Apakah Anda Benar Bebas?

 

Kata-kata terakhir John McAfee yang mengerikan mengungkap kebenaran yang brutal: Anda tidak bebas—Anda adalah budak sistem. Pekerjaan rutin 9-5, kontrol pemerintah, kebohongan media—semuanya adalah jebakan. Apakah Anda siap untuk bebas, atau Anda akan tetap terbelenggu??

Apakah Anda Benar-Benar Bebas?

“Kamu pikir kamu bukan budak, tapi sebenarnya kamu budak.”

Itulah beberapa kata terakhir John McAfee, seorang pria yang menjalani hidup penuh tantangan, terus-menerus menentang otoritas, menolak kendali, dan mengungkap mekanisme tersembunyi penindasan yang membentuk masyarakat modern. Ia bukan sekadar pelopor keamanan siber atau jutawan buron—ia adalah seorang pemberontak, filsuf era digital, dan, dalam banyak hal, seorang nabi.

Kebohongan Kebebasan: Bagaimana Sistem Memperbudak Anda Tanpa Rantai

Sejak kita lahir, kita sudah dikondisikan. Dikondisikan untuk patuh. Dikondisikan untuk menyesuaikan diri. Dikondisikan untuk menerima dunia sebagaimana adanya tanpa bertanya. Kita disuruh untuk bersekolah, mendapatkan pekerjaan, membayar pajak, dan pensiun—inilah peta jalan menuju kesuksesan, kata mereka. Namun, siapa yang menulis peta jalan ini? Dan mengapa hanya peta jalan ini yang diberikan kepada kita?

John McAfee menyadari tipu daya ini. Ia menyadari bahwa tenaga kerja modern tidak lebih dari sekadar bentuk perbudakan yang canggih. Pikirkanlah—apakah libur akhir pekan benar-benar membuat Anda bebas? Apakah gaji benar-benar membebaskan Anda ketika sebagian besarnya dihabiskan untuk membayar pajak, sewa, dan tagihan yang tak ada habisnya? Apakah gelar menjamin kesuksesan, atau hanya memastikan Anda tetap berutang dan patuh?

McAfee tahu jawabannya: kebebasan tidak diberikan—melainkan diambil.

Kita tidak bebas karena kita tidak diizinkan untuk bebas. Kita dibelenggu oleh hukum, kewajiban, dan yang terpenting—ketakutan. Ketakutan untuk keluar dari sistem, ketakutan untuk gagal, ketakutan untuk menjadi berbeda. Ketakutan inilah yang membuat massa patuh, dan mereka yang berkuasa mengetahuinya.

Ilusi 9-5: Menukar Hidup demi Gaji

“Kalian harus membebaskan diri dari [kehidupan 9-5]… Ini bukan kehidupan yang sebenarnya.”

Kalimat tunggal dari McAfee ini langsung menyentuh inti perbudakan modern. Jutaan orang bangun setiap pagi, bukan karena mereka ingin, tetapi karena mereka harus melakukannya. Mereka bekerja keras, bekerja keras selama berjam-jam, dan pulang, hanya untuk melakukannya lagi keesokan harinya. Sistem telah meyakinkan orang-orang bahwa ini adalah hal yang normal, bahwa begitulah seharusnya hidup.

Namun jauh di lubuk hati, semua orang tahu itu tidak benar.

Hidup tidak pernah dimaksudkan sebagai siklus kerja, utang, dan konsumsi yang monoton. Hidup dimaksudkan untuk dijelajahi, dialami, dan dinikmati. Namun, kebanyakan orang tidak akan pernah merasakan kebebasan sejati karena mereka terlalu terikat pada sistem yang mengeksploitasi mereka. Perangkap gaji demi gaji memastikan bahwa mayoritas tidak pernah memiliki sarana—atau keberanian—untuk membebaskan diri.

Mereka yang mencoba melarikan diri akan dicemooh, diragukan, dan bahkan dimusuhi. Masyarakat dirancang untuk menghambat kemandirian karena orang yang mandiri tidak dapat dikendalikan. Dan itu, kawan, adalah ancaman terbesar bagi mereka yang berkuasa atas kita.

Pertanyaannya adalah: apakah Anda memiliki keberanian untuk menantang realitas Anda? Karena pada akhirnya, tragedi terbesar bukanlah kematian. Tragedi Terbesar adalah tidak pernah benar-benar hidup.

Cinta dan Kebebasan


Pikiran, melalui pengamatan, melalui keinginan, dan melalui kontinuitas keinginan, yang ditopang oleh pikiran selanjutnya, berkata : “Besok aku akan berbahagia. Besok aku akan mencapai sukses. Besok dunia akan menjadi tempat yang indah”. Demikianlah pikiran menciptakan jarak yang merupakan waktu itu.

Sekarang kita bertanya, dapatkah kita menyetop waktu? Dapatkah kita hidup sepenuhnya, sehingga tak ada hari esok yang harus dipikirkan oleh pikiran? Sebab waktu adalah kesedihan. Artinya, kemarin atau seribu kemarin yang lalu, Anda mencintai, atau Anda mempunyai sahabat yang telah pergi, dan kenangan itu tinggal pada Anda dan Anda berpikir tentang rasa suka dan rasa duka itu - Anda melihat ke belakang, menginginkan, mengharap, menyesal; maka pikiran, dengan mengulang-ulang semuanya itu, melahirkan sesuatu yang kita sebut kesedihan dan memberikan kontinuitas kepada waktu.

Selama ada jarak waktu yang telah dilahirkan oleh pikiran ini, pastilah ada kesedihan, pasti ada rasa takut yang berkesinambungan. Maka pertanyaan yang timbul ialah, dapatkah jarak waktu ini berakhir? Bila Anda berkata : “Mungkinkah ia berhenti?” maka ia telah menjadi sebuah ide, sesuatu yang hendak Anda capai, dan karena itu Anda mempunyai jarak waktu dan Anda terjebak lagi.

Kita mengira bahwa hidup selalu berlangsung di masa kini dan bahwa mati sesuatu yang menunggu kita nun jauh disana. Tetapi kita tak pernah bertanya, apakah perjuangan kehidupan sehari-hari itulah yang merupakan hidup yang sebenarnya. 

Kita ingin mengetahui kebenaran tentang reinkarnasi, kita meminta bukti tentang kelangsungan jiwa, kita percaya pada pernyataan orang-orang yang waskita dan pada hasil-hasil riset psikis, tetapi kita tak pernah bertanya, tak pernah, bagaimana cara menghayati kehidupan -  Hidup dengan riang hati dengan penuh kepesonaan, dengan keindahan setiap hari. Kita telah menerima hidup apa adanya dengan segala siksaan dan keputusasaannya, dan telah terbiasa dengan itu dan memikirkan tentang kematian sebagai sesuatu yang harus dihindarkan dengan hati-hati. Tetapi matipun satu hal yang luar biasa seperti hidup, bila kita tahu caranya hidup. Anda tak mungkin hidup tanpa mati setiap menit. Ini bukanlah sebuah paradoks intelektual. 

Supaya hidup komplit, sepenuhnya, setiap hari, seakan hidup itu suatu keindahan yang baru, haruslah ada kematian terhadap segala sesuatu yang terjadi hari kemarin; 

jika tidak, maka hidup Anda bersifat mekanis, dan batin yang mekanis tak mungkin tahu apa itu Cinta atau apa itu Kebebasan.

