99 Nama Suci Tuhan


Asma'ul Husna (bahasa Arab : أسماء ٱلله ٱلحسنى 'asmā'u llahi l-Husna , " Nama Indah Allah") adalah nama-nama dikaitkan dengan Tuhan dalam Islam oleh Muslim. Sementara beberapa nama hanya ada dalam Al-Qur'an, dan yang lainnya hanya ada dalam hadits, ada beberapa nama yang muncul di keduanya. Dalam beberapa hadis dari Syiah dan Sunni , dikatakan bahwa Mahdi mengungkapkan nama-100. 

Ada tradisi di Sufisme untuk efek 99 nama titik Allah untuk mistis " Nama yang Agung dan Superior " (Ismu l-'A'ẓam ( الاسم ٱلأعظم ). Ini "Nama Allah" dikatakan" yg jika dipanggil/dizikirkan,  Dia akan menjawabnya." Nama Tuhan yang paling besar adalah 'Aku Ada'. Sumber Baháʼí menyatakan bahwa nama ke-100 diturunkan sebagai "Baháʼ " (Arab : اء ‎ "kemuliaan, kemegahan"), yang muncul dalam kata Bahá'u'lláh dan Baháʼí. Mereka juga percaya bahwa itu adalah nama Tuhan yang terbesar. "Sesungguhnya, ada sembilan puluh sembilan nama Tuhan, seratus dikurangi satu. Siapa yang menghitungnya akan masuk surga." (Sahih Muslim, Vol. 4, no. 1410) Namun telah dikabarkan bahwa ada nama ke-100 yang disembunyikan. Dalam tasawuf, gagasan tentang nama ke-100 adalah yang paling menonjol. Ia telah menjadi objek devosi mistik yang sulit dipahami, simbol transendensi Tuhan. 

Jantung misteri 99 Nama suci Allah. 

Ini adalah kendaraan untuk memahami sifat Tuhan yang tak terbatas, dan untuk menemukan potensi ilahi dalam setiap jiwa. Nama Allah yang ke-100 adalah “Ana” (aku/aku). Cendekiawan terpelajar dan mistik Mansur Al-Hallaj dihukum mati pada abad ke-9 karena mengungkap rahasia ini. Banyak orang pada saat itu tidak memahami arti sebenarnya di balik kata-katanya, “Ana 'l-Ḥaqq” (Akulah kebenaran), dan mereka yang memahaminya dapat melihatnya berpotensi membahayakan gengsi dan otoritas mereka. Itu sebabnya Hallaj harus dibungkam.

Al Hallaj berkata :

Aku melihat Tuhanku dengan mata  hati aku bertanya, 'Siapakah Engkau?' Dia menjawab, 'Kamu'. Hanya dibutuhkan orang yang bijaksana untuk memahami apa yang dimaksud dengan ini. Hallaj mengatakan bahwa Tuhan ditemukan di dalam diri kita masing-masing, dan bahwa terhubung dengan yang ilahi membutuhkan usaha, tetapi dimungkinkan dengan kontemplasi dan penyembahan. Pada dasarnya, Anda dapat mencapai Tuhan di dalam hati Anda - tetapi hanya jika Anda memiliki Niya (Niat) yang murni dan pemahaman tentang Al-Qur'an dan Sunnah dan di atas semua itu tujuan sebenarnya dari Islam, yaitu untuk membebaskan kita.

Ini bukan sesuatu yang dapat dengan mudah dijelaskan melalui internet. Bahkan cendekiawan terpelajar, yang menghabiskan hidup mereka mempelajari Islam, tahu bahwa masalah itu rumit. Mereka yang memberikan jawaban cepat dan mudah adalah mereka yang tidak tahu. Orang-orang dibunuh selama berabad-abad untuk mengetahui hal ini. Karena para pemimpin dan penguasa tidak ingin orang biasa tahu bahwa mereka dapat berpikir sendiri atau menemukan kebenaran dengan mencari ke dalam. Sebaliknya, para pemimpin dan ulama hanya menuntut kepatuhan yang tunduk pada tuntutan mereka. Ajaran apa pun yang melemahkan ketaatan hanya akan melemahkan kekuatan dan pengaruh yang maha kuasa, itulah sebabnya kebenaran ini dipendam dan disembunyikan begitu lama.

“Aku telah hafal dari Rasulullah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat. 

Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. 

Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku). (HR. Thabrani)