Trah Raja Demak Bintoro

Raden Patah, Adipati Demak Bintoro bertahta di Kraton Glagah Wangi dengan gelar :

"Syah Alam Akbar Senopati Jimbun Sirrolah Kalifatul Rasul Ammirilmukminin Tajudin Ngabdulhamidhah" Beliau juga disebut sebagai Sultan Ngadil Surya I. 

Bertahta tahun Jimawal Sinangkalan Mantri Tunggal Catur Aji (th 1413) beliau jumeneng Nata 27 Tahun. 

A. RADEN PATAH RAJA DEMAK I

Raden Djoko Probo atau  Raden Patah adalah Putra dari Raja Majapahit Brawijaya V, Beliau menikah dengan Ratu Panggung  putri  Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manilo menurunkan :

1. Raden  Suryo  atau  Pangeran Sabrang Lor atau Adipati Unus (Raja Demak II)

2. Raden Songko atau Pangeran Adipati  Anom atau Pangeran Sekar Sedo Lepen

3. Raden Trenggono

4. Raden Ayu Kirana  atau Ratu Mas Purnamasidi menikah dengan Panembahan Banten

5. Raden Ayu Wulan atau Ratu Mas Nyowo  menikah dengan Panembahan Cirebon

6. Raden Tangkowo atau Pangeran Kundurawan  menjadi Tumenggung di Sumenep

7. Raden Jaladara , meninggal muda

8. Raden Tedjo, Pangeran Pamekasan Madura 

9. Raden Alit atau Pangeran Sekar atau Pangeran Ragil (leluhur Ki Ageng Karang Lo)

B. RADEN SONGKO, PANGERAN SEKAR SEDO LEPEN

Raden Songko bergelar Pangeran Adipati Anom atau Pangeran Sekar Sedo Lepen atau Pangeran Sekar yang wafat di sungai. 

Menurunkan :

1. Pangeran Haryo Jipang atau Haryo Panangsang menikah dengan Putri Sunan Kudus

2. Ratu Timoer menikah dengan Panembahan Timur  Bupati Madiun I

3. Pangeran Haryo Mataram

C. SULTAN TRENGGONO  RAJA DEMAK III

Sultan Trenggono adalah Raja Demak ke tiga, Beliau adalah putra Raden Patah raja Demak I dari istri nya yang bernama Asyikah atau Ratu Panggung .Ratu  Asyikah adalah Putri Sunan Ampel.Wafat  pada tahun 1546.

Memerintah Kraton Demak pada tahun Alip sinangkalan Banyu Suci Dadi Nabi ( th 1417)

Sultan Trenggono mempunyai dua istri yaitu Kanjeng Ratu Pembayun (Putri Sunan Kalijaga) dan Putri  Nyai Ageng Maloko. 

Dari  Putri Nyai  Ageng Maloko  menurunkan :

1. Ratu Pembayun 

2. Sunan Prawoto

3. Ratu Mas Pemancingan  menikah dengan Panembahan Jogorogo ing Pemancingan

4. Retno Kencana (Ratu Kalinyamat) menikah dengan Pangeran Hadiri (Penguasa Jepara)

5. Ratu Mas Ayu menikah dengan Pangeran  Orang Ayu putra Pangeran Wonokromo 

6. Ratu Mas Kumambang

Dari Kanjeng Ratu Pembayun  Putri Sunan Kalijaga) menurunkan : 

7. Pangeran Timur, Panembahan Madiun ,  Bupati I Kadipaten Madiun

8. Ratu Mas Cempaka, menjadi Permaisuri Sultan Hadiwijaya Pajang bergelar Ratu Mas Pajang.

9. Pangeran Tg Mangkurat (dari Garwa Pangrembe)

Sumber data : Sejarah Jawa oleh Pujangga Hartati

Jaka Tingkir

Jaka Tingkir atau ditulis Joko Tingkir adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Pajang yang berkuasa antara 1568-1582.

Ia memerintah dengan gelar Sultan Hadiwijaya dan berhasil mengantarkan kerajaannya menuju puncak kejayaan. Setelah berkuasa selama kurang lebih 15 tahun dan menjadi salah satu raja yang berpengaruh di Jawa, perjalanannya harus terhenti pada 1582. Kala itu, meletus perang antara Pajang dan Mataram. Sepulang dari pertempuran, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia. 

Asal-usul Jaka Tingkir 

Jaka Tingkir lahir dengan nama asli Mas Karebet. Ia adalah cucu dari Andayaningrat, penguasa kerajaan kuno di Boyolali. Andayaningrat, yang juga memakai nama Jaka Sanagara atau Jaka Bodo, konon masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga raja Majapahit.  