Cinta itu Hadiah

 

Di mana Nyala Rindu Bertemu Dengan Deritanya

Orang-orang datang kepada saya dan mereka ingin tahu tentang kehidupan masa lalu mereka. Mereka memiliki kehidupan lampau, tetapi itu tidak relevan. Mengapa pertanyaan ini? Apa yang akan kamu lakukan tentang masa lalu? Tidak ada yang bisa dilakukan sekarang. Masa lalu sudah lewat dan tidak bisa dibatalkan. Anda tidak bisa mengubahnya. Anda tidak bisa kembali. Itulah mengapa alam, dalam kebijaksanaannya, tidak mengizinkan Anda untuk mengingat kehidupan lampau. Jika tidak, Anda akan menjadi gila.

Anda mungkin jatuh cinta dengan seorang gadis. Jika Anda tiba-tiba menyadari bahwa gadis itu adalah ibu Anda di masa lalu, segalanya akan menjadi sangat rumit. Lalu apa yang harus dilakukan? Dan jika gadis itu telah menjadi ibumu di kehidupan sebelumnya, bercinta dengannya sekarang akan menciptakan rasa bersalah. Tidak bercinta dengannya juga akan menimbulkan rasa bersalah, karena Anda mencintainya.

Itulah mengapa saya mengatakan alam dalam kebijaksanaannya tidak pernah memungkinkan Anda untuk mengingat kehidupan masa lalu Anda - kecuali Anda sampai pada titik di mana hal itu dapat diizinkan, ketika Anda menjadi begitu meditatif sehingga tidak ada yang mengganggu Anda, maka gerbang terbuka dan semua kehidupan masa lalu Anda sebelumnya. kamu. Ini adalah mekanisme otomatis, meskipun terkadang mekanisme tersebut tidak berfungsi. Melalui kecelakaan beberapa anak lahir yang dapat mengingat. Tapi hidup mereka hancur.

Seorang gadis dibawa kepada saya beberapa tahun yang lalu. Dia ingat dua kehidupan masa lalunya. Dia baru berusia tiga belas tahun pada saat itu, tetapi jika Anda melihat matanya, mereka terlihat hampir tujuh puluh - karena dia ingat tujuh puluh tahun, dua kehidupan lampau.

Tubuhnya berumur tiga belas tahun, tetapi pikirannya berumur tujuh puluh tahun. Dia tidak bisa bermain dengan anak-anak lain, karena bagaimana bisa seorang wanita tua berumur tujuh puluh tahun bermain dengan anak-anak? Dia akan berbicara dan berperilaku seperti wanita tua. Dan dia terbebani, kekhawatiran selama bertahun-tahun di benaknya.

Jadi berpikirlah seolah-olah tidak ada masa lalu, dan berpikirlah seolah-olah tidak ada masa depan. Momen ini adalah semua yang diberikan kepada Anda.

Cinta itu Hadiah. Di mana Nyala Rindu bertemu dengan Deritanya.

Embun Pagimu

Cinta tidak memberi apa pun kecuali dirinya sendiri dan tidak mengambil apapun kecuali untuk dirinya sendiri. Cinta tidak memiliki dan tidak akan kehilangan Karena cinta sudah cukup bagi cinta. 

Ketika Anda mencintai. Anda seharusnya tidak mengatakan, “Tuhan ada di hati saya,”  tetapi, “saya di dalam hati Tuhan."  Dan jangan berpikir Anda bisa mengarahkan Jalannya cinta, cinta jika itu menemukan Anda layak, mengarahkan Jalan Anda. 

Cinta tidak memiliki keinginan lain selain untuk memenuhi diri. Tetapi jika Anda mencintai dan harus memiliki keinginan, biarkan ini menjadi keinginan Anda, Untuk mencair dan menjadi seperti anak sungai. 

Embun pagimu ialah sisa hujan semalam di daun-daun, sesekali terjatuh dari tatapanmu memeluk hatiku

Penderitaan diciptakan sendiri

Anak-Ku dan Aku Menangis

Bila diri Anda lenyap sama sekali bagi cinta kasih itu, maka disitu orang lain tiada.

Apakah cinta mempunyai tanggung jawab dan kewajiban, dan apakah ia akan menggunakan kata-kata itu? Bila Anda mengerjakan sesuatu karena itu kewajiban Anda, adakah cinta disitu? Di dalam kewajiban tak ada cinta. Struktur satu kewajiban yang mencekal seorang manusia, menghancurkan manusia itu. Selama Anda terpaksa melakukan sesuatu karena itu kewajiban Anda, Anda tidak cinta akan apa yang Anda sedang lakukan. Bila Anda cinta, maka tak ada kewajiban dan tak ada tanggung jawab.

Sayanglah, bahwa kebanyakan orang tua mengira, bahwa mereka bertangung jawab atas anak-anaknya dan rasa tanggung jawab mereka itu berupa nasehat-nasehat tentang apa yang harus dilakukan anak-anak itu dan apa yang tak boleh dilakukan. 

Tentang seharusnya menjadi apa mereka itu, dan apa yang seharusnya tidak menjadi idaman mereka. Para orang tua menghendaki supaya anak-anaknya mempunyai kedudukan yang aman dalam masyarakat. Yang mereka sebut tanggung jawab adalah bagian dari Kehormatan yang mereka puja; orang tua hanya memikirkan tentang bagaimana caranya menjadi seorang borjuis yang sempurna. 

Pada waktu mereka mempersiapkan anak-anaknya supaya bisa cocok dengan masyarakat, mereka mengabadikan peperangan, konflik dan keganasan. Itukah yang Anda sebut kepedulian dan cinta?

Bila Anda kehilangan seseorang yang Anda cintai, Anda mencucurkan air mata - apakah air mata itu bagi Anda sendiri atau bagi orang yang telah pergi itu? 

Apakah Anda menangis bagi diri Anda sendiri atau bagi orang lain?

Bila Anda menangis untuk diri Anda, apakah itu cinta? - menangis karena Anda kesepian, karena Anda telah ditinggalkan, karena Anda tidak berkuasa lagi - mengeluh tentang nasib Anda, keadaan sekitar Anda - Selalu diri Anda yang mencucurkan air mata? Maka Anda akan melihat bahwa penderitaan itu diciptakan sendiri, penderitaan diciptakan oleh pikiran, penderitaan timbul karena ada jarak waktu.

Sekarang aku kesepian, susah, tak ada orang yang dapat menghiburku atau yang dapat menemaniku, dan karena itulah aku menangis.

Hanya cinta yang dapat menghasilkan pengampunan dan keindahan, ketertiban dan kedamaian. Terdapat cinta beserta berkahnya apabila ”Anda” berakhir.

Ilmu Itu Open Ending

Entah siapa penulisnya.....,  tapi sisi cara pandangnya berbeda dengan kebanyakan yang menggambarkan level ilmu berbentuk  piramida, dan penulis ini menggambarkan bahwa semakin paham akan ilmu maka diri semakin menghilang.

=======================

🍵 "SECANGKIR ILMU PAHAM".

Tingkat terbawah dalam ilmu itu adalah "paham".

Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya. 

Tingkat kedua terbawah adalah "kurang paham". Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham ..., dia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul2 pemahaman yang benar ...!

Naik setingkat lagi adalah mereka yang salah paham. Salah paham itu biasanya karena emosi dikedepankan, sehingga dia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamannya. Jika tidak, dia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.

Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu adalah gagal paham. Gagal paham ini biasanya lebih karena kesombongan.

Karena merasa berilmu, dia sudah tidak mau lagi menerima ilmu dari orang lain. Tidak mau lagi menerima masukan dari siapapun (baik itu nasehat dll ), atau pilih-pilih hanya mau menerima ilmu (nasehat) dari yang dia suka saja .......Lihatlah apa yang disampaikan, dan jangan melihat siapa yang menyampaikan. Dia tertutup hatinya. Tertutup akal pikirannya.Tertutup pendengarannya.Tertutup logikanya. Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri. Dia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu, menjadi bahan tertawaan orang yang paham. Dia tetap dengan dirinya, dan dia bangga dengan ke-gagal paham-annya ...

