Lemurian di Tanah Jawa


LEMURIA Bloodline Tanah Jawa

Kota Solo salah satu jantung pusat budaya jawa yang dikelilingi oleh daerah – daerah situs sakral peninggalan kerajaan – kerajaan besar. Sekitar 20 km dari kota solo ada makam Prabu Sri Makurung Handayaningrat di Boyolali yang menikahi Ratu Pembayun Putri Prabu Brawijaya V yang melahirkan 2 putra dan 1 putri dan memiliki cucu Mas Karebet ( Jaka Tingkir ) kelak sebagai Raja Pajang, 130 km dari kota solo menuju timur merupakan kabupaten Demak dahulu berdiri kerajaan Demak Bintoro merupakan kerajaan yang menggantikan Imperium Majapahit dimana Raja pertama merupakan anak Brawijaya V yang diasuh oleh pihak ibu dari Palembang bersaudara tiri dengan Ratu Pembayun ( satu bapak ). Jauh ke 6 abad sebelum Majapahit berdiri di Boyolali berdiri Kerajaan Kalingga di kota Sima ( Simo ) Boyolali. Solo merupakan kota pewaris budaya jawa terkuat selain Yogyakarta ( satu kerabat keturunan Mataram Islam yang didirikan Panembahan Senopati ), Kraton surakarta adalah kraton perpindahan dari Mataram Yogyakarta  Kota Gede, sebelum ke Surakarta Mataram berada di Plered ( Amangkurat I ) yang akhirnya masa Amangkurat II pindah ke Kartasura, hingga akhirnya ke Surakarta saat PB II dan terpecah lagi menjadi Ngayogyakarta dan Mangkunegaran, semua terjadi karena adanya perebutan tahta. Namun sesuai prophecy Sunan Kalijaga kepada Sultan Hadiwijaya ( Joko Tingkir ) bahwa kelak keturunan mu lah yang akan langgeng sebagai penguasa Tanah Jawa ( Sultan Agung merupakan cucu Panembahan Senopati merupakan keturunan Pajang dari Ibu ) , penguasaan atas tanah jawa akan langgeng bila ada keturunan Bukit Tugel / Wates ( Boyolali ) yang kamu lindungi dan tidak kamu tindas karena secara garis darah “Bloodline” seluruh penguasa tanah jawa sebelum Mataram merupakan abdi setia keturunan Bukit tersebut. Sunan Kalijaga hanya mengatakan keturunan tersebut adalah Raja Tanpa Mahkota dan bersimbol khusus dengan tulisan di puncak bukit “ Sembahlah Aku Yang Tunggal “.  Keturunan ini pernah disebut dalam kronikel Belanda sebagai De Orde Van Java Leeuw  yang memliki simbol sangat ditakuti oleh kerajaan – kerajaan eropa , konon Napoleon Bonaparte sempat ingin berziarah mendengar adanya makam tersebut. Salah satu Bloodline dari Bukit tersebut adalah Ki Yudho Prayitno Guru maupun senior politik Soekarno selain HOS. Cokroaminoto , dan Ki Yudho Prayitno lah yang mengajari Soekarno tentang politik internasional dan Ki Yudho lah sebelum rombongan Mohammad Hatta tiba di Belanda sudah mengatur nya dengan Ratu Belanda. 

Ki Yudho Prayitno juga adalah penasihat spiritual Hamengku Buwono (HB) VII sampai dengan HB IX. Sesungguhnya Ki Yudho Prayitno lah yang merancang negeri ini merdeka sampai dirinya wafat tahun 1978.  Ki Yudho Prayitno juga yang mengatur kepergian Bung Karno ke Eropa dan keliling dunia tahun 1929 sampai 1934. Semua arsip dokumen surat menyurat rahasia pemimpin dunia dengan Ki Yudho Prayitno sampai tahun 1978 masih lengkap tersimpan dan bisa dilihat di rumahnya di desa Klirong, Kecamatan Klirong. Lewat dokumen-dokumen itu kita akan tahu bahwa dirinya berhubungan dan mengendalikan secret society dunia kelompok-kelompok rahasia.yang mengatur keseimbangan dunia internasional sampai saat ini.

