Seorang Mursyid mempunyai kemampuan dan kebijaksanaan untuk melenyapkan ketidak tahuan spiritual muridnya.
Guru sejati sudah mencapai tingkat perkembangan spiritual yang amat tinggi sebelum dia berperan sebagai seorang Guru. Seorang Guru tradisional telah mencapai Penyadaran Tuhan sebelum mulai mengajar.Hubungan antara seorang Mursyid dengan muridnya adalah hubungan Cinta Ilahiah. Dia membimbing muridnya kembali ke Tuhan.
Cinta Guru kepada muridnya abadi, dan di akhir inkarnasinya dia akan melebur hampir semua karma dari murid - muridnya yang paling tinggi tingkatannya. Seorang Mursyid mengajarkan bagaimana cara menemukan jalan pulang menuju Tuhan. Tugas Guru menghantarkan muridnya ke jiwa yg lebih tinggi.
Karenanya dia harus sudah pernah menjalaninya agar benar-benar dapat memahami jalan itu, sebelum dia bisa mengajar orang lain bagaimana cara mencapai kebersatuan dengan Tuhan.
Ada beberapa Guru yang memilih untuk mengajar dalam jalur sebuah tradisi spiritual saja. Seorang Guru yang sudah menyadari Tuhan sebenarnya dapat mengajar melalui tradisi spiritual manapun untuk membimbing muridnya langsung kepada Tuhan.
Seorang Guru sejati dapat membimbing para muridnya tanpa hadir secara fisik. Seorang Guru tidak pernah mati, karena dia bersatu dengan Tuhan setelah inkarnasinya, semua kebahagiaan Ilahiah yang diterimanya dari Tuhan kemudian disalurkannya kepada para muridnya yang serius sampai mereka sendiri mencapai kebebasan dalam Tuhan.
Seorang Guru Spiritual sejati tak akan memintamu untuk patuh total kepada dirinya dan memujanya. Tetapi, ia akan membantumu untuk menemukan dan memuliakan dirimu sendiri.
Ia adalah seseorang yang datang untuk membuatmu mempertanyakan banyak hal, yang mengubah realitasmu, dan yang akan menandai hidupmu sebelum dan sesudahnya. Guru tidak dapat membangunkan dirimu, semua yang bisa dia lakukan adalah menunjukkan apa itu.
Para guru sejati bagaikan cermin bening yang menangkap cahaya Tuhan lalu memancarkannya. Pada awalnya seorang yang bijak merupakan pembimbing seorang murid. Segera setelah memungkinkan, guru ini melepaskan si murid, sebagai orang yang memperoleh hikmahnya sendiri, dan kemudian ia melanjutkan kerja dirinya.
Sedangkan seorang GURU PALSU akan menjaga para pengikutnya agar tidak menjauh dari dirinya untuk selama-lamanya. Tidak mengatakan kepada mereka, bahwa mereka tengah diberikan latihan yang harus berakhir secepat mungkin, sehingga mereka bisa merasakan perkembangan mereka sendiri dan melanjutkan hidup sebagai orang-orang yang tercerahkan.
Seorang Guru sejati tidak pernah memungut bayaran atau imbalan tertentu dari bimbingan yang diberikannya kepada dirimu maupun orang lain, karena dia akan menerima imbalan langsung dari Tuhan. Biasanya para Guru mau menerima sumbangan karena mungkin itu adalah satu-satunya pendapatan yang diperolehnya didunia ini, Oleh karena jarang ada Guru yang mengikuti tradisi yang berlaku saat ini, bekerja untuk mendapatkan uang. Bagaimanapun ada beberapa Guru tingkat tinggi yang menjalani kehidupan sehari-hari dengan bekerja mencari nafkah di siang hari dan mengajar para muridnya di malam hari.