Jayabaya adalah seorang raja Hindu yang memerintah kerajaan kuno Kediri. Dia dikreditkan karena mengantarkan kerajaan Jawa Timur ke kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan sebagian besar dikenang karena ramalannya yang terkenal. Di antara ramalannya yang menjadi kenyataan adalah kedatangan penjajah Belanda yang menjajah pulau-pulau di Indonesia yang terjadi lebih dari 800 tahun setelah ia menjadi raja.
Kekayaan dan pengaruh Kediri bahkan didokumentasikan dalam teks Cina abad ke-12 Zhou Qufei. Dalam bukunya, Lingwai Daida , yang diterjemahkan secara longgar menjadi Answers From Beyond The Mountains , Zhou menulis tentang kerajaan Jawa yang makmur yang menyaingi kekayaan China sendiri. Para sarjana percaya dia menulis tentang Kediri.
Seperti banyak raja sebelumnya, Jayabaya melegitimasi haknya atas takhta melalui klaim sebagai keturunan para dewa. Dalam beberapa teks sejarah dia adalah cicit dari dewa kebijaksanaan Hindu, Brahma, sementara yang lain mengklaim dia adalah reinkarnasi Wisnu, dewa berlengan empat yang memulihkan kebaikan dan ketertiban dunia.
Nostradamus (1503 – 1566) paling dikenal sebagai penulis ramalan. Dia dikreditkan oleh beberapa orang dengan memprediksi sejumlah peristiwa dalam sejarah dunia, termasuk Revolusi Perancis, bom atom, kebangkitan Adolf Hitler dan serangan 11 September di World Trade Center. Namun, sekitar 400 tahun sebelum dia hidup Jayabaya, seorang raja Hindu di Jawa yang penting dalam sejarah nusantara yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, juga dikenal karena ramalannya, terutama tentang masa depan Jawa.
Ramalan Jayabaya, seperti ramalan Nostradamus, masih memiliki pengaruh besar di benak banyak orang Indonesia, karena diyakini banyak dari apa yang dia prediksi menjadi kenyataan.
Raja Jayabaya (atau Joyoboyo) memerintah Kerajaan Kediri pada tahun 1135-1157 dan masih populer di kalangan orang Jawa hingga saat ini, seperti yang tertulis dalam Babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa.
Ayahnya, Gendrayana, mengaku sebagai keturunan legendaris Pandawa Lima Bersaudara dari epos Hindu Mahabharata, menelusuri garis keturunannya hingga Arjuna, Kakak Pandawa ketiga, yang dirinya adalah putra dewa Indra. Karena itu, Jayabaya diyakini memiliki bakat magis yang kuat yang menyebabkan kemampuannya untuk melihat jauh ke masa lalu dan jauh ke masa depan.
Dalam Serat Musarar Jayabaya diceritakan bahwa Jayabaya belajar dari surai yang bernama Maolana Ngali Samsujen. Dari pembelajarannya, Jayabaya mendapat visi tentang Pulau Jawa dari zaman Aji Saka hingga ujung dunia.
Ramalan Jayabaya masih memiliki pengaruh besar di benak banyak orang Indonesia hari ini karena banyak dari apa yang dia prediksi menjadi kenyataan. Salah satu ramalan Jayabaya yang paling terkenal adalah kedatangan pria berkulit putih yang membawa senjata yang mampu membunuh dari jarak jauh. Dia meramalkan bahwa pria berkulit putih akan menduduki Jawa untuk waktu yang sangat lama. Mereka kemudian akan dikalahkan, katanya, oleh orang-orang berkulit kuning dari Utara, yang hanya akan menduduki Jawa seumur hidup sebagai batang jagung.
Ramalan Jayabaya yang paling dinanti adalah kedatangan Ratu Adil (Raja/Ratu Keadilan, meskipun orang Jawa menganggapnya sebagai laki-laki) sebagai pemimpin baru Indonesia. Jayabaya meramalkan bahwa orang ini akan menjadi keturunan keluarga kerajaan Majapahit kuno yang akan bangkit menjadi pemimpin terbesar yang pernah diketahui Jawa dan dunia. Dia akan muncul, menurut Jayabaya, "ketika kereta besi bisa melaju tanpa kuda dan kapal bisa berlayar di langit" (saat ada mobil dan pesawat terbang).
Nubuatannya kira-kira seperti ini:
Ketika kereta melaju tanpa kuda,
kapal terbang melintasi langit,
dan kalung besi mengelilingi pulau Jawa
Ketika wanita mengenakan pakaian pria,
dan anak-anak mengabaikan orang tua mereka yang sudah lanjut usia,
ketahuilah bahwa waktu kegilaan telah dimulai.
Kereta dengan kuda, kapal yang terbang di langit, wanita yang mengenakan pakaian pria dan anak-anak mengabaikan orang tua mereka….apa yang mungkin terdengar keterlaluan di Jawa abad ke-12 terdengar sangat normal di dunia modern yang mengendarai mobil dan menerbangkan pesawat.
Sebagaimana orang Jawa percaya pada sejarah siklus kemakmuran hidup yang silih berganti - di mana era kemakmuran akan diikuti oleh era kegelapan yang akan kembali lagi ke era kemakmuran pada waktunya, prediksi ini menarik bagi sistem kepercayaan orang Jawa.
Banyak orang Jawa yang percaya bahwa mereka sekarang berada di tengah Jaman Edan (zaman kegilaan), atau zaman kegelapan. Oleh karena itu, kedatangan Ratu Adil diperkirakan sudah mendekati waktunya dan dia akan mengantarkan fajar zaman keemasan baru.
Sabda Palon bersumpah untuk kembali lagi dalam 500 tahun setelah meninggalkan raja untuk menjadi penjaga Tanah Jawa.
Selain itu, pada ayat-ayat terakhir kitab nubuat di Jayabaya tahun 1135-1157 disebutkan Sabda Palon pada ayat 164 dan 173 yang menggambarkan sosok Putra Betara Indra yang menguasai seluruh pelajaran, dia membelah tanah Jawa dua kali.
Bagian paling aneh? Jayabaya juga meramalkan bencana alam terakhir dunia akan terjadi pada tahun 2100. Ini untuk 79 tahun lagi di Bumi!