Ketika Mas Karebet masih di dalam kandungan, ayahnya yang bernama Kebo Kenanga atau Ki Angeng Pengging, menggelar pertunjukan wayang di mana dalangnya adalah Ki Ageng Tingkir. Sepuluh tahun kemudian, Ki Ageng Pengging dibunuh oleh Sunan Kudus setelah dituduh memberontak terhadap Kerajaan Demak. 

Setelah Nyi Ageng Pengging meninggal karena sakit, Mas Karebet akhirnya diangkat anak oleh Nyi Ageng Tingkir, janda Ki Ageng Tingkir. Sejak saat itu, Mas Karebet lebih dikenal dengan nama Jaka Tingkir, yang kemudian tumbuh sebagai pemuda tangguh. Guru Jaka Tingkir adalah Sunan Kalijaga dan selanjutnya Ki Ageng Sela

Mengabdi pada Kerajaan Demak Terlepas dari masa lalu orang tuanya, Jaka Tingkir mengabdi pada Kerajaan Demak. Dari situlah, Jaka Tingkir akhirnya diangkat menjadi kepala prajurit Kerajaan Demak oleh Sultan Trenggono. 

Atas jasa-jasanya selama mengabdi, Jaka Tingkir diangkat sebagai Adipati Pajang dengan gelar Adipati Adiwijaya dan dinikahkan dengan Ratu Mas Cempaka, putri Sultan Trenggono. Sepeninggal Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mengalami pergolakan akibat perebutan kekuasaa

Kekacauan dapat diakhiri setelah Jaka Tingkir berhasil menyingkirkan Arya Penangsang, keponakan Sultan Trenggono yang membunuh Sunan Prawoto, penerus takhta Kerajaan Demak. Jaka Tingkir secara otomatis menjadi pewaris takhta Kerajaan Demak dan memindahkan ibu kotanya ke Pajang, yang terletak di perbatasan Kota Surakarta dan Kartasura.

Masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya di Pajang

Jaka Tingkir atau Adipati Adiwijaya dinobatkan sebagai pendiri dan raja pertama Kerajaan Pajang pada 1568 dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Sultan Hadiwijaya pula yang berhasil mengantarkan Pajang ke puncak kejayaan. 

Karena letaknya di pedalaman, Pajang bersifat agraris dan mengandalkan pertanian sebagai tulang punggung perekonomian. Di bawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya, wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang mencapai Madiun, Blora, dan Kediri.

Pada 1582 M, meletus perang antara Kerajaan Pajang dan Kerajaan Mataram Islam. Sepulang dari pertempuran, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia. Ia dimakamkan di Desa Butuh, kampung halaman ibunya. 

Sepeninggal Sultan Hadiwijaya, Pajang mulai mengalami kemunduran karena terjadi perebutan takhta. Putranya, Pangeran Benawa, dan menantunya yang bernama Arya Pangiri saling bersaing untuk menjadi raja.   

Referensi: Agustina, Iriyanti. (2018). Kebudayaan dan Kerajaan Islam di Indonesia. Pontianak: Derwati Press. Al Adhim, Alik. (2012). Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa. Surabaya: JP Books.

SC : Tulisan Kompas[dot]co.id

Trah Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga adalah salah satu dari Wali Songo. Beliau adalah salah satu leluhur trah Kraton Mataram Islam. Disebutkan didalam serat yang tertulis dalam Babad dijelaskan bahwa silsilah Sunan Kalijaga sbb : 

Arya Teja I , Adipati Tuban menurunkan Arya Teja Laku menjadi punggawa di Kraton Majapahit. Arya Teja Laku (Arya Teja II ) menurunkan:

1. Arya Lembu Sura, Bupati Surabaya

2. Dewi Umuni, menikah dengan Prabhu Brawijaya II bergelar Dewi Panurun

Arya Lembu Sura bupati ing Surabaya, menurunkan putra 6: 

1. Arya Nembé punggawa ing Majapahit, 

2. Arya Lembu Sana bupati ing Surabaya, 

3. Arya Kendhi Wiring punggawa  Majapahit, 

4. Retna Panjawi menikah dengan Prabu Brawijaya III, 

5. Arya Sendhi punggawa ing Majapahit, 

6. Dèwi Surati menikah dengan Panji Suralaya.

Arya Nembé punggawa di Kraton Majapahit, menurunkan putra 2: 

1. Arya Tèja III Adipati di Tuban, 

2. Arya Danu punggawa ing Majapahit.

Arya Tèja III Adipati ing Tuban, puputra 6: 

