Wejangan Ilmu Bahagia


Sesal - Khawatir

Menyesal ialah takut akan pengalaman yang telah dialami. Khawatir ialah takut akan pengalaman yang belum dialami. Menyesal dan khawatir ini yang menyebabkan orang bersedih hati, prihatin, hingga merasa celaka.

Menyesal ini rasanya: "Andaikata dulu aku bertindak demikian, bahagialah sudah aku ini, tidaklah celaka begini." Menyesal ini ialah takut akan pengalaman masa lampau yang menyebabkannya jatuh celaka, susah selamanya dalam keadaan miskin, hina, lemah.

Bila orang mengerti bahwa manusia itu abadi, dapatlah ia menasehati dirinya sebagai berikut: "Walaupun dulu bagaimana saja, pasti rasanya sebentar senang sebentar susah." Kemudian lenyap penyesalan semacam tadi. Tetapi jika tidak dimengerti, penyesalan itu berlarut-larut hingga takut akan hal yang aneh-aneh, seperti takut terkutuk, takut durhaka, rasanya: "Dulu andaikata aku tidak terkutuk oleh si Anu, tidak durhaka, tentu aku sudah bahagia dan tidak celaka." Kalau mengerti maka orang dapat menyadari, "Walaupun dulu terkutuk durhaka atau tidak durhaka, rasanya tentu sebentar senang sebentar susah," dan lenyaplah penyesalan semacam itu tadi.

Berlarut-larutnya penyesalan ini sampai menimbulkan ketakutan pada hal yang makin aneh ialah takut hidupnya tersesat. "Andaikata dulu tidak menjadi anak ibu dan ayah ini, pasti aku bahagia, dan tidak celaka seperti ini." Tetapi bila mengerti bahwa manusia itu abadi, ia dapat menasehati dirinya sendiri: "Walaupun dulu menjadi anak ibu-ayah ini atau tidak, tentu rasanya sebentar senang sebentar susah", maka lenyaplah penyesalan tadi.

Ketakutan hidup tersesat di atas perinciannya sampai pada takut tersesat mempunyai suami/isteri dan anak si Anu, rasanya: "Andaikata dulu aku tidak salah memperoleh suami/isteri dan anak si kunyuk (si dogol) itu, pastilah aku bahagia dan tidaklah celaka." Tetapi bila ia mengerti bahwa orang itu abadi, dapatlah ia menyadarkan dirinya: "Walaupun dulu aku mempunyai suami/isteri dan anak seperti kunyuk-kunyuk itu atau tidak, rasaku tentu sebentar senang, sebentar susah," maka lenyaplah penyesalan tadi.

Demikian pula kekhawatiran yang berupa takut akan pengalaman yang belum dialami, kalau-kalau jatuh celaka, susah selamanya, dalam keadaan miskin, hina, lemah. Rasanya: "Bagaimanakah nanti akhirnya bila aku tidak mencapai kebahagiaan yang kucita-citakan, tetapi tetap celaka seperti sekarang ini?" Tetapi jika orang mengerti bahwa manusia itu abadi, dapatlah ia menyadarkan dirinya: "Walaupun kelak akan terjadi apa saja, misalkan bumi dan langit merapat, rasanya pasti sebentar senang sebentar susah," maka lenyaplah kekhawatiran tadi.

Jika tidak dimengerti, kekhawatiran itu berlarut-larut sehingga takut akan hal yang aneh-aneh seperti takut kuwalat, takut durhaka. Padahal apakah kuwalat dan durhaka itu saja tidak dimengerti. Namun ditakuti juga, aneh bukan? Tetapi bila mengerti bahwa manusia itu abadi, dapatlah ia menyadarkan dirinya: "Mana ada orang kuwalat atau durhaka? Kalau toh ada, rasanya pasti hanya sebentar senang sebentar susah. Katanya orang kuwalat itu kepalanya di bawah dan kakinya di atas. Kalau begitu malah bisa merasakannya. Sebab yang sudah dialami berpuluh-puluh tahun hidup dengan kepala di atas dan kaki di bawah ternyata tidak enak. Seperti pada waktu cekcok dengan suami/isterinya atau tetangganya. Lihatlah orang-orang dengan kepala di atas, kaki di bawah itu." Dan lenyaplah kekhawatiran di atas tadi.

Berlarut-larutnya kekhawatiran itu sehingga takut akan hal yang semakin aneh seperti mati tersesat. Alangkah anehnya orang mati bisa tersesat. Tetapi bila mengerti bahwa manusia itu abadi, dapatlah ia menasehati dirinya: "Bagaimana mungkin orang mati itu tersesat. Kalau tersesat tentu ke arah hidup yang pernah dialami ini. Lagi pula jika ada mati tersesat tentu ada pula hidup tersesat. Padahal ketika hendak hidup tanpa bertanya kepada siapa pun, tanpa bekal apa-apa, ia menjelma tepat dengan hidung di atas mulut, kuping di kedua sisi, kepala di atas, kaki di bawah dan sebagainya, melalui jalan yang benar." Kemudian lenyaplah kekhawatiran yang aneh tadi.

