau pernah berada di pundak ayah, dagumu itu menempel dipunggung ayah lalu menggendong mu.

Ketika kau basuh tangan ayah nanti, ingatlah nak, tangan yang sudah dingin ini pernah menyentuh kepalamu, tangan yang....... kau pegang sekarang pernah menuntun pada jalan kebaikan.  

Nak, massa itu cepat sekali berlalu meninggalkan kita. 

Sekarang ceritakan kepada mereka Bahwa kematian itu pasti terjadi 

كُلُّ نَفْسٍۢ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ Surat Al-Anbiya (21) Ayat 35. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.

ORANG TUA ITU KERAMATNYA KETIKA MASIH HIDUP. Keberkahan dan kemuliaan orang tua itü nyata dan masih "aktif" selama mereka hidup. ini mengisyaratkan bahwa berbakti kepada orang tua saat mereka masih Hidup adalah kesempatan emas untuk meraih keberkahan.

Pesan Seorang Ibu


Nak, tertawalah riang di hadapan ayahmu manakala beliau pulang ke rumah, Karena dunia luar itu begitu kejamnya sehingga dapat membahayakan ayahmu..

Tahukah kau nak, apa beda ibu dengan ayah? 

Ibu membawamu (mengandungmu) di dalam rahim selama 9 bulan, namun ayahmu membawamu seumur hidupnya, tanpa kau sadari..

Ibu berupaya kuat agar kau tak merasa lapar, namun ayahmu lah yang mengajarimu agar kau tak kelaparan lagi, tanpa kau fahami...

Ibu menggendongmu (dengan memelukmu) di dada, namun ayahmu menggendongmu di punggungnya, tanpa kau perhatikan...

Cinta ibu ini sudah kau kenali mulai dari semenjak kau lahir, namun cinta ayahmu akan kau ketahui setelah kau menjadi seorang ayah.....karena itu bersabarlah dengan baik...

Ibu, memang takkan ternilai harganya,  sementara ayahmu, takkan bisa dikembalikan oleh waktu....

Karena kematian itu pasti..

Anak-Ku dan Aku Menangis

Bila diri Anda lenyap sama sekali bagi cinta kasih itu, maka disitu orang lain tiada.

Apakah cinta mempunyai tanggung jawab dan kewajiban, dan apakah ia akan menggunakan kata-kata itu? Bila Anda mengerjakan sesuatu karena itu kewajiban Anda, adakah cinta disitu? Di dalam kewajiban tak ada cinta. Struktur satu kewajiban yang mencekal seorang manusia, menghancurkan manusia itu. Selama Anda terpaksa melakukan sesuatu karena itu kewajiban Anda, Anda tidak cinta akan apa yang Anda sedang lakukan. Bila Anda cinta, maka tak ada kewajiban dan tak ada tanggung jawab.

Sayanglah, bahwa kebanyakan orang tua mengira, bahwa mereka bertangung jawab atas anak-anaknya dan rasa tanggung jawab mereka itu berupa nasehat-nasehat tentang apa yang harus dilakukan anak-anak itu dan apa yang tak boleh dilakukan; 

Tentang seharusnya menjadi apa mereka itu, dan apa yang seharusnya tidak menjadi idam-idaman mereka. 

Para orang tua menghendaki supaya anak-anaknya mempunyai kedudukan yang aman dalam masyarakat. Yang mereka sebut tanggung jawab adalah bagian dari Kehormatan yang mereka puja; 

orang tua hanya memikirkan tentang bagaimana caranya menjadi seorang borjuis yang sempurna. 

Pada waktu mereka mempersiapkan anak-anaknya supaya bisa cocok dengan masyarakat, mereka mengabadikan peperangan, konflik dan keganasan. Itukah yang Anda sebut kepedulian dan cinta?

Bila Anda kehilangan seseorang yang Anda cintai, Anda mencucurkan air mata - apakah air mata itu bagi Anda sendiri atau bagi orang yang telah pergi itu? 

Apakah Anda menangis bagi diri Anda sendiri atau bagi orang lain?