"Kok paham ada ditingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paling tinggi ? Apa tidak terbalik ?" "Orang semakin paham akan semakin membumi, menunduk, merendah." Dia menjadi bijaksana, karena akhirnya dia tahu, bahwa sebenarnya banyak sekali ilmu yang belum dia ketahui, dia merasa se-akan2 dia tidak tahu apa-apa ...Dia terus mau menerima ilmu, dari mana-pun ilmu itu datangnya. Dia tidak melihat siapa yang bicara, tetapi dia melihat ..., apa yang disampaikan ...!Dia paham ...,ilmu itu seperti air, dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah. Semakin dia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.

Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi. dia seperti balon gas yang berada di atas awan. Dia terbang tinggi dengan kesombongannya ..., Memandang rendah ke-ilmuan lain yang tak sepaham dengannya, Dan merasa akulah kebenaran ... !!! Masalahnya ..., dia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin, tanpa mampu menolak. Sering berubah arah, tanpa kejelasan yang pasti. Akhirnya dia terbawa ke-mana2 sampai terlupa jalan pulang ..., dia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan dibinasakan oleh kesombongannya ...Dia akan mengakui ke-gagalpaham-annya ..., dengan penyesalan yang amat sangat dalam.

"Jadi yang perlu diingat ...,akal akan berfungsi dengan benar, ketika hatimu merendah ...Ketika hatimu meninggi.., maka ilmu juga-lah yang akan membutakan si pemilik akal ..Ternyata di situlah kuncinya.

"Lidah orang bijaksana, berada didalam hatinya, dan tidak pernah melukai hati siapapun yang mendengarnya ..., tetapi hati orang bodoh, berada di belakang lidahnya, selalu hanya ingin perkataannya saja yang paling benar dan harus didengar ... !!!"

"Ilmu itu open ending" Makin digali makin terasa dangkal. Jadi kalau ada orang yang merasa sudah tahu segalanya, berarti dia tidak tahu apa - apa..!!

~ Dhe Har

Bagaimana Penderitaan bisa Berakhir?



Penderitaan bukan takdir. 

Ia bukan sesuatu yang harus kita jalani selamanya. Ia muncul karena sebab…dan karena itu, ia bisa dihentikan — saat kita melihat sebabnya dengan jernih dan melepaskannya dengan sadar. 

Akhir dari penderitaan bukan berarti hidup tanpa rasa sakit, tapi hidup tanpa diperbudak oleh rasa sakit itu

Berikut jalan menuju akhir penderitaan :

1. Dengan mengenali kenyataan sebagaimana adanya,

2. Dengan melepas keterikatan yang menyesakkan,

3. Dengan tidak lagi menolak apa yang memang tak bisa dihindari, kita mulai merasakan ruang. Kita mulai mengenal kedamaian yang tak tergantung pada keadaan. Dan bagaimana kita sampai ke sana? Inilah Kebenaran Mulia keempat,

4. Jalan ini bukan jalan cepat. Bukan jalan keras. Tapi jalan yang bisa dilalui dengan hati terbuka dan langkah sadar.

Ada Delapan unsur untuk Jalan Mulia : 

1. Pandangan benar

2. Niat benar

3. Ucapan benar

4. Tindakan benar

5. Mata pencaharian benar

6. Usaha benar

7. Perhatian penuh (awareness/mindfulness)

8. Konsentrasi benar (Samadhi)

Ini adalah cara hidup yang membawa kita dari ilusi menuju kejelasan. Dari reaksi menuju kesadaran. Dari penderitaan menuju kebebasan bathin yang sejati.

Jalan ini bisa dimulai di mana pun Anda berada sekarang. Dalam satu nafas. Dalam satu keputusan untuk hadir sepenuhnya. Anda tidak harus sempurna. Anda hanya perlu jujur.

Dan berjalanlah — sedikit demi sedikit — menuju cahaya yang selalu ada di dalam dirimu. 


Ombak ditepian Pantai


Ada tempat di dalam hati kita
Dimana kita menyimpan kenangan 
Dan ketika hidup menjadi terlalu sibuk
Ini adalah perasaan yang istimewa
Untuk memejamkan mata dan mengenang sejenak

Karena sepanjang malam seperti ini aku memeluknya

Cinta,
Aku masih bisa melihatmu
Aku mencintaimu dengan sejuta kata yang tak terucap dalam janji tentang rindu yang menjadi milikmu

Aku mencintaimu dengan sederhana 'Bahagia melihatmu baik baik saja'.







Sang Kekasih

 
Dulu saya tidak mengerti…sekarang saya mengerti… Cinta akan berakhir bahagia…Cinta akan Selalu berakhir bahagia…dulu saya pikir, Cinta adalah kondisi-kondisi yang menyertainya…Pasang surutnya…Kegembiraan Kesedihannya…Suka Dukanya…ternyata bukan…bahkan juga bukan bersatu ataupun Berpisah…Cinta bukan itu semua….Cinta sesungguhnya akan Berakhir Bahagia…apapun kondisinya…apapun situasinya… Cinta akan Selalu Berakhir Bahagia…

Jika kita tidak bersabar ketika berada dalam musim dingin, maka kita akan kehilangan keindahan musim semi yang cantik, kehangatan musim panas yang menjanjikan harapan. Dan kita tidak akan memanen hasil pada musim gugur. Kegelapan malam tidak selamanya bertahan, esok akan ada fajar yang mengusir kegelapan. Ada harapan ada kegembiraan, dan tersenyumlah..

Imam Al-Ghazali mengatakan, “Jika kita ingin mengenal diri, maka ketahuilah dua hal dengan sebenar-benarnya, pertama, hati, dan kedua, jiwa (ruh). Al-Ghazali juga menekankan, bahwa : “Kemuliaan manusia tidak ditentukan oleh kesiapannya mengenal Allah, tetapi dalam kesiapannya mengenali hatinya. Jika manusia telah mengenali hatinya, maka ia telah mengenali diri sendiri. Jika ia telah mengenali diri sendiri, maka ia telah mengenal Tuhannya.”

Rumi meninggal dan dikubur dalam Kubah Hijau [Qubat-ul-Azra’] yang bertuliskan, “Saat kami meninggal, jangan cari kuburan kami di tanah, tapi carilah di hati manusia.”

Seorang penyair Hindustan berkata, “Hasrat untuk melihat kekasih membawaku ke dunia, dan hasrat yang sama untuk melihat kekasih membawaku ke surga.”

Cinta adalah api di dalam jiwa, ia adalah nyala api bila hati dinyalakan, dan ia adalah asap bila ia menjelma melalui tubuh.

Bila cinta dipusatkan pada satu obyek, ia adalah cinta. Bila diarahkan ke beberapa obyek, ia disebut kasih. Bila seperti kabut, ia disebut nafsu. Bila cenderung kepada moral, ia adalah kebaktian. Bila diperuntukkan bagi Allah, Yang Maha Berada dan Maha Perkasa, yang merupakan Keberadaan Total, ia disebut cinta ilahi, pecinta itu disebut suci. Tiada daya yang lebih besar daripada cinta. Semua kekuatan muncul ketika cinta bangkit di dalam Hati. Tiada daya dan kekuatan, kecuali dengan izin Allah.