Khawatir takut mati tersesat ini perinciannya hingga takut setelah mati akan menjelma sebagai babi-hutan. Alangkah anehnya! Tetapi bila mengerti bahwa manusia itu abadi, orang dapat menasehati dirinya: "Bagaimanakah orang mati dapat menjelma menjadi babi-hutan. Andaikatapun benar, maka orang justru dapat merasakan bagaimana hidup sebagai babi-hutan. Pasti hanya berdengus-dengus mencari ubi. Dan pastilah tidak takut dihentikan dari pekerjaan, melainkan takut di semak-semak hutan. Sedangkan yang dialami berpuluh-puluh tahun hidup sebagai manusia pun tidak enak. Misalnya ketika mencari pinjaman tidak berhasil, atau ditagih hutangnya tidak sanggup membayarnya. Enakkah hidup sebagai orang?" Kemudian lenyaplah kekhawatiran tadi.

Menyesal dan khawatir ini mengandung anggapan atau pendapat bahwa orang itu dapat memperoleh senang atau susah yang abadi. Maka dengan dikejar secara mati-matian rasa senang itu dan ditolaknya secara mati-matian rasa susah itu, menimbulkan ketahayulan pada dirinya yang mengakibatkan penderitaan. Tahayul itu ialah menghubung-hubungkan sebab dan akibat yang tidak ada sangkut-pautnya. Sebagai contoh, misalnya orang berdagang sedang sial, tidak berani dagang, maka berkatalah: "Kesialan ini tentu lantaran aku tidak membakar kemenyan dan tidak bersembahyang pada malam menjelang hari Jumat yang lalu, sehingga daganganku tidak laku." Jelaslah membakar kemenyan dan bersembahyang itu tidak ada sangkut paut dengan kesialan dagangan tidak laku. Namun orang yang bertahayul itu menghubung-hubungkan juga.

Contoh lain yang lebih jelas, misalnya seorang anak tengah bermain, tiba-tiba sakit kejang-kejang, maka orang berkata: "Anak itu pasti dijegal oleh syaitan penunggu jalan perempatan itu, oleh karena itu kejang-kejang badannya." Padahal jelas anak sakit kejang tidak bersangkut-paut dengan syaitan penunggu jalan. Untuk menerangkan syaitan itu apa, orang tidak tahu. Apakah syaitan itu berkaki dua atau empatkah, bertelur atau menyusuikah, orang tidak tahu. Namun orang bertahayul menganggapnya bisa menjegal.

Contoh yang lebih jelas lagi, tatkala gunung Merapi meletus, orang bertahayul menghubungkannya begini: "Peristiwa itu adalah pernyataan Kanjeng Ratu Kidul (Ratu Laut Selatan) yang marah lantaran gagal dalam mencari korban untuk pesta perkawinan putra/putrinya, sehingga diletuskannya gunung Merapi, beledar-beledur-beledar-beledur." Jelaslah Kanjeng Ratu Kidul tidak ada sangkut-paut dengan letusan gunung Merapi. Karena siapakah dan apakah Kanjeng Ratu Kidul itu saja, orang tidak tahu. Namun orang bertahayul memaksa menghubung-hubungkannya demikian.

Ketahayulan itu menyebabkan orang bertapa dan berpantang yang aneh-aneh, seperti merendam diri selama satu jam dalam tempo empat puluh hari, dengan pendapat bahwa: "Jika setiap malam merendam diri sambil mengucapkan mantera-mantera ini, daiam waktu empat puluh hari pasti aku akan memperoleh karunia dan senangiah aku selama-lamanya." Tetapi bila mengerti bahwa manusia itu abadi, teranglah pandangannya dan tahulah bahwa hasil orang merendam diri selama itu, hanyalah menggigil kedinginan semata-mata. Bahkan isterinya terlanjur kesepian kedinginan tidak dapat tidur sebab menunggu-nunggunya. Dalam pada itu mertuanya pun membenci karena melihat anaknya tidak dilayani sewajarnya melainkan ditinggalkannya tiap malam hanya untuk merendam diri.

Tindakannya berpantang yang aneh-aneh itu seperti pantang makan dan pantang tidur. Padahal orang lapar itu enaknya kalau makan dan orang mengantuk itu enaknya kalau tidur. Jadi orang itu memantang hal-hal yang enak-enak, namun mengeluh bahwa tidak pernah mengalami keenakan dalam hidupnya. Tetapi jika mengerti bahwa manusia itu abadi, teranglah pandangannya, dan mengerti bahwa hasil berpantangan makan dan tidur itu lapar dan kantuk belaka.

Mimpi Kita



Selalu ada yang tak di ceritakan langit kepada hujan. Ingatan yang dulu memperkenalkan diri sebagai kita. 

Airmata adalah hujan yang jatuh tanpa penyesalan di dada masing2. Barangkali kenangan adalah hujan kata2 pada derai airmata sebelum waktu memberi kita lebih banyak ucapan selamat tinggal

Selalu ada yang tak di ceritakan langit kepada senja, dimana kita pernah memandang langit tanpa bulan dan masih tertawa bersama. Kita selalu memiliki cara untuk bahagia dengan mengenangnya

Di langit pagi aku melihat kita bertukar pelukan, perlahan hilang di hapus hujan.

