Hiduplah Dimasa Sekarang Dan Berbahagialah


"Hal-hal yang harus terjadi akan selalu terjadi. Bahkan jika Anda bersembunyi di hutan pun, Anda tidak dapat menyelamatkan diri dari penyakit, kematian dan usia tua. Anda terikat untuk pergi ketika saatnya tiba, meninggalkan segalanya. Hanya Anugerah Tuhan yang permanen "  Perbuatan baik kita pasti diperhatikan oleh Tuhan. Dia dengan lembut membimbing kita dengan kata-katanya, "Ingatlah bahwa dengan setiap langkah, Anda mendekati Tuhan. Ketika Anda mengambil satu langkah menuju-Nya, Tuhan pun mengambil sepuluh langkah menuju Anda. Aku jauh Engkau jauh, Aku dekat Engkau pun mendekat.

Tidak ada tempat pemberhentian dalam spiritual. Itu adalah satu perjalanan terus menerus, melalui siang dan malam, melalui lembah dan gurun, melalui air mata dan senyuman, melalui kematian dan kelahiran, melalui makam dan rahim. 

Ketika jalan berakhir, dan Tujuan tercapai, peziarah menemukan bahwa dia telah melakukan perjalanan hanya dari dirinya sendiri ke sendiri, bahwa jalannya panjang dan sepi, tetapi Tuhan yang menuntunnya ke sana, selalu ada di dalam dirinya, di sekelilingnya, bersamanya dan di sampingnya."

"Jika Anda mendapatkan Rahmat Tuhan, bahkan keputusan takdir dapat diatasi. Ada obat-obatan tertentu yang datang dengan tanggal kadaluarsa, obat kehilangan khasiatnya. Obat tersebut mungkin masih disegel di dalam botol. tetapi tidak berlaku lagi setelah tanggal tersebut. Sama seperti Anda tidak merasakan sakit yang parah di tubuh Anda ketika dokter memberikan suntikan morfin, Rahmat Tuhan memungkinkan Anda untuk menanggung kesulitan tanpa harus mengalami penderitaan." Jika Anda mendapatkan Rahmat Tuhan, bahkan dapat mengatasi keputusan takdir. Inilah inti dari semua masalah yang dialami seseorang sebagai batu loncatan menuju kebahagiaan.

Tulisan suci menyatakan: "Perlakukan suka dan duka, untung dan rugi adalah sama." Tuhan Maha Kuasa. Namun, pada saat yang sama usaha manusia juga diperlukan. Tanpanya, manusia tidak dapat menikmati manfaat dari anugrah Tuhan. Hanya ketika Anda memiliki Rahmat Ilahiah dan usaha manusia maka Anda dapat mengalami kebahagiaan, sama seperti Anda dapat menikmati angin sepoi-sepoi hanya ketika Anda memiliki kipas angin dan energi listrik untuk mengoperasikannya. Karena tidak menyadari kebenaran ini, orang-orang yang terlibat dalam cara-cara duniawi mengajukan pertanyaan mengapa dalam situasi tertentu Allah tidak menggunakan kuasa-Nya yang tak terbatas untuk mencegah kejadian-kejadian tertentu yang tidak diinginkan. Ini muncul dari konsepsi yang sempit tentang berbagai hal, tanpa memahami cara kerja Sang Ilahi.

Apa pun keinginan orang, mereka akan dipenuhi oleh Tuhan hanya sesuai dengan kadar kebutuhan mereka. Seseorang tidak dapat pergi ke Mekah, mendapat Air zam-zam dengan gelas kecil dan berharap mendapatkan lebih dari segelas air zam-zam. Tetapi ketika seseorang bertindak sesuai dengan perintah Tuhan, kapasitas wadah dapat diperbesar. Kegembiraan itu akan terwujud dengan sendirinya ketika Anda mengalami kesatuan Anda dengan Sang Ilahi di dalam diri Anda. Jika Anda tidak bahagia, itu karena Anda belum mengalami bersama Ilahi. Jangan khawatir tentang apa yang telah terjadi, apa yang terjadi atau apa yang akan datang. Biarkan hal-hal terjadi pada waktunya. Sadarilah kebenaran bahwa apapun yang terjadi adalah untuk kebaikan Anda. Sadarilah bahwa apapun yang tampak buruk adalah untuk kebaikan Anda.

Para Salik telah beralih membaca kitab suci, puasa, doa, dan praktik serupa lainnya sebagai penebusan atas apa yang mereka anggap sebagai penyimpangan mereka. Mereka adalah mangsa dari semua jenis ketakutan dan khayalan masa lalu, dan masa depan. Mereka seharusnya tidak peduli tentang apa yang telah lalu atau apa yang mungkin terjadi di masa depan. Mereka harus berkonsentrasi pada saat ini, yang merupakan produk dari masa lalu dan induk dari masa depan. 

Hiduplah di masa sekarang dan berbahagialah.

Pernikahan

Dia tidak sempurna, tetapi dia bisa  membuatmu tertawa, membuatmu berpikir dua kali, dan mengakui sebagai manusia yang bisa membuat kesalahan, pegang dia dan berikan semampu mu. Dia juga tidak sempurna, dan kalian berdua mungkin tidak akan pernah sempurna bersama. 

Dia mungkin tidak memikirkan engkau setiap detik sepanjang hari, tetapi dia akan memberi engkau bagian dari dirinya yang dia tahu hanya engkau yang dapat menghancurkan hatinya. Jadi jangan saling menyakiti, jangan saling mengubah, jangan menganalisa, jangan berharap lebih dan semua hanya bisa saling memberi.

Tersenyumlah saat kekasih membuat engkau bahagia, beritahukan saat ia membuat engkau marah, dan rindu saat ia tidak ada. Karena orang yang sempurna tidak ada, tetapi selalu ada satu orang yang sempurna untukmu.

Pernikahan adalah janji persahabatan, yang dimiliki seseorang untuk berbagi semua pengalaman hidup.

