Tubuh manusia memiliki banyak ganglia – namun satu-satunya yang diketahui adalah ulu hati. Seringkali juga dikaitkan dengan peran yang melampaui efek organik dan menyentuh area emosi dan kehidupan psikis. Apakah ini suatu kesalahan, ataukah ulu hati sebenarnya berhubungan dengan peristiwa non-materi?
Tugas solar plexus adalah menerima informasi dan keputusan dari inti non-materi seseorang, dari roh. Dari sini, impuls roh diteruskan ke otak, pusat kesadaran kita sehari-hari.
Tempat kedudukan kepribadian manusia adalah ruh non-materinya, sedangkan otak hanyalah alat yang disediakan baginya.
Agar informasi yang berasal dari ruh dapat sampai ke otak, diperlukan jalur komunikasi. Di dalam tubuh, jalur ini dimulai pada tingkat solar plexus, yang sampai batas tertentu mewakili 'pintu gerbang' bagi roh ke tubuh.
Gambaran ini mendapat konfirmasi anatomi: ulu hati terletak di antara dua cabang sistem saraf otonom yang berasal dari sepersepuluh dari dua belas pasang saraf kranial.
Pleksus surya dan 'tali perak'
Pleksus surya juga merupakan tempat di mana orang-orang waskita mengenali 'tali perak', yang menghubungkan tubuh dan jiwa. Tali perak itu seperti tali pusar yang terbuat dari bahan yang lebih halus dan memungkinkan jiwa menghidupkan tubuh fisik. Tali perak juga disebutkan dalam Alkitab (Pengkhotbah 12, 6), dengan putusnya tali ini menyebabkan terpisahnya tubuh dan jiwa, sehingga menyebabkan kematian.
“Teratai ketiga terletak di dekat pusar dan memiliki 10 kelopak. Dikatakan memberikan segala sesuatu yang baik, termasuk kebahagiaan. Nama yang diberikan untuk pusat ini adalah Teratai Manipura, dan Yogi yang merenungkan pusat suci ini akan memperoleh kebahagiaan sempurna. Dia mampu menghancurkan kesedihan atau penyakit. Dia juga mampu memasuki tubuh orang lain dan memperoleh kekuatan mentransmutasikan logam, menyembuhkan orang sakit, dan kemampuan clairvoyance. Warnanya emas.”
Bait ke-13 Serat Wedhatama Mangkunegara 1V
Tan samar pamoring suksma,
Sinuksmaya winahya ing ngasepi,
Sinimpen telenging kalbu,
Pambukaning warana,
Tarlen saking liyep layaping aluyup,
Pindha pesating sumpena,
Sumusuping rasa jati.
Dalam Hening
Munculah Sang Sukma Sejati
Yang tersimpan di " Telenging Ati "
Sebagai pembuka tirai,
Antara keadaan jaga dan tidur,
Seperti kilatan mimpi,
Merasuknya Rasa sejati.