Sendang Tuk Si Bedog DIY


Sumber air Tuk Si Bedug merupakan salah satu petilasan dari Sunan Kalijaga yaitu salah seorang wali dari Walisanga. Awal mula dilaksanakannya upacara adat Tuk Si Beduk adalah untuk menghormati perjalanan Sunan Kalijaga. Saat itu kanjeng Sunan Kalijaga sedang dalam perjalanan untuk menyebarkan Agama Islam. Dalam perjalanannya itu Sunan Kalijaga berhenti di bawah pohon besar untuk beristirahat tepatnya pada waktu tengah hari. Pada Waktu Sunan Kalijaga akan melaksanakan sholat jumat ( tepatnya pada jumat pahing), beliau tidak mendapatkan air untuk berwudlu. Maka dengan meminta pertolongan kepada Allah SWT Sunan Kalijaga menancapkan tongkatnya kedalam tanah. Dari tancapan tongkat tersebut, memancar air yang sampai saat ini tidak pernah kering dan diberi nama “ Tuk Si Bedug”. Jadi nama Tuk Si Bedug diperoleh dari mata air yang keluar dari tancapan tongkat Sunan Kalijaga yang terjadi pada waktu bedug dzuhur. 

Bangunan Tuk Si Bedug diresmikan pada hari jumat pahing tanggal 28 September 2001 oleh Drs. Harina. Sebelum dibangun seperti sekarang ini, dahulu Tuk Si Bedug hanya berbentuk kolam yang terus menerus mengeluarkan air. Oleh karena itu masyarakat membangun beberapa bangunan antara lain terdapat dua sendang yang salah satunya digunakan untuk mandi atau berendam baik oleh masyarakat setempat maupun masyarakat luas dan terdapat satu sendang yang disakralkan oleh masyarakat dan hanya diambil untuk minum.

Selain itu disekitar sendang terdapat sebuah mushola dan beberapa ruangan yang salah satunya digunakan sebagai tempat penyimpanan barang pusaka. Barang pusaka tersebut berupa sejumlah tombak, payung, dan kayu yang sudah berumur ratusan tahun akan tetapi sampai sekarang tidak lapuk dan tidak mengelupas kulitnya. Barang pusaka tombak merupakan titipan dari keraton Yogyakarta yang berjumlah 6 buah.

Masyarakat sekitar Tuk Si Bedug percaya bahwa mata air tersebut dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan dipercaya membawa berkah bagi kehidupan masyarakat. Tidak hanya masyarakat sekitar dusun saja yang percaya akan hal itu, tetapi banyak juga masyarakat dari luar daerah yang berkunjung ke sendang Tuk Si bedug untuk mencari berkah. Hampir setip hari sendang Tuk si Bedug dipenuhi oleh pengunjung terutama malam selasa dan malam jumat kliwon. Mereka menganggap kedua hari itu adalah hari yang baik untuk meminta berkah dan yang memiliki nadzar .