la adalah pendiri Paguyuban Hangudi Bawana Tata Lahir Batin, sebuah kelompok spiritual yang tumbuh dari akar kepercayaan lokal, jauh dari sekat-sekat enam agama resmi negara.
Paguyuban ini menjadi ruang hidup ajaran Jawa yang lembut, mendalam, dan penuh laku prihatin. Tak banyak yang tahu, mantan Presiden Soeharto termasuk salah satu muridnya. Hubungan keduanya terjalin sejak 1950-an, ketika Soeharto masih seorang kolonel muda.
Perjalanan batin Romo Marto menemukan titik baliknya saat bersemedi di Candi Prambanan, Sleman. Dalam keheningan malam, ia mengaku melihat "tejo sumunar", seberkas cahaya mistis yang menuntunnya ke sebuah bukit tak dikenal: Gunung Sempu, sebuah punggung bukit kapur di selatan Jogja, yang dinamai dari pohon simpur yang rimbun tumbuh di sekitarnya.
Di Gunung Sempu itu, Romo Marto menemukan mata air tersembunyi yang kelak dikenal sebagai Sendang Titis. Nama ini bukan sembarang sebutan. Dalam bahasa Jawa, titis berarti "tepat sasaran" atau jitu. Mereka yang berdoa atau bertirakat di sendang ini dipercaya akan mendapatkan petunjuk yang akurat.
Lama kemudian, karena tempat itu dikelilingi tanaman semanggi, namanya berubah menjadi Sendang Semanggi. Tempat ini menjadi pusat aktivitas spiritual Romo Marto, termasuk laku tirakatnya yang khas: kungkum, berendam diam dalam mata air, dalam hening, dalam doa.
Pada tahun 1957, Soeharto resmi menjadi murid Romo Marto. Tidak sendiri. la datang bersama Soedjono Hoemardani, sahabat sekaligus tokoh penting di balik layar Orde Baru.
Di tempat itulah, keduanya menjalani laku tirakat dan menerima semacam pembaptisan spiritual. Soeharto diberi nama Rama, Soedjono menjadi Lesmana, Ibu Tien menjadi Sinta, dan istri Soedjono menjadi Kunti.
"Pak Djono pernah bercerita, Romo Marto membaptis mereka di Sendang Titis," ujar Dr. Budya Pradipta, pakar sastra Jawa dan mantan sekretaris pribadi Soedjono, dalam wawancara dengan Tempo.
Tirakat itu tak berhenti ketika Soeharto naik ke kursi kekuasaan. Meski sibuk sebagai presiden, Soedjono kerap menjadi wakil spiritualnya dalam berbagai laku batin. Tak heran jika pada 1966 hingga 1974, Soedjono diangkat sebagai asisten pribadi presiden bidang ekonomi, meski pengaruh utamanya justru terletak pada wilayah spiritualitas Jawa.
Paguyuban Hangudi Bawana Tata Lahir Batin yang didirikan Romo Marto bukan sekadar kelompok kepercayaan. la menjadi ruang merawat warisan kebatinan Nusantara, ajaran yang berjalan di antara garis samar agama dan budaya, antara wangsit dan nalar, antara langit dan tanah Jawa.
Romo Marto sendiri dikenal sebagai sosok humanis dalam mendidik para muridnya. la tidak menjauhkan ilmu dari kehidupan sehari-hari. Spiritualitas baginya bukan soal dogma, tapi soal pengendalian diri, kesadaran batin, dan kerendahan hati di hadapan semesta.
Hingga kini, Sendang Semanggi tetap dikunjungi peziarah. Akar-akar pohon tua masih membentuk kolam alami berbentuk huruf U. Airnya jernih, tenang, dan dipercaya masih membawa pesan-pesan dari alam tak kasat mata.