Untuk membaca pikiran, untuk mengirimkan dan menerima pesan telepati, orang mencoba proses-proses fisik dengan sia-sia. Andai mereka tahu bahwa rahasia semua itu berada di dalam cinta! Konsentrasi, yang merupakan rahasia setiap pencapaian dalam hidup, dan faktor terpenting dalam semua aspek hidup, terutama dalam jalur agama dan mistisisme, namun semua itu merupakan hal yang alami dalam cinta. 

Orang tanpa cinta akan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam jalur ini, dan akan selalu gagal untuk memusatkan pikiran mereka pada satu obyek. Tetapi cinta memaksa pecinta, menahan visi tentang kekasihnya di depan pandangannya. Maka pecinta tak perlu berkonsentrasi dalam pikirannya. Cintanya sendiri adalah konsentrasi yang memberinya penguasaan atas semua hal di dunia.

“Daya manusia adalah kekuatan tubuhnya, tetapi daya cinta adalah keperkasaan Allah.”  “Kebahagiaan seorang pecinta terletak di dalam kebahagiaan kekasihnya.” 

Orang yang kolot berkata, “Ini baik, itu buruk. Ini benar, itu salah,” tetapi bagi seorang Sufi sumber semua perbuatan baik adalah cinta. Orang mungkin berkata bahwa cinta pun merupakan sumber perbuatan buruk, tetapi tidak demikian; sumbernya adalah tiadanya cinta. Amal baik kita terbuat dari cinta, dan dosa-dosa kita disebabkan oleh tiadanya cinta. Cinta mengubah dosa menjadi kebaikan. Semua orang berkata, “Aku cinta,” atau “Aku telah mencintai,” tetapi sangat jarang cinta yang senantiasa meningkat sejak dimulai. Bagi pecinta sejati, sungguh aneh mendengar orang berkata, “Aku telah mencintainya, tetapi kini aku tak mencintainya lagi.”

Cinta harus secara mutlak bebas dari kepentingan diri sendiri, karena bila tidak, ia tak akan menghasilkan cahaya yang benar. Bila api tak menyala, ia tak memberi cahaya, hanya asap yang keluar darinya, asap yang menyebalkan. Demikianlah cinta yang mementingkan diri sendiri; baik cinta kepada manusia maupun kepada Allah, ia tak berbuah karena meskipun tampak seperti cinta kepada orang lain maupun kepada Allah, ia sesungguhnya adalah cinta kepada diri sendiri.

Hafiz berkata tentang menyerah kepada kehendak kekasih: “Aku telah memecahkan gelas kehendakku ketika berbenturan dengan kehendak kekasihku. Meskipun cinta adalah cahaya, ia menjadi kegelapan bila hukumnya tidak dipahami. Seperti air yang dapat membersihkan semua benda, air itu menjadi lumpur bila bercampur tanah. Demikian pula cinta, bila tidak dipahami dengan benar dan bila salah arah, ia menjadi kutukan, bukan berkah.

Ada lima dosa utama terhadap cinta, yang mengubah madu menjadi racun. 

Pertama, bila demi cintanya pecinta merampas kebebasan dan kebahagiaan kekasihnya. 

Kedua, bila pecinta membiarkan kecemburuan atau kepahitan dalam cinta. 

Ketiga, bila pecinta ragu, tak percaya, dan curiga kepada orang yang dicintainya. 

Keempat, bila cinta menyusut akibat membiarkan kesedihan, masalah, kesulitan, dan penderitaan yang datang dalam jalur cinta. 

Kelima, bila pecinta memaksakan kehendaknya sendiri, bukan menyerah kepada kehendak kekasih. 

Itu semua adalah penyebab alami dari petaka dalam hati yang mencinta, seperti penyakit bagi tubuh fisik. Lenyapnya kesehatan membuat hidup menyedihkan, demikian pula lenyapnya cinta membuat hati tertekan. Hanya pecinta yang menghindari kesalahan di atas akan memperoleh manfaat dari cinta, dan tiba dengan selamat di tempat tujuannya. Kesabaran, pengorbanan, penyerahan, kekuatan, dan pengabdian dibutuhkan dalam cinta, dan tiada sesuatu kecuali harapan, hingga ia bersatu dengan kekasihnya. Pengorbanan dibutuhkan dalam cinta untuk memberi semuanya : kekayaan, harta milik, tubuh, hati, dan jiwa. Tiada lagi “Aku” yang tersisa, yang ada hanya “engkau”, sampai “engkau” itu berubah menjadi “aku”.

Orang-orang yang menghindari cinta dalam hidup karena takut akan deritanya, mengalami kerugian yang lebih besar dari pecinta, yang dengan kehilangan diri memperoleh semuanya.

Derita cinta pada saatnya akan menjadi kehidupan dari pecinta. Sakit dari luka hatinya memberinya kegembiraan yang tak dapat diberikan oleh apapun juga. Hati yang terbakar menjadi lampu penerang di jalan yang ditempuh pecinta, meringankan jalannya sampai ke tujuan.

Kenikmatan hidup itu membutakan, hanya cinta saja yang membersihkan karat dari hati, cermin dari jiwa.

Pecinta membiarkan hatinya yang liar untuk dikasihani di depan kekasih, menempatkannya di telapak tangannya.

Ia meletakkan hatinya di kaki sang kekasih yang memperlakukannya dengan dingin, sementara ia berseru, “Lebih lembut, kekasihku, yang lembut! Itu adalah hatiku, itu adalah hatiku.”

Hati si pecinta mengeluarkan air mata darah. Pecinta menekan hatinya, mencegahnya agar tidak berlari kepada kekasihnya.

Pecinta itu mengeluh bahwa hatinya tak setia karena meninggalkannya dan pergi ke kekasihnya.

Cinta mengemis agar kekasih mengembalikan hatinya bila hati itu sudah tak digunakannya lagi.

Tempat tinggal hati adalah di dalam pelukan kekasihnya.

Luka dalam hati adalah mawar bagi pecinta, rasa sakit adalah keindahannya.

Ia menangis agar dapat meneteskan air asin kepadanya untuk membuatnya cerdas, agar ia dapat sepenuhnya menikmati derita yang manis.

Pecinta cemburu kepada perhatian yang dicurahkan pesaing terhadap kekasihnya.

Bila pecinta menceritakan kisah cintanya kepada kawan-kawannya, mereka akan menangis bersamanya.

Pecinta mencium tanah yang diinjak kekasihnya ketika berjalan. Ia iri kepada kesempatan yang dimiliki sepatu kekasihnya. Pecinta menggelar permadani di pintu bagi sang kekasih.

Alis sang kekasih adalah Mihrab, pintu lengkung pada masjid. Tahi lalat di pipi kekasih adalah noda ajaib yang mengungkapkan rahasia langit dan bumi kepadanya.

Debu di bawah kaki kekasih baginya merupakan tanah sakral dari Ka’bah.

Wajah kekasih adalah Al Qur’an yang terbuka, dan ia mambaca Alif, huruf dan huruf simbolik dari nama Allah, dalam sifat sang kekasih.

Pecinta minum anggur Kautsar, yang keluar dari mata kekasih. Pandangan kekasih membuatnya mabuk.

Suara gelang kekasih membuatnya hidup.

Pecinta puas dengan melihat kekasih meskipun dalam mimpi, bukan dalam keadaan terjaga.

Kegembiraan dalam arti yang nyata hanya diketahui oleh seorang pecinta.

Orang tanpa cinta hanya mengetahui namanya, ia tidak mengetahui kenyataannya. Perbedaannya seperti manusia dan batu. Dengan semua perjuangan dan kesulitan hidup, manusia lebih suka menjadi manusia daripada menjadi batu yang tak tersentuh oleh perjuangan atau kesulitan, karena dengan perjuangan dan kesulitan, kegembiraan hidup menjadi sangat besar. Dengan semua derita dan kesedihan yang harus ditemui pecinta di dalam cinta, kegembiraannya dalam cinta tak dapat dibayangkan, karena cinta adalah hidup, dan tanpa cinta berarti mati.

