CERITA GUNUNG LAWU, MANGKUNEGARAN, PEMIMPIN NUSANTARA, RATU KIDUL DAN SANG PEMBAWA CAHAYA.
MAKAM KELUARGA MANGKUNEGARAN DI GUNUNG LAWU.
ASTANA Giribangun di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jateng, bakal menyedot perhatian masyarakat pasca meninggalnya mantan Presiden RI, Soeharto. Namun tak banyak yang tahu kalau Giribangun bukan satu-satunya kompleks pemakaman terkenal di kawasan tersebut. SEBELUM Astana Giribangun dibangun, orang lebih dulu mengenal Astana Mangadeg, yaitu kompleks pemakaman keluarga Pura Mangkunegaran. Di sini dimakamkan, antara lain, Kanjeng Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Sri Mangkunegoro I alias Pangeran Samber Nyowo. Kompleks makam itu terletak di lereng barat Gunung Lawu, sekitar 40 kilometer arah timur Kota Solo, pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (dpl).
Agak di bawahnya, pada ketinggian 666 meter dpl, terdapat Astana Giribangun, di Desa Karang Bangun. Di Astana Giribangun yang megah, dimakamkan antara lain istri mantan Presiden Soeharto, Ny Tien Soeharto. Mantan ibu Negara kelahiran 23 Agustus 1923 tersebut meninggal pada 28 April 1996, atau dalam usia 73 tahun.
Ny Tien dikenal sebagai kerabat Mangkunegaran, khususnya trah Mangkunegaran III. Karena itu, tak heran jika pemilihan lokasi Astana Giribangun, tahun 1970-an silam, sengaja didekatkan dengan Astana Mangadeg. Tentang pemilihan lokasi Astana Giribangun yang lebih rendah, diperkirakan untuk menghormati keberadaan Astana Mangadeg yang secara spiritual dianggap lebih tinggi.
Banyak fenomena mistis membuktikan keberadaan Astana Mangadeg, komplek pemakaman para penguasa Istana Mangkunegaran, salah satu pecahan dinasti Mataram. Makam itu merupakan Raja Mangkunegoro III keturunan Raja Mataram Panembahan Senopati selalu melindungi dan merestui makam anak cucu di bawahnya. Salah satu yang dimakamkan disini adalah Kanjeng Pangeran Adi Pati arya Sri Mangkunegara I. Pangeran Adi terkenal dengan sebutan Pangeran Samber Nyowo. Tokoh kesohor raja Mangkunegaran dikenal sakti mandraguna dan selalu menjadi rujukan raja-raja Mataraman baik Surakartan (Solo) dan Ngayogyokarto Hadiningrat (Yogya).
Astana Mangadeg merupakan makam keturunan Kerajaan Mangkunegaran. Makam itu terkenal memiliki daya mistis dan tempat sakral yang tidak bisa diperlakukan sembarangan. Posisi dan keberadaan Astana Mangadeg di atas Astana Giribangun di lereng barat Gunung Lawu tepatnya terletak di Desa Karang Bangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sebagai leluhur di atasnya yang melindungi, “hamemayungi” menjadi payung keberadaan makam anak cucunya.
CERITA MENJELANG PILPRES 2014
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak biasanya pergi ke gunung. Namun, pada Kamis (21/3/2013), SBY bersama rombongan mendaki lereng Gunung Slamet.
Kejadiannya di thn 2013.
Politukus yang juga paranormal Permadi menilai kepergian SBY ke Gunung Slamet bukan hanya untuk mengunjungi petani, tetapi juga memiliki misi spiritual. Yakni, yakni berdoa agar penggantinya sebagai presiden Indonesia berasal dari lingkaran atau keluarganya. "SBY berharap penggantinya kelak adalah orangnya," kata Permadi.
Sumber terpercaya menyatakan bukan sekali ini saja SBY menyambangi gunung keramat seperti Gunung Slamet untuk tujuan semacam itu. Pada sekitar akhir Januari lalu, SBY juga menyambangi Gunung Lawu yang punya nama asli Wukir Mahendra. Wukir mahendra artinya Gunung Pertama.
Lalu apa hubungannya Gunung Lawu dengan SBY? Menurut sumber tadi, SBY memperoleh wahyu kedaton saat berada di Gunung Lawu pada akhir Januari 2013. Mungkin tak banyak yang mengetahui tentang cerita ini.
Soal wahyu ini, bebas saja. Boleh percaya, tidakpun terserah. Namun, perjalanannya cukup masuk di akal. Karena SBY yang saat itu juga akan lengser. Ia seperti halnya raja-raja Jawa lainnya, perlu mempersiapkan pengganti.
Menurut sumber tersebut Presiden SBY mendapatkan semacam petunjuk bahwa penggantinya (Presiden) berasal dari tokoh yang lahir di sekitar Gunung Lawu.