Aku adalah waktu yang tak lagi kau temukan. Pagi ini kau adalah sisa mimpi yang susah ku kenali

Itulah yang diajarkan hujan kepada aku bahwa engkau tidak akan pernah menjadi milikku, dan itulah sebabnya aku tidak akan pernah kehilangan kamu.

Hidup berkali-kali untukmu sayangku

Bahkan kalaupun itu dalam mimpi

Aku bersedia dan tidak bangun

Ada untukmu cintaku

Dunia ini hanya sekejap

Mencintaimu selamanya

Rasa Sakit Terakhir Yang Dia Buat Untukku


Jangan pernah melihat ke belakang dan menyesal. Lihat ke belakang dan tersenyumlah pada apa yang telah kamu pelajari.

Hidup ini singkat. Langgar peraturan. Maafkan dengan cepat, cium perlahan. Cintai sungguh-sungguh. Tertawa lepas. Dan jangan pernah menyesali apa pun yang membuatmu tersenyum.

Sebelum kita menjadi terlalu tua. 

Hidup ini terlalu singkat untuk bangun di pagi hari dengan penyesalan.

Ada tempat di dalam hati kita

Dimana kita menyimpan kenangan 

Dan ketika hidup menjadi terlalu sibuk

Ini adalah perasaan yang istimewa

Untuk memejamkan mata dan mengenang sejenak.

Aku akan menjadi ombaknya dan kamu akan menjadi pantai yang asing.

Cinta itu singkat, melupakan itu lama.

Karena sepanjang malam seperti ini aku memeluknya

Meskipun ini adalah rasa sakit terakhir yang dia buat untukku

Dan, ketika Anda tidak bisa kembali ke masa lalu, yang perlu Anda khawatirkan hanyalah cara terbaik untuk bergerak maju.

Lagipula, apakah kebahagiaan itu? Sayang, kata mereka padaku. Namun cinta tidak membawa dan tidak pernah membawa kebahagiaan. Sebaliknya, ini adalah malam tanpa tidur, selalu bertanya pada diri sendiri apakah kita melakukan hal yang benar.

Ya, pikiranku sedang mengembara. Aku berharap aku berada di sana bersama seseorang yang dapat membawa kedamaian di hatiku, seseorang yang dengannya aku dapat menghabiskan sedikit waktu tanpa takut aku akan kehilangan dia keesokan harinya. 

Daripada menolak perubahan, menyerahlah. Biarkan hidup menari bersamamu

Jika kamu berpikir hidupku akan terbalik, jangan khawatir. Bagaimana Anda tahu bahwa posisi bawah tidak lebih baik daripada posisi terbalik? 

Jika kamu sudah menjadi abu, maka tunggulah kamu menjadi mawar lagi

Dan jangan ingat seberapa sering kamu menjadi abu. Tapi seberapa sering kamu terlahir kembali dalam abu menjadi mawar baru

Memahami Takdir


TAKDIR adalah apa yang pasti harus Anda alami. Benar-benar itu adalah takdir individu yang jumlahnya tak terbatas, yang masing-masing ketika dicapai adalah tempat awal untuk takdir baru

Karena hidup tidak terbatas, konsep takdir akhir tidak dapat dibayangkan. Ketika kita memahami bahwa kesadaran adalah satu-satunya realitas, kita tahu bahwa itu adalah satu-satunya pencipta. Artinya kesadaran Anda adalah pencipta takdir Anda. Faktanya adalah, Anda menciptakan takdir Anda setiap saat, entah Anda menyadarinya atau tidak. Perubahan perasaan adalah perubahan takdir. Para guru zaman dahulu mengajarkan kepada kami bahwa kami dapat mengubah masa depan, dan pengalaman saya sendiri menegaskan kebenaran ajaran mereka.

Setiap saat dalam hidup kita, kita memiliki pilihan yang mana di antara beberapa masa depan yang akan kita miliki.“Perubahan perasaan adalah perubahan takdir.”Anda dapat mengubah jalan hidup dan pengalaman Anda dengan mengendalikan perasaan, emosi, dan pikiran Anda.

Jangan sia-siakan satu saat pun dalam penyesalan, karena memikirkan kesalahan masa lalu dengan perasaan berarti akan menginfeksi kembali diri Anda sendiri. Dunia adalah cermin, selamanya mencerminkan apa yang Anda lakukan, di dalam diri Anda sendiri.


Delapan Cara Berdamai Dengan Karma

Memaknai karma baik mungkin terasa lebih mudah ketimbang karma buruk. Tapi, sulitkah berdamai dengan karma buruk? Inilah hal-hal yang saya lakukan untuk berdamai dengan karma buruk.

1. Mengidentifikasi karma

Mungkin kita pernah menemui kejadian pahit yang sama secara berulang dan bertanya-tanya, “Kenapa ini terus terjadi pada saya?” Inilah yang kita sebut pengetahuan tentang karma. Sama seperti manusia, energi, dan entitas semesta lainnya, karma juga perlu dikenali. Dengan mengenalinya, karma tidak perlu memperkenalkan diri berulang kali. Jika di masa lalu kamu bertemu dengan orang yang katakanlah jahat dan kamu membalasnya dengan kejahatan setimpal, bukan tidak mungkin jika di masa mendatang kamu akan menemui orang berbeda dengan karakteristik yang sama. Bukan untuk membuatmu menderita, melainkan untuk membuatmu mengenalinya. Dengan mengenali karma, kamu tidak akan merespon orang tersebut dengan respon yang sama seperti kejadian sebelumnya. Maka, di sinilah pola karma akan berganti.

