Hanya sedikit yang tahu, Soeharto sesungguhnya tidak menjalin hubungan dengan SEMAR, tetapi hanya dengan SABDOPALON. Penasehat spiritual/Pepatih dalem Prabu Brawijaya V (KertaBhumi) Raja Majapahit terakhir.
Selama ini orang sudah salah kaprah, dan menganggap Soeharto itu “pemuja” Semar serta meniru filosofi hidup pujaannya itu. Soeharto memang termasuk anggota Semar fans club, tapi sesungguhnya sangat berbeda antara Semar yang dipahami Soeharto dengan Semar yang dikenal orang pada umumnya di cerita pewayangan (Semar Badranaya/Hyang Ismaya).
Setelah lama diselimuti misteri, dan meninggalkan Prabu Brawijaya V, ternyata Sabdopalon bersemayam disebuah pohon Preh tua di Sendang Semanggi.
Awal perkenalan Soeharto dengan Sabdopalon ini, melalui seorang Pertapa Sakti yang dikenal pula sebagai medium Sabdopalon, yaitu Romo Marto Pangarso. Arti kata Romo disini bukan mewakili pemuka agama tertentu, melainkan sebutan kehormatan/kasepuhan/keturunan Kerajaan/Ningrat.
Semasa hidupnya Romo Marto memang seorang tokoh kebatinan yang mumpuni. Ia berperawakan sedang, layaknya orang Jawa tulen. Keramahan orang Jawa terpancar lewat raut mukanya yang teduh dan semanak. Jambul Romo Marto jika diperhatikan memang mirip dengan Semar. Tapi bukan karena itu Romo Marto sakti mandraguna, namun karena lelaku batinnya sebagai seorang Pertapa itulah yang membuatnya jadi tokoh kasepuhan, spiritualis paling disegani di seantero Jawa.
Sendang Semanggi
Suatu hari Romo Marto mendapat perlambang / isyarat dalam bentuk tejo sumunar (benda bercahaya) dilangit lepas. Tejo itu beringsut perlahan-lahan, R.Marto pun juga beranjak pelan-pelan mengikuti cahaya itu. Akhirnya cahaya itu berhenti, diatas patung Dewa Wisnu di Candi Prambanan Yogyakarta. Kala itu kompleks Candi Prambanan belum semegah sekarang, masih bebatuan berserakan, dan mudah dimasuki orang.
Karena rasa ingin tahunya yang besar, Romo Marto bermeditasi di kaki patung Dewa Wisnu tersebut. Dalam meditasinya, ia melihat seekor burung Jalak Putih. Singkat cerita ia mengikuti burung tersebut. Setelah sekian puluh kilometer, akhirnya burung Jalak itu berhenti pada sebuah bukit yang dikelilingi rindang pohon Jati. Lalu Romo Marto menelusuri perbukitan gunung Sempu, dan menemukan tempat yang dimaksud.
Dibawah pepohonan itu ada sebuah mbelik atau mata air kecil. Diapit oleh 3 pohon yaitu pohon Beringin, pohon Pamrih dan pohon Sambi. Sejak saat itu R.Marto mulai membuat Sanggar tepat dibawah lokasi mata air ini. Dan tinggal menetap sebagai warga Kampung tersebut.
Mata air ini disebut sebagai sendang Semanggi karena disekitarnya dulu banyak tumbuh pohon Semanggi. Dan disebut juga Sendang Titis, yang artinya Titis/ Jitu / Tepat, sebab banyak ilham / isyarat yang ditemukan dari bertapa / meditasi di mata air ini, sangat jitu. Kabarnya disinilah tempat yang disenangi oleh Soeharto untuk mengasah olah kebatinannya.
Di Sanggar Romo Marto inilah, Sabdopalon memberikan nasehat-nasehat dan ajaran tentang menjadi seorang pemimpin kepada presiden Soeharto, melalui medium R.Marto. Melalui ritual magis.
Kebesaran Romo Marto sebagai seorang pertapa tetap abadi sampai hari ini. Ia sangat dihormati, terutama oleh pengikutnya. Sebagai pertapa & spiritualis, beliau memang pantas diteladani. Karena menjauhi sentuhan ragawi dan kenikmatan duniawi (harta/jabatan/popularitas).
Sampai sekarang Sendang Semanggi masih kerap didatangi oleh para spiritualis tertentu (hanya yang tahu), dengan berbagai hajat terutama untuk mengasah olah batin.