Pernikahan tidak menjanjikan bahwa tidak akan ada masa sulit, hanya jaminan  bahwa akan selalu ada pasangan yang peduli dan yang akan selalu membantumu melewati masa-masa yang lebih baik.

Pernikahan tidak menjanjikan romantisme abadi, yang ada hanya cinta dan komitmen abadi. Pernikahan tidak dapat mencegah kekecewaan, atau kesedihan, tetapi dapat menawarkan harapan, penerimaan, dan penghiburan.

Pernikahan tidak dapat melindungi engkau dari membuat pilihan individu atau melindungi engkau dari dunia, tetapi akan membantu meyakinkan engkau bahwa ada seseorang di sisi engkau yang benar-benar peduli, yang ketika dunia menyakiti mu dan membuat mu merasa rentan. 

Pernikahan menawarkan janji bahwa akan selalu ada seseorang yang menunggu untuk mendengarkan, menghibur, dan menginspirasi.

Pernikahan adalah bergabungnya dua orang yang berbagi janji untuk berbagi sinar matahari dan bayang-bayang, tempat dimana ada sinar bercahaya, sinar yang kalian nyalakan bersama-sama, pada malam pertemuan dahulu kala.

Minggu Kliwon, 14 Januari 2024

Selamat Menempuh Hidup Baru..Nak

Keinginanmu Sedang Menuju Kesini


Banyak orang masih terpaku dengan keharusan untuk melakukan sesuatu, untuk tercapainya sesuatu. “Kalau cuma berdoa, tidak melakukan tindakan kerja keras mencari rezeki, mimpi kali ya?”  “Kan tetap harus ikhtiar, bekerja keras mencari rezeki?

Sebagian besar orang masih memiliki pemikiran, kalau pingin uang banyak, maka harus bekerja keras. Padahal bukan sekedar pencarian uang yg kita butuhkan untuk bisa memiliki banyak uang. Kemiskinan itu, bukan karena kurangnya kerja keras. Kalau persyaratan utama kerja keras, semestinya orang yang pekerja keraslah yang seharusnya berlimpah uang. Tetapi faktanya tidak begitu, malah lebih sering orang yang sedikit bekerja yang sering berlibur malah yang banyak uang. Pikiran dan perasaan Anda akan menciptakan hidup Anda. Pasti akan selalu begitu. 

Sebagian besar dari waktu kita, ketika kita belum melihat hal-hal yang telah kita minta, kita menjadi frustasi atau kita kecewa. Dan kita mulai meragu. Keraguan akan mendatangkan perasaan kecewa. Oleh karenanya singkirkan keraguan itu. Kenali perasaan itu dan gantikan dengan perasaan Iman dan Keyakinan yang tak tergoyahkan. Saya tahu bahwa keinginan saya sedang menuju ke sini. Dalam perjalanan!!

"Hidup itu sederhana, kitalah yang membuatnya rumit...”





Pesan Seorang Ibu


Nak, tertawalah riang di hadapan ayahmu manakala beliau pulang ke rumah, Karena dunia luar itu begitu kejamnya sehingga dapat membahayakan ayahmu..

Tahukah kau nak, apa beda ibu dengan ayah? 

Ibu membawamu (mengandungmu) di dalam rahim selama 9 bulan, namun ayahmu membawamu seumur hidupnya, tanpa kau sadari..

Ibu berupaya kuat agar kau tak merasa lapar, namun ayahmu lah yang mengajarimu agar kau tak kelaparan lagi, tanpa kau fahami...

Ibu menggendongmu (dengan memelukmu) di dada, namun ayahmu menggendongmu di punggungnya, tanpa kau perhatikan...

Cinta ibu ini sudah kau kenali mulai dari semenjak kau lahir, namun cinta ayahmu 'kan kau ketahui setelah kau menjadi seorang ayah.. Karena itu bersabarlah dengan baik...

Ibu, memang takkan ternilai harganya,  sementara ayahmu, takkan bisa dikembalikan oleh waktu..

Sang Kekasih


Ungkapan "Mata Hati" muncul juga dalam tradisi Sufi. Di sini melambangkan pembukaan menuju Sang Ilahi, Mata yang melaluinya kedalaman Hati dapat dilihat 
dan melalui mana Hati dapat mengetahui Realitas Ilahi Tertinggi. Tempat ini, jauh di dalam hati, adalah simbol dari titik kontak dengan Tuhan.
Rumi menegaskan :
"Ada lilin di Hatimu, siap untuk dinyalakan. Ada kekosongan dalam jiwa mu, siap diisi. Engkau merasakannya, bukan? Engkau merasakan pemisahan dari Sang Kekasih. Undanglah Dia untuk mengisi mu, merangkul api. Ingatkan mereka yang memberi tahu mu sebaliknya, Cinta itu datang kepadamu atas kemauannya  sendiri, dan kerinduan untuk itu tidak bisa dipelajari di sekolah mana pun.”




Jauh Melampaui Tindakan

Jauh melampaui tindakan yang salah dan tindakan yang benar terdapat sebuah tempat. Aku akan menemuimu disana. Tatkala jiwa berbaring diatas rerumputan, maka dunia terlalu penuh untuk dibicarakan.

Sepasang kekasih tidak pada akhirnya bertemu di suatu tempat. Mereka sebenarnya telah ada dalam diri satu sama lain selama ini. Jangan berduka, Apapun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain.

Aku Akan Selalu Mencintaimu

Doa dengan pengabdian adalah sarana yang luar biasa untuk membuka diri pada berkat-berkat Tuhan yang mengalir dengan bebas, mata rantai penting dari kehidupan manusia dengan Sumber Tak Terbatas dari segala kebaikan. Tetapi butuh waktu lama agar doa menjadi efektif ketika pikiran berkeliaran ke luar. 