Dengan didampingi Mensesneg Sudi Silalahi yang dikenal orang kepercayaan SBY, dicarilah tokoh sesuai wangsit tersebut. Akhirnya diperoleh dua nama yakni Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto.
Keduanya dinilai sesuai dengan wahyu tersebut, lahir di dekat-dekat Gunung Lawu. Sekedar catatan, Menteri Dahlan Iskan lahir di Magetang, Jawa Timur. Posisi Gunung Lawu di bagian barat Kabupaten Magetan. Sedangkan Menkopolhukam Djoko Suyanto, kelahiran Madiun, Jawa Timur yang letaknya sangat dekat dengan Gunung Lawu.
Masih menurut sumber, SBY sengaja memanggil kedua menteri yang berasal dari sekitar Gunung Lawu itu. Dalam perjumpaan itu, SBY mengutarakan unek-uneknya. Bahwa dirinya ingin mempersiapkan dalon presiden 2014.
Tak lama kemudian, Menkopolhukam Djoko Suyanto memberikan tanggapan yang cukup mengejutkan. ‘’Itu pasti bukan saya,’’ ungkap mantan Panglima TNI itu.
Masih menurut sumber, pernyataan Djoko Suyanto itu, membuat Presiden SBY cukup terkejut. Demikian pula Menteri BUMN Dahlan Iskan, ikut kaget juga. Apalagi setelah SBY memberikan pernyataan yang bernada positif bagi Dahlan. Wajah pendiri Jawa Pos Grup itu, semakin terlihat semringah.
Dalam pertemuan itu, Dahlan tak banyak berkata-kata. Hanya disebutkan bahwa sejumlah rencana mendesak untuk dilakukan. Terutama membentuk tim sukses yang dinamakan ‘Dais 2014’. Untuk tahap awal, lembaga ini akan merekrut kalangan ulama, santri, ponpes. ‘’Sudah ada 300-an majelis taklim yang merapat ke Dais,’’ ungkap sumber.
Beberapa nama yang masuk Dais diantaranya mantan Bupati Magetan Miratul Mukminin. Atau akrab disapa Gus Amik. Yang dikenal sebagai pendiri Pesantren Sabilil Muttaqin (PSM) Takeran, Magetan, Jawa Timur.
Ada nama lain yakni BRH, mantan wartawan senior Jawa Pos Grup yang sekarang menjabat staf khusus Menteri BUMN Dahlan Iskan. Lulusan IAIN Syarif Hidayatullah itu, merupakan orang kepercayaan Dahlan yang memiliki kekuasaan khusus.
Hari-hari belakangan, Dahlan semakin rajin keliling daerah. Mengunjungi pondok pesantren yang dipimpin kyai-kyai berpengaruh. Bukti keseriusan Dahlan menjalankan amanah wahyu kedaton SBY.
WAHYU ITU BENAR... TOKOH GUNUNG LAWU ITU ADALAH JOKOWI...
GUNUNG KERAMAT
Bagi orang Jawa, Gunung Lawu sepertihalnya Gunung Slamet sangatlah istimewa. Yakni merupakan salah satu pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa.
Sebuah portal masuk ke dimensi lain dan juga waktu (Vortex Gate) dipercaya tersimpan jauh di dalam perut Gunung Lawu—salah satu wilayah paling mistis di Pulau Jawa.
Selain itu, gunung Lawu juga memiliki kekerabatan yang cukup erat dengan tradisi dan budaya praja Mangkunegaran.
PERTAPAAN PRINGGONDANI YANG TERLETAK DI GUNUNG LAWU
Berbagai tempat sakral di negeri ini memang sering dijadikan banyak orang sebagai tempat bertapa dan semedi termasuk orang yang pernah menjadi nomor satu di Indonesia yang salah satu tujuannya untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan alam dan leluhur demi langgengnya kekuasaan.
Sebagai contoh, Presiden RI kedua, banyak tempat kramat yang dikunjunginya untuk mempertahankan posisinya sebagai penguasa tunggal di bumi pertiwi kala itu. Sebut saja Padepokan Lang Lang Buana Gunung Srandil di Cilacap, Kali Garang, Sampangan Semarang, makam Pangeran Purbaya di Desa Maguwaharjo, Berbah, Sleman dan masih banyak tempat yang dia datangi untuk bertapa.
Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga melakukan hal demikian. SBY disebut sering bersemedi, bertapa atau melakukan ritual khusus di Pertapaan Bancolono di Kawasan Lereng Gunung Lawu.
Cerita mengejutkan itu muncul saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memantau kondisi Gunung Lawu di Kawasan Cemoro Sewu, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
“Eh ndi nggon sing sok nggo golek kaseketen? (Eh di mana tempat yang sering buat cari ilmu kesaktian)?” tanya Ganjar kepada warga dan beberapa pejabat dan perangkat desa serta anggota BPBD Karanganyar.
