Hiperruang dapat dibuktikan secara matematis dengan hipergeometri. Ilmu Jin termasuk dalam hiperruang dan hipergeometri. Jika kita tahu apa itu volume, maka kita harus menerima hipervolume sebagai basis volume. Jika kita menerima bola geometris, maka kita juga harus menerima hipersfer. Muncul dan lenyapnya suatu tubuh dalam ruang objektif tiga dimensi, atau lewatnya seseorang menembus dinding, dapat dilakukan dengan sukses ketika hyperspace dimanfaatkan secara ilmiah.
Para Yogi dapat menempatkan tubuh fisik mereka dalam Wujud Jin dan bergerak secara sadar dalam hyperspace. Ketika tubuh seorang yogi berada di hyperspace, kita katakan ia berada dalam Kondisi Jin.
Seorang yogi dapat berjalan di atas api tanpa terbakar ketika ia berada dalam kondisi jin. Ia juga dapat berjalan di atas air. Ia dapat melayang di udara. Ia dapat melewati batu besar atau dinding, dari satu sisi ke sisi lainnya, tanpa melukai tubuhnya. Ilmu jin didasarkan pada hyperspace; ini adalah cabang khusus fisika atom.
Orang-orang bodoh yang belum pernah mempelajari hipergeometri mengingkari fakta keberadaan alam jin. Orang-orang seperti ini pantas dikasihani karena mereka bodoh.
Geometri primitif didasarkan pada hipotesis absurd bahwa pada sebuah bidang, dari satu titik ke titik lainnya, kita dapat menelusuri garis lurus sejajar, tetapi hanya satu garis (secara elementer). Kita menolak sudut pandang Euklides, yang hanya mempelajari tiga dimensi yang diketahui. Untuk era atom ini, sudut pandang tersebut sepenuhnya primitif.
Penegasan tak masuk akal bahwa dunia eksperimen fisik adalah satu-satunya dunia nyata berakibat pada adanya kepercayaan yang sangat umum di kalangan orang-orang bodoh yang termasyhur (yang tidak pernah menyelidiki medan elektromagnetik dan apa yang disebut pro-materi, sebagai causa causorum dari materi fisik).
Dimensi keempat bersifat hiperspasial. Yogi memiliki teknik khusus untuk menempatkan tubuh fisik mereka di dalam hiperspasial. Ruang tak terbatas antarplanet itu pada hakekatnya melengkung.
Ruang tak terbatas itu bergerak tanpa henti. Kami menegaskan bahwa terdapat rangkaian ruang berputar tak terbatas dari berbagai dimensi yang saling menembus tanpa gangguan.
Dan semua ruang di ruang tak terbatas itu berbentuk hiperelipsoidal. Kami menegaskan bahwa dengan kekuatan pikiran, manusia dapat menempatkan tubuh fisiknya di ruang hiperelipsoidal berputar mana pun yang dipilihnya.
Bahwa astrofisika akan menunjukkan kepada dunia keberadaan hiperruang.
Kami juga menegaskan bahwa di dalam satu garis, terdapat garis-garis hiperspasial.
Para inisiat ini mempertahankan tubuh fisik mereka selama ribuan tahun.
Seperti halnya Babaji yang abadi telah mempertahankan tubuh fisiknya selama ribuan tahun.
Siapa pun yang menguasai seni elemental (ilmu jin) dapat melakukan lompatan besar. Para ahli ilmu jin dapat meninggalkan Bumi untuk hidup di planet lain dengan tubuh fisik yang sama seperti yang mereka miliki di dimensi ketiga ini. Mereka dapat membawa tubuh fisik mereka yang terdiri dari daging dan darah ke planet lain. Inilah lompatan besar. Beberapa ahli ilmu jin telah melakukan lompatan besar ini.
Dengan pranayama kita memperoleh kekuatan untuk menempatkan tubuh fisik kita dalam keadaan jin.
Ada banyak kunci untuk menempatkan tubuh fisik dalam kondisi jin. Sangat penting untuk berlatih pranayama sebelum menggunakan kunci-kunci ini.
Penting untuk diketahui bahwa dalam sintesis akhir mereka, kedua saksi Ida dan Pingala berakar di testis kanan dan kiri laki-laki dan di ovarium perempuan.
Atom-atom surya dan lunar dari sistem mani naik melalui kedua kanal saraf ini hingga mencapai piala (otak). Lubang hidung dan organ seksual terhubung melalui kedua saksi tersebut. Fakta ini mengundang kita untuk merenung.
Para maestro yoga agung melayang di udara sambil berlatih pranayama. Satu-satunya tubuh yang mampu melayang di udara adalah tubuh yang lolos dari hukum gravitasi. Hanya tubuh yang memasuki hyperspace yang dapat lolos dari hukum tersebut. Ketika kekuatan mental digerakkan secara sadar, tubuh fisik dapat memasuki hyperspace.
Ilmu Jin adalah soal getaran. Di atas dan di bawah batas persepsi objektif, terdapat dunia-dunia yang terletak di dimensi lain.
