Ki Ageng Kasan Besari Ponorogo bertanya, Kamu menjalankan shalat?
Gatholoco pelan menjawab, Shalatku langgeng tiada terputus
Sujud-ku Sujud Ingat (Maksudnya Kesadaran yang terus menerus), Kiblat-ku Pusat Semesta (Maksudnya focus penyembahan adalah Inti Dunia dan Inti Makhluk, tak lain adalah Brahman/Tuhan), Sujud-ku diiringi dengan Nafas (Maksudnya Kesadaran ini saat Ruh terikat badan materi, sangat terkait dengan nafas. Pengendalian nafas mampu mengendalikan Kesadaran juga. Nafas dan Kesadaran, saat badan materi masih membelenggu Ruh, tidak bisa dipisahkan),
Nafas-ku keluar dari ubun-ubun (Nafas yang dikendalikan seolah bukan keluar masuk dari hidung lagi, tapi seolah-olah keluar masuk dari ubun-ubun, menyatu dengan Kesadaran), Shalatku menghadap kepada Tuhan, keluar dari otakku.
(Menurut profesor Agus Sanyoto naskah ini adalah bikinan Belanda untuk memecahkan belah)