Satu jam meditasi Kriya Yoga dapat memberikan efek lebih dari dua puluh empat jam doa biasa. Mereka yang mempraktikkan teknik Kriya secara mendalam bahkan untuk sementara waktu, dan duduk lama dalam meditasi dalam keheningan yang dihasilkan, menemukan bahwa kekuatan doa mereka berlipat ganda, tiga kali lipat, seratus kali lebih kuat. Jika seseorang memasuki kuil keheningan dan menyembah di depan altar Tuhan dengan doa dan permohonan kehadiran-Nya, Dia datang dengan cepat. Ketika kesadaran ditarik dari permukaan sensorik tubuh dan sekitarnya dan dipusatkan di tempat persepsi jiwa serebrospinal, itulah waktu yang paling efektif untuk berdoa. 

Dia berbicara kepada Anda melalui intuisi Anda. Bagi penyembah yang kesadarannya secara batin bersatu dengan Tuhan, tanggapan yang dapat didengar dari-Nya tidak diperlukan—pikiran yang intuitif dan penglihatan yang benar merupakan suara Tuhan. Ini bukan hasil dari rangsangan indra, tetapi kombinasi dari keheningan penyembah dan suara keheningan Tuhan. 

Tuhan telah bersama kita sepanjang waktu, berbicara kepada kita; tetapi suara keheningan-Nya telah ditenggelamkan oleh kebisingan pikiran kita: "Engkau selalu mencintaiku, tetapi aku tidak mendengar-Mu." Dia selalu dekat; kitalah yang telah menyimpang jauh dari kesadaran-Nya. Terlepas dari ketidakpedulian kita dan pengejaran kesenangan indera, Tuhan tetap mencintai kita, dan akan selalu. 

Kita harus menarik pikiran kita dari sensasi dan diam di dalam. Membungkam pikiran berarti menyelaraskannya dengan Tuhan. Saat itulah doa yang benar dimulai. 

Ketika kita selaras dengan Tuhan, kita akan mendengar suara-Nya : "Aku telah mencintaimu selama berabad-abad; aku mencintaimu sekarang; dan aku akan mencintaimu sampai kamu pulang. Apakah kamu menyadarinya atau tidak, Aku akan selalu mencintaimu."

Semuanya Engkau


Tubuh manusia yang paling dalam adalah keberadaan Tuhan yang sesungguhnya ... Semua meditasi dan kontemplasi diajarkan dengan tujuan untuk menyelaraskan keberadaan terdalam seseorang dengan Tuhan sehingga Dia melihat, mendengar, berpikir melalui kita, dan keberadaan kita adalah sinar dari cahaya-Nya.  Karena pikiran itu bebas. Mendengarkan hujan menetes dari atap, Tetesan menjadi Satu dengan aku. Apa yang harus aku sebut diri aku ? 

Apapun yang aku lihat semua itu adalah Engkau, tubuh, pikiran dan jiwa, semuanya Engkau. Iya Engkau, aku tidak. Dalam semua aspek kehidupan, peraturan ini harus diingat, bahwa bahkan dalam masalah orang tidak boleh memikirkan masalah dan dalam penyakit orang harus melupakan penyakit. Manusia sering melanjutkan kesengsaraan hidup dengan memikirkannya. Penyembuh harus dari awal sampai akhir memegang pemikiran menyembuhkan dan tidak ada yang lain. 

“Pelajaran terbesar dari mistisisme adalah untuk mengetahui semua, mendapatkan semua, mencapai semua hal dan diam. Semakin banyak murid yang bertambah, semakin rendah dia menjadi, dan ketika seseorang membuat ini mendapatkan sarana untuk membuktikan dirinya dengan cara apa pun yang lebih unggul dari yang lain, itu adalah bukti bahwa dia tidak benar-benar memilikinya. Dia mungkin memiliki percikan di dalam dirinya, tetapi obornya belum menyala. Ada pepatah mengatakan bahwa pohon yang menyandang banyak buah berbuah rendah. ”

“Cinta bermanifestasi ke arah orang-orang yang kita sukai sebagai cinta, terhadap mereka yang tidak kita sukai sebagai pemaafan ”

Menunggu Hujan Usai


Di kedai itu aku melihat pasi wajahmu Saat hujan di luar begitu rapat. Pada meja nomor sembilan, kau duduk menikmati dua cangkir kopi di depanmu Sesekali, gemetar bibirmu menyesap hangat kopi. Sekadar mengusir letih, atau kah mengenyahkan gundah yang bergelayut di parasmu. Ada gumam pelan yang kau hembuskan dari pucat bibirmu.

Hujan masih merinai. Langit begitu gempita mengurai basah yang dijatuhkan pada pepohonan, pada setangkai bougenville yang berayun -ayun di seberang jendela. Kau memandang keluar Dan kita bertatapan. Masuklah!, panggilmu pelan.

Aku selalu menunggu hujan usai di sini, pada bangku nomor sembilan—di kedai ini. Adakah yang kau tunggu selain hujan yang belum selesai, kataku.  Seseorang!, ujarmu lirih. 

Pada bening matamu aku menemukan larik luka piluh. Kita pernah sepakat untuk saling meninggalkan!, bisikmu. Dan bila rindu kita tidak akan saling mencari hanya saja ketika rindu membuncah maka aku akan di sini, menikmati rinai hujan, menghadirkan kembali bayang seseorang di ingatan dan mengendapkan segala perih di dasar cangkir kopi ini.

Di luar hujan telah usai. Namun hatiku masih berdetak untukmu...

Hadirnya Kebahagiaan






Kebahagiaan itu gak datang dengan sendirinya.Tapi diciptakan, diwujudkan, dan ditunjukan. Maka hadirlah kebahagiaan itu walaupun dengan cara yang sangat sederhana. Dan mesti tetap sesekali Healing menghilangkan penat..ngaso dulu daaaah😄

HIDUP TENANG

HATI SENANG

BEBAN HILANG

BAHAGIA DATANG  

Kebahagiaan adalah sesuatu yang menyenangkan hati kita, bukannya menyenangkan hati orang lain.

