Mempelajari Sufisme adalah seperti menyelam ke dasar samudera, hanya pencari yang tulus yang akan mencari mutiara di dasar laut. Sufisme kini lebih dikenal sebagai ilmu esoteris realisasi diri dalam konteks Islam. Walaupun sejarah Sufisme sebenarnya, berasal dari misteri Mesir kuno, sebuah ajaran yang ada bahkan sebelum Abraham, ayah dari tiga agama besar: Kristen, Yahudi, dan Islam. Mereka yang hanya memahami tasawuf dari tulisan-tulisan dangkal, dan kadang-kadang dari terjemahan sastra bahasa Arab atau Persia, cenderung untuk berpikir bahwa tasawuf adalah hanya milik mistik Islam. Pada kenyataannya, itu tidak benar. Sufisme ada sebelum Nabi Muhammad SAW, sebelum Nabi Isa, sebelum Nabi Ibrahim
Apa yang dimaksud dengan kata Sufi? Kata Sufi berasal dari kata Arab Safa, atau SAF, yang berarti secara harfiah, murni, yaitu murni dari segala perbedaan. Dalam bahasa Yunani kata itu memiliki arti bijaksana. Sufisme tidak dapat disebut deisme, karena Sufi tidak menganggap Allah sebagai entitas yang terpisah dari diri sendiri. Tidak bisa juga disebut panteisme, karena Sufi tidak hanya melihat imanensi Allah di alam, tetapi juga menyadari Esensi Allah dalam yang tak terbatas, penamaan Tuhan Allah, tak berbentuk, yang tak berwarna.
Ketika Mansur Al Halaj mengatakan “Aku adalah Tuhan”, orang-orang muslim membunuhnya. Orang-orang Sufi selalu dibunuh oleh orang-orang religius, oleh orang-orang yang disebut religius itu. Karena mereka tidak dapat mentoleransi hal ini, mereka tidak dapat mentoleransi seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan. Ego mereka merasa diserang. Bagaimana mungkin seorang manusia menjadi Tuhan? Tetapi ketika Al Halaj mengatakan “Aku adalah Tuhan” ia tidak mengatakan bahwa “Aku adalah Tuhan dan engkau tidak”’ Ia tidak mengatakan “Aku adalah Tuhan dan pohon-pohon ini tidak”’ ia tidak mengatakan “Aku adalah Tuhan dan kerikil-kerikil ini, bebatuan ini adalah tidak.” Ia mengatakan bahwa “Aku adalah Tuhan” dan menyatakan bahwa semuanya ini adalah Illahi, suci. Segala sesuatu ini Ilahi.
Orang-orang yang fanatik, yang mempercayai dogma mengatakan Tuhan menciptakan manusia, jadi manusia adalah ciptaan, bukan pencipta, dan ini dianggap tidak sewajarnya, dan puncaknya adalah ketika menyatakan “Aku adalah Tuhan”, lalu orang-orang itu membunuh Al Halaj. Dan apa yang Al Halaj katakan ketika orang-orang itu membunuhnya? Ia berkata dengan lantang ke langit, “Engkau tidak dapat menipuku! Bahkan dalam diri para pembunuh itu yang terlihat hanya diri-Mu, Engkau tidak dapat menipuku. Engkau ada disini di dalam para pembunuh ini. Dan apa pun yang dari-Mu, datanglah, Tuhanku, aku akan mengetahui-Mu, karena aku telah mengetahui dan mengenal-Mu.”
Seorang Sufi tidak memikirkan tentang bagaimana alam semesta ini, tapi menjadi alam semesta. Sufi bukan tentang memikirkan, juga bukan tentang melakukan sesuatu terhadap alam semesta ini. Sufi bukanlah tentang berfikir maupun tentang bertindak. Sufi adalah yang ada, menjadi ada. (menyadari ke-ada-an, menjadi sadar bahwa kita ada, – being). Dan saat ini, tanpa usaha apapun, engkau dapat menjadi Sufi. Jika engkau berhenti berfikir, dan engkau membuang ide tentang melakukan sesuatu, jika engkau membuang ide sebagai si pemikir (sesuatu yang berpikir) dan ide tentang si pelaku (sesuatu yang bertindak), jika engkau cukup menjadi ada, seketika itu engkau adalah Sufi. Dan inilah yang kita upayakan sembari berbicara tentang Sufi : bukan untuk mendoktrinmu, bukan utuk membuatmu lebih berpengetahuan tentang Sufi, tetapi membuat Sufi yang ada di dalam dirimu keluar.
Para Sufi itu, mereka tidak memberikan ceramah, karena kehidupan ini lebih mirip seperti nyanyian ketimbang ceramah. Dan mereka menari, dan mereka tidak berbicara tentang dogma, karena tarian lebih hidup, lebih menyerupai alam semesta ini, lebih mirip dengan burung-burung yang bernyanyi diatas pohon, dan angin yang bertiup diantara pohon-pohon pinus, lebih mirip air terjun, atau mendung yang menurunkan hujan, atau rumput yang bertumbuh. Seluruh kehidupan ini, seluruh alam semesta ini adalah sebuah tarian, yang bergetar, yang berdenyut, dengan kehidupan yang tanpa batas. Seluruh Kehidupan Ini Adalah Sebuah Tarian.
Sufisme adalah ilmu untuk menyibak ilusi pemisahan antara manusia dan Tuhan. Perjalanan seorang Sufi sesungguhnya tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, karena perjalanannya ada di dalam Hati.