“Para malaikat akan meninggalkan kebebasan mereka di surga, andai mereka tahu kegembiraan ketika cinta bersemi pada orang muda.”

Kisah Surdas

Hal ini dijelaskan dalam kehidupan Surdas, seorang pemusik dan penyair India. Dengan sangat mendalam ia mencintai seorang penyanyi dan senang melihatnya. Kecintaannya meningkat hingga ia tak dapat hidup tanpa dia dalam sehari saja. Suatu ketika terjadi hujan lebat yang berlangsung berminggu-minggu dan seluruh negeri banjir. Tak ada cara untuk bepergian, jalan-jalan tak dapat dilalui, tetapi tak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi Surdas untuk menemui kekasihnya seperti yang dijanjikan. Ia berangkat dalam hujan lebat, tetapi di tengah jalan ia terhalang sungai yang banjir dan tak dapat diseberangi. Tak ada perahu yang tampak; maka Surdas meloncat ke dalam sungai dan mencoba berenang. Ombak sungai yang kasar mempermainkannya, mengangkatnya dan menceburkannya seolah-olah ia jatuh dari gunung ke dalam jurang. Untung, ia menjatuhi sebuah mayat, yang diperlakukannya seperti sebatang kayu, ia meraihnya dan berpegang kepadanya. Pada akhirnya, setelah perjuangan yang keras, ia sampai ke rumah kekasihnya. Ia menemukan pintu rumah itu terkunci. Waktu itu telah larut malam dan setiap suara akan mengganggu tetangga. Maka ia mencoba memanjat rumah dan masuk melalui jendela atas. Ia berpegang pada ular kobra yang tampak seperti tali yang tergantung, berpikir bahwa ‘tali’ itu segaja dipasang di sana untuknya oleh kekasihnya.

Kekasihnya terkejut ketika melihatnya. Ia tak dapat mengerti mengapa pecintanya berhasil datang, dan kesan cintanya tampak semakin besar dari sebelumnya. Gadis itu seolah-olah diberi inspirasi oleh cinta lelaki itu. Di matanya, lelaki itu bukan lagi manusia, tetapi telah meningkat menjadi malaikat, terutama setelah ia tahu bahwa pecintanya telah menganggap mayat sebagai kayu dan ular kobra sebagai tali. Ia melihat bagaimana kematian dikalahkan oleh lelaki pecintanya. Ia berkata kepadanya, “Hai pemuda, cintamu lebih besar dari cinta rata-rata manusia, dan andai cintamu diperuntukkan bagi Allah, betapa besarnya kegembiraan yang akan engkau peroleh! Karena itu, bangkitlah, angkatlah cintamu terhadap bentuk dan materi, dan arahkan cintamu kepada ruh Allah.” Lelaki itu mematuhi saran itu seperti anak kecil, meninggalkan gadis itu dengan berat hati dan sejak itu ia berkelana di dalam hutan-hutan di India.

Bertahun-tahun ia berkelana di hutan-hutan, menyebut-nyebut nama Kekasih ilahinya dan mencari perlindungan di dalam tangan-Nya. Ia mengunjungi tempat-tempat sakral, tempat-tempat ziarah, dan secara kebetulan ia tiba di tepi sebuah sungai sakral, di tempat itu wanita-wanita dari kota datang setiap pagi ketika matahari terbit untuk mengisi tempayan mereka dengan air suci. Surdas, yang duduk di sana sambil memikirkan Allah, terpesona oleh keindahan salah satu wanita yang datang. Karena hatinya adalah lentera, ia tak perlu lama untuk menyala. Ia mengikuti wanita itu. Ketika memasuki rumahnya, wanita itu berkata kepada suaminya,”Seorang suci melihatku di sungai dan mengikutiku sampai ke rumah, dan ia masih berdiri di luar.” Si suami segera keluar dan melihat lelaki itu. Ia berkata, “Hai Maharaja, apa yang membuatmu berdiri di situ? Adakah sesuatu yang dapat kulakukan untukmu?” Surdas berkata, “Siapakah wanita yang tadi memasuki rumah ini?” Ia menjawab, “Dia isteriku; aku dan dia siap melayani orang suci seperti anda.” Surdas berkata, “Suruhlah dia datang, hai orang yang diberkahi, agar aku dapat melihatnya sekali lagi.”

Ketika wanita itu keluar, Surdas melihatnya sekali dan berkata, “Hai Ibu, bawakan aku dua buah [paku] pines.” Dan ketika benda yang diminta itu diberikan kepadanya, ia membungkuk kepada pesona dan kecantikan wanita itu sekali lagi, kemudian menusukkan pines itu ke kedua matanya sambil berkata, “Hai mataku, engkau tak akan lagi melihat dan tergoda oleh keindahan duniawi dan membawaku turun dari surga ke bumi.”

Maka ia menjadi buta sejak itu; lagu-lagunya mengenai kesempurnaan ilahi masih terus hidup dan dinyanyikan oleh orang-orang India yang mencintai Allah; dan bila seorang Hindu buta, orang memanggilnya Surdas sebagai penghormatan.

“Meskipun aku hanya mencintai satu, tetapi ia abadi,” kata Mohi. Cinta hanya dapat ada bila hanya ada satu obyek di depan kita, bukan banyak obyek. Bila obyeknya banyak, tidak akan ada kesetiaan. “Bila di tempat bagi satu terdapat dua, keistimewaan yang satu itu hilang. Karena alasan itu, aku tak ingin potret kekasihku dibuat.” Yang satu itu ialah Allah, yang tak berbentuk dan tak bernama, yang abadi, yang bersama kita selamanya.

Cinta bagi satu orang, betapa pun dalamnya, tentu berbatas. Kesempurnaan cinta terletak pada ukuran besarnya. “Kecenderungan cinta adalah untuk mengembang, dari satu atom hingga ke seluruh alam semesta, dari satu kekasih duniawi hingga Allah.”

Cinta kepada manusia adalah primitif dan tidak lengkap, tetapi diperlukan untuk memulai. Orang tak akan dapat berkata, “Aku mencintai Allah,” bila ia tak memiliki cinta kepada sesama manusia. Namun ketika cinta mencapai kulminasi pada Allah, ia telah mencapai kesempurnaannya.

Cinta menciptakan cinta di dalam manusia dan lebih banyak lagi dengan Allah. Itu merupakan sifat cinta. Bila anda mencintai Allah, Allah mengirimkan cinta-Nya lebih banyak kepada anda. Bila anda mencarinya di malam hari, Dia akan mengikuti anda pada siang harinya. Di mana pun anda, dalam kegiatan anda, dalam transaksi bisnis, pertolongan, perlindungan dan kehadiran ilahi akan mengikuti anda.

Ungkapan cinta terletak di dalam kekaguman tanpa kata, kontemplasi, pelayanan, perhatian untuk menyenangkan kekasih, dan kehati-hatian untuk menghindari ketidaksukaan kekasih. Ungkapan cinta demikian oleh seorang pecinta akan menyenangkan kekasih, yang kebanggaannya tak dapat dipuaskan dengan cara lain. Keridhaan kekasih merupakan satu-satunya tujuan pecinta, tak ada harga yang terlalu mahal untuk memperolehnya.