Masya Allah tabarakallah 💖. Semoga Allah slalu menjaga Tali Silaturahmi kita. Aamiin yaa Rabbala'lamiin 🤲🏻








Wejangan Ilmu Bahagia

Sesal - Khawatir

Menyesal ialah takut akan pengalaman yang telah dialami. Khawatir ialah takut akan pengalaman yang belum dialami. Menyesal dan khawatir ini yang menyebabkan orang bersedih hati, prihatin, hingga merasa celaka.

Menyesal ini rasanya: "Andaikata dulu aku bertindak demikian, bahagialah sudah aku ini, tidaklah celaka begini." Menyesal ini ialah takut akan pengalaman masa lampau yang menyebabkannya jatuh celaka, susah selamanya dalam keadaan miskin, hina, lemah.

Bila orang mengerti bahwa manusia itu abadi, dapatlah ia menasehati dirinya sebagai berikut: "Walaupun dulu bagaimana saja, pasti rasanya sebentar senang sebentar susah." Kemudian lenyap penyesalan semacam tadi. Tetapi jika tidak dimengerti, penyesalan itu berlarut-larut hingga takut akan hal yang aneh-aneh, seperti takut terkutuk, takut durhaka, rasanya: "Dulu andaikata aku tidak terkutuk oleh si Anu, tidak durhaka, tentu aku sudah bahagia dan tidak celaka." Kalau mengerti maka orang dapat menyadari, "Walaupun dulu terkutuk durhaka atau tidak durhaka, rasanya tentu sebentar senang sebentar susah," dan lenyaplah penyesalan semacam itu tadi.

Berlarut-larutnya penyesalan ini sampai menimbulkan ketakutan pada hal yang makin aneh ialah takut hidupnya tersesat. "Andaikata dulu tidak menjadi anak ibu dan ayah ini, pasti aku bahagia, dan tidak celaka seperti ini." Tetapi bila mengerti bahwa manusia itu abadi, ia dapat menasehati dirinya sendiri: "Walaupun dulu menjadi anak ibu-ayah ini atau tidak, tentu rasanya sebentar senang sebentar susah", maka lenyaplah penyesalan tadi.

Ketakutan hidup tersesat di atas perinciannya sampai pada takut tersesat mempunyai suami/isteri dan anak si Anu, rasanya: "Andaikata dulu aku tidak salah memperoleh suami/isteri dan anak si kunyuk (si dogol) itu, pastilah aku bahagia dan tidaklah celaka." Tetapi bila ia mengerti bahwa orang itu abadi, dapatlah ia menyadarkan dirinya: "Walaupun dulu aku mempunyai suami/isteri dan anak seperti kunyuk-kunyuk itu atau tidak, rasaku tentu sebentar senang, sebentar susah," maka lenyaplah penyesalan tadi.

Demikian pula kekhawatiran yang berupa takut akan pengalaman yang belum dialami, kalau-kalau jatuh celaka, susah selamanya, dalam keadaan miskin, hina, lemah. Rasanya: "Bagaimanakah nanti akhirnya bila aku tidak mencapai kebahagiaan yang kucita-citakan, tetapi tetap celaka seperti sekarang ini?" Tetapi jika orang mengerti bahwa manusia itu abadi, dapatlah ia menyadarkan dirinya: "Walaupun kelak akan terjadi apa saja, misalkan bumi dan langit merapat, rasanya pasti sebentar senang sebentar susah," maka lenyaplah kekhawatiran tadi.

Jika tidak dimengerti, kekhawatiran itu berlarut-larut sehingga takut akan hal yang aneh-aneh seperti takut kuwalat, takut durhaka. Padahal apakah kuwalat dan durhaka itu saja tidak dimengerti. Namun ditakuti juga, aneh bukan? Tetapi bila mengerti bahwa manusia itu abadi, dapatlah ia menyadarkan dirinya: "Mana ada orang kuwalat atau durhaka? Kalau toh ada, rasanya pasti hanya sebentar senang sebentar susah. Katanya orang kuwalat itu kepalanya di bawah dan kakinya di atas. Kalau begitu malah bisa merasakannya. Sebab yang sudah dialami berpuluh-puluh tahun hidup dengan kepala di atas dan kaki di bawah ternyata tidak enak. Seperti pada waktu cekcok dengan suami/isterinya atau tetangganya. Lihatlah orang-orang dengan kepala di atas, kaki di bawah itu." Dan lenyaplah kekhawatiran di atas tadi.

Berlarut-larutnya kekhawatiran itu sehingga takut akan hal yang semakin aneh seperti mati tersesat. Alangkah anehnya orang mati bisa tersesat. Tetapi bila mengerti bahwa manusia itu abadi, dapatlah ia menasehati dirinya: "Bagaimana mungkin orang mati itu tersesat. Kalau tersesat tentu ke arah hidup yang pernah dialami ini. Lagi pula jika ada mati tersesat tentu ada pula hidup tersesat. Padahal ketika hendak hidup tanpa bertanya kepada siapa pun, tanpa bekal apa-apa, ia menjelma tepat dengan hidung di atas mulut, kuping di kedua sisi, kepala di atas, kaki di bawah dan sebagainya, melalui jalan yang benar." Kemudian lenyaplah kekhawatiran yang aneh tadi.

Khawatir takut mati tersesat ini perinciannya hingga takut setelah mati akan menjelma sebagai babi-hutan. Alangkah anehnya! Tetapi bila mengerti bahwa manusia itu abadi, orang dapat menasehati dirinya: "Bagaimanakah orang mati dapat menjelma menjadi babi-hutan. Andaikatapun benar, maka orang justru dapat merasakan bagaimana hidup sebagai babi-hutan. Pasti hanya berdengus-dengus mencari ubi. Dan pastilah tidak takut dihentikan dari pekerjaan, melainkan takut di semak-semak hutan. Sedangkan yang dialami berpuluh-puluh tahun hidup sebagai manusia pun tidak enak. Misalnya ketika mencari pinjaman tidak berhasil, atau ditagih hutangnya tidak sanggup membayarnya. Enakkah hidup sebagai orang?" Kemudian lenyaplah kekhawatiran tadi.

