Berapa Tahun Lagi Waktu Tersisa?

Di jalan yang kita tempuh dahulu masih tersebar bekas perkataanku, sehingga aku mendapat jalan lagi ke dalam jantung hatimu, tempat sinar masih bercahaya, sinar yang kita nyalakan bersama-sama, pada malam pertemuan dahulu kala.Tempat kita bersua jalan jiwa kita berdua menempuh zaman bersama-sama, dari abad ke abad, antara impian yang gilang-gemilang yang tidak terbilang. Kita bersua, engkau dan aku dan dalam perkataanku terjalin dalam perkataanmu dan jiwaku dalam jiwamu. “Berapa tahun lagi yang tersisa?" dia bertanya padaku.

Engkau memiliki puluhan tahun pembelajaran dan bepergian serta cinta yang dijahit disudut matamu dan anak-anak. Engkau pulang ke rumah untuk menemukan sejarah mereka sendiri di wajahmu. Saat engkau bisa membuat teh di sore yang tenang dan sangat sepi dan masih ada nyanyian di hatimu.

Kita selamanya muda. Bermimpilah dengan nyaring, karena kita tidak peduli. Waktu bisa menunggu, karena saat aku bersamamu, aku merasa seperti bintang-bintang menghujani kita. Kita hanya punya satu kesempatan, tapi saat kau di sini, itu selamanya. 

Aku merasa seperti aku selamanya muda, bersamamu....