Kebanggaan akan keindahan langit dipuaskan dengan mengagungkan-Nya, keindahan sejati satu satunya yang berhak atas segala pujian. Tiadanya kesadaran dari pihak manusia yang membuatnya melupakan keindahan-Nya dalam segala hal dan mengakui tiap keindahan secara terpisah, menyukai yang satu dan tak menyukai yang lain. Dalam pandangan orang yang tahu, mulai dari bagian keindahan terkecil hingga keindahan mutlak alam semesta, semua menjadi satu keberadaan tunggal Kekasih ilahi.

“Semua yang lain menghilang ketika gagasan mengenai kekasih menguasai pikiran pecinta”

“Dunia mengumandangkan keinginan pecinta.”

“Ka’bah seorang pecinta adalah tempat tinggal kekasihnya.”

“Sesungguhnya cinta adalah penyembuh dari lukanya sendiri”

“Apapun yang dilakukan pecinta bagi kekasihnya, itu tak pernah terlalu besar.”

“Cinta berarti penderitaan, tetapi pecinta sendiri berada di atas semua penderitaan.”

“Sang kekasih adalah semua dalam semua, pecinta hanya menutupinya. Kekasih adalah semua yang hidup, dan pecinta adalah benda mati.”

Cinta diarahkan oleh kecerdasan. Karena itu tiap orang memilih obyek cintanya sesuai dengan tingkat evolusinya. Obyek itu tampak baginya paling berhak atas cinta menurut tingkatan evolusinya. Di Timur ada pepatah, “Sebagaimana jiwa, demikianlah malaikatnya.” Keledai lebih menyukai rumput berduri daripada mawar.

Seorang perawan desa sedang pergi untuk menemui kekasihnya. Ia melewati seorang Mullah yang sedang melakukan shalat. Karena tidak tahu, ia berjalan di depan Mullah itu, suatu hal yang dilarang oleh agama.

Mullah itu sangat marah, hingga ketika gadis itu kembali lewat di dekatnya, ia memarahinya. Ia berkata. “Alangkah berdosanya, hai gadis muda, berjalan di depanku ketika aku sedang shalat.” Gadis itu berkata, “Apa artinya shalat?” Dijawab, “Aku sedang memikirkan Allah, Tuhan langit dan bumi.”

Gadis itu berkata, “Maafkan aku, aku belum tahu Allah dan shalat bagi-Nya, tetapi tadi aku sedang berjalan menuju kekasihku dan memikirkan kekasihku, hingga aku tak melihatmu sedang shalat. Aku heran bagaimana anda yang sedang memikirkan Allah dapat melihatku?”

Perkataan gadis itu sangat berkesan pada Mullah hingga ia berkata, “Sejak saat ini, hai gadis, engkau adalah guruku. Akulah yang harus belajar darimu.”

Tumbuhnya cinta adalah kematian ego. Cinta yang sempurna sepenuhnya membebaskan pecinta dari pementingan diri sendiri, karena cinta dapat disebut juga dengan peniadaan [annihilation]. “Sesiapa yang memasuki sekolah cinta, pelajaran pertama yang diterima adalah menjadi bukan apa-apa.”

Ada kisah mengenai Rabiah, seorang Sufi besar, bahwa ia pernah melihat Muhammad dalam visinya dan ia ditanya oleh Nabi, “Hai Rabiah, siapa yang kau cintai?” Ia menjawab, “Allah.” Nabi berkatka, “Bukan Rasul-Nya?” ia menjawab, “Hai Guru yang diberkahi, siapa di dunia ini yang mengetahuimu tetapi tak mencintaimu? Tetapi kini hatiku begitu tenggelam dalam Allah hingga aku tak dapat melihat sesuatu kecuali Dia.”

Bagi mereka yang melihat Allah, Rasul dan Mursyid lenyap dari pandangan. Mereka hanya melihat Allah di dalam Mursyid dan Rasul. Mereka melihat segala sesuatu sebagai Allah dan tak melihat yang lain.

Dengan kebaktian kepada mursyid, murid belajar mencintai, berdiri dengan kerendahan anak kecil, pada wajah setiap makhluk di bumi ia melihat bayangan wajah mursyidnya. Bila Rasul yang diidealkan, ia melihat semua yang indah terefleksi di dalam kesempurnaan Rasul yang tidak tampak.Kemudian ia menjadi independen bahkan dari keutamaan, yang juga memiliki kutub yang berseberangan, dan pada kenyataannya tidak ada, karena itu hanya perbandingan yang membuat sesuatu lebih baik daripada yang lain. Ia hanya mencintai Allah, kesempurnaan yang ideal, yang tak dapat dibandingkan.

Kemudian ia sendiri berubah menjadi cinta, dan karya cinta telah diselesaikan. Kemudian pecinta sendiri berubah menjadi sumber cinta, asal cinta, dan ia hidup dalam kehidupan Allah, yang disebut Baqa bi-Allah. Kepribadiannya menjadi kepribadian ilahi. Kemudian pikirannya menjadi pikiran Allah, perkataannya menjadi perkataan Allah, perbuatannya menjadi perbuatan Allah, dan ia sendiri menjadi cinta, pecinta, dan kekasih sekaligus.

“Dengan reasoning, kamu memang tergoda untuk mengetahui jawabannya. Tapi jika jawabannya tidak kunjung datang, itu merupakan sebuah isyarat agar kita berhenti dan mulai menggunakan cara berikutnya. Yaitu … letting go.”

Letting go itu bukannya tidak peduli,  Letting go itu membiarkan sebuah mekanisme lain bekerja, dan yang jelas itu bukan mekanisme reasoning. Sebab reasoning yang selalu mengumpulkan itu ada batasnya …”


 

 


Jalan Sunyi di Laut Hati

Aku adalah cakrawala biru dan awan hitam, Aku adalah air terjun dan suaranya, Aku adalah gambar pahatan dan batu di pinggir jalan, Aku adalah mawar dan kelopaknya yang jatuh, aku adalah bunga di padang dan bunganya. teratai suci, akulah air yang disucikan dan kolam yang tenang, akulah pohon yang menjulang tinggi di antara gunung-gunung dan helai rumput di jalan yang damai, akulah daun musim semi yang lembut dan dedaunan yang selalu hijau. Saya bukan Ini atau Itu, saya tidak terlepas atau melekat, saya bukan surga atau neraka -- sedikit yang mengenal saya -- saya bukan filosofi atau kepercayaan, saya bukan Guru atau murid.

Wahai teman, aku berisi semua. Aku sejernih aliran gunung, Sesederhana daun musim semi yang baru. Cinta yang melahirkan kesedihan, Cinta yang mematikan senyum di wajah terbuka, Cinta yang berubah dari waktu ke waktu, Cinta yang sepi dalam kesendiriannya, Cinta yang angkuh dan menindas, Cinta yang menghancurkan cinta untuk orang lain, Cinta yang mengikat dan menempatkan batasan, Cinta yang dikonsumsi oleh api diri, Ini tidak akan kamu rasakan Jika kamu berjalan bersamaku.

Kukatakan padamu bahwa dimanapun engkau berada, Apapun kesedihanmu, Apapun kegembiraanmu, jalan menuju hati Sang Kekasih Adalah jalan cinta. Karena itu menuntunmu pada kesederhanaan, dan pada iman yang menang. Pemahaman datang melalui jalan Cinta, Dan pengetahuan darinya. Ya, Cintai semua dan di dalamnya hilangkan dirimu.

Sebuah lagu merdu, Lembut dan sedih, Muncul dari bayang-bayang yang dalam. Menindas menumbuhkan udara malam yang tenang. Seperti cahaya jauh yang berkedip Di menara tempat suci yang gelap, Di atas para pemuja dan doa-doa mereka yang merintih, Tinggi di atas para Dewa yang diam di tengah tempat tinggal mereka yang suram, Demikianlah aku, Bebas dari tangan yang menempaku.