Menyesal dan khawatir ini mengandung anggapan atau pendapat bahwa orang itu dapat memperoleh senang atau susah yang abadi. Maka dengan dikejar secara mati-matian rasa senang itu dan ditolaknya secara mati-matian rasa susah itu, menimbulkan ketahayulan pada dirinya yang mengakibatkan penderitaan. Tahayul itu ialah menghubung-hubungkan sebab dan akibat yang tidak ada sangkut-pautnya. Sebagai contoh, misalnya orang berdagang sedang sial, tidak berani dagang, maka berkatalah: "Kesialan ini tentu lantaran aku tidak membakar kemenyan dan tidak bersembahyang pada malam menjelang hari Jumat yang lalu, sehingga daganganku tidak laku." Jelaslah membakar kemenyan dan bersembahyang itu tidak ada sangkut paut dengan kesialan dagangan tidak laku. Namun orang yang bertahayul itu menghubung-hubungkan juga.

Contoh lain yang lebih jelas, misalnya seorang anak tengah bermain, tiba-tiba sakit kejang-kejang, maka orang berkata: "Anak itu pasti dijegal oleh syaitan penunggu jalan perempatan itu, oleh karena itu kejang-kejang badannya." Padahal jelas anak sakit kejang tidak bersangkut-paut dengan syaitan penunggu jalan. Untuk menerangkan syaitan itu apa, orang tidak tahu. Apakah syaitan itu berkaki dua atau empatkah, bertelur atau menyusuikah, orang tidak tahu. Namun orang bertahayul menganggapnya bisa menjegal.

Contoh yang lebih jelas lagi, tatkala gunung Merapi meletus, orang bertahayul menghubungkannya begini: "Peristiwa itu adalah pernyataan Kanjeng Ratu Kidul (Ratu Laut Selatan) yang marah lantaran gagal dalam mencari korban untuk pesta perkawinan putra/putrinya, sehingga diletuskannya gunung Merapi, beledar-beledur-beledar-beledur." Jelaslah Kanjeng Ratu Kidul tidak ada sangkut-paut dengan letusan gunung Merapi. Karena siapakah dan apakah Kanjeng Ratu Kidul itu saja, orang tidak tahu. Namun orang bertahayul memaksa menghubung-hubungkannya demikian.

Ketahayulan itu menyebabkan orang bertapa dan berpantang yang aneh-aneh, seperti merendam diri selama satu jam dalam tempo empat puluh hari, dengan pendapat bahwa: "Jika setiap malam merendam diri sambil mengucapkan mantera-mantera ini, daiam waktu empat puluh hari pasti aku akan memperoleh karunia dan senangiah aku selama-lamanya." Tetapi bila mengerti bahwa manusia itu abadi, teranglah pandangannya dan tahulah bahwa hasil orang merendam diri selama itu, hanyalah menggigil kedinginan semata-mata. Bahkan isterinya terlanjur kesepian kedinginan tidak dapat tidur sebab menunggu-nunggunya. Dalam pada itu mertuanya pun membenci karena melihat anaknya tidak dilayani sewajarnya melainkan ditinggalkannya tiap malam hanya untuk merendam diri.

Tindakannya berpantang yang aneh-aneh itu seperti pantang makan dan pantang tidur. Padahal orang lapar itu enaknya kalau makan dan orang mengantuk itu enaknya kalau tidur. Jadi orang itu memantang hal-hal yang enak-enak, namun mengeluh bahwa tidak pernah mengalami keenakan dalam hidupnya. Tetapi jika mengerti bahwa manusia itu abadi, teranglah pandangannya, dan mengerti bahwa hasil berpantangan makan dan tidur itu lapar dan kantuk belaka.

Jalan Sunyi di Laut Hati

 

Aku adalah cakrawala biru dan awan hitam, Aku adalah air terjun dan suaranya, Aku adalah gambar pahatan dan batu di pinggir jalan, Aku adalah mawar dan kelopaknya yang jatuh, aku adalah bunga di padang dan bunganya. teratai suci, akulah air yang disucikan dan kolam yang tenang, akulah pohon yang menjulang tinggi di antara gunung-gunung dan helai rumput di jalan yang damai, akulah daun musim semi yang lembut dan dedaunan yang selalu hijau. Saya bukan Ini atau Itu, saya tidak terlepas atau melekat, saya bukan surga atau neraka -- sedikit yang mengenal saya -- saya bukan filosofi atau kepercayaan, saya bukan Guru atau murid.

Wahai teman, aku berisi semua. Aku sejernih aliran gunung, Sesederhana daun musim semi yang baru. Cinta yang melahirkan kesedihan, Cinta yang mematikan senyum di wajah terbuka, Cinta yang berubah dari waktu ke waktu, Cinta yang sepi dalam kesendiriannya, Cinta yang angkuh dan menindas, Cinta yang menghancurkan cinta untuk orang lain, Cinta yang mengikat dan menempatkan batasan, Cinta yang dikonsumsi oleh api diri, Ini tidak akan kamu rasakan Jika kamu berjalan bersamaku.

Kukatakan padamu bahwa dimanapun engkau berada, Apapun kesedihanmu, Apapun kegembiraanmu, jalan menuju hati Sang Kekasih Adalah jalan cinta. Karena itu menuntunmu pada kesederhanaan, dan pada iman yang menang. Pemahaman datang melalui jalan Cinta, Dan pengetahuan darinya. Ya, Cintai semua dan di dalamnya hilangkan dirimu.

Sebuah lagu merdu, Lembut dan sedih, Muncul dari bayang-bayang yang dalam. Menindas menumbuhkan udara malam yang tenang. Seperti cahaya jauh yang berkedip Di menara tempat suci yang gelap, Di atas para pemuja dan doa-doa mereka yang merintih, Tinggi di atas para Dewa yang diam di tengah tempat tinggal mereka yang suram, Demikianlah aku, Bebas dari tangan yang menempaku.

Wahai teman, Menjauhlah dari kerumitan keyakinan, Hancurkan tahayul monumental Dari kepercayaan yang memperbudakmu. Tapi tumbuhlah dalam kesederhanaan hatimu, Dalam bayang-bayang penderitaanmu. Wahai Kekasih, Hatiku berat dengan cintamu.