2. Diam adalah emas

Semakin banyak penyangkalan, pembenaran, dan pembelaan terhadap diri sendiri, akan terasa semakin sulit kita menghadapi karma buruk. Dalam kondisi seperti ini, diam adalah emas. Saat karma buruk datang, terimalah. Setelah itu, barulah kita bisa melihat, mendengar, dan merasakan bagaimana karma datang membawa kesadaran diri, pengetahuan spiritual, dan pemahaman mengenai hakikat diri yang sebenarnya. Pada saat inilah saya melihat betapa besarnya Tuhan sehingga bisa menangkal semua ketakutan dan kecemasan yang saya alami.

3. Bertanggung jawab

Saat kita menerima karma buruk, artinya kita telah mengakui kesalahan yang pernah kita lakukan. Inilah saatnya bertanggung jawab atas apa yang pernah kita lakukan dengan meminta maaf, memperbaiki kesalahan, dan melakukan lebih banyak kebaikan dalam hidup. Jika saat meminta maaf kamu tidak mendapatkan penerimaan maaf yang kamu harapkan, terimalah sebagai bagian dari tanggung jawabmu. Tanggung jawab ini bukan untuk membuatmu merasa bersalah, terpuruk dalam penyesalan, atau memikirkan masa lalu setiap waktu, melainkan agar kamu bisa berjanji pada diri sendiri untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan dan bertindak di masa yang akan datang.

4. Saatnya putuskan toxic relationship

Jangan biarkan orang-orang dengan energi negatif mengganggu penemuan hakikat dirimu! Kalau kamu merasa teman, pasangan, atau orang-orang di sekitarmu terus menerus menekanmu, saatnya kamu merelakan mereka untuk pergi. Putuskan hubungan dengan cara yang baik dan berikan pemahaman kepada mereka bahwa kamu butuh ruang untuk memperbaiki diri. Batasi hubungan yang dianggap tidak mendatangkan kebaikan dalam hidupmu. Orang dengan energi positif akan bersama-sama memperbaiki diri, sedangkan orang-orang negatif akan mengecapmu sesuai dengan asumsi mereka. Biarkan keduanya terjadi sesuai alur semesta.

5. Cintai dirimu dengan benar

Mungkin, dulu kita sempat berpikir bahwa mencintai diri sendiri adalah memenuhi semua ego dan keinginan. Tapi, setelah berdamai dengan karma buruk, kita akan mulai melihat self-love dengan cara yang berbeda. Mulailah dengan mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, meditasi secara teratur, dan beribadah sesuai dengan keyakinan. Kalau kamu seorang agnostik, pastikan kamu tidak melukai pikiranmu dengan ide-ide rumit tentang kehidupan. Lihatlah kehidupan secara lebih sederhana.

6. Sadari kelemahanmu

Dalam beberapa kasus karma buruk, sering kali seseorang lebih pandai menyenangkan orang lain, tapi lemah dalam memperlakukan diri sendiri. Inilah yang sering kali tidak disadari atau bahkan diabaikan. Tahukah kamu kalau kelemahan ini adalah kekuatan rahasiamu. Mungkin, tidak seorang pun tahu bahwa kamu mendapat karma hanya karena berjuang membahagiakan orang lain dan melupakan diri sendiri. Tapi, inilah akibat yang harus kamu dapatkan ketika abai dengan diri sendiri. Berhentilah jadi “korban” atas kelemahanmu memperlakukan diri sendiri dan jadilah kekuatan bagi dirimu sendiri. Dengan begitu, kita akan mulai melihat bahwa karma tidak hanya ditimbulkan akibat kesalahan diri kita pada orang lain, tetapi juga terhadap diri sendiri.

7. Singkirkan ego dan kesombongan spiritual

Ego adalah salah satu masalah terbesar dengan menjalani hidup. Sering kali kita percaya bahwa kita bisa memutuskan kehendak diri di luar kesadaran Ilahi. Saya sendiri pernah mengabaikan karma dan memilih untuk percaya terhadap apa yang saya kehendaki dan perjalanan yang akan saya ciptakan. Inilah yang saya sebut sebagai kesombongan spiritual, yaitu ketika kita merasa lebih memahami hidup kita sendiri dan mengabaikan kekuatan Ilahi. Bukan cuma itu, menyalahkan orang lain atas karma yang kita dapatkan juga merupakan bagian dari ego dan kesombongan spiritual. Merasa diri lebih baik sehingga memaksa orang lain untuk bertanggung jawab atas karma yang kita terima adalah jalan pintas menuju keterpurukan. Dengan menyingkirkan ego dan kesombongan spiritual, kita akan lebih mudah mengenali pola karma, mengenali diri sendiri, dan memperbaiki hidup kita.

8. Maafkan diri sendiri dan orang-orang yang menyakiti

Inilah yang sering kali terlupakan dalam proses menghapus karma. Memaafkan diri sendiri dan orang-orang yang telah menyakitimu mungkin akan terasa sulit di awal. Tapi, cobalah perlahan-lahan dan rasakan bagaimana energi positif melingkupi hidupmu ketika satu per satu kesalahan mulai termaafkan.

