Jalan Sunyi di Laut Hati

 

Aku adalah cakrawala biru dan awan hitam, Aku adalah air terjun dan suaranya, Aku adalah gambar pahatan dan batu di pinggir jalan, Aku adalah mawar dan kelopaknya yang jatuh, aku adalah bunga di padang dan bunganya. teratai suci, akulah air yang disucikan dan kolam yang tenang, akulah pohon yang menjulang tinggi di antara gunung-gunung dan helai rumput di jalan yang damai, akulah daun musim semi yang lembut dan dedaunan yang selalu hijau. Saya bukan Ini atau Itu, saya tidak terlepas atau melekat, saya bukan surga atau neraka -- sedikit yang mengenal saya -- saya bukan filosofi atau kepercayaan, saya bukan Guru atau murid.

Wahai teman, aku berisi semua. Aku sejernih aliran gunung, Sesederhana daun musim semi yang baru. Cinta yang melahirkan kesedihan, Cinta yang mematikan senyum di wajah terbuka, Cinta yang berubah dari waktu ke waktu, Cinta yang sepi dalam kesendiriannya, Cinta yang angkuh dan menindas, Cinta yang menghancurkan cinta untuk orang lain, Cinta yang mengikat dan menempatkan batasan, Cinta yang dikonsumsi oleh api diri, Ini tidak akan kamu rasakan Jika kamu berjalan bersamaku.

Kukatakan padamu bahwa dimanapun engkau berada, Apapun kesedihanmu, Apapun kegembiraanmu, jalan menuju hati Sang Kekasih Adalah jalan cinta. Karena itu menuntunmu pada kesederhanaan, dan pada iman yang menang. Pemahaman datang melalui jalan Cinta, Dan pengetahuan darinya. Ya, Cintai semua dan di dalamnya hilangkan dirimu.

Sebuah lagu merdu, Lembut dan sedih, Muncul dari bayang-bayang yang dalam. Menindas menumbuhkan udara malam yang tenang. Seperti cahaya jauh yang berkedip Di menara tempat suci yang gelap, Di atas para pemuja dan doa-doa mereka yang merintih, Tinggi di atas para Dewa yang diam di tengah tempat tinggal mereka yang suram, Demikianlah aku, Bebas dari tangan yang menempaku.

Wahai teman, Menjauhlah dari kerumitan keyakinan, Hancurkan tahayul monumental Dari kepercayaan yang memperbudakmu. Tapi tumbuhlah dalam kesederhanaan hatimu, Dalam bayang-bayang penderitaanmu. Wahai Kekasih, Hatiku berat dengan cintamu.

Wahai teman, kukatakan padamu, Sebagaimana perilaku berdiam dalam kebenaran, Demikian pula kebahagiaan abadi berdiam di dalam hatimu sendiri. 

Pencarian sia-sia ini Setelah keinginan hatimu di antara bunga-bunga pembusukan menahanmu dalam bayang-bayangnya. Anda tidak dapat melarikan diri dari amukan kesedihan ini disaat-saat kelupaan. Tidak ada Tuhan yang akan memberi Anda kebahagiaan yang Anda cari. Tidak ada gumaman kata-kata suci yang akan melepaskanmu dari tali penderitaan. Tidak ada jalan Menuju kebahagiaan abadi itu kecuali dengan penyatuan diri dengan Sang Kekasih. Seperti percikan yang akan memberikan kehangatan tersembunyi diantara abu, abu - abu Cahaya yang akan membimbingmu tersembunyi dibawah debu pengalamanmu.

Wahai sahabat, Sang Kekasih adalah dirimu sendiri. Tetapi untuk menyadari Dia dan untuk menggenggam Dia dengan kuat di dalam hatimu, Teguh di dalam pikiranmu, tidak boleh ada titik gelap yang tersembunyi di dalam dirimu. Tidak ada penghibur palsu, tidak ada Dewa yang menyenangkan yang memberimu nasihat kemudahan, tidak ada keserakahan yang mengikatmu, tidak ada keyakinan yang melindungimu dalam bayang-bayang gelap mereka, tidak ada pikiran, tidak ada kasih sayang yang menahanmu.

Wahai teman, kejarlah diri dari tempat berlindung ke tempat berlindung yang lebih besar, dari tempat suci ke tempat suci yang lebih besar, Dari keinginan ke keinginan yang lebih besar, Dari kesombongan ke kesombongan yang lebih besar. Kejar dia tanpa ampun menyusuri jalan kesenangannya, tanpa henti menanyainya tentang kepastian kematiannya. 

Hingga pada akhirnya, wahai teman, Engkau mendorongnya Ke cahaya terbuka dimana dia tidak akan membuat bayangan, Di mana dia akan bersatu dengan Sang Kekasih. Kemudian engkau akan menyadari Sang Kekasih adalah kamu. Seperti tetesan embun memasuki laut, begitu pula aku menjadi satu dengan Kekasihku. Sang Kekasih ada dalam segala hal. Semua hal ada di Sang Kekasih. Bilah rumput yang diinjak-injak manusia, Pohon besar menyebar yang memberikan perlindungan, Reptil hijau yang ditakuti manusia, Lalat yang mengganggu penjual daging manis, Burung berkicau yang menyenangkan telinga, Singa ganas yang memberi ketakutan Ke jantung hutan, Orang biadab sederhana yang direndahkan manusia, Orang berilmu besar yang memberikan kepuasan bagi banyak orang, Pemuja banyak dewa yang mengembara dari tempat suci ke tempat suci. 