1. Pangèran Ibrahim ing Garesik, 

2. Rara Johar menikah dengan Sunan Majagung , 

3. Rara Manik menikah dengan Syech Maulana Malik Maghribi menurunkan Raden Kidang Tilangkas atau Ki Ageng Tarub II, Ki Ageng Tarub II menurunkan Dewi Nawangsih

4. Rara Nila kasebut nama Nyai Ageng Manila menikah dengan Sunan Ngampèl Denta menurunkan Ratu Panggung ( Permaisuri Raden Patah, Raja Demak Bintoro )

5. Rara Pakaja menikah dengan Raja Pandhita Ngali Murtala ing Garesik, 

6. Tumenggung Wilwatikta ing Jepara, 

Tumenggung Wilwatikta menurunkan putra 3: 1. Perempuan menikah dengan Arya Timus, bupati Jepara, 

2. Raden Sahid bergelar Sunan Kalijaga, 

3. Radèn Wijil.

Sunan Kalijaga memiliki tiga orang istri, yakni Dewi Sarah, Siti Zaenab ( Putri Sunan Gunung Jati ), dan Siti Hafsah ( Putri Sunan Ampel Denta )

Sunan Kalijaga peputra 8: 

Dari Siti Zaenab :

1. Ratu Pembayun, menikah dengan  Sultan Trenggana, Raja Demak Bintoro 

2. Raden Ayu  Panengah menikah dengan Ki Ageng Ngerang III

3. Susuhunan Adi ing Kalijaga, 

4. Pangèran Samudra 

5. Raden Abdurrahman ( naik haji )

Dari Dewi Sarah :

1. Raden Umar Said (Sunan Muria), 

2. Dewi Rukayah, 

3. Dewi Sofiah.

I. Kanjeng Ratu Pembayun menikah dengan Sultan Trenggana menurunkan: 

1. Ratu Mas Cempaka , menjadi Permaisuri Sultan Hadiwijaya Pajang bergelar Ratu Mas Pajang menurunkan Pangeran Benawa. Pangeran Benawa menurunkan Ratu Mas Hadi. Ratu Mas Hadi menikah dengan Panembahan Hadi Hanyokrowati menurunkan Sultan Agung.

2. Pangeran Timur , Panembahan Madiun ,  Bupati I Kadipaten Madiun menurunkan Retno Dumilah. Retno Dumilah menikah dengan Panembahan Senopati menurunkan Panembahan Juminah. Panembahan Juminah menikah dengan Ratu Mas Hadi ( janda Panembahan Hadi Hanyokrowati menurunkan Pangeran Balitar. Pangeran Balitar menurunkan Kanjeng Ratu Mas Balitar. Kanjeng Ratu Mas Balitar menikah dengan Sunan Pakubuwana I menurunkan Sunan Amangkurat IV.

Sunan Amangkurat IV menurunkan :

1. Pangeran Mangkunagara menurunkan KGPAA Mangkunagara I menjadi Pendiri Puro Mangkunagaran.

2. Pangeran Probosuyoso kelak menjadi Raja Kraton Mataram selanjutnya bergelar Susuhunan Pakubuwana II

3. Pangeran Mangkubumi kelak menjadi pendiri Kraton Yogyakarta dengan gelar Sultan Hamengkubuwono I.

II. Raden Ayu Panengah menikah dengan 

Ki Ageng Ngerang III menurunkan :

1. Ki Pendjawi atau Ki Ageng Pati

2. Nyai Ageng Kemiri ing Pati

Ki Ageng Pati atau Ki Pendjawi menikah dengan putri Nyai Ageng Kemiri ing Pati menurunkan:

1. Kangjeng Ratu Waskita Jawi 

2. Adipati Pragola Pati I

Kangjeng Ratu Waskita Jawi menikah dan menjadi Permaisuri Panembahan Senopati, Raja Mataram I. Berputra Panembahan Hadi   Hanyokrowati ( Raja Mataram II )

Adipati Pragola Pati menurunkan :

1. Adipati Pragola Pati II

2. Raden Londoh (Pangeran Ronggopati)

III. Susuhunan Adi ing Kalijaga peputra 2: 

1. Ratu Mas  Kadilangu, 

2. Sunan Adi Kadilangu, 

Sunan Adi Kadilangu menurunkan Sunan Kadilangu sèda ing Kanitèn, beliau menurunkan :

Panembahan Kadilangu sèda Kepuh, beliau menurunkan :

Panembahan Natapraja ing Kadilangu, beliau menurunkan putra 2: 

1. Perempuan menikah dengan Panembahan Wijil Kadilangu, 

2. Pangèran Natapraja ing Kadilangu.

Putri perempuan yang menikah dengan Panembahan Wijil ing Kadilangu, puputra 2: 