Selamat berdamai dengan karma buruk, selamat menuai karma baik!

Meditasi harian catatan Karma



Kebanyakan orang tidak melihat violet flame beraksi dengan mata fisik mereka. Tetapi ketika engkau menutup matamu dan berkonsentrasi pada pusat energi di antara kedua alis, kadang-kadang engkau dapat “melihat” violet flame yang bekerja dengan mata batinmu.

Bagi orang-orang yang telah mengembangkan pengelihatan spiritual mereka, violet flame tampak seperti api, warnanya mulai dari indigo gelap dan kecubung yang cemerlang hingga violet kemerahmudaan. Engkau dapat melihat violet flame ini membakar puing karma.

Terkadang dapat membantu dengan membayangkan puing-puing ini sebagai bongkahan kayu atau bongkahan zat sisa yang terlepas dari tubuhmu dan berderak dalam violet flame. Mereka jatuh dan terpental lalu menghilang dalam kepulan asap putih.

Setelah engkau menghafal invokasi dan teknik violet flame, engkau dapat memejamkan mata dan mencoba memvisualisasikan ini.

Gunakan Violet flame setiap hari

Salah satu waktu terbaik untuk invokasi/mengundang violet flame adalah di pagi hari. Engkau akan menemukan bahwa jika engkau melakukan invokasi/mengundang violet flame sebagai hal pertama yang engkau lakukan di pagi hari, harimu akan menjadi jauh lebih lancar. Engkau juga dapat membuat permintaan khusus untuk transmutasi masalah mental, emosional atau fisik apa pun yang sedang terjadi di dalam hidupmu. Engkau dapat memakainya untuk membuat harmoni hubungan dengan teman dan orang yang engkau cintai.

GUNAKAN VIOLET FLAME UNTUK MENYEMBUHKAN CATATAN KARMA KEHIDUPAN LAMPAU

Setelah engkau melatih violet flame untuk beberapa waktu, engkau mungkin menemukan dirimu mulai mengingat kehidupan lampau. Mengingat kehidupan lampau bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Ketika engkau menyadarinya, karma (positif dan negatif) dari kehidupan itu muncul ke permukaan.

Karma negatif seperti kotak Pandora. Setelah engkau membukanya, engkau akan harus menyingsingkan lengan baju, membuat pelayanan dalam hidupmu dan membuat panggilan ke malaikat violet flame setiap hari untuk mentransmutasikan puing-puing karma. Diperlukan waktu sekitar enam bulan mengundang dan melatih violet flame yang terkonsentrasi untuk menyeimbangkan karma satu kehidupan lampau. Ini memang hadiah luar biasa yang diberikan kepada kita oleh Saint Germain.

Ketika engkau melatih violet flame, gambaran kehidupan masa lalu mungkin datang di depan pikiranmu. Engkau mungkin melihat dirimu seperti dulu. Atau engkau mungkin hanya memiliki kesan bahwa dirimu berada di waktu atau tempat tertentu.

Jika catatan-catatan itu menyakitkan — dan biasanya karena jiwamu menuntut penyelesaian — engkau mungkin merasakan kesedihan atau penyesalan. Tetapi engkau juga akan merasa terbebaskan karena tahu bahwa ketika engkau mengundang violet-flame, engkau mentransmutasikan catatan karma masa lalumu.

Ketika engkau menyadari ingatan-ingatan ini, jangan coba-coba menekannya. Alih-alih, fokuskan perhatianmu pada cahaya di hatimu. Bayangkan ingatan-ingatan tersebut dipenuhi dengan violet flame sampai bentuk itu hilang. Kemudian lepaskan ingatan dan biarkan matahari putih yang cerah menggantikannya di mata pikiranmu.

Penting untuk tidak merasa terbebani oleh catatan negatif dari kehidupan masa lalu. Kita semua pernah membuat kesalahan di masa lalu dan tanpa hal itu kita tidak akan berada di sini hari ini. Maafkan dirimu dan terus maju. Bersyukurlah bahwa engkau ada di sini dan engkau memiliki kesempatan untuk menghapus catatan-catatan itu dengan Violet Flame.

Setelah engkau memulai, teruskan. Satu langkah harus dilakukan untuk perjalanan seribu mil. Setiap kali dirimu mentransmutasikan catatan kehidupan masa lalu dengan violet flame, engkau mendapatkan perasaan baru tentang pembebasan jiwamu. Dan pada akhirnya engkau akan menyadari bahwa engkau mengambil kendali atas takdir jiwamu.

PERLUAS RUANG LINGKUP INVOKASI UNTUK MEMBERSIHKAN PUING-PUING KARMA DI RUMAH, LINGKUNGAN DAN PLANET INI

Ketika engkau berlatih mengarahkan violet flame untuk membantu orang lain, engkau dapat mulai menganggap auramu bagaikan air mancur violet flame dimana semua orang yang engkau temui dapat datang dan minum. Ingatkan dirimu untuk selalu memiliki violet flame yang tersedia untuk setiap orang yang membutuhkan.

Tidak hanya violet flame membubarkan/membakar karmamu sendiri, tetapi juga dapat melarutkan karma kelompok atau planet yang berasal dari hal-hal seperti perang atau akumulasi ketidakadilan.