Dari arsip-arsip dokumen sejarah di desa Klirong, juga akan diketahui Ki Yudho Prayitno adalah generasi terakhir orang Lemurian. 

Di kisahkan Ki Yudho menunjukan gambar Simbol yang berada di makam tersebut dihadapan Ratu Elizabeth dan Raja Spanyol bersama seorang wanita keturunan bangsawan Jerman dan Rusia bahwa ia merupakan salah satu keturunannya,  bahkan keluarga besar Rothschild sangat menghormati Ki Yudho termasuk Madame Helena Blavatsky dan Pangeran Valesich Dolgorukov cucu Kaisar Rusia ke 4 Tsar ,memliki suami wakil Gubernur Provinsi Erifian wilayah Rusia bernama blavatsky diambil dari nama suaminya yang merupakan keturunan Israel Samaria ,perwakilan Penjaga Darah Murni di wilayah Asia Pasifik, juga Tutor soekarno saat perundingan Linggar Jati.  Madame Blavatsky lah yang memperkenalkan Ki Yudho Prayitno kepada para bangsawan elit eropa bahwa yang dia bawa merupakan Bloodline yang tidak ingin tampil dalam politik indonesia namun setidaknya keturunan ini benar – benar ada serta dapat mengikat wangsa – wangsa eropa dan israel serta penanda dari Jerusalem dan Arab keturunan Ibrahim  yang sah suatu saat kelak.

Ada wilayah di tanah jawa yang sangat dijaga oleh setiap dinasti penguasa tanah Jawa dari sejak zaman Mataram Kuno, Dinasti Sanjaya dan Syailendra, Singasari dan berlanjut ke Majapahit, Demak, Pajang dan terakhir Mataram islam. 

Kesemuanya ada semacam perjanjian tidak tertulis namun suatu kewajiban untuk menjaga wilayah bukit tersebut yang sampai saat ini terjaga keasrian dan tidak sebagai ziarah umum. 

Dalam kronikel belanda dikatakan ada suatu wilayah di Pengging ( Boyolali ) yang sangat di segani oleh seluruh keturunan Mataram bahkan hingga jauh ke belakang dinasti sebelumnya, dimana tempat tersebut pernah berdiri kerajaan yang bersimbolkan Macan ( Harimau ) Kerajaan Kalingga (Sima ) dan kerajaan tersebut selalu menjaga bukit tersebut seperti pendahulunya dan dilanjutkan ke Dinasti – dinasti penguasa tanah jawa. Kronikel belanda menceritakan saat terjadi perebutan tahta antara Pangeran Samber Nyawa bersama Pangeran Mangkubumi keduanya merupakan cucu Amangkurat III bergabung melawan PB II yang diangkat oleh belanda, ada perkataan yang dicatat oleh pembesar belanda saat Pangeran Mangkubumi di tolak naik tahta.. “ Bila saya bersama Raden Said ( Pangeran Samber Nyawa ) meminta restu kepada penguasa sah tanah jawa dimana semua kerajaan- kerajaan sebelumnya bisa dikatakan hanya sebagai penjaga keturunan pemilik sah tanah jawa apakah pemerintah belanda berani membangkang “  Belanda mengetahui bahwa ternyata mataram bukanlah penguasa tunggal atas kerajaan – kerajaan di jawa kaget dan heran, atas bantuan PB II diberitahukan bahwa ada salah satu desa bernama Eretz yang sangat dihormati leluhur mataram dan Pajang bahkan Demak dan Majapahit yang dia sendiripun belum tau pasti letaknya hanya diketahui di wilayah pengging ( Boyolali ). Saat belanda mengetahui dan melihat simbol di Batu dekat makam diatas maka, belanda kaget dan segera mencari cara agar Pangeran Samber Nyawa dan Pangeran Mangkubumi tidak mengadukan hal ini kepada keturunan pemilik/penguasa sah tanah jawa.

Simbol tersebut masih ada dan sempat di foto oleh seorang wartawan yang masih keturunan bukit tersebut orang tersebut dikenal dengan nama Ki Yudho Prayitno . 

Simbol tersebut bila ditunjukan ke seluruh Raja – raja eropa akan membuat ciut.  

“ Sembahlah Aku Yang Tunggal “.Petunjuk : Semar ( ia ). Gunung Mu( o ) ria. LEMURIA.