Kesalahan persepsi yang pertama tama , adalah anggapan bahwa kesurupan (trance) adalah fenomena mistik.
Itu keliru, karena kesurupan adalah fenomena psikologis.
Kesurupan bukan diartikan sebagai fenomena masuknya roh jahat ke dalam tubuh, namun dimaknai sebagai kacaunya gelombang fikiran manusia, hingga tidak berada pada posisi gelombang yang seharusnya. Terkadang gelombang tersebut lebih pelan daripada normalnya, sehingga korban hanya tidur dan seperti pingsan, terkadang gelombang tersebut lebih cepat daripada biasanya, sehingga korban akan memberontak, banyak gerak, dan lain sebagainya.
Menurut pemahaman masyarakat bila seseorang sedang kesurupan maka ia akan bertindak atau berperilaku bukan seperti dirinya yang biasa.
Seakan-akan ada pribadi atau makhluk lain yang sedang menguasai orang ini.
Pribadi atau mahkluk ini ada yang bisa diajak komunikasi. Ada juga yang tidak bisa. Ada yang punya nama dan ada juga yang tidak.
Biasanya akan terjadi perubahan yang jelas pada aspek fisik. Misalnya cara bicara, suara, bahasa tubuhnya berbeda dari biasanya.
Sering terjadi, saat kesurupan, orang bisa berbicara dengan bahasa yang biasanya tidak pernah ia gunakan.
Fenomena kesurupan adalah suatu kondisi yang biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Yang terjadi pada diri seseorang yang kesurupan adalah pada saat itu sebenarnya ia sedang deep trance dan ada satu, dua, atau lebih Ego Personality yang aktif dan mengendalikan kesadarannya.
Ego Personality ini kedengarannya sesuatu yang asing,tapi sebetulnya sudah sejak lama di kenal oleh kalangan esoteris Jawa kuno dengan nama: Sedulur Papat.
Dalam tradisi esoteris di kenal dan di praktekkan teknik-teknik untuk memunculkannya menghadirkannya membentuknya memadatkannya menjadi suatu entitas individual personal virtual.
Berfungsi sebagai Khodam pendamping
yang dapat di gunakan untuk berbagai keperluan,dari memberi nasehat sampai dengan membantu semua permasalahan hidup.
Setiap hari sebenarnya kita beberapa kali masuk dan keluar kondisi trance baik secara sadar maupun tidak. Semuanya terjadi secara alamiah. Ada yang bisa masuk ke kondisi deep trance dengan mudah. Ada juga yang membutuhkan upaya ekstra untuk bisa masuk trance.
Kondisi kesurupan bisa juga terjadi saat seseorang berada dalam tekanan mental yang melampaui ambang batas toleransi yang diijinkan pikiran bawah sadarnya.
Saat seseorang berada di dalam tekanan mental, mengalami suatu peristiwa dengan muatan emosi negatif yang tinggi, maka pada saat itu hanya ada dua pilihan; fight (lawan) atau flight (lari).
Lari dalam hal ini bisa sungguh-sungguh melarikan diri, mengambil langkah seribu, atau bisa juga “melarikan diri” ke dalam. Saat seseorang lari ke dalam dirinya maka pada saat itu ia masuk ke kondisi trance.
Nah, kembali ke Ego Personality (EP). Pada saat dalam kondisi deep trance ini bisa muncul banyak fenomena. Salah satunya adalah munculnya satu atau lebih EP yang mengendalikan kesadaran seseorang." Kita punya banyak diri ".
Di dalam diri kita ada banyak “diri”. Masing-masing diri ini mempunyai kepribadian, karakter, nama, sikap, pola pikir, kebiasaan, memori, dan emosi.
Jika anda bingung dengan hal ini coba anda ingat-ingat. Pernahkah, saat ingin memutuskan sesuatu, anda ragu atau bingung? Yang anda rasakan adalah ada dua atau lebih “Bagian” dari diri anda yang ribut sendiri.
Akibatnya anda menjadi bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Nah, “Bagian” inilah yang disebut dengan Ego Personality.
Untuk lebih mudah memahami EP caranya begini. Di komputer mental kita, yaitu pikiran, khususnya pikiran bawah sadar, ada banyak folder. Setiap folder berisi data-data tertentu. Nah, saat folder ini aktif atau diakses dengan teknik tertentu, tentunya dalam kondisi trance, maka isi folder akan keluar. Pada saat inilah isi folder masuk ke pikiran sadar dan aktif. EP adalah folder ini.
Saat “kesurupan” ini, yang sebenarnya kondisi deep trance, maka terjadilah abreaksi atau keluarnya emosi yang selama ini tertekan.
"Karena cinta membawa cinta
benci menarik benci".