Hidup adalah satu seperti Kekasihku dan aku adalah satu. Hanya ada satu jalan ke hati Sang Kekasih. Jalan itu terbentang melalui dirimu sendiri, melalui hatimu sendiri. Tentang itu aku beritahukan kepadamu. Ada banyak bentuk manifestasi-Nya, Tapi hanya ada satu cara, wahai sahabat, yang menuntunku ke hati Kekasihku. Pada saat aku mematuhi hukum para dewa, dunia, aku berjalan di jalan yang mengarah ke tempat suci mereka, dan di sana aku ditahan dalam kekuasaan otoritas kecil mereka, tapi amarah ketidakpuasan mendorongku, tidak pernah tinggal Dinaungan candi. Seperti seseorang mengembara dari satu tempat ke tempat mencari kenyamanan abadi, Begitu mengembara, Mengesampingkan kenyamanan yang membuatku tertidur, Hingga akhirnya aku membuka hatiku; Disana aku menemukan Kekasihku.

Banyak yang akan memberitahumu, hai teman, Bahwa ada berbagai pekerjaan, Banyak cara untuk mendekati Sang Kekasih. Ya, Ada, Tapi semuanya mengarah ke satu jalan, Karena hanya ada satu jalan menuju hati Sang Kekasih. 

Tentang itu aku beritahukan kepadamu. Jika kamu ingin menemukan Kekasihku yang bersemayam di dalam diriku, hai teman, Maka kamu harus mengesampingkan semua Tuhanmu, Kenyamananmu, otoritas kecilmu. Engkau harus membersihkan dirimu dari kesombonganmu karena sedikit pengetahuan. Anda harus memurnikan diri dari hati dan pikiran Anda. Anda harus meninggalkan semua teman anda, teman-teman Anda, keluarga Anda, ayah Anda, ibu Anda, saudara perempuan Anda dan saudara laki-laki Anda. Ya, Engkau harus meninggalkan semuanya. Anda harus menghancurkan diri Anda sepenuhnya, untuk menemukan Sang Kekasih.

Aku adalah cakrawala biru dan awan hitam, Aku adalah air terjun dan suaranya, Aku adalah gambar pahatan dan batu di pinggir jalan, Aku adalah mawar dan kelopaknya yang jatuh, Aku adalah bunga di padang dan bunganya  teratai suci, akulah air yang disucikan dan kolam yang tenang, akulah pohon yang menjulang tinggi di antara gunung-gunung Dan helai rumput di jalan yang damai, akulah daun musim semi yang lembut dan dedaunan yang selalu hijau. Aku orang barbar dan orang bijak, aku orang saleh dan orang fasik, aku pelacur dan perawan, aku orang bebas dan manusia waktu, aku pelepasan dan pemilik yang sombong, aku yang bisa dirusak dan tidak bisa dihancurkan. Aku bukan Ini atau Itu, aku tidak terlepas atau melekat, aku bukan surga atau neraka, aku bukan filosofi atau keyakinan,

Wahai teman, aku berisi semua. Aku sejernih aliran gunung, Sesederhana daun musim semi yang baru. Aku tidak bisa mengajarimu berdoa, wahai teman, aku juga tidak bisa mengajarimu menangis. Aku bukanlah Tuhan dari doa-doamu yang panjang, Aku juga bukan penyebab dari banyak kesedihanmu. Mereka dibuat oleh tangan manusia. 

Ikutlah denganku, wahai teman, aku akan membawamu ke mata air Kebahagiaan. Tertawa adalah seperti madu di jantung wangi bunga. Anda akan meminumnya di Taman Mawar dimana semua keinginan berhenti simpan keinginan untuk menjadi seperti Sang Kekasih. Kolam Kebijaksanaan ini bukan dibuat oleh tangan manusia, bukan pula anak tangga yang menuju ke airnya yang jernih. Di sana Anda akan bertemu dengan setiap manusia, yang coklat, yang putih, yang hitam, yang kuning. Di airnya yang murni, Anda akan melihat wajah Kekasihku.

Ayo, teman! Tinggalkan semua kegembiraanmu yang berlalu, kecemasanmu yang membara, kesedihanmu yang menyakitkan, cintamu yang memudar, keinginanmu yang terus tumbuh. Untuk semua ini hanya mengarah pada doa, Untuk penyebab banyak air mata. Kebenaran bukanlah kejahatan maupun kebaikan, Kebenaran bukanlah cinta ataupun kebencian, Kebenaran bukanlah murni maupun najis, Kebenaran bukanlah sederhana maupun kompleks, Kebenaran bukanlah surga maupun neraka, Kebenaran bukanlah moral maupun tidak bermoral, Kebenaran bukan dari Tuhan atau setan, Kebenaran bukanlah kebajikan atau keburukan, Kebenaran bukanlah kelahiran atau kematian, Kebenaran bukan dalam agama maupun tanpa agama. Kebenaran adalah seperti air - - ia mengembara, Ia tidak memiliki tempat peristirahatan. Karena Kebenaran adalah Hidup. Saya melihat gunung turun ke lembah.