1. Pangèran Wijil sèda ing Kartasura, 

2. Radèn Ayu Danupaya.

Pangèran Wijil sèda ing Kartasura menurunkan putra bernama Pangèran Wijil Inthik-Inthik,

Pangeran Wijil Inthik Inthik menurunkan putra 2: 

1. Pangèran Wijil kaping IV, 

2. Radèn Kusuma.

Pangèran Wijil kaping IV puputra 5: 

1. Pangèran Wijil kaping V, 

2. Tumenggung Mangkupraja ing Demak, 

3. Radèn Ayu Kaji Sumenep, 

4. Radèn Ayu Kertadipa, 

5. Radèn Wirakusuma.

Pangèran Wijil V menurunkan Pangèran Wijil VI,beliau menurunkan putra Pangèran Wijil VII

Sumber data :

1. Diambil dari Petikan Serat Soejarah karya Pujangga Harttati th 1935.

2. Silsilah Sunan Kalijaga yang ditulis oleh KRMAA Sosronagoro Patih Kraton Surakarta yang tertulis dalam naskah yang tersimpan di Perpustakaan Negeri Berlin, Jerman dengan kode Ms. Or. Fol. 3163

3. Lukisan Sunan Kalijaga yang tertempel di Pendopo Astana Kadilangu.

Al-Fatihah kagem Eyang Sunan Kalijaga



Trah Ki Ageng Giring III

Ki Ageng Giring III terlahir dengan nama Raden Kertonadi. Jika ditarik ke atas, Beliau adalah keturunan Raja Brawijaya IV. Raden Kertonadi muda adalah salah satu murid Sunan Kalijaga seperti halnya Ki Ageng Pemanahan.

Ki Ageng Giring III adalah pemilik kelapa muda tempat Wahyu Gagak Emprit berada.

Sesuai permintaan Beliau, kelak keturunan ketujuh Beliau memerintah Mataram.

Salah satu keturunan Beliau kelak menikah dengan Sunan Amangkurat I dan menurunkan Sunan Pakubuwana I

Silsilah Ki Ageng Giring III :

Prabhu Brawijaya IV Raja Majapahit menikah dengan Dewi Tappen, asli dari Nagari Lumajang menurunkan 3 anak.

Dari Garwa Permaisuri Dewi Tappen asli Lumajang menurunkan :

1. Raden Joko Alit / Raden Haryo Ongkowijoyo kelak bergelar Prabhu Brawijaya V

2. Dyah Retno Mundri, menikah dengan Haryo Bubaran / Haryo Pandoyo ( cucu Patih Gajah Mada )

3. Raden Djoko Baribin, menikah dengan Ratu Pamekas adik Prabhu Silihwangi Pajajaran.

Dyah Retno Mundri menikah dengan Haryo Pandoyo III menurunkan :

Ki Ageng Wuking I. 

Ki Ageng Wuking I menurunkan Ki Ageng Wuking II.

Ki Ageng Wuking II menurunkan Raden Sinangjaya atau Ki Ageng Giring I

Ki Ageng Giring I menurunkan Raden Tambakboyo atau Ki Ageng Giring II.

Ki Ageng Giring II menikah dengan putri Sunan Tembayat menurunkan Raden Kertonadi atau Ki Ageng Giring III.

Raden Kertonadi menikah dengan Nyai Talang Warih menurunkan :

1. Roro Lembayung / Niken Purwosari.

Niken Purwosari menikah dengan Panembahan Senopati bergelar Kangjeng Ratu Giring. Menurunkan : 

a.1 RM Damar/ Raden Joko Umbaran / Panembahan Purubaya I, menurunkan Panembahan Purubaya II, Purubaya II menurunkan Raden Ayu Kajoran.

Raden Ayu Kajoran menikah dengan Panembahan Rama menurunkan GKR Mas Palabuhan Permaisuri Prabhu Amangkurat I, kelak menurunkan Susuhunan Pakubuwana I.

a.2 Raden Ayu Wangsa Cipta menikah dengan Pangeran Radin Kajoran.

2. Raden Banyak Suala ( Ki Ageng Giring IV )

Ki Ageng Giring IV menurunkan Raden Wonokusumo I, Raden Wonokusumo I menurunkan Raden Wonokusumo II.

Raden Wonokusumo II menurunkan Kangjeng Panembahan Rama.

Panembahan Rama menikah dengan Raden Ayu Kajoran menurunkan GKR Mas Palabuhan, Permaisuri Prabhu Amangkurat I, dan kelak menurunkan Susuhunan Pakubuwana I

Makam Ki Ageng Giring lll dusun Sidorejo, desa Sodo, kecamatan Paliyan, Gunungkidul.

Ditulis oleh KRT Koes Sajid Jayaningrat