Bila Anda menangis untuk diri Anda, apakah itu cinta? - menangis karena Anda kesepian, karena Anda telah ditinggalkan, karena Anda tidak berkuasa lagi - mengeluh tentang nasib Anda, keadaan sekitar Anda - Selalu diri Anda yang mencucurkan air mata? 

Maka Anda akan melihat bahwa penderitaan itu diciptakan sendiri, penderitaan diciptakan oleh pikiran, penderitaan timbul karena ada jarak waktu.

Sekarang aku kesepian, susah, tak ada orang yang dapat menghiburku atau yang dapat menemaniku, dan karena itulah aku menangis.

Hanya cinta yang dapat menghasilkan pengampunan dan keindahan, ketertiban dan kedamaian. Di situ terdapat cinta beserta berkahnya apabila ”Anda” berakhir.

Yang Penting Kau Bahagia, Nak


Dihapusnya air mata yang menetes, seorang pria muda mapan tampak murung dengan pandangan kosong. 

"Ayahku tak pernah bangga padaku, apapun pencapaian yang sudah aku lakukan, dimatanya selalu kurang, dan tak henti-hentinya beliau membandingkan diriku dengan anak temannya, aku tak tahu lagi harus bagaimana, apakah aku menjadi anak berdosa karena tidak membahagiakan orang tua ?

"Oh angin haruskah impian membahagiakan ayahku harus aku kubur ? Aku lelah mengejar menjadi apa yang beliau inginkan, dan hingga kini beliau tak pernah puas dengan usahaku..." ujar pria itu dengan berbisik, tak kuasa ia menahan kekecewaan hatinya. 

"Hai anak baik, cita-cita mu begitu luhur, kau pasti sangat mencintai ayahmu, hingga kau pun mendedikasikan hidupmu untuk menjadi seperti yang ayahmu inginkan," bisik angin memeluk tubuh pria itu dengan lembut.

 "Angin, bukankah sebagai orang yang sudah berusia lanjut dan taat beribadah, harusnya ayah selalu bersyukur dengan apa yang sudah diberikan, tapi kenapa beliau selalu merasa kurang dan sering mengeluh ?" ujar pria itu separuh berteriak.

"Apa yang dilakukan dan dirasakan ayahmu itu urusan beliau, bukanlah urusanmu, kau mencintainya itu baik sekali, tapi kau juga berharap ayahmu bersikap seperti yang kau inginkan, yang mana ini tidak beliau lakukan, jadilah engkau menelan kekecewaan itu. 

Cinta murni tak menuntut balasan, karena apa yang dilakukan hanyalah untuk membuat bahagia orang yang dicintainya. 

Tapi ingatlah, sebelum kau memberikan cintamu pada siapapun, pastikan kau mencintai dirimu dulu, sehingga kau merasakan kebahagiaan hakiki.

Bagaimana mungkin kau sendiri tidak punya kebahagiaan namun kau ingin memberi orang lain kebahagiaan, pikirkan itu anakku." jawab angin sambil berlalu.




Memandang Keindahan


Pernahkah engkau memandangi pohon tanpa satu pun kata suka atau tidak suka, tanpa satu gambar pun? Lalu apa yang terjadi? Untuk pertama kalinya, engkau melihat pohon itu sebagaimana adanya dan engkau melihat keindahannya, warnanya, kedalamannya dan vitalitasnya.

Cinta itu anonim. Aku mencintai istri dan anak-anak aku, tetapi kualitas cinta itu tidak diketahui. Seperti matahari terbenam, Cinta bukanlah milikmu atau milikku. 

Di tepi Sungai di Jogja aku duduk dan menangis. Ada legenda bahwa segala sesuatu yang jatuh ke perairan sungai seperti daun, serangga, dan bulu burung akan berubah menjadi bebatuan yang membentuk dasar sungai. Andai saja aku bisa merobek hatiku dan melemparkannya ke arus, maka rasa sakit dan rinduku akan berakhir, dan akhirnya aku bisa melupakannya.

Di tepi Sungai itu aku duduk dan menangis. Udara musim dingin mendinginkan air mata di pipiku, dan air mataku jatuh ke air dingin yang mengalir melewatiku. Di suatu tempat, sungai itu bergabung dengan sungai lainnya hingga jauh dari pandangan dan hati aku, semuanya menyatu dengan lautan.