Wahai teman, Menjauhlah dari kerumitan keyakinan, Hancurkan tahayul monumental Dari kepercayaan yang memperbudakmu. Tapi tumbuhlah dalam kesederhanaan hatimu, Dalam bayang-bayang penderitaanmu. Wahai Kekasih, Hatiku berat dengan cintamu.

Wahai teman, kukatakan padamu, Sebagaimana perilaku berdiam dalam kebenaran, Demikian pula kebahagiaan abadi berdiam di dalam hatimu sendiri. 

Pencarian sia-sia ini Setelah keinginan hatimu di antara bunga-bunga pembusukan menahanmu dalam bayang-bayangnya. Anda tidak dapat melarikan diri dari amukan kesedihan ini disaat-saat kelupaan. Tidak ada Tuhan yang akan memberi Anda kebahagiaan yang Anda cari. Tidak ada gumaman kata-kata suci yang akan melepaskanmu dari tali penderitaan. Tidak ada jalan Menuju kebahagiaan abadi itu kecuali dengan penyatuan diri dengan Sang Kekasih. Seperti percikan yang akan memberikan kehangatan tersembunyi diantara abu, abu - abu Cahaya yang akan membimbingmu tersembunyi dibawah debu pengalamanmu.

Wahai sahabat, Sang Kekasih adalah dirimu sendiri. Tetapi untuk menyadari Dia dan untuk menggenggam Dia dengan kuat di dalam hatimu, Teguh di dalam pikiranmu, tidak boleh ada titik gelap yang tersembunyi di dalam dirimu. Tidak ada penghibur palsu, tidak ada Dewa yang menyenangkan yang memberimu nasihat kemudahan, tidak ada keserakahan yang mengikatmu, tidak ada keyakinan yang melindungimu dalam bayang-bayang gelap mereka, tidak ada pikiran, tidak ada kasih sayang yang menahanmu.

Wahai teman, kejarlah diri dari tempat berlindung ke tempat berlindung yang lebih besar, dari tempat suci ke tempat suci yang lebih besar, Dari keinginan ke keinginan yang lebih besar, Dari kesombongan ke kesombongan yang lebih besar. Kejar dia tanpa ampun menyusuri jalan kesenangannya, tanpa henti menanyainya tentang kepastian kematiannya. 

Hingga pada akhirnya, wahai teman, Engkau mendorongnya Ke cahaya terbuka dimana dia tidak akan membuat bayangan, Di mana dia akan bersatu dengan Sang Kekasih. Kemudian engkau akan menyadari Sang Kekasih adalah kamu. Seperti tetesan embun memasuki laut, begitu pula aku menjadi satu dengan Kekasihku. Sang Kekasih ada dalam segala hal. Semua hal ada di Sang Kekasih. Bilah rumput yang diinjak-injak manusia, Pohon besar menyebar yang memberikan perlindungan, Reptil hijau yang ditakuti manusia, Lalat yang mengganggu penjual daging manis, Burung berkicau yang menyenangkan telinga, Singa ganas yang memberi ketakutan Ke jantung hutan, Orang biadab sederhana yang direndahkan manusia, Orang berilmu besar yang memberikan kepuasan bagi banyak orang, Pemuja banyak dewa yang mengembara dari tempat suci ke tempat suci. 

Hidup adalah satu seperti Kekasihku dan aku adalah satu. Hanya ada satu jalan ke hati Sang Kekasih. Jalan itu terbentang melalui dirimu sendiri, melalui hatimu sendiri. Tentang itu aku beritahukan kepadamu. Ada banyak bentuk manifestasi-Nya, Tapi hanya ada satu cara, wahai sahabat, yang menuntunku ke hati Kekasihku. Pada saat aku mematuhi hukum para dewa, dunia, aku berjalan di jalan yang mengarah ke tempat suci mereka, dan di sana aku ditahan dalam kekuasaan otoritas kecil mereka, tapi amarah ketidakpuasan mendorongku, tidak pernah tinggal Dinaungan candi. Seperti seseorang mengembara dari satu tempat ke tempat mencari kenyamanan abadi, Begitu mengembara, Mengesampingkan kenyamanan yang membuatku tertidur, Hingga akhirnya aku membuka hatiku; Disana aku menemukan Kekasihku.

Banyak yang akan memberitahumu, hai teman, Bahwa ada berbagai pekerjaan, Banyak cara untuk mendekati Sang Kekasih. Ya, Ada, Tapi semuanya mengarah ke satu jalan, Karena hanya ada satu jalan menuju hati Sang Kekasih

Tentang itu aku beritahukan kepadamu. Jika kamu ingin menemukan Kekasihku yang bersemayam di dalam diriku, hai teman, Maka kamu harus mengesampingkan semua Tuhanmu, Kenyamananmu, otoritas kecilmu. Engkau harus membersihkan dirimu dari kesombonganmu karena sedikit pengetahuan. Anda harus memurnikan diri dari hati dan pikiran Anda. Anda harus meninggalkan semua teman anda, teman-teman Anda, keluarga Anda, ayah Anda, ibu Anda, saudara perempuan Anda dan saudara laki-laki Anda. Ya, Engkau harus meninggalkan semuanya. Anda harus menghancurkan diri Anda sepenuhnya, untuk menemukan Sang Kekasih.

Aku adalah cakrawala biru dan awan hitam, Aku adalah air terjun dan suaranya, Aku adalah gambar pahatan dan batu di pinggir jalan, Aku adalah mawar dan kelopaknya yang jatuh, Aku adalah bunga di padang dan bunganya  teratai suci, akulah air yang disucikan dan kolam yang tenang, akulah pohon yang menjulang tinggi di antara gunung-gunung Dan helai rumput di jalan yang damai, akulah daun musim semi yang lembut dan dedaunan yang selalu hijau. Aku orang barbar dan orang bijak, aku orang saleh dan orang fasik, aku pelacur dan perawan, aku orang bebas dan manusia waktu, aku pelepasan dan pemilik yang sombong, aku yang bisa dirusak dan tidak bisa dihancurkan. Aku bukan Ini atau Itu, aku tidak terlepas atau melekat, aku bukan surga atau neraka, aku bukan filosofi atau keyakinan,

Wahai teman, aku berisi semua. Aku sejernih aliran gunung, Sesederhana daun musim semi yang baru. Aku tidak bisa mengajarimu berdoa, wahai teman, aku juga tidak bisa mengajarimu menangis. Aku bukanlah Tuhan dari doa-doamu yang panjang, Aku juga bukan penyebab dari banyak kesedihanmu. Mereka dibuat oleh tangan manusia. 

Ikutlah denganku, wahai teman, aku akan membawamu ke mata air Kebahagiaan. Tertawa adalah seperti madu di jantung wangi bunga. Anda akan meminumnya di Taman Mawar dimana semua keinginan berhenti simpan keinginan untuk menjadi seperti Sang Kekasih. Kolam Kebijaksanaan ini bukan dibuat oleh tangan manusia, bukan pula anak tangga yang menuju ke airnya yang jernih. Di sana Anda akan bertemu dengan setiap manusia, yang coklat, yang putih, yang hitam, yang kuning. Di airnya yang murni, Anda akan melihat wajah Kekasihku.

