Meditasi Ah Lanjutan

 

Tetesan Bulan Dari Boddhicitta

Ini terletak pada cakra dahi kita. Bentuknya seperti huruf V dari sisi sebelah kanan dari bija Multimedia aksara "Ah". Begitu api kundalini naik, tetesan bulan ini akan mencair.

Meskipun bindu (titik terang, tetesan bulan) ini bukan minyak oli, kita suka menganggapnya demikian. Begitu ia mulai mencair, ia akan menetes seperti air. Sewaktu air yang menetes itu menyentuh api yang sedang menyala naik, suatu sinar terang yang penuh dengan hawa panas dan gemerlapan akan membuka pori pori kita dan memancarkan cahaya ke angkasa (akasha). Sewaktu bindu ini turun ke cakra tenggorokan, ini disebut sebagai "sukha pertama". (Ada 4 sukha: sukha pertama, maha sukha, sukha "berkemenangan", dan sukha alamiah). Ini adalah bagaimana ke 4 sukha dan ke 4 kekosongan muncul.

Sewaktu ada sukha, maka ada cahaya. Sewaktu ada tubuh ilusi, maka ada sinar murni. Adalah suatu keberhasilan besar sewaktu orang dapat menggunakan sinar sinar murni ini untuk memancarkan sinar ke seluruh penjuru.

Air ini mulai turun dari cakra dahi, dan api mulai naik dari cakra pusar. Sewaktu keduanya bertemu di cakra hati, bunga teratai di cakra hati akan mekar, bija aksara kita akan berkembang dewasa, dan sifat Buddha kita muncul. Tubuh kita telah bebas dari kilesa, menjadi hangat dan terang. Kita dapat berada dalam Samadhi sebagai hasil dari pertemuan air dan api ini.

Ini adalah suatu keberhasilan besar dalam meditasi sewaktu unsur unsur kehidupan dalam tubuh kita menyatu dengan "satu". Setelah mengalami pengalaman meditasi ini, kita akan mengetahui apakah itu sukha, apakah itu sinar murni, dan apakah itu samaya.

Biarlah saya secara ringkas menjelaskan cara mengangkat bindu. Begitu bindu turun ke cakra rahasia (sex), kita harus mengepalkan tinju dan menaruhnya di depan dada. 

Kita harus menarik napas panjang dan memvisualisasikan suatu bija aksara "hum" yang sejuk berada di cakra rahasia. Sewaktu perut kita sepertinya menyentuh punggung kita, kita harus membuang napas secara perlahan. Kita juga harus menjapa kata "hum" dan memvisualisasikan aksara itu naik ke atas perlahan lahan.

Aksara "hum" harus dinaikkan ke cakra dahi. Kedua mata kita harus memandang keatas. Kita harus mengepalkan tinju dengan kuat dan menarik napas dengan dalam. Karena ini adalah Tantra, maka sewaktu melatih ini, kita harus menggunakan mantra, mudra, dan visualisasi.

Aksara "hum" mulai bergerak naik sewaktu kita menjapa mantra "hum". Kita harus mengangkatnya ke cakra dahi. Untuk memastikan supaya kita tidak mengangkatnya lebih tinggi dari cakra dahi, kita harus memvisualisasikan ada sebuah vajra salib (seperti berbentuk X atau +) berada di ubun ubun kepala kita. 

Ini karena bila bindu diangkat dari nadi tengah dan keluar dari ubun ubun kepala, kita akan mati.