Ibnu Arabi dikenal sebagai penulis paling produktif pada zamannya. Karyanya mencapai 200 buah. Sebagian menyebut jumlah lebih dari itu. Muhammad Qajjah, direktur kebudayaan Suriah mengatakan : “Huwa Aghzar Muallif fi Tarikh al Fikr al Islami bal la nubaaligh idza Qulna fi al al Tarikh al Basyari”(dialah penulis paling subur dalam sejarah pemikiran Islam bahkan tidak berlebihan jika saya katakan dalam sejarah pemikiran manusia).
Karya-karya Ibnu Arabi baik dalam bentuk prosa, puisi maupun “tausyihat”, kebanyakan ditulis dalam bahasa Persia. Sebagian lain dalam bahasa Arab.
Sedemikian rumitnya memahami karya-karya Ibnu Arabi, sebagian orang meragukan bahwa karya-karyanya tidak dihasilkan dari kesungguhan mental dan intelektual, melainkan dari ilham dan pengalaman mistiknya.
Dalam sebuah syair yang masyhur ia berkata,
”Hatiku telah berganti rupa jadi semua bentuk: padang rumput bagi rusa-rusa, biara bagi para rahib, kuil bagi arca-arca, Ka’bah bagi peziarah. Lembaran Taurat, Kitab Suci Alquran. Aku memeluk agama cinta, dan ke arah mana pun unta-unta menuju, cinta adalah agama dan keyakinanku.”
”Akulah anggrek yang merekah dan panen yang melimpah. Kini, angkatlah tabirku dan bacalah apa yang tertera dalam tulisanku. Apa pun yang engkau lihat pada diriku, tuliskan dalam bukumu dan ajarkan kepada semua sahabatmu.”
Ibn al-‘Arabi memperingatkan kita:
Maka berhati-hatilah agar anda tidak mengikatkan diri kepada ikatan (‘aqd) yaitu kepercayaan, doktrin, dogma, atau ajaran tertentu dan mengingkari ikatan lain yang mana pun, karena dengan demikian itu anda akan kehilangan kebaikan yang banyak; sebenarnya anda akan kehilangan pengetahuan yang benar tentang apa itu yang sebenarnya. Karena itu, hendaklah anda menerima sepenuhnya semua bentuk kepercayaan-kepercayaan, karena Allah Ta’ala terlalu luas dan terlalu besar untuk dibatasi dalam satu ikatan tanpa ikatan lain, Dia berkata: “Kemana pun kamu berpaling, di situ ada wajah Allah”, (Q 2:115)
“Waspadalah untuk tidak membatasi dirimu hanya pada satu agama saja dan menolak semua agama lain, sebab engkau akan banyak kehilangan manfaat, bahkan pengetahuan mengenai realitas tidak akan dapat engkau raih. Jadikan dirimu penampung segala kepercayaan. Sebab Tuhan terlalu besar dan terlalu luas untuk dibatasi dengan satu agama saja”.