Orang-orang memiliki pengalaman berbeda ketika mereka mengundang violet flame. Beberapa orang mengulanginya dengan rajin selama berbulan-bulan sebelum mereka memiliki konfirmasi bahwa violet flame tersebut berfungsi. Yang lain mendapatkan hasil yang spektakuler saat pertama kali mereka melakukan invokasi/mengundangnya.

Engkau dapat melatih violet flame dalam penyatuan rutin dengan Diri Sejati Tertinggimu. Engkau dapat menambahkan violet flame ke doa atau meditasi harianmu, apa pun itu.

Aku harap engkau akan mengetahui sukacita menjadi salah satu dari ribuan orang di seluruh dunia yang telah mengubah hidup mereka dengan api suci pelarut mukjizat ini — anugerah tertinggi Tuhan bagi alam semesta.


Meditasi Ombak



Meditasi Visualisasi Ombak ini untuk Anda yang sulit melepaskan sesuatu ataupun seseorang.

Bermeditasi dengan Lautan. Di pantai, batas antara pasir, laut, dan langit menjadi kabur. Sulit untuk menentukan dengan tepat di mana satu berakhir dan yang lain dimulai. Saat ombak mencapai pantai, ombak tersebut meresap ke dalam pasir; ombak yang menghantam mengaduk pasir, mencampurnya dengan air. Kabut laut naik saat ombak pecah melingkar dan memercik ke udara. Penggabungan air, tanah, dan udara ini dapat menjadi visualisasi yang berguna untuk meditasi. Sebagai serangkaian Visualisasi, mereka membentuk jalur untuk diikuti saat menenangkan pikiran dan menggerakkan kesadaran Anda ke dalam.

Untuk memulai meditasi ini, carilah tempat yang nyaman untuk duduk dan berbaring. Luangkan waktu beberapa menit untuk merilekskan fitur wajah Anda dan arahkan perhatian Anda ke dalam, jauh dari dunia luar. Pertahankan postur dan kesejajaran tubuh Anda tanpa menjadi tegang. Setelah Anda merasa tenang, alihkan perhatian Anda ke nafas Anda.

Nafas Anda Bergerak Seperti Air. Anggaplah nafas Anda sebagai air; ia mengalir bebas, mengisi wadah atau bentuk apa pun yang Anda sediakan untuknya. Biarkan tarikan nafas yang lembut naik melalui tubuh seperti gelombang yang mengalir ke pantai. Gelombang, nafas Anda, terus mengalir selama ia dapat tetap utuh dan lengkap tanpa goyah. Di puncak nafas Anda, berhentilah sejenak, seperti halnya air sebelum mulai meresap ke dalam pasir.

Saat Anda mulai mengembuskan napas, lepaskan napas Anda, biarkan mengalir dengan lembut seperti air laut yang tenggelam ke dalam pasir. Air menghilang dengan halus dan merata. Biarkan hembusan napas Anda menyebar dengan lembut ke seluruh tubuh dengan cara yang sama. Tubuh Anda akan melunak dan rileks seperti pasir di pantai yang berubah dari kering menjadi basah. Di akhir hembusan nafas, ada jeda singkat sebelum gelombang atau nafas berikutnya dimulai.

Pikiran Sebening Udara

Dengan tubuh Anda menerima nafas seperti pasir menerima air, biarkan pikiran, perhatian Anda, meresapi keduanya. Interaksi antara laut dan udara menciptakan gelembung di dalam air; pasir berpori memiliki ruang untuk udara di antara setiap butiran. Karena udara hadir di dalam air dan pasir, biarkan pikiran Anda mengikuti setiap gerakan nafas dan menyebar ke seluruh tubuh Anda. Teruslah bernafas dan tetaplah hadir dengan nafas dan tubuh hingga tidak ada lagi perbedaan di antara keduanya.

Ada banyak pendekatan untuk meditasi dan berbagai visualisasi yang dapat berhasil. Citra laut ini mungkin berguna saat Anda membutuhkan cara baru untuk bertransisi ke tempat mental yang tenang dan penuh perhatian. Pada akhirnya, dalam meditasi, batas-batas antara pikiran, tubuh, dan nafas kita menghilang. Nafas berfungsi untuk menyatukan pikiran dan tubuh kita seperti laut yang menyatu dengan udara dan pasir di tepi air.

1. Carilah tempat yang nyaman 

2. Perlahan tarik nafas melalui hidung lalu buang nafas melalui mulut

3. Jika merasa nyaman perlahan pejamkan mata

4. Bayangkan Anda duduk ditepi pantai melihat ombak yang bergulung ke pantai.

Setiap Anda menarik nafas bayangkan ombak dengan lembut semakin tinggi ke tepi pantai. 

Lalu saat Anda menghembuskan nafas bayangkan ombak mundur lembut kembali ke lautan meninggalkan pasir yang tenang.

Lakukan terus sampai Anda merasa tenang dan ditutup dengan kalimat :

"Seperti ombak yang datang dan pergi, Perasaan dan Pikiran kita juga datang dan pergi, dan kita bisa memilih untuk merelakan mereka"

















Wacana Jiwa dan Kehidupan Keluarga

Saya menemukan wacana yang menarik dan mungkin layak dibagikan yaitu mengenai Perjanjian kosmis antara jiwa dan kehidupan yang akan dijalaninya.