Sontak secara reflek Kapolsek Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar AKP Riyanto nyeletuk dan berkomentar.
“Nah itu pak. Itu namanya Pertapan Poncolono. Pak SBY sering ke situ kalau malam. Ada dua bangunan yang satu masuk wilayah Jawa Tengah. Yang sana masuk wilayah Jawa Timur,” ungkap Riyanto sambil mengajak Ganjar beserta rombongan bergeser ke pinggir jembatan yang jaraknya sekitar 50 meter dari tugu perbatasan Jatim dan Jateng itu.
“Lah, cari apa kesitu?” tanya Ganjar berimprovisasi sambil penasaran yang saat itu ditemani Kepala BPBD Jateng Sarwa Permana.
“Wah kalau itu nggak tahu pak. Pribadi. Katanya kalau ada permintaan terus nyepi, bertapa atau semedi disitu bisa terkabul,” ujar Riyanto sambil diamini dan dibenarkan oleh beberapa warga .
“Halah-halah,” ungkap Ganjar sambil senyum-senyum.
Salah satu pengamat dan ahli spiritual yang sangat mengerti seluk beluk Gunung Lawu, Polet, menyebutkan bahwa Lawu adalah pusat budaya dan kegiatan spiritual Jawa. Bahkan bila ditarik secara garis lurus, Gunung Lawu sejajar tegak lulus tepat di Pura Mangkunegara.
Bukan berada tepat di Keraton Kasunanan Surakarta. Seperti halnya Keraton Ngayojokarto yang sejajar tepat dengan Gunung Merapi. Selain itu, Gunung Lawu ternyata berdiri persis di tengah perempatan empat penjuru mata angin.
“Lawu itu letaknya pas di perempatan, dan jika di tarik garis lurus akan bertemu tepat di Pura Mangkunegaran Solo. Bukan Keraton Kasunanan. Seperti halnya Keraton Ngayojokarto tegak lulus tepat dengan Gunung Merapi,” jelasnya
SOEHARTO DAN MISTIS JAWA
Pendalaman Soeharto pada dunia mistis diperoleh dari Kiai Daryatmo, seorang guru agama dan mistik Jawa. Dari kiai ini, Soeharto muda mendapat pengetahuan tentang pengobatan, tentang laku, dan tentang semedi. Dalam bukunya, Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya, nama Daryatmo disebut-sebut.
Soeharto mengakui Daryatmo banyak memberi inspirasi dalam perjalanan hidupnya. Bahkan sampai menjadi presiden. Mantan Menteri Penerangan Mashuri bahkan pernah menuturkan, setiap bulan sedikitnya satu kali, Soeharto datang menemui Daryatmo untuk minta petunjuk.
Ritual mistis yang dijalani Soeharto adalah bersemedi atau bertapa di tempat-tempat keramat atau wingit. Sumber yang pernah mendampingi pria berjuluk The Smiling General itu melakukan laku mistis mengungkapkan, Gunung Lawu jadi tempat favorit Soeharto. Gunung Lawu memang merupakan salah satu pusat kekuatan mistik di Jawa
PETUAH UNTUK KSATRIA UTAMA
Di sudut barat daya bangunan megah Cungkup Argosari, terpampang sebuah tulisan yang dipetik dari Serat Wedatama, sebuah karya sastra Jawa klasik karya Mangkunegoro IV. Bunyi kutipan dalam tembang pucung itu adalah :
lila lamun kelangan nora gegetun
trimah yen ketaman
saserik sameng dumadi
tri legawa nalangsa srahing bathara (ikhlas, jika kehilangan tiada kan menyesal
menerima dengan lapang jika mendapatkan
kebencian dari sesama
legawa dan menyerahkan segalanya kepada Yang Kuasa)
HUBUNGAN RATU KIDUL DAN GUNUNG LAWU
Setiap gunung memiliki keunikan masing-masing, termasuk mitos yang diyakini para pendaki ataupun masyarakat sekitar tentang Gunung Lawu. Salah satu mitos yang sangat melekat adalah terkait Ratu Kidul si penguasa Pantai Selatan.
Ketika kamu melewati base camp Cemoro Kandang terdapat sebuah anjuran bahwa pendaki sebaiknya tidak mengenakan pakaian berwarna hijau pupus karna konon, Ratu Kidul menyukai warna ini sehingga ia mungkin akan “menculik” pendaki yang mengenakan pakaian berwarna hijau pupus.
Mitos ini juga berlaku saat kita berkunjung ke Pantai Parangtritis di Jogja
Pertanyaannya adalah: Apakah " Hijau" hanya identik dengan Ratu Kidul ?
Hijau juga identik dengan Ular, Naga, Lucifer, Malaikat Terjatuh, Sang Pembawa Cahaya...