Aku tampaknya mencintaimu dalam bentuk yang tak terhitung banyaknya, tak terhitung banyaknya. Dalam kehidupan setelah kehidupan, dalam usia demi usia, selamanya. Hatiku yang terpesona telah membuat dan membuat ulang kalung lagu, yang kau ambil sebagai hadiah, kenakan di lehermu dalam berbagai bentuk, Dalam kehidupan setelah kehidupan, di zaman demi zaman, selamanya.
Setiap kali aku mendengar kisah cinta yang lama, itu adalah rasa sakit usia tua, Ini kisah kuno tentang berpisah atau bersama. Saat aku menatap terus dan terus ke masa lalu, pada akhirnya engkau muncul, Dibalut cahaya bintang kutub, menembus kegelapan waktu. Engkau menjadi gambaran dari apa yang ku kenang selamanya.
Engkau dan aku telah mengapung disini di arus yang mengalir dari mata air. Di Jantung waktu, cinta satu sama lain. Kami telah bermain bersama jutaan kekasih, Berbagi dalam manisnya pertemuan yang pemalu, air mata perpisahan yang menyedihkan, Cinta lama tetapi dalam bentuk yang memperbarui dan memperbarui selamanya.
Hari ini hatiku menaruh dihatimu, aku telah menemukan akhir didalam dirimu Cinta semua orang di masa lalu dan selamanya. Sukacita, kesedihan dalam kehidupan universal. Kenangan semua cinta menyatu dengan cinta kita yang satu dalam lagu-lagu penyair masa lalu dan selamanya.
Cahaya pagi telah membanjiri mataku, ini adalah pesanmu untuk hatiku. Wajahmu membungkuk dari atas, matamu menatap mataku, dan hatiku telah menyentuh hatimu. Sungai, yang bernyanyi dengan semua gelombang dan arusnya. Dan berdarah dengan sukarela dan gembira.
Suatu hari kau bertanya padaku mengenai mana yang lebih penting, hidupku atau hidupmu? aku menjawab hidupku dan kau pun pergi tanpa mengetahui bahwa engkau adalah hidupku.