Tubuh Emas - Rainbow Body
Dalam tradisi Dzogchen tubuh pelangi merupakan hasil praktik tögal (penyeberangan langsung) di antara praktik-praktik lainnya, yang mewakili realisasi akhir pencerahan hingga tingkat Buddha pada saat kematian, atau segera setelah Bardo. Energi tubuh halus ditarik dari tubuh fisik kasar, dan materi tubuh itu sendiri digantikan oleh tubuh cahaya, atau tubuh emanasi seorang Buddha.
Proses ini terkadang digambarkan disertai dengan fenomena meteorologi yang tidak biasa seperti pelangi (beberapa bentuk tidak standar), cahaya warna-warni yang memancar dari tubuh atau sekitar tempat tinggal, dan hujan bunga, parfum, dan sebagainya. Dari fenomena tubuh pelangi inilah muncul nama pencapaian spiritual yang sangat tinggi tersebut.
Memahami Kekuatan Energi Prana dan Kundalini
Untuk membuka kekuatan Tubuh Cahaya Pelangi, penting untuk memahami energi prana dan kundalini . Prana adalah energi kekuatan hidup universal yang mengalir melalui semua makhluk hidup, sedangkan energi Kundalini adalah potensi energik yang tersimpan dalam cakra dasar seseorang. Ketika kedua kekuatan ini digabungkan dan menjadi saling berhubungan, keduanya akan menghasilkan pengalaman multidimensi yang kuat.
Ketika kedua energi ini bertemu dan bergabung, mereka menciptakan kondisi kesadaran yang tinggi dimana dunia fisik dan spiritual menjadi satu. Peningkatan indera ini memungkinkan seseorang untuk menyadari kekuatan diri mereka yang lebih tinggi dan terhubung dengan alam roh. Pemahaman yang lebih tinggi inilah yang membantu membuka potensi kreatif dan mengakses wawasan tentang pelajaran hidup. Pengalaman Tubuh Cahaya Pelangi adalah alat yang ampuh untuk mengeksplorasi hubungan pribadi seseorang dengan transendensi sekaligus membantu orang menyembuhkan luka mental, emosional, fisik, dan spiritual.
Dalam Buddhisme Tibet, tubuh fisik adalah skandha (Sansk., agregat) yang terbuat dari lima elemen: Tanah, Air, Api, Udara, dan Ruang Angkasa. Kelima elemen ini masing-masing dianggap mewakili getaran mendasar dalam tubuh kita, dan secara keseluruhan membentuk siapa kita. Karena hidup ini apa adanya dan kita terkontaminasi dengan segala macam keyakinan yang membatasi, makan junk food, dan sebagainya, 5 unsur tersebut menyimpang, tidak bersih lagi.
Nah, tujuan akhir seorang penganut tradisi spiritual ini adalah untuk “membersihkan” 5 elemen utama tubuhnya dengan baik sehingga
1. Bumi kembali ke warna kuning keemasan
2. Api kembali menjadi warna merah
3. Air berubah warna menjadi biru
4. Udara kembali ke warna hijau
5. Ruang kembali ke warna putih
Ketika seorang ahli mencapai masing-masing dari 5 warna murni pada saat yang sama , maka dia dapat mencapai salah satu dari tiga jenis badan pelangi. Kenaikan tubuh pelangi Tibet sangat didasarkan pada proses pemurnian khusus ini.
Praktisi Dzogchen yang telah mencapai kesempurnaan dapat melarutkan tubuh mereka pada saat kematian ke dalam cahaya. Praktisi Dzogchen yang berhasil dapat membalikkan proses perwujudan kehidupan biasa di mana tubuh menjadi padat seiring bertambahnya usia, dengan memurnikan materi padat kembali menjadi cahaya/energi murni.
Para biksu Tibet dan saksi fenomena tersebut menjelaskan tiga jenis dampak berbeda pada tubuh itu sendiri:
Khasnya, seperti badan mengecil drastis ukurannya hingga 80%
Lebih tinggi, ketika tubuh lenyap sama sekali kecuali rambut, kuku, dan gigi pada hari-hari setelah kematian
Dalam proses ini, tubuh fisik larut ke dalam keadaan alaminya, yaitu Cahaya Jernih. Ketika unsur-unsur tubuh dimurnikan, mereka berubah dari manifestasi kasarnya (tubuh, daging, tulang, dll.) menjadi esensi murni dalam lima warna: biru, hijau, putih, merah, dan kuning keemasan. Saat tubuh larut ke dalam lima warna ini, pelangi terbentuk dan yang tersisa dari tubuh fisik hanyalah kuku dan rambut.
Jenis tubuh pelangi ketiga, "tubuh pelangi dengan perpindahan besar", yang dianggap tertinggi melibatkan ahli yang bertransformasi menjadi cahaya murni saat masih hidup - Padmasambhava di abad ke-8 telah melakukan ini ketika dia meninggalkan Tibet bersama istrinya, dan segelintir guru besar lainnya.
Puncak dari latihan Dzogchen adalah realisasi “tubuh pelangi” atau “tubuh cahaya,” yang sesuai dengan rumusan atau pembangkitan “tubuh mental” ( sambhogakaya ) yang dirujuk dalam Kanon Pali.
Tradisi Tibet telah mengidentifikasi tanda-tanda yang menunjukkan ketika seorang praktisi telah mencapai tubuh pelangi. Saat masih hidup, dikatakan bahwa tubuh makhluk-makhluk ini tidak menimbulkan bayangan baik di bawah cahaya lampu maupun sinar matahari.
Jalan Cahaya
Ketika melihat jalur spiritual dari budaya-budaya yang sangat berbeda, secara mengejutkan muncul pola-pola serupa. Meskipun biasanya tersembunyi dari pandangan dangkal, jalur Tubuh Cahaya yang menakjubkan muncul sebagai pusat tradisi spiritual besar dunia.
“Para Sufi menyebut tubuh pelangi sebagai 'tubuh paling suci' atau tubuh supracelestia. Para penganut Tao menyebut tubuh pelangi sebagai 'tubuh intan'. Mereka yang telah memperoleh tingkat kemurnian spiritual ini disebut 'yang abadi' atau 'Pejalan Awan'.
Para yogi Tantra dan Kriya masing-masing memiliki nama mereka sendiri untuk tubuh pelangi, sebagai 'tubuh ilahi', atau 'tubuh kebahagiaan'.
Tubuh pelangi juga disebut 'tubuh superkonduktif' oleh para penganut Zoroastiran Vedanta.
Para gnostik Christina menyebutnya 'tubuh sempurna'.
Nama lain yang ditemukan sepanjang zaman termasuk 'tubuh abadi' atau 'tubuh emas.'"
Menciptakan Tubuh Cahaya bukanlah sihir, bukan juga hasil angan-angan. Ini adalah sains—ilmu transformasional.