Orang memberikan bunga sebagai hadiah karena bunga mengandung arti cinta yang sebenarnya. Siapa pun yang mencoba memiliki sekuntum bunga harus menyaksikan keindahannya menjadi layu dan memudar. Namun jika engkau hanya melihat sekuntum bunga di ladang, engkau akan menyimpannya selamanya. Meskipun keindahan itu bukan pada tempatnya, namun keindahan takkan pernah sia-sia dimanapun ia ditanam. 

Itulah yang diajarkan hutan kepadaku, Bahwa engkau tidak akan pernah menjadi milikku, dan itulah sebabnya aku tidak akan pernah kehilanganmu. Semoga air mataku mengalir sejauh-jauhnya, mengalir seperti arus sungai, agar cintaku itu tidak pernah mengetahui bahwa setiap saat aku menangis untuknya. "Aku Mencintai Mu Dengan Cinta Yang Orang Lain Tidak Tahu Kecuali Hanya Pencipta Nya"

Anak



Anakmu bukanlah milikmu, Mereka adalah putra putri sang Hidup, yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka lahir lewat engkau, tetapi bukan dari engkau, mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.

Berikanlah mereka kasih sayangmu, namun jangan paksakan pemikiranmu, sebab pada mereka ada alam pemikiran tersendiri. Patut kau berikan rumah bagi raganya, namun bukan kurungan bagi jiwanya, sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam mimpimu.

Engkau boleh berusaha menyerupai mereka, namun jangan membuat mereka menyerupaimu, sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur, ataupun tenggelam ke masa lampau.

Engkaulah busur asal anakmu, anak panah hidup, melesat pergi. Sang Pemanah membidik sasaran keabadian, Dia merentangkanmu dengan kuasaNya, hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.

Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah, sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat, sebagaimana dikasihi Nya pula busur yang tepat.

* Allah slalu memberkahi seturunan-turunanmu

Hubungan dengan Orang Tua


Rasa cinta kepada orangtua itu tidak bisa bermanifestasi dalam hati dan pikiran saja, kita perlu menunjukkan rasa cinta ke dalam bentuk amalan fisik seperti ucapan dan perbuatan.

Kadang kita tidak terbiasa menunjukkan rasa cinta kepada orang tua, begitu pun sebaliknya. Dalam beberapa kondisi, hal tersebut akan menjadi hubungan antara anak dan orang tua menjadi dingin dan berjarak.

Mengapa kita tidak menjalin hubungan ke orang tua sekarang saja? Mengapa kita harus gengsi? Mengapa harus sungkan untuk bilang bahwa kita ingin menyayangi dan disayangi oleh orang tua kita? 

Ingatlah, Ucapan dan Perbuatan adalah menunjukkan rasa cinta ke orang tua kita itu tidak akan berarti ketika mereka sudah tiada. Apabila orang tua sudah tiada baru muncul perasaan menyesal dalam diri. 

Bagaimana cara menjalin hubungan baik dengan orang tua? 

1. Belajar Minta Maaf, setiap Orang tua pasti pernah melakukan kesalahan.

2. Menghabiskan Waktu Bersama. Waktu adalah salah satu aspek yang paling berharga dalam memperkuat hubungan. 

3. Jadwalkan Waktu Khusus bertemu 

4. Berbicara dengan Empati. Hindari perdebatan yang tidak perlu

5. Bersikap jujur dan terbuka 









Jalan Yang Kita Tempuh Dahulu



Aku mencintaimu dalam bentuk yang tak terhitung banyaknya, tak terhitung banyaknya dalam kehidupan setelah kehidupan, dalam usia demi usia, selamanya. Hatiku yang terpesona telah membuat dan membuat ulang kalung lagu, yang kau ambil sebagai hadiah, kenakan di lehermu dalam berbagai bentuk, dalam kehidupan setelah kehidupan, dari zaman ke zaman, selamanya. Setiap kali aku mendengar kisah cinta yang lama, itu adalah rasa sakit pada usia tua,

Ini kisah kuno tentang berpisah atau bersama. Saat aku menatap terus dan terus ke masa lalu, pada akhirnya kamu muncul, dibalut cahaya bintang kutub, menembus kegelapan waktu. Engkau menjadi gambaran dari apa yang dikenang selamanya.

