Teori kuantum telah mencapai titik di mana sumber dari semua materi dan energi adalah kekosongan, kekosongan yang berisi semua kemungkinan dari segala sesuatu yang pernah ada atau bisa ada. Kekosongan yang adalah rahim penciptaan. Kemungkinan ini kemudian muncul sebagai probabilitas sebelum “runtuh” ke kuanta lokal, mewujudkan diri sebagai partikel dalam ruang dan waktu yang merupakan blok bangunan dari atom dan molekul. Di mana mereka sesungguhnya berada sebelum terwujud dalam ruang waktu?
Dimana mereka dalam matematika indah yang kita miliki dapat ditemukan? Semacam “ruang nyata”?
Itu tentu saja sangat tidak masuk akal. Probabilitas suatu peristiwa (bahkan peristiwa seperti menang lotre) hanya ada selama ada seseorang menanyakan pertanyaan tentang apa yang mungkin terjadi dan untuk mengukur hasilnya ketika hal itu terjadi. Jadi probabilitas dan ekspresi matematika lainnya, yang merupakan dasar dari fisika kuantum modern, menyiratkan adanya pengamatan. Tindakan pengamatan yang tak terhitung memberikan substansi dan realitas.