Ujian Pejalan Sufi


Tuan Syaikh abdul Qodir Jaelani R.A. berkata :
Allah Azza wa Jalla akan senantiasa menguji hamba-Nya yang mukmin sesuai dengan kadar keimananya. 
Barang siapa yang besar imannya, dan terus bertambah, maka ujiannya semakin besar pula.
Seorang Rasul, ujiannya lebih besar daripada nabi, karena keimanannya lebih besar, sedangkan ujian seorang nabi lebih besar daripada ujian seorang badal, dan ujian seorang badal lebih besar daripada ujian seorang wali, begitulah masing-masing sesuai dengan kadar keimanan dan keyakinannya.

Dasar semua itu adalah sabda Rasulullah Saw : Sesungguhnya ujian para nabi lebih berat dibanding manusia umumnya, lalu selanjutnya dan selanjutnya. Allah akan senantiasa menguji mereka yang mulia, hingga mereka senantiasa sadar, dan tidak lalai dari mengingat-Nya, karena Dia mencintai mereka. 
Merekalah Ahlul Mahabbah, yang mencintai Allah Azza wa Jalla. Dan orang yang mencintai tidak akan memilih selain dari kekasihnya.
Ujian adalah cambuk bagi hati mereka, pengendali jiwa mereka, menahan mereka dari berbelot kepada hal-hal yang bukan tujuan mereka dan bukan Pencipta mereka. Apabila hal itu telah tertanam dalam diri mereka, maka sirnalah keinginan mereka, hancurlah jiwa mereka, terpisahlah kebenaran dari kebatilan, tertutuplah syahwat dan keinginan, hilanglah kecenderungan kepada kelezatan dan kenyamanan duniawi dan ukhrawi. Jiwanya tenang dengan janji Allah, Ridho dengan ketentuan Allah, merasa cukup dengan pemberian Allah, sabar menghadapi ujian Allah, hatinya merasa aman dari gangguan makhluk Allah. Karena takwa adalah kekuatan hati, maka semua anggota badan dikendalikan olehnya, karena ujian dapat memperkuat hati dan keyakinan, dan mewujudkan keimanan dan kesabaran, serta melemahkan hawa napsu. Setiap kali datang yang menyakitkan hati, akan muncul dari seorang mukmin, kesabaran, ridho dan berserah diri pada kekuasaan Allah serta mensyukurinya. Jika Allah meridhoinya, maka didatangkan baginya lindungan, tambahan kebaikan dan taufiq.
Allah Azza wa Jalla berfirman : Jika kalian bersyukur, maka Aku akan menambahnya bagimu. 
Dan apabila hawa nafsu itu bergerak untuk menuntut syahwat dan kelezatannya, maka hati akan mengabulkan permintaannya. Hal itu di luar perintah dan izin Allah SWT. Dengan demikian ia akan lalai dari Allah, syirik dan durhaka kepada Allah, maka Allah akan menenggelamkan dalam ujian, penyakit, dan dibiarkan Allah berada dibawah kekuasaan makhluk lain. Maka setiap bagian hati akan mendapatkan bagian dari ujian itu.
Apabila hati tidak memenuhi dorongan hawa nafsu, maka datanglah izin dari sisi Allah dengan ilham bagi Waliyullah, dan wahyu bagi para Rasul dan nabi. lalu tindakan diambil berdasarkan ilham dan wahyu itu, baik berupa pemberian atau bukan, maka Allah akan melimpahkan kepadanya rahmat, berkah, kesehatan dan keridhoan, cahaya dan makrifat, kedekatan dan kekayaan, keselamatan dari berbagai penyakit, dan pertolongan Allah atas musuh.
Maka ketahuilah dan jagalah hal itu. Dan hati-hatilah dengan bala' bagi yang cepat mengikuti ajakan hawa nafsu. Tapi dalam hal itu perhatikanlah izin Yang Maha Kuasa, maka engkau akan mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat, Insyaallah.