Pernahkan mendengar tentang wacana mengenai jiwa-jiwa yang akan dilahirkan di  bumi ? Sudah pasti kita sulit untuk percaya jika para jiwa memilih orang tua mereka sebelum lahir? 

Menurut banyak budaya kuno di dunia, termasuk penduduk asli Amerika, Afrika, India, Yunani, dan Tibet, jiwa-jiwa memilih orang tua dan keluarga mereka jauh sebelum pembuahan terjadi di bumi. Namun, bagaimana cara kita memilih orang tua kita? Bagaimana jiwa memilih orang tua mereka? Konon kabarnya ada Perjanjian pra-kelahiran yang dibuat ketika jiwa-jiwa terhubung dengan sang Sumber dan perjanjian ini berisi semua rincian inkarnasi duniawi mereka di masa depan, termasuk orang tua tertentu, lokasi kelahiran, waktu, saudara kandung, dan banyak lagi.

Terkadang Jiwa yang memutuskan rincian kontrak kosmik dan sudah pasti ada campur tangan akan Kuasa yang Lebih Tinggi terhadap jiwa yang sedang diputuskan. Namun demikian, setiap jiwa datang untuk mengetahui dan memiliki visi yang sangat baik tentang peristiwa kehidupan masa depan yang akan dialaminya di bumi, bahkan sebelum ia memasuki rahim ibu. 

1. Kontrak Jiwa

Jiwa-jiwa mengalami beberapa kelahiran dan datang dalam tubuh manusia yang berbeda untuk inkarnasi duniawi mereka. Jiwa-jiwa tidak hanya memilih orang tua mereka tetapi ketika kita hidup menyatu dengan Sang Sumber sebagai jiwa, kita memutuskan tentang kehidupan kita selanjutnya dan itu termasuk pengalaman hidup di masa depan, pelajaran hidup, dan orang-orang yang akan berbagi kehidupan dengan kita. Dan kontrak jiwa pun dibuat.

Terkadang kontrak kosmik ini dibuat dengan kesepakatan bersama antara kita, jiwa-jiwa, dan Roh Agung alias sang Sumber. Namun terkadang, ketika kita memiliki dampak karma dari kehidupan lampau kita, kita hanya diberi sedikit pilihan dan dikirim ke kehidupan berikutnya (kelahiran berikutnya di bumi) untuk mempelajari pelajaran tertentu yang diperlukan untuk menyelesaikan keseimbangan karma. 

2. Pelajaran Hidup

Tetapi mengapa jiwa memilih orang tuanya di kehidupan selanjutnya? Jiwa bereinkarnasi di bumi hanya untuk satu alasan, yaitu untuk belajar dan berkembang. Orang tua dan keluarga adalah fondasi dari kehidupan kita dan mereka memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap bagaimana kehidupan kita berjalan, bagaimana kita memandang diri kita sendiri dan orang lain, dan bagaimana kita membuat pilihan hidup. Semua ini terkait erat dengan pelajaran hidup yang kita peroleh selama kita tinggal di bumi. Jiwa-jiwa memilih orang tua mereka karena sangat penting untuk misi mereka di bumi. 

3. Orang tua dan saudara kandung.

Hidup kita bukanlah hasil acak dari kombinasi gen, tetapi segala sesuatu yang kita alami, pelajari, dan lawan merupakan bagian dari rencana yang telah ditentukan yang jiwa sendiri ikut merancangnya? Berdasarkan pelajaran yang perlu mereka pelajari, jiwa-jiwa memilih keluarga mereka. Pertama, diputuskan pelajaran hidup apa yang akan dialami oleh jiwa pada kelahiran berikutnya. Kemudian orang tua dan anggota keluarga dipilih yang paling selaras dengan tujuan jiwa di bumi.  Mereka akan membantu perjalanan jiwa dengan satu atau lain cara. Segera setelah jiwa mengetahui siapa yang akan menjadi orang tuanya, ia menjalin hubungan psikis dengan mereka, terutama dengan ibu, dan tetap hadir di sekitar mereka dalam bentuk energi, menunggu untuk dikandung. Jiwa-jiwa juga mencapai kesepakatan dengan jiwa-jiwa lain mengenai siapa yang akan bergabung dengan mereka sebagai saudara kandung dan di mana urutan mereka akan dilahirkan dalam keluarga yang mereka pilih.

4. Waktu dan Lokasi

Pelajaran hidup adalah satu-satunya alasan mengapa jiwa-jiwa datang ke bumi berkali-kali. Terkadang, menjadi penting bagi jiwa untuk dilahirkan di wilayah atau komunitas tertentu untuk mempelajari pelajaran yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Misalnya, jika suatu jiwa memiliki kebencian atau prasangka terhadap ras atau agama tertentu dalam salah satu inkarnasinya, maka akan ditakdirkan untuk dilahirkan di tengah-tengah komunitas yang sama, hanya untuk menumbuhkan pemahaman, cinta, kasih sayang, dan toleransi. Dalam kasus seperti ini, orang tua tertentu menjadi kurang penting dibandingkan waktu dan lokasi kelahiran. Meskipun demikian, jiwa-jiwa memilih orang tua dan keluarga mereka sebelum lahir.

