Samadhi adalah Puncak Energi


Nafas adalah penghubung jiwa dengan tubuh, nafas membentuk jembatan antara keduanya. Itulah sebabnya dengan lenyapnya nafas, kehidupan lenyap. Hidup terus berjalan meski otak rusak. Seseorang dapat bertahan hidup bahkan jika mata atau anggota tubuh lainnya diamputasi. Tetapi jika nafas berhenti, hidup akan segera berakhir. Pernapasan benar-benar menyatukan tubuh dengan jiwa.

Dan di persimpangan antara jiwa dan raga, pada titik pertemuan mereka, energi yang dikenal sebagai kundalini atau nama apapun yang kau berikan, adalah energi yang sama, dan berada di persimpangan tubuh dan jiwa. Oleh karena itu energi ini memiliki dua bentuk. Ketika energi ini mengalir ke tubuh, energi ini menjadi seks; dan ketika mengalir menuju jiwa, energinya menjadi kundalini atau apapun engkau menyebutnya. Energi ini turun saat bergerak ke tubuh dan naik saat bergerak ke jiwa. Jadi kundalini adalah energi yang naik, seks adalah energi yang turun. Tetapi tempat kundalini, tempat lokasi persimpangan itu, dipukul dan digerakkan oleh nafas, nafas yang dalam dan cepat. Engkau akan terkejut mengetahui bahwa engkau tidak bisa menjaga napas tetap tenang saat bercinta. Bercinta membawa perubahan langsung dalam gerakan napas. Tidak lama setelah seseorang terangsang secara seksual, maka pernapasan pun meningkat. Karena kalau pernapasan tidak mengenai pusat energinya, energi seks tidak dapat bergerak tanpa dipukul dan dirangsang oleh pernapasan, hubungan seksual tidak mungkin dilakukan. Sama halnya, samadhi atau ekstasi tidak mungkin terjadi kecuali kundalini ini dipukul dan dirangsang oleh pernapasan.

Samadhi adalah puncak, titik tertinggi dari energi yang naik, dan seks adalah titik terendah, titik terendah dari energi yang turun. Tapi nafas bekerja di kedua arah dengan cara yang sama.

Cobalah. Jika pikiranmu penuh dengan seks, rilekskan pernapasanmu, perlambat nafasnya. Atau jika pikiran berada dalam cengkeraman amarah atau hasrat nafsu apa pun, perlambat laju pernapasan, rilekskan, dan engkau akan menemukan seks, amarah, atau apa pun itu, telah meninggalkanmu. Mereka tidak bisa bertahan, karena energi yang menopang mereka datang melalui pernapasan. Tanpa dirangsang oleh pernapasan, energi ini tidak dapat bekerja. Oleh karena itu tidak ada yang bisa marah jika nafasnya lambat, stabil dan santai. 

Akan menjadi keajaiban mutlak jika seseorang bisa marah sambil bernapas dengan sangat lambat dan santai. Itu tidak mungkin. Kemarahan menghilang begitu pernapasan diperlambat dan rileks. Seseorang juga tidak bisa terangsang secara seksual dalam keadaan pernapasan yang lambat dan rileks. Keinginan untuk seks menghilang dengan melambatnya nafas. 

Jadi perlambat dan rilekskan pernapasanmu saat pikiran penuh dengan seks atau kemarahan atau keinginan lainnya.Dan ketika pikiranmu diliputi oleh kehausan, kerinduan untuk meditasi, maka percepat laju pernapasanmu dan pukullah kundalini dengan pernapasan yang dalam. Dan semakin kuat dan keras pukulannya, semakin cepat pergerakan energinya. 

Dan sejauh menyangkut kita orang-orang biasa yang kundalininya telah tertidur selama tak terhitung banyaknya kehidupan- kebutuhan akan pukulan yang intens dan keras, pukulan dengan segenap kekuatan kita, jauh lebih besar.

Jadi pusat energi yang paling aktif akan dipukul dan dirangsang terlebih dahulu oleh pernapasan dalam dan cepat. Tetapi hal itu akan segera mempengaruhi pusat-pusat energi lainnya juga. Dan sesuai dengan perubahan, transformasi kepribadian dimulai secara bersamaan. 

Engkau akan mulai mengetahui bahwa dirimu sedang berubah, Engkau bukanlah orang yang sama seperti dirimu yang sekarang. Saat berbagai pusat dipukul dan diaktifkan, dimensi baru dalam hidupmu akan mulai terungkap dan terwujud. Dan ketika semua pusat aktif bersama  yaitu, ketika energi yang mengalir melalui mereka semua sudah seimbang maka untuk pertama kalinya kita akan menjalani hidup seutuhnya, kita akan hidup sepenuhnya.

Kemana Kundalini pergi setelah melewati chakra Sahasrara?

Energi Kundalani naik ke Sahasrara. Ini adalah tingkat terakhir kebangkitan Kundalani. Kemudian energi menyebar ke seluruh tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tidak kembali ke Muladhara.

Gelombang energi berikutnya naik dari Muladhara ke Sahasrara. Ini adalah proses yang berkelanjutan seperti gelombang