Kosmos Fisik, Astral & Kausal

Mata tunggal di dahi manusia memiliki visi pengelihatan berbentuk bulat. Dalam meditasi, penglihatan itu secara berangsur-angsur mengembang untuk sang yogi menjadi bidang yang tak terlukiskan dari cahaya yang senantiasa berubah, penuh kebahagiaan dan kedamaian dan maha hadir/ada.

Setelah mengalami visi getaran Aum ini sebagai Cahaya Kosmis, sang yogi yang terbebaskan/tercerahkan ini melampaui semua relativitas getaran yang delusi. Dia kemudian merasakan dan menyadari Tuhan Transendental — Dia yang ada di belakang mimpi sementara dari materi kosmik dan berbagai komponen sel, molekul, atom, elektron dan proton, “lifetron*" (prana atau energi), dan “thoughtrons**” (yang paling utama) dasar dari materi).

**Lifetron adalah kata dalam bahasa Inggris yang diciptakan oleh guru dan yogi abad ke-20 Paramahansa Yogananda untuk menggambarkan energi vital kehidupan-daya yang dikenal dengan nama prana dalam bahasa Sanskerta. Dia menggambarkan lifetron sebagai "energi kehidupan cerdas dalam tubuh.”

**Menurut Yogananda, balok-balok pembangun kehidupan, atom, berasal dari elektron dan proton, yang diciptakan dari lifetron. Lifetron berasal dari “thoughtrons of the Infinite/pemikiran2 dari Yang Tak Terbatas.” Ketidakseimbangan dalam lifetron mengarah pada penyakit fisik, spiritual, dan emosional. Untuk penyembuhan, kata Yogananda, seorang yogi memohon bantuan Tuhan untuk memperbaiki ketidakseimbangan.

Dalam keadaan transendental, Tuhan mengeluarkan impian-impiannya akan dunia ideasional (kausal), astral, dan fisik. Kosmos fisik, dengan banyak “pulau alam semesta" yang mengambang di kekosongan abadi, dikelilingi oleh nimbus energi radiasi yang meleleh ke dunia astral yang lebih besar. Kosmos astral adalah manifestasi ciptaan yang lebih agung daripada fisik, dan berjalan melewati dan melampaui yang terakhir. Di alam semesta astral, banyak galaksi bercahaya dari berbagai kepadatan, dengan sistem bintang dan tata surya astralnya, bergerak keliling dalam lingkup kekekalan yang lebih luas.

Kosmos terbesar atau (di alam) kausal mengandung sistem galaksi kausal yang tak terhitung jumlahnya dengan matahari dan planet mereka, berkeliaran di seluruh kosmosis fisik dan astral dan jauh melampaui batas mereka ke ruang terluar ruang getaran. Alam semesta kausal adalah rahim penciptaan. Di alam semesta sebab-akibat, kekuatan-kekuatan kreatif terbaik Tuhan dalam kesadaran, dan makhluk-makhluk yang berevolusi tinggi dengan proses-proses intuisinya, mengisi alam semesta dari kekuatan-kekuatan pikiran ilahi yang halus....

Untuk mencapai Sang Pencipta, Krishna memberi tahu kita dalam ayat ini [The Gita VIII: 9-10], seorang yogi harus sepenuhnya menembus kekuatan hidupnya melalui mata tunggal/yang satu atau mata spiritual. (God Talks With Arjuna: The Bhagavad Gita oleh Paramahansa Yogananda, hal.725)

"Apabila matamu telah menjadi tunggal”

Isa berkata, "Apabila matamu telah menjadi tunggal, maka seluruh tubuhmu akan dipenuhi oleh cahaya." Dengan mengambil kesadarannya melalui mata rohani, ia memasuki realitas tubuh kedagingannya sebagai cahaya ilahi, kebangkitan daging ke dalam Keilahian dan Tuhan yang Tak Terbatas. Dalam meditasi mendalam pada mata spiritual batin, seseorang dapat mengalami transendensi ini: Dengan secara sadar menarik energi kehidupan dan kesadaran dari indera dan otot dan saraf, seseorang dapat merasakan sublimasi tubuh menjadi sinar cahaya mata spiritual, mengubah kesadaran dari daging menjadi konsistensi cahaya. Cahaya tubuh dibangkitkan ke dalam Cahaya Kristus/Ilahi Kosmik, pikiran ke Kesadaran Kosmis, kehendak manusia ke dalam Kehendak Ilahi, kehidupan fana ke dalam Kehidupan Kekal, sukacita jiwa ke dalam Kebahagiaan Roh/Spirit/Ilahi.

Sang lautan ada di belakang semua gelombang individu. Begitu juga Tuhan ada di belakang sel-sel tubuh kita, di balik setiap pikiran, di belakang setiap napas dan detak jantung. Dia adalah Cahaya, dan tubuh adalah kedipan dari Cahaya itu; seratnya, sinar energi radiasi. Itulah yang telah disadari oleh Isa, Dia bisa menghidupkan kembali tubuhnya karena dia tahu atom dan partikel sub atomnya tidak lain hanyalah radiasi dari Cahaya Besar itu. (The Second Comming of Christ, hal.1509)