Wahai teman, kukatakan padamu, Sebagaimana perilaku berdiam dalam kebenaran, Demikian pula kebahagiaan abadi berdiam di dalam hatimu sendiri. 

Pencarian sia-sia ini Setelah keinginan hatimu di antara bunga-bunga pembusukan menahanmu dalam bayang-bayangnya. Anda tidak dapat melarikan diri dari amukan kesedihan ini disaat-saat kelupaan. Tidak ada Tuhan yang akan memberi Anda kebahagiaan yang Anda cari. Tidak ada gumaman kata-kata suci yang akan melepaskanmu dari tali penderitaan. Tidak ada jalan Menuju kebahagiaan abadi itu kecuali dengan penyatuan diri dengan Sang Kekasih. Seperti percikan yang akan memberikan kehangatan tersembunyi diantara abu, abu - abu Cahaya yang akan membimbingmu tersembunyi dibawah debu pengalamanmu.

Wahai sahabat, Sang Kekasih adalah dirimu sendiri. Tetapi untuk menyadari Dia dan untuk menggenggam Dia dengan kuat di dalam hatimu, Teguh di dalam pikiranmu, tidak boleh ada titik gelap yang tersembunyi di dalam dirimu. Tidak ada penghibur palsu, tidak ada Dewa yang menyenangkan yang memberimu nasihat kemudahan, tidak ada keserakahan yang mengikatmu, tidak ada keyakinan yang melindungimu dalam bayang-bayang gelap mereka, tidak ada pikiran, tidak ada kasih sayang yang menahanmu.

Wahai teman, kejarlah diri dari tempat berlindung ke tempat berlindung yang lebih besar, dari tempat suci ke tempat suci yang lebih besar, Dari keinginan ke keinginan yang lebih besar, Dari kesombongan ke kesombongan yang lebih besar. Kejar dia tanpa ampun menyusuri jalan kesenangannya, tanpa henti menanyainya tentang kepastian kematiannya. 

Hingga pada akhirnya, wahai teman, Engkau mendorongnya Ke cahaya terbuka dimana dia tidak akan membuat bayangan, Di mana dia akan bersatu dengan Sang Kekasih. Kemudian engkau akan menyadari Sang Kekasih adalah kamu. Seperti tetesan embun memasuki laut, begitu pula aku menjadi satu dengan Kekasihku. Sang Kekasih ada dalam segala hal. Semua hal ada di Sang Kekasih. Bilah rumput yang diinjak-injak manusia, Pohon besar menyebar yang memberikan perlindungan, Reptil hijau yang ditakuti manusia, Lalat yang mengganggu penjual daging manis, Burung berkicau yang menyenangkan telinga, Singa ganas yang memberi ketakutan Ke jantung hutan, Orang biadab sederhana yang direndahkan manusia, Orang berilmu besar yang memberikan kepuasan bagi banyak orang, Pemuja banyak dewa yang mengembara dari tempat suci ke tempat suci. 

Hidup adalah satu seperti Kekasihku dan aku adalah satu. Hanya ada satu jalan ke hati Sang Kekasih. Jalan itu terbentang melalui dirimu sendiri, melalui hatimu sendiri. Tentang itu aku beritahukan kepadamu. Ada banyak bentuk manifestasi-Nya, Tapi hanya ada satu cara, wahai sahabat, yang menuntunku ke hati Kekasihku. Pada saat aku mematuhi hukum para dewa, dunia, aku berjalan di jalan yang mengarah ke tempat suci mereka, dan di sana aku ditahan dalam kekuasaan otoritas kecil mereka, tapi amarah ketidakpuasan mendorongku, tidak pernah tinggal Dinaungan candi. Seperti seseorang mengembara dari satu tempat ke tempat mencari kenyamanan abadi, Begitu mengembara, Mengesampingkan kenyamanan yang membuatku tertidur, Hingga akhirnya aku membuka hatiku; Disana aku menemukan Kekasihku.

Banyak yang akan memberitahumu, hai teman, Bahwa ada berbagai pekerjaan, Banyak cara untuk mendekati Sang Kekasih. Ya, Ada, Tapi semuanya mengarah ke satu jalan, Karena hanya ada satu jalan menuju hati Sang Kekasih. 

Tentang itu aku beritahukan kepadamu. Jika kamu ingin menemukan Kekasihku yang bersemayam di dalam diriku, hai teman, Maka kamu harus mengesampingkan semua Tuhanmu, Kenyamananmu, otoritas kecilmu. Engkau harus membersihkan dirimu dari kesombonganmu karena sedikit pengetahuan. Anda harus memurnikan diri dari hati dan pikiran Anda. Anda harus meninggalkan semua teman anda, teman-teman Anda, keluarga Anda, ayah Anda, ibu Anda, saudara perempuan Anda dan saudara laki-laki Anda. Ya, Engkau harus meninggalkan semuanya. Anda harus menghancurkan diri Anda sepenuhnya, untuk menemukan Sang Kekasih.

Aku adalah cakrawala biru dan awan hitam, Aku adalah air terjun dan suaranya, Aku adalah gambar pahatan dan batu di pinggir jalan, Aku adalah mawar dan kelopaknya yang jatuh, Aku adalah bunga di padang dan bunganya  teratai suci, akulah air yang disucikan dan kolam yang tenang, akulah pohon yang menjulang tinggi di antara gunung-gunung Dan helai rumput di jalan yang damai, akulah daun musim semi yang lembut dan dedaunan yang selalu hijau. Aku orang barbar dan orang bijak, aku orang saleh dan orang fasik, aku pelacur dan perawan, aku orang bebas dan manusia waktu, aku pelepasan dan pemilik yang sombong, aku yang bisa dirusak dan tidak bisa dihancurkan. Aku bukan Ini atau Itu, aku tidak terlepas atau melekat, aku bukan surga atau neraka, aku bukan filosofi atau keyakinan,

Wahai teman, aku berisi semua. Aku sejernih aliran gunung, Sesederhana daun musim semi yang baru. Aku tidak bisa mengajarimu berdoa, wahai teman, aku juga tidak bisa mengajarimu menangis. Aku bukanlah Tuhan dari doa-doamu yang panjang, Aku juga bukan penyebab dari banyak kesedihanmu. Mereka dibuat oleh tangan manusia. 