Kau dan aku telah mengapung di sini di arus yang mengalir dari mata air. Di jantung waktu, cinta satu sama lain. Kita telah bermain bersama jutaan kekasih, berbagi dalam manisnya pertemuan yang pemalu, air mata perpisahan yang menyedihkan, cinta lama tetapi dalam bentuk yang memperbarui dan memperbarui selamanya. 

Hari ini aku menaruh di hatimu, aku telah menemukan akhirnya di dalam dirimu. Cinta semua orang di masa lalu dan selamanya. Sukacita universal, kesedihan universal, kehidupan universal. Kenangan semua cinta menyatu dengan cinta kita yang satu ini dan lagu-lagu setiap penyair masa lalu dan selamanya. Cahaya pagi telah membanjiri mataku - ini adalah pesanmu untuk hatiku. Wajahmu membungkuk dari atas, matamu menatap mataku, dan hatiku telah menyentuh kakimu. Sungai, yang bernyanyi dengan semua gelombang dan arusnya dan berdarah dengan sukarela dan gembira. 

Jika kau harus membuat pilihan, semoga kau membuatnya sekarang. Lalu aku tetap akan menunggunya atau melupakannya. Akhirnya suatu ketika kau bertanya padaku mengenai mana yang lebih penting, hidupku atau milikmu? Aku mengatakan milikku dan kau pun pergi tanpa mengetahui bahwa sesungguhnya engkau adalah hidupku.

Berapa Tahun Lagi Waktu Tersisa?

Di jalan yang kita tempuh dahulu masih tersebar bekas perkataanku, sehingga aku mendapat jalan lagi ke dalam jantung hatimu, tempat sinar masih bercahaya, sinar yang kita nyalakan bersama-sama, pada malam pertemuan dahulu kala.Tempat kita bersua jalan jiwa kita berdua menempuh zaman bersama-sama, dari abad ke abad, antara impian yang gilang-gemilang yang tidak terbilang. Kita bersua, engkau dan aku dan dalam perkataanku terjalin dalam perkataanmu dan jiwaku dalam jiwamu. “Berapa tahun lagi yang tersisa?" dia bertanya padaku.

Engkau memiliki puluhan tahun pembelajaran dan bepergian serta cinta yang dijahit disudut matamu dan anak-anak. Engkau pulang ke rumah untuk menemukan sejarah mereka sendiri di wajahmu. Saat engkau bisa membuat teh di sore yang tenang dan sangat sepi dan masih ada nyanyian di hatimu.

Kita selamanya muda. Bermimpilah dengan nyaring, karena kita tidak peduli. Waktu bisa menunggu, karena saat aku bersamamu, aku merasa seperti bintang-bintang menghujani kita. Kita hanya punya satu kesempatan, tapi saat kau di sini, itu selamanya. 

Aku merasa seperti aku selamanya muda, bersamamu....

Bahagia Itu Pilihan


Tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Pahami itu dulu sampai nanti pun hidup selalu berkompromi dengan yang namanya IDEAL.

Hidup itu nikmati saja mengalir bersama angin. Bersyukur untuk kehidupan yang indah. Letakkan semua bebanmu kepada Allah dan pergilah nikmati Hidupmu dengan bahagia. Pahamilah. Bahagia itu di Dalam bukan di luar, juga bukan karena sebab atau faktor apapun dari luar dirimu. Seandainya kamu masih mengandalkan bahagiamu dari faktor - faktor luar dirimu, dijamin hidupmu tidak akan pernah bahagia. Bahagia adanya di dalam dirimu maka ia mutlak sepenuhnya domain didalam pikiranmu sendiri, wilayah kekuasaanmu sepenuhnya. Maka PILIHLAH BAHAGIA maka engkau akan bahagia .... Walau apapun yang terjadi.