5. Keluarga Jiwa

Tahukah Anda bahwa kita bertemu dengan orang yang sama dalam setiap kehidupan kita? Jiwa-jiwa yang kita temui di setiap interaksi duniawi adalah anggota keluarga jiwa kita. Pasangan jiwa atau anggota keluarga jiwa adalah mereka yang sangat dekat dan penting bagi kita dalam kehidupan manusia.    Kita mungkin mengenal mereka sebagai orang tua, saudara kandung, guru, teman, atau pasangan kita. Kita telah dipelihara dan diperkaya oleh kehadiran mereka dan dengan demikian kita memilih untuk bertemu dengan mereka setiap kali kita datang ke bumi. Karena itu, mereka juga setuju untuk bertemu dengan kita dan menjadi bagian dari perjalanan kita. Terkadang jiwa-jiwa memilih orang tua mereka karena mereka ingin dilahirkan ke dalam keluarga jiwa mereka. Jiwa juga terkadang memilih untuk menukar peran mereka, yang berarti jika jiwa telah menjadi anak perempuan di satu kehidupan, mereka dapat memilih untuk menjadi ibu di kehidupan berikutnya dan anak perempuan di kehidupan sebelumnya akan menjadi ibu di kehidupan ini. Jiwa melakukan hal ini untuk mempelajari semua jenis pengalaman hubungan, tetapi juga untuk menyembuhkan trauma atau luka dalam hubungan mereka. Mereka terkadang mencoba untuk membuat sebuah hubungan berhasil dengan melihatnya dari berbagai sudut.

6. Kehendak Bebas

Kita harus ingat bahwa hanya karena hidup kita sudah direncanakan sebelum kelahiran kita, bukan berarti kita tidak memiliki kehendak bebas. Dibawah kuasa yang lebih tinggi, sebagai manusia, kita mampu memutuskan apa yang baik untuk kesejahteraan kita dan dapat memutuskan untuk menjauh dari hubungan apa pun yang menggagalkan kita dalam upaya kita untuk menjalani kehidupan terbaik kita. 

Apakah jiwa-jiwa memilih orang tua mereka? Ya, agar mereka belajar pelajaran dan terkadang pelajaran ini termasuk bagaimana menjauhkan diri dari hubungan yang ‘beracun’. (toxic relathionship). Setiap kali ada pertanyaan - apakah bayi memilih orang tua mereka sebelum dilahirkan - muncul di otak kita, ada baiknya kita ingat bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan, bahkan jika kita tidak dapat memahaminya dengan segera. Setiap rasa sakit dan kesulitan yang kita alami di dunia ini telah direncanakan dengan cermat oleh Penciptaan itu sendiri, demi kebaikan diri kita. Kita juga merupakan bagian dari proses semesta, tetapi kita tidak dapat mengingat waktu ketika kita ada hanya sebagai bentuk jiwa. Jadi, jalani hidup kita sesuai dengan tujuan jiwa kita, tetaplah selaras dengan kesadaran diri yang lebih tinggi, dan teruslah mencari keluarga jiwa kita. 

Satu saran, jangan mengabaikan keluarga yang telah diberikan kepada kita. Bahkan jika hubungan kita dengan mereka renggang, jangan menyimpan dendam terhadap mereka. Ingatlah bahwa, trauma yang tidak terselesaikan akan membuat kita kembali kepada orang yang sama lagi dan lagi sampai  hubungan tersebut pulih. 

Sekian wacana mengenai bagaimana jiwa-jiwa memilih keluarga mereka sebelum lahir. Tidak perlu serius menanggapi wacana ini, biarkan mengalir menjadi triger untuk lebih mengenal diri.


Hubungan dengan Orang Tua

Rasa cinta kepada orangtua itu tidak bisa bermanifestasi dalam hati dan pikiran saja, kita perlu menunjukkan rasa cinta ke dalam bentuk amalan fisik seperti ucapan dan perbuatan.

Kadang kita tidak terbiasa menunjukkan rasa cinta kepada orang tua, begitu pun sebaliknya. Dalam beberapa kondisi, hal tersebut akan menjadi hubungan antara anak dan orang tua menjadi dingin dan berjarak.

Mengapa kita tidak menjalin hubungan ke orang tua sekarang saja? Mengapa kita harus gengsi? Mengapa harus sungkan untuk bilang bahwa kita ingin menyayangi dan disayangi oleh orang tua kita? 

Ingatlah, Ucapan dan Perbuatan adalah menunjukkan rasa cinta ke orang tua kita itu tidak akan berarti ketika mereka sudah tiada. Apabila orang tua sudah tiada baru muncul perasaan menyesal dalam diri. 

Bagaimana cara menjalin hubungan baik dengan orang tua? 

1. Belajar Minta Maaf, setiap Orang tua pasti pernah melakukan kesalahan.

2. Menghabiskan Waktu Bersama. Waktu adalah salah satu aspek yang paling berharga dalam memperkuat hubungan. 

3. Jadwalkan Waktu Khusus bertemu 

4. Berbicara dengan Empati. Hindari perdebatan yang tidak perlu

5. Bersikap jujur dan terbuka