Dari tingkat kuantum, atom, hingga kosmik, frekuensi gelombang dan suara memengaruhi segalanya dengan cara yang misterius. Nikola Tesla tahu rahasia alam semesta melibatkan energi, frekuensi, dan getaran. Namun, pengetahuan tentang musik kosmik tampaknya sangat kuno, berasal dari ribuan tahun yang lalu. Piramida Agung yang sejajar dengan koordinat spesifik kecepatan gelombang cahaya hanyalah salah satu contoh yang menakjubkan. Contoh lainnya adalah desain Bunga Kehidupan, yang juga ditemukan di sebuah kuil Mesir kuno.
Frekuensi dapat menyembuhkan tubuh dengan cara yang spesifik dan mendalam, berkaitan dengan struktur DNA kita.
"Dulu mereka mengira tubuh mentransfer atau memahami informasi energi melalui listrik. Ternyata, ternyata melalui frekuensi."
Frekuensi spesifik suatu molekul dapat dikaitkan dengan nada musik dan bahkan warna tertentu. Jika digabungkan, simfoni frekuensi tersebut akan berbunyi bagai musik yang penuh warna.
Kuncinya adalah menemukan musik yang beresonansi dengan setiap individu, dan musik itu berbeda untuk setiap orang dan berkaitan dengan genom mereka. Untuk menemukannya, ia menggunakan contoh bagaimana orang bereaksi ketika lagu favorit mereka diputar di sebuah pesta. Mendengarnya, mereka merasa senang, tetapi mungkin juga musik itu melakukan sesuatu yang tak terlihat; ia berpendapat bahwa musik itu mungkin mengencangkan dan meluruskan anak tangga yang tidak selaras pada tangga DNA. Mungkinkah itu benar? Nah, perlu diingat bahwa para ilmuwan tahu bahwa struktur DNA yang disebut telomer mengalami degradasi seiring waktu. Akibatnya, ujung-ujung DNA yang rusak ini dapat memicu penuaan dan kanker.
Jika kita memainkan frekuensi yang tepat, frekuensi tersebut memiliki efek menenangkan dan menyembuhkan. Namun, bisakah frekuensi tersebut berpotensi menyelaraskan kembali tubuh kita pada tingkat molekuler DNA? Mungkinkah frekuensi tersebut bahkan membantu membalikkan kerusakan pada DNA kita?