Ikutlah denganku, wahai teman, aku akan membawamu ke mata air Kebahagiaan. Tertawa adalah seperti madu di jantung wangi bunga. Anda akan meminumnya di Taman Mawar dimana semua keinginan berhenti simpan keinginan untuk menjadi seperti Sang Kekasih. Kolam Kebijaksanaan ini bukan dibuat oleh tangan manusia, bukan pula anak tangga yang menuju ke airnya yang jernih. Di sana Anda akan bertemu dengan setiap manusia, yang coklat, yang putih, yang hitam, yang kuning. Di airnya yang murni, Anda akan melihat wajah Kekasihku.

Ayo, teman! Tinggalkan semua kegembiraanmu yang berlalu, kecemasanmu yang membara, kesedihanmu yang menyakitkan, cintamu yang memudar, keinginanmu yang terus tumbuh. Untuk semua ini hanya mengarah pada doa, Untuk penyebab banyak air mata. Kebenaran bukanlah kejahatan maupun kebaikan, Kebenaran bukanlah cinta ataupun kebencian, Kebenaran bukanlah murni maupun najis, Kebenaran bukanlah sederhana maupun kompleks, Kebenaran bukanlah surga maupun neraka, Kebenaran bukanlah moral maupun tidak bermoral, Kebenaran bukan dari Tuhan atau setan, Kebenaran bukanlah kebajikan atau keburukan, Kebenaran bukanlah kelahiran atau kematian, Kebenaran bukan dalam agama maupun tanpa agama. Kebenaran adalah seperti air - - ia mengembara, Ia tidak memiliki tempat peristirahatan. Karena Kebenaran adalah Hidup. Saya melihat gunung turun ke lembah.

Wahai sahabat, Indahnya hidup bukanlah anak ketakutan Tapi ia terletak di dalam rahim pengertian. Ikutlah denganku, Berjalanlah di jalan Kehidupan - - Cinta yang tidak membawa kematian.

Untuk musik seruling yang jauh mengalir sungai kuno yang lebar, Segar dengan air muda. Banyak nyanyian dinyanyikan untuk memuji kebahagiaan, Banyak dewa yang dimohon sebagai penuntun menuju kebahagiaan, Banyak surga dimuliakan sebagai bujukan menuju kebahagiaan, Banyak altar dibangun untuk kebahagiaan, Banyak situs dilakukan sebagai persembahan untuk kebahagiaan, Banyak berkah diminta sebagai perlindungan bagi kebahagiaan, Banyak kebenaran dipuji dalam kesedihan demi kebahagiaan, Banyak kebajikan dicari dalam ketakutan akan kebahagiaan, Banyak harta dikumpulkan dengan harapan akan kebahagiaan, Banyak keinginan dipuaskan dengan mengharapkan kebahagiaan, Banyak pengorbanan dilakukan untuk mencari kebahagiaan, Banyak pertapaan dilakukan dipaksakan dalam kerinduan akan kebahagiaan. Jauh di dalam kubangan, benih teratai menderita, Keharuman lembut bersembunyi di jantung bunga.

Hidup adalah satu. Tidak ada awal, tidak ada akhir, Sumber dan tujuan tinggal di hatimu. Anda terjebak dalam kegelapan jurangnya yang lebar. Hidup tidak memiliki kredo, tidak ada kepercayaan, Tidak ada bangsa, tidak ada tempat suci, Tidak terikat oleh kelahiran atau kematian, Bukan laki-laki atau perempuan. Bisakah Anda mengikat "air dalam pakaian" Atau "mengumpulkan angin di kepalan tangan Anda"?

Biarkan Hidup melukis keindahannya Di atas kanvas keberadaanmu. Jadilah engkau latar belakang untuk kepenuhannya. Dan menahannya bukan alirannya yang rata. Ia yang berjalan tegak di tengah-tengah kebingungan Sedang jatuh cinta pada Kehidupan.

Ah, duduklah disampingku ditepi laut, terbuka dan bebas. Aku akan memberitahumu tentang ketenangan batin seperti yang masih dalam, dari kebebasan batin seperti di langit, tentang kebahagiaan batin seperti air yang menari. Dan seperti bulan membuat jalan sunyi di laut yang gelap.

Ah, duduklah di sampingku,Terbuka dan bebas. Seperti aliran sinar matahari yang jernih, Demikian pula pemahamanmu akan datang kepadamu.

Wahai sahabat, Kesedihan adalah bunga pengertian dan menghasilkan buah kegembiraan. Dari kepenuhan hatimu undang kesedihan Dan kegembiraannya akan melimpah. Kesedihan akan melahirkan cinta yang abadi, Kesedihan akan membuka jalinan Kehidupan, Kesedihan akan memberikan kekuatan kesepian, Kesedihan akan membuka pintu hatimu yang tertutup, Kesedihan akan menaklukkan ruang keabadian. Dari kepenuhan hatimu undang kesedihan. Saat sungai meluap Setelah hujan lebat dan kerikil bergembira sekali lagi Dalam gemuruh air yang mengalir, Begitu pula pertemuan di pinggir jalan mengisi kekosongan yang menciptakan ketakutan. Aromanya datang dengan angin sepoi-sepoi. Jangan berlindung di kediaman otoritas. Dimana berkembang biak kenyamanan dan pembusukan. 

Ayo pergi, ayo pergi. Untuk pergi jauh, Engkau harus mulai dari dekat. Untuk mendaki tinggi, Engkau harus mulai rendah. Suara kesedihan adalah lagu pemenuhan Dan kegembiraan di dalamnya Kepenuhan Hidup. Sebagaimana daun adalah mainan angin, demikian pula aku mainan kesedihan. Seperti awan yang dikejar Oleh angin yang kejam, Begitu pula aku diusir Dari tempat berlindung ke tempat berlindung Dengan gumaman penderitaan. 

