Tempat ini dinamai Sendang Semanggi atau Sendang Titis yang terletak di Pedukuhan Sembungan, Dusun Semanggi, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
Pertama kali ditemukan oleh Alm. Romo Marto Pangarso seorang spiritualis yang mendapatkan wangsit sekitar tahun 1940 kemudian menelusuri gunung Sempu lalu mendapatkan sebuah Sendang.
Sendang ini kemudian digunakan untuk tempat tirakat dengan cara kungkum. Semula Sendang Semanggi diberi nama Sendang Titis yang berarti jitu atau tepat sasaran karena dianggap menjadi tempat yang memberikan atau tempat untuk mendapatkan wangsit yang jitu.
Dinamakan Sendang Semanggi karena disekeliling tempat tersebut banyak ditumbuhi tanaman semanggi
Sendang Titis memiliki luas 2 x 2 m dengan kedalaman 1.5 m yang dinaungi oleh tiga pohon yakni Pohon Beringin, Pohon Pamrih dan Pohon Sambi.
Tempat ini pernah digunakan mendiang Soeharto untuk menggelar ritual. Soeharto bisa sampai ke tempat ini bukan tanpa alasan, hal tersebut terkait dengan adanya sosok Spritual bernama Romo Marto.
Romo Marto adalah seorang penganut kebatinan Jawa yang juga menjadi guru sebuah padepokan yang terletak di kaki Bukit Sempu tak jauh dari Sendang Titis berada.
Sekitar tahun 1957 Soeharto resmi diangkat menjadi murid oleh Romo Marto. Sejak itulah hubungan kedekatan antara guru dan murid tersebut terjadi hingga akhir hayat mereka berdua.
Hanya sedikit yang tahu, Soeharto sesungguhnya tidak menjalin hubungan dengan SEMAR, tetapi hanya dengan SABDOPALON. Penasehat spiritual/Pepatih dalem Prabu Brawijaya V (KertaBhumi) Raja Majapahit terakhir.
Selama ini orang sudah salah kaprah, dan menganggap Soeharto itu “pemuja” Semar serta meniru filosofi hidup pujaannya itu. Soeharto memang termasuk anggota Semar fans club, tapi sesungguhnya sangat berbeda antara Semar yang dipahami Soeharto dengan Semar yang dikenal orang pada umumnya di cerita pewayangan (Semar Badranaya/Hyang Ismaya).
Setelah lama diselimuti misteri, dan meninggalkan Prabu Brawijaya V, ternyata Sabdopalon bersemayam disebuah pohon Preh tua di Sendang Semanggi.
Awal perkenalan Soeharto dengan Sabdopalon ini, melalui seorang Pertapa Sakti yang dikenal pula sebagai medium Sabdopalon, yaitu Romo Marto Pangarso. Arti kata Romo disini bukan mewakili pemuka agama tertentu, melainkan sebutan kehormatan/kasepuhan/keturunan Kerajaan/Ningrat.
Semasa hidupnya Romo Marto memang seorang tokoh kebatinan yang mumpuni. Ia berperawakan sedang, layaknya orang Jawa tulen. Keramahan orang Jawa terpancar lewat raut mukanya yang teduh dan semanak. Jambul Romo Marto jika diperhatikan memang mirip dengan Semar. Tapi bukan karena itu Romo Marto sakti mandraguna, namun karena lelaku batinnya sebagai seorang Pertapa itulah yang membuatnya jadi tokoh kasepuhan, spiritualis paling disegani di seantero Jawa.
Suatu hari Romo Marto mendapat perlambang / isyarat dalam bentuk tejo sumunar (benda bercahaya) dilangit lepas. Tejo itu beringsut perlahan-lahan, Romo Marto pun juga beranjak pelan-pelan mengikuti cahaya itu. Akhirnya cahaya itu berhenti, diatas patung Dewa Wisnu di Candi Prambanan Yogyakarta. Kala itu kompleks Candi Prambanan belum semegah sekarang, masih bebatuan berserakan, dan mudah dimasuki orang.
Karena rasa ingin tahunya yang besar, Romo Marto bermeditasi di kaki patung Dewa Wisnu tersebut. Dalam meditasinya, ia melihat seekor burung Jalak Putih. Singkat cerita ia mengikuti burung tersebut. Setelah sekian puluh kilometer, akhirnya burung Jalak itu berhenti pada sebuah bukit yang dikelilingi rindang pohon Jati.
Lalu Romo Marto menelusuri perbukitan gunung Sempu, dan menemukan tempat yang dimaksud. Sejak saat itu Romo Marto mulai membuat Sanggar tepat dibawah lokasi mata air ini. Dan tinggal menetap sebagai warga Kampung tersebut.
Di Sanggar Romo Marto inilah, Sabdopalon memberikan nasehat-nasehat dan ajaran tentang menjadi seorang pemimpin kepada presiden Soeharto, melalui medium Romo Marto, melalui ritual magis.
Kebesaran Romo Marto sebagai seorang pertapa tetap abadi sampai hari ini. Ia sangat dihormati, terutama oleh pengikutnya.
Sebagai pertapa & spiritualis, beliau memang pantas diteladani. Karena menjauhi sentuhan ragawi dan kenikmatan duniawi (harta/jabatan/popularitas).
Makam Romo Marto Pangarso beserta istri terletak disebelah pojok timur Sendang Titis atau sendang Semanggi tersebut