Tuhan selalu mengarahkan Kita kepada Apa yang kita butuhkan. Tuhan tidak selalu memenuhi segala Hal yang Kita Inginkan. Tidak semua Hal yang Kita inginkan selalu Dapat kita capai. Tentu saja hal itu bukan untuk disesali, namun untuk Direnungkan, INTROSPEKSI DIRI, dan REVISI DIRI. Introspeksi Diri lebih baik daripada menyalahkan Pihak lain Introspeksi diri akan selalu mengarahkan diri Kita menjadi Pribadi Yang berkualitas, sehingga bisa menjalani hidup Lebih bermakna dan selalu berbagi Kebaikan.
Jika Hidup Kita ingin Lebih bernilai, saatnya Kita berhenti Menilai orang lain berdasarkan BAIK dan BURUK. Jauh lebih baik Jika Kita menghabiskan waktu untuk selalu Introspeksi diri agar Kita Tahu. Diri. Orang yang hidupnya selalu Mencari pembenaran atas segala Perbuatannya, sangat Rentan terhadap Kritik, yang pada akhirnya tidak memiliki Kesempatan untuk Introspeksi menerima kenyataan dan Introspeksi diri itu lebih baik daripada mengeluh tanpa tindakan. Kesedihan bukan untuk Diratapi melainkan merupakan panggilan jiwa untuk introspeksi diri dan berbuat yang lebih baik lagi. Kita terlalu sering mengkhawatirkan apa yang orang lain pikirkan tentang diri Kita hingga tanpa sadar Kita menipu diri Kita sendiri.
Jika Kita SADAR betapa sulitnya mengubah diri sendiri, maka Kita akan MENGERTI betapa kecilnya peluang untuk mengubah orang lain. Terkadang hidup perlu diuji hingga batas Maksimal, untuk Menyadarkan bahwa diri Kita mampu mengalahkan Kelemahan diri. Sebuah Kesalahan seringkali menegur kita dengan caranya sendiri dan teguran itu membuat Kita sadar diri untuk segera berubah. Ketika Kita mengalami kondisi dimana Semua Harapan Memudar, jalan satu-satunya yang harus dilakukan adalah Tahu diri dan Sadar diri.
Terkadang semesta harus Menegur Kita berkali-kali agar Kita Sadar.