Tapi sekarang, oh teman, aku berada di luar Surga para Dewa. Keterbatasan para pengkhotbah, dari buku-buku, tidak lagi mengikatku. Seperti angin sepoi-sepoi yang bermain di sekitar makam, Begitu juga aku. Tidak ada yang akan menahanku, karena kesedihan adalah pendamping Para Pencari Perlindungan. 

Ya, aku telah menemukan tempat tinggal kebahagiaan yang abadi, aku telah membuka Sumber kebahagiaan abadi. Aku melampaui kesedihan.

Cinta dan Kebebasan


Pikiran, melalui pengamatan, melalui keinginan, dan melalui kontinuitas keinginan, yang ditopang oleh pikiran selanjutnya, berkata : “Besok aku akan berbahagia. Besok aku akan mencapai sukses. Besok dunia akan menjadi tempat yang indah”. Demikianlah pikiran menciptakan jarak yang merupakan waktu itu.

Sekarang kita bertanya, dapatkah kita menyetop waktu? Dapatkah kita hidup sepenuhnya, sehingga tak ada hari esok yang harus dipikirkan oleh pikiran? Sebab waktu adalah kesedihan. Artinya, kemarin atau seribu kemarin yang lalu, Anda mencintai, atau Anda mempunyai sahabat yang telah pergi, dan kenangan itu tinggal pada Anda dan Anda berpikir tentang rasa suka dan rasa duka itu - Anda melihat ke belakang, menginginkan, mengharap, menyesal; maka pikiran, dengan mengulang-ulang semuanya itu, melahirkan sesuatu yang kita sebut kesedihan dan memberikan kontinuitas kepada waktu.

Selama ada jarak waktu yang telah dilahirkan oleh pikiran ini, pastilah ada kesedihan, pasti ada rasa takut yang berkesinambungan. Maka pertanyaan yang timbul ialah, dapatkah jarak waktu ini berakhir? Bila Anda berkata : “Mungkinkah ia berhenti?” maka ia telah menjadi sebuah ide, sesuatu yang hendak Anda capai, dan karena itu Anda mempunyai jarak waktu dan Anda terjebak lagi.

Kita mengira bahwa hidup selalu berlangsung di masa kini dan bahwa mati sesuatu yang menunggu kita nun jauh disana. Tetapi kita tak pernah bertanya, apakah perjuangan kehidupan sehari-hari itulah yang merupakan hidup yang sebenarnya. 

Kita ingin mengetahui kebenaran tentang reinkarnasi, kita meminta bukti tentang kelangsungan jiwa, kita percaya pada pernyataan orang-orang yang waskita dan pada hasil-hasil riset psikis, tetapi kita tak pernah bertanya, tak pernah, bagaimana cara menghayati kehidupan -  Hidup dengan riang hati dengan penuh kepesonaan, dengan keindahan setiap hari. Kita telah menerima hidup apa adanya dengan segala siksaan dan keputusasaannya, dan telah terbiasa dengan itu dan memikirkan tentang kematian sebagai sesuatu yang harus dihindarkan dengan hati-hati. Tetapi matipun satu hal yang luar biasa seperti hidup, bila kita tahu caranya hidup. Anda tak mungkin hidup tanpa mati setiap menit. Ini bukanlah sebuah paradoks intelektual. 

Supaya hidup komplit, sepenuhnya, setiap hari, seakan hidup itu suatu keindahan yang baru, haruslah ada kematian terhadap segala sesuatu yang terjadi hari kemarin; 

jika tidak, maka hidup Anda bersifat mekanis, dan batin yang mekanis tak mungkin tahu apa itu Cinta atau apa itu Kebebasan.

Yang Penting Kau Bahagia, Nak




Dihapusnya air mata yang menetes, seorang pria muda mapan tampak murung dengan pandangan kosong. 

"Ayahku tak pernah bangga padaku, apapun pencapaian yang sudah aku lakukan, dimatanya selalu kurang, dan tak berhenti- berhentinya beliau membandingkan diriku dengan anak temannya, aku tak tahu lagi harus bagaimana, apakah aku menjadi anak berdosa karena tidak membahagiakan orang tua ?, oh angin haruskah impian membahagiakan ayahku harus aku kubur ? Aku lelah mengejar menjadi apa yang beliau inginkan, dan hingga kini beliau tak pernah puas dengan usahaku..." ujar pria itu dengan berbisik, tak kuasa ia menahan kekecewaan hatinya. "Hai anak baik, cita-cita mu begitu luhur, kau pasti sangat mencintai ayahmu, hingga kau pun mendedikasikan hidupmu untuk menjadi seperti yang ayahmu inginkan," bisik angin memeluk tubuh pria itu dengan lembut. " Angin, bukankah sebagai orang yang sudah berusia lanjut dan taat beribadah, harusnya ayah selalu bersyukur dengan apa yang sudah diberikan, tapi kenapa beliau selalu merasa kurang dan sering mengeluh ?" ujar pria itu separuh berteriak. " Apa yang dilakukan dan dirasakan ayahmu itu urusan beliau, bukanlah urusanmu, kau mencintainya itu baik sekali, tapi kau juga berharap ayahmu bersikap seperti yang kau inginkan, yang mana ini tidak beliau lakukan, jadilah engkau menelan kekecewaan itu. Cinta murni tak menuntut balasan, karena apa yang dilakukan hanyalah untuk membuat bahagia orang yang dicintainya. Tapi ingatlah, sebelum kau memberikan cintamu pada siapapun, pastikan kau mencintai dirimu dulu, sehingga kau merasakan kebahagiaan hakiki. Bagaimana mungkin kau sendiri tidak punya kebahagiaan namun kau ingin memberi orang lain kebahagiaan, pikirkan itu anakku." jawab angin sambil berlalu.