Literatur yoga, dimulai dengan Upanishad, berbicara tentang simpul hati dan perlunya melepaskan, memotong atau menghancurkannya untuk membebaskan diri kita dari ketidaktahuan, kematian dan kesedihan. Hal ini diperlukan untuk mewujudkan Jati Diri kita yang menyatu dengan semua, yang bersemayam di inti hati spiritual. Ini bukan soal penyembuhan emosional tetapi soal realisasi Diri tertinggi. Bhagawan Ramana Maharshi menekankan Hridaya sebagai kedudukan Diri.
Hridaya bermula dari Upanishad kuno yang berkali-kali merujuknya, bukanlah hati sebagai organ fisik atau hati emosional, melainkan hati sebagai pusat kesadaran, melampaui tubuh atau pikiran. Hati rohani ini bersentuhan dengan sebelah kanan hati fisik namun melampaui segala keterbatasan fisik dan temporal. Apa saja simpul hati ini? Itu adalah ikatan yang disebabkan oleh identifikasi kita dengan tubuh dan pikiran, identitas ego kita, dan rasa sakit yang ditimbulkannya pada diri kita sendiri dan orang lain yang kita semua alami dalam keberadaan manusia yang tidak menentu. Simpul-simpul ini terdiri dari pemikiran “Akulah itu” (ego atau ahamkara) atau “ini milikku” (mamata atau milikku), terjebak dalam gejolak dualitas emosi dunia luar, dan segala komplikasinya. Identifikasi ego dengan tubuh dan pikiran adalah penyebab karma dan kelahiran kembali. Ini berasal dari kurangnya pengetahuan kognitif tentang Diri sejati kita (Atman, Purusha) yang menyatu dengan realitas kosmis dan transenden (Brahman). Ini membentuk dasar dari tubuh halus yang berlanjut sepanjang siklus kelahiran kembali. Melepaskan simpul-simpul hati juga merupakan pembubaran tubuh halus dan melampaui segala karma.
Literatur yoga berbicara tentang tiga simpul penting atau granthi: simpul cakra akar atau Muladhara, cakra pusar atau Manipura, dan mata ketiga atau Ajna. Simpul hati berada di balik semua Granthis ini dan termasuk di dalamnya.
Apa fungsinya memotong atau melepaskan simpul hati? Ini adalah pengetahuan persepsi langsung tentang Diri sejati kita, Atma-vidya. Begitu kita mengetahui Jati Diri kita melampaui segala identifikasi eksternal, maka kita dapat melepaskan semua beban pikiran dan emosi karena semua itu berhubungan dengan suatu entitas yang tidak nyata, ego atau identitas tubuh, bukan dengan siapa kita sebenarnya, yaitu kesadaran murni. Untuk ini Ramana merekomendasikan proses introspeksi, meditasi dan penyelidikan diri, pencarian besar Siapakah saya? Jika seseorang menelusuri arus pemikiran kembali ke asal-usulnya, ia menemukan bahwa semua pemikiran berakar pada pemikiran-aku, yang pada gilirannya berakar pada hati sebagai Kesadaran-Diri yang murni. Inilah Hridaya Jnana Yoga. Jika seseorang menelusuri aliran prana kembali ke asalnya, ia akan menemukan bahwa itu juga adalah jantung. Hati adalah sumber kehidupan. Inilah Hridaya Prana Yoga. Jika seseorang menelusuri arus ucapan kembali ke hati, maka hati jugalah yang menjadi sumber bunyi, dasar ekspresi kita. Inilah Mantra Yoga Hridaya.
Hati adalah tempat asal kesadaran yang darinya ucapan, pikiran, dan prana muncul sebagai tiga arus yang saling terkait. Arus organ indera dan motorik juga terhubung dengan ini. Kesadaran kita berada di mata saat terjaga, di tenggorokan saat bermimpi, dan di hati saat tidur nyenyak, sehingga kesadaran hati berada di balik ketiga keadaan yang mendasari kehidupan kita sehari-hari ini. Menyembuhkan Hridaya atau hati spiritual, menyembuhkan pikiran, prana, dan ucapan, karena ini adalah sumber utama kesejahteraan. Penyembuhan dari hati spiritual mencapai tingkat terdalam dari sifat kita dan membawa kita melampaui kesedihan fisik, psikologis dan spiritual (adhyatmic).
Dalam Ayurveda, jantung adalah tempat kedudukan Ojas, esensi energi tertinggi dari seluruh jaringan tubuh, yang menopang kekebalan tubuh dan pikiran serta memiliki kekuatan peremajaan (rasayana).
Dalam Upanishad hati digambarkan sebagai tempat rahasia (guha), gua hati. Ini adalah ruang kecil, dahara akasha, di mana seluruh alam semesta berada dalam bentuk benih. Begitu kita menarik kesadaran kita ke sana, kita menjadi satu dengan semuanya. Kita berpindah dari yang individual ke yang universal. Hridaya tidak sama dengan Anahata atau cakra jantung di antara cakra-cakra tubuh halus, meskipun keduanya terhubung. Keduanya konon merupakan asal muasal suara tak terbentur atau non-elemen, arus OM itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa cakra Anahata merupakan pantulan Hridaya yang ada di tubuh halus. Hridaya terhubung dengan tubuh kausal dan Anandamaya kosha. Ini adalah sumber dari seluruh alam semesta. Mantra utama Hridaya adalah HREEM yang merupakan bunyi dasar di belakang suku kata pertama Hridaya. HREEM adalah suara Matahari sebagai cahaya murni, Shakti sebagai daya kreatif utama, dan Devi, Ibu alam semesta. HREEM merupakan mantra utama kebangkitan Kundalini seperti pada mantra Tantra Panchadashi yang terkenal yang muncul sebanyak empat Kali.
Kita dapat menggunakan mantra ini untuk mengarahkan fokus kita pada Hridaya.
Ini adalah kematian spiritual batin dan kelahiran kembali melalui ruang di dalam hati (Hridaya Akasha) yang membawa kita dari kefanaan dan kesedihan menuju keabadian dan kebahagiaan.