Karma Bukanlah Rantai Abadi


Kecuali Anda adalah makhluk yang sangat berkembang dan tercerahkan, Karma memengaruhi hidup Anda dalam segala hal; nyatanya, hidup Anda adalah pengungkapan Karma yang terus-menerus!

Tidak perlu percaya pada reinkarnasi untuk memahami Karma tetapi, dari perspektif Vedantik, Anda telah menjalani banyak kehidupan sebelumnya dan situasi serta keadaan hidup Anda saat ini adalah hasil dari tindakan yang dilakukan selama semua kehidupan. Percaya pada Karma dan reinkarnasi membuatnya lebih mudah untuk memahami mengapa hal-hal buruk terjadi pada orang baik atau mengapa seorang anak kecil yang tidak bersalah mengembangkan penyakit yang mengancam nyawa. Vedanta akan mengatakan bahwa segala sesuatu dalam hidup Anda adalah hasil dari energi yang diciptakan oleh tindakan di kelahiran sebelumnya. Setiap situasi yang terjadi pada Anda dan setiap orang yang Anda temui memiliki makna karma. Segala hal terjadi untuk suatu alasan. Untuk memahami karma, anda harus menyadari bahwa pikiran adalah benda. 

Alam raya ini, dalam analisa mutakhir, tidak terdiri dari zat tertentu, tetapi dari kesadaran. Zat menanggapi daya pikir lebih kuat dari yang disadari kebanyakan orang. Karena daya pikir mengarahkan energi, dan energi pada gilirannya bertindak pada zat. Zat, sebenarnya adalah energi.

Semakin kuat kemauan, semakin besar kekuatan energinya dan sebagai konsekwensinya, semakin besar pengaruh energi itu pada keadaan benda. Kemauan yang kuat, terutama bila dikombinasikan dengan kesadaran energi kosmik, dapat menghasilkan keajaiban, dapat menyebuhkan penyakit, dan membuat sehat seseorang. Dapat memastikan keberhasilan dalam setiap upaya. Bahkan musimpun akan patuh pada orang yang mempunyai daya kemauan yang kuat dan keyakinan yang mendalam.

Dapat disimpulkan dengan sangat jelas bahwa karma adalah sebagai berikut: kalau Anda menanam kebaikan, Anda akan memperoleh kelimpahan, kalau Anda menanam kejahatan, hidup Anda akan penuh penderitaan. 

Penderitaan manusia bukanlah tanda dari kemurkaan Tuhan pada manusia. 

Ini adalah tanda, dari ketidak mampuan manusia memahami hukum Ilahi.

"Hidup harus menjadi kegembiraan, perayaan ... Empat perlima orang di dunia menganggap hidup sebagai cobaan, kesengsaraan, masa ujian, hutang karma yang harus dibayar kembali, sekolah dengan pelajaran keras yang harus dipelajari, dan , secara umum, sebuah pengalaman yang harus dijalani sambil menunggu kegembiraan sejati, yaitu setelah kematian. " 

Kita harus mempertanyakan logika cerita memiliki Tuhan Yang Mahakuasa Yang Mahatahu, yang menciptakan manusia yang salah, dan kemudian menyalahkan mereka atas kesalahannya sendiri . Karma bukanlah rantai yang abadi. Itu adalah ikatan rantai yang bisa putus kapan saja. Apa yang telah dilakukan kemarin bisa dibatalkan hari ini. Tidak ada kelanjutan permanen dari apa pun. Kelanjutan dapat dan harus dihilangkan melalui pemahaman prosesnya.