Empat Nafsu Manusia

1. Nafsu Mutmainah (Ketenangan)

• Warna: Biru Kehijauan (seperti air laut).

• Sifat & Karakter: Nafsu ini memiliki sifat yang tenang dan stabil. Secara spiritual, ia dominan terhadap kebaikan dan memiliki kecenderungan kuat kepada ketauhidan (mengesakan Tuhan).

• Penjelasan Rinci: Ini adalah tingkatan nafsu tertinggi di mana jiwa telah mencapai kedamaian. Seseorang dengan nafsu ini tidak lagi terombang-ambing oleh godaan duniawi. Ia merasa cukup (qana'ah) dan selalu merasa diawasi oleh Sang Pencipta, sehingga tindakannya selalu terarah pada kebajikan.

2. Nafsu Lauwamah (Penyesalan/Keinginan)

• Warna: Kuning Langsat.

• Sifat & Karakter: Dominan terhadap angan-angan, halusinasi, dan suka berkhayal. Memiliki keterkaitan dengan Unsur Angin.

• Penjelasan Rinci: Nafsu ini sering membuat seseorang merasa tidak puas dan terjebak dalam lamunan atau ambisi yang tidak realistis. Namun, dalam perspektif lain, Lauwamah juga bisa berarti jiwa yang mencela dirinya sendiri ketika berbuat salah, menunjukkan adanya bibit kesadaran untuk kembali ke jalan yang benar meskipun masih sering tergoda.

3. Nafsu Sawiyah (Syahwat/Keduniawian)

• Warna: Hitam Kecoklatan.

• Sifat & Karakter: Dominan terhadap birahi atau keinginan jasmani. Memiliki keterkaitan dengan Bumi.

• Penjelasan Rinci: Warna hitam kecoklatan dan unsur bumi melambangkan keterikatan yang kuat pada materi dan kebutuhan biologis. Jika tidak dikendalikan, nafsu ini hanya akan berfokus pada pemuasan fisik, harta, dan kesenangan duniawi yang bersifat sementara.

4. Nafsu Amarah (Emosi)

• Warna: Merah Metalik (identik dengan bara api).

• Sifat & Karakter: Pembawaannya dominan emosi yang terus-menerus dan rasa kesal. Memiliki keterkaitan dengan Api.

• Penjelasan Rinci: Ini adalah nafsu yang paling rendah dan berbahaya jika meledak-ledak. Sifatnya yang seperti api cenderung merusak, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Orang yang dikuasai nafsu amarah biasanya sulit berpikir jernih dan mudah tersulut konflik atau kebencian.

Kesimpulan Visual :

Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa dalam diri satu manusia, terdapat lapisan-lapisan keinginan atau dorongan yang saling tarik-menarik. Perjalanan spiritual seseorang seringkali digambarkan sebagai upaya untuk mengendalikan nafsu Amarah, Sawiyah, dan Lauwamah agar dapat mencapai puncak Mutmainah.