RADEN DANANG SUTAWIJAYA PELETAK DASAR EKSITENSI KERAJAAN MATARAM PADA TAHUN 1584
Raden Danang Sutawijaya adalah putra Ki Ageng Pamanahan(Pemanahan), terlahir dari rahim putri Ki Ageng Saba yang dinikahi oleh Bagus Kacung (Ki Ageng Pamanahan. Silsilah dan garis ibu yaitu Ki Ageng Saba(kakek Raden Danang Sutawijaya)atau mertua ayahnya. Ki Ageng Saba sendiri adalah putra Sunan Giri ke II, Sunan Giri ke II putra Sunan Giri I. Dari garis ayah, ia putra Ki Ageng Pamanahan, ayahnya adalah Ki Ageng Ngenis berdiam di Laweyan (sebelah timur Pajang). Selanjutnya ayah Ki Ageng Ngenis adalah Ki Ageng Selo dan ayah Ki Ageng Selo adalah Ki Getas Pandawa.
Raden Danang Sutawijaya juga disebut Bagus Srubut, mempunyai saudara :
1. Raden Tompe.
2. Raden Santri.
3. Raden Jambu.
4. Putri (istri Tumenggung Mayang).
Raden Danang Sutawijaya dijadikan putra angkat oleh Sultan Hadiwijaya dari Kerajaan Pajang dan diangkat sebagai Ngabehi, sejak itu disebut Raden Ngabehi Loring Pasar, Dimungkinkan kediamannya di sebelah utara pasar, hanya saja tidak terlacak pasar mana? diduga ada tiga kemungkinan tempat dimana pasar itu yakni :
1. Pasar Pajang.
2. Pasar Jongke.
3. Pasar Laweyan.
Awal kekuasaan Raden Danang Sutawijaya tidak lepas dari pemberitaan Babad Tanah Jawi (BTJ)Meinsma, Babad,hal.72 memberikan gambaran yg singkat sekali :
- Setelah ada berita mengenai kemakmuran Mataram murah sandang pangan menyusul berita tentang penyakit Kiai Gede Mataram. Ia menyerahkan sepeninggalnya atas nasib keturunannya kepada Ki Juru Martani, yang harus dipatuhi oleh anak-anaknya. Putranya Ngabehi Loring Pasar, akan menjadi penggantinya. Selanjutnya jenazahnya dimakamkan disebelah barat masjid.
Serat Kandha (hal. 527-528) tidak memuat penjelasan lain. Namun sesudah itu terdapat berita mengenai pengangkatan putranya (Meinsma, Babad,
hal. 72-73) :
- Sehari setelah meninggalnya Ki Gede Mataram, Ki Juru Martani bersama seluruh keluarga pergi ke Pajang menghadap Sultan, tepat pada suatu hari Senin. Mereka mengambil tempat dibawah
pohon beringin kurung. Setelah dipanggil Sultan Ki Juru Martani menyampaikan berita tentang junjungannya, dan bertanya siapakah dari kelima putranya yang akan menggantikan petinggi Mataram itu. Sultan menunjuk "putranya",Ngabehi Loring Pasar dan memberikan nama Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama. Tahun pertama ia tidak usah datang di istana Pajang, agar dapat menggunakan waktunya untuk menertibkan daerahnya dan mencicipi kenikmatan.
- Setelah itu Ki Juru Martani dan kemenakannya mencium kaki Sultan dan minta izin pulang.
- Semenjak itu jumlah penduduk Mataram bertambah banyak dan Senapati menikmati Kehidupan tanpa kesulitan.
Itulah awal berkuasanya Senapati dibumi Mataram, tahun 1584 merupakan juga tahun meninggalnya Ki Gede Pamanahan. Menjadi Raja di Kerajaan Mataram yang didirikannya pada tahun 1586 dan meninggal pada tahun 1601. Versi lain mengatakan mulai memerintah pada tahun 1584. Ia dimakamkan disebelah selatan masjid, diujung kaki ayahnya. Meninggalkan 2 orang permaisuri, yang nomor satu putrinya Ki Ageng Panjawi (Pati) dan yang nomor dua putrinya Panembahan Mas (Madiun). Putra-putrinya ada 23 orang, yang hidup cuma18(Putra 11, Putri 7) serta yang meninggal sewaktu masih kecil 5 orang. Dalam bidang budaya Panembahan Senopati telah menyempurnakan bentuk wayang dengan tatahan gempuran.
(Haryanto,1988, hal.204).