Wahai sahabat, Indahnya hidup bukanlah anak ketakutan Tapi ia terletak di dalam rahim pengertian. Ikutlah denganku, Berjalanlah di jalan Kehidupan - - Cinta yang tidak membawa kematian.

Untuk musik seruling yang jauh mengalir sungai kuno yang lebar, Segar dengan air muda. Banyak nyanyian dinyanyikan untuk memuji kebahagiaan, Banyak dewa yang dimohon sebagai penuntun menuju kebahagiaan, Banyak surga dimuliakan sebagai bujukan menuju kebahagiaan, Banyak altar dibangun untuk kebahagiaan, Banyak situs dilakukan sebagai persembahan untuk kebahagiaan, Banyak berkah diminta sebagai perlindungan bagi kebahagiaan, Banyak kebenaran dipuji dalam kesedihan demi kebahagiaan, Banyak kebajikan dicari dalam ketakutan akan kebahagiaan, Banyak harta dikumpulkan dengan harapan akan kebahagiaan, Banyak keinginan dipuaskan dengan mengharapkan kebahagiaan, Banyak pengorbanan dilakukan untuk mencari kebahagiaan, Banyak pertapaan dilakukan dipaksakan dalam kerinduan akan kebahagiaan. Jauh di dalam kubangan, benih teratai menderita, Keharuman lembut bersembunyi di jantung bunga.

Hidup adalah satu. Tidak ada awal, tidak ada akhir, Sumber dan tujuan tinggal di hatimu. Anda terjebak dalam kegelapan jurangnya yang lebar. Hidup tidak memiliki kredo, tidak ada kepercayaan, Tidak ada bangsa, tidak ada tempat suci, Tidak terikat oleh kelahiran atau kematian, Bukan laki-laki atau perempuan. Bisakah Anda mengikat "air dalam pakaian" Atau "mengumpulkan angin di kepalan tangan Anda"?

Biarkan Hidup melukis keindahannya Di atas kanvas keberadaanmu. Jadilah engkau latar belakang untuk kepenuhannya. Dan menahannya bukan alirannya yang rata. Ia yang berjalan tegak di tengah-tengah kebingungan Sedang jatuh cinta pada Kehidupan.

Ah, duduklah disampingku ditepi laut, terbuka dan bebas. Aku akan memberitahumu tentang ketenangan batin seperti yang masih dalam, dari kebebasan batin seperti di langit, tentang kebahagiaan batin seperti air yang menari. Dan seperti bulan membuat jalan sunyi di laut yang gelap.

Ah, duduklah di sampingku,Terbuka dan bebas. Seperti aliran sinar matahari yang jernih, Demikian pula pemahamanmu akan datang kepadamu.

Wahai sahabat, Kesedihan adalah bunga pengertian dan menghasilkan buah kegembiraan. Dari kepenuhan hatimu undang kesedihan Dan kegembiraannya akan melimpah. Kesedihan akan melahirkan cinta yang abadi, Kesedihan akan membuka jalinan Kehidupan, Kesedihan akan memberikan kekuatan kesepian, Kesedihan akan membuka pintu hatimu yang tertutup, Kesedihan akan menaklukkan ruang keabadian. Dari kepenuhan hatimu undang kesedihan. Saat sungai meluap Setelah hujan lebat dan kerikil bergembira sekali lagi Dalam gemuruh air yang mengalir, Begitu pula pertemuan di pinggir jalan mengisi kekosongan yang menciptakan ketakutan. Aromanya datang dengan angin sepoi-sepoi. Jangan berlindung di kediaman otoritas. Dimana berkembang biak kenyamanan dan pembusukan. 

Ayo pergi, ayo pergi. Untuk pergi jauh, Engkau harus mulai dari dekat. Untuk mendaki tinggi, Engkau harus mulai rendah. Suara kesedihan adalah lagu pemenuhan Dan kegembiraan di dalamnya Kepenuhan Hidup. Sebagaimana daun adalah mainan angin, demikian pula aku mainan kesedihan. Seperti awan yang dikejar Oleh angin yang kejam, Begitu pula aku diusir Dari tempat berlindung ke tempat berlindung Dengan gumaman penderitaan. 

Tapi sekarang, oh teman, aku berada di luar Surga para Dewa. Keterbatasan para pengkhotbah, dari buku-buku, tidak lagi mengikatku. Seperti angin sepoi-sepoi yang bermain di sekitar makam, Begitu juga aku. Tidak ada yang akan menahanku, karena kesedihan adalah pendamping Para Pencari Perlindungan. 

Ya, aku telah menemukan tempat tinggal kebahagiaan yang abadi, aku telah membuka Sumber kebahagiaan abadi. Aku melampaui kesedihan.