Ayo, teman! Tinggalkan semua kegembiraanmu yang berlalu, kecemasanmu yang membara, kesedihanmu yang menyakitkan, cintamu yang memudar, keinginanmu yang terus tumbuh. Untuk semua ini hanya mengarah pada doa, Untuk penyebab banyak air mata. Kebenaran bukanlah kejahatan maupun kebaikan, Kebenaran bukanlah cinta ataupun kebencian, Kebenaran bukanlah murni maupun najis, Kebenaran bukanlah sederhana maupun kompleks, Kebenaran bukanlah surga maupun neraka, Kebenaran bukanlah moral maupun tidak bermoral, Kebenaran bukan dari Tuhan atau setan, Kebenaran bukanlah kebajikan atau keburukan, Kebenaran bukanlah kelahiran atau kematian, Kebenaran bukan dalam agama maupun tanpa agama. Kebenaran adalah seperti air - - ia mengembara, Ia tidak memiliki tempat peristirahatan. Karena Kebenaran adalah Hidup. Saya melihat gunung turun ke lembah.

Wahai sahabat, Indahnya hidup bukanlah anak ketakutan Tapi ia terletak di dalam rahim pengertian. Ikutlah denganku, Berjalanlah di jalan Kehidupan - - Cinta yang tidak membawa kematian.

Untuk musik seruling yang jauh mengalir sungai kuno yang lebar, Segar dengan air muda. Banyak nyanyian dinyanyikan untuk memuji kebahagiaan, Banyak dewa yang dimohon sebagai penuntun menuju kebahagiaan, Banyak surga dimuliakan sebagai bujukan menuju kebahagiaan, Banyak altar dibangun untuk kebahagiaan, Banyak situs dilakukan sebagai persembahan untuk kebahagiaan, Banyak berkah diminta sebagai perlindungan bagi kebahagiaan, Banyak kebenaran dipuji dalam kesedihan demi kebahagiaan, Banyak kebajikan dicari dalam ketakutan akan kebahagiaan, Banyak harta dikumpulkan dengan harapan akan kebahagiaan, Banyak keinginan dipuaskan dengan mengharapkan kebahagiaan, Banyak pengorbanan dilakukan untuk mencari kebahagiaan, Banyak pertapaan dilakukan dipaksakan dalam kerinduan akan kebahagiaan. Jauh di dalam kubangan, benih teratai menderita, Keharuman lembut bersembunyi di jantung bunga.

Hidup adalah satu. Tidak ada awal, tidak ada akhir, Sumber dan tujuan tinggal di hatimu. Anda terjebak dalam kegelapan jurangnya yang lebar. Hidup tidak memiliki kredo, tidak ada kepercayaan, Tidak ada bangsa, tidak ada tempat suci, Tidak terikat oleh kelahiran atau kematian, Bukan laki-laki atau perempuan. Bisakah Anda mengikat "air dalam pakaian" Atau "mengumpulkan angin di kepalan tangan Anda"?

Biarkan Hidup melukis keindahannya Di atas kanvas keberadaanmu. Jadilah engkau latar belakang untuk kepenuhannya. Dan menahannya bukan alirannya yang rata. Ia yang berjalan tegak di tengah-tengah kebingungan Sedang jatuh cinta pada Kehidupan.

Ah, duduklah disampingku ditepi laut, terbuka dan bebas. Aku akan memberitahumu tentang ketenangan batin seperti yang masih dalam, dari kebebasan batin seperti di langit, tentang kebahagiaan batin seperti air yang menari. Dan seperti bulan membuat jalan sunyi di laut yang gelap.

Ah, duduklah di sampingku,Terbuka dan bebas. Seperti aliran sinar matahari yang jernih, tulus tanpa syarat, ya... matahari itu namaku yang arif. Demikian pula pemahamanmu akan datang kepadamu.

Wahai sahabat, Kesedihan adalah bunga pengertian dan menghasilkan buah kegembiraan. Dari kepenuhan hatimu undang kesedihan Dan kegembiraannya akan melimpah. Kesedihan akan melahirkan cinta yang abadi, Kesedihan akan membuka jalinan Kehidupan, Kesedihan akan memberikan kekuatan kesepian, Kesedihan akan membuka pintu hatimu yang tertutup, Kesedihan akan menaklukkan ruang keabadian. Dari kepenuhan hatimu undang kesedihan. Saat sungai meluap Setelah hujan lebat dan kerikil bergembira sekali lagi Dalam gemuruh air yang mengalir, Begitu pula pertemuan di pinggir jalan mengisi kekosongan yang menciptakan ketakutan. Aromanya datang dengan angin sepoi-sepoi. Jangan berlindung di kediaman otoritas. Dimana berkembang biak kenyamanan dan pembusukan. 

Ayo pergi, ayo pergi. Untuk pergi jauh, Engkau harus mulai dari dekat. Untuk mendaki tinggi, Engkau harus mulai rendah. Suara kesedihan adalah lagu pemenuhan Dan kegembiraan di dalamnya Kepenuhan Hidup. Sebagaimana daun adalah mainan angin, demikian pula aku mainan kesedihan. Seperti awan yang dikejar Oleh angin yang kejam, Begitu pula aku diusir Dari tempat berlindung ke tempat berlindung Dengan gumaman penderitaan. 

Tapi sekarang, oh teman, aku berada di luar Surga para Dewa. Keterbatasan para pengkhotbah, dari buku-buku, tidak lagi mengikatku. Seperti angin sepoi-sepoi yang bermain di sekitar makam, Begitu juga aku. Tidak ada yang akan menahanku, karena kesedihan adalah pendamping Para Pencari Perlindungan. 

Ya, aku telah menemukan tempat tinggal kebahagiaan yang abadi, aku telah membuka Sumber kebahagiaan abadi. Aku melampaui kesedihan.

Rahasia Kebahagiaan

Kebahagiaan tidak datang saat kamu berjuang untuk itu. 

Ketika Anda menyisir rambut Anda, ketika Anda mengenakan pakaian bersih dan membuat diri Anda terlihat tampan, itu semua adalah bagian dari keinginan Anda untuk bahagia, bukan? 

Ketika Anda lulus ujian dan menambahkan beberapa huruf abjad di belakang nama Anda, ketika Anda mendapatkan pekerjaan, membeli rumah dan properti lainnya, ketika Anda menikah dan memiliki anak, ketika Anda bergabung dengan suatu perkumpulan keagamaan yang para pemimpinnya mengklaim bahwa mereka mendapat pesan dari Guru yang tak terlihat – di balik itu semua ada desakan yang luar biasa, dorongan untuk menemukan kebahagiaan. 

Tapi, Anda lihat, kebahagiaan tidak datang dengan begitu mudah, karena kebahagiaan tidak ada dalam hal-hal ini. Anda mungkin merasa senang, Anda mungkin menemukan kepuasan baru, tetapi cepat atau lambat hal itu akan menjadi melelahkan. Karena tidak ada kebahagiaan abadi dalam hal-hal yang kita ketahui. Ciuman itu diikuti oleh air mata, tawa oleh kesengsaraan dan kesedihan. Semuanya layu, membusuk. 

Jadi, saat Anda masih muda, Anda harus mulai mencari tahu apa itu hal aneh yang disebut kebahagiaan. Kebahagiaan tidak datang ketika Anda berjuang untuk itu dan itu adalah rahasia terbesar, meskipun sangat mudah dikatakan. Saya dapat mengungkapkannya dalam beberapa kata sederhana; tetapi, hanya dengan mendengarkan saya dan mengulangi apa yang telah Anda dengar, Anda tidak akan bahagia. 

Kebahagiaan itu aneh; itu datang ketika Anda tidak mencarinya. Ketika Anda tidak berusaha untuk bahagia, maka secara tak terduga, kebahagiaan misterius ada di sana, lahir dari kemurnian, dari keindahan makhluk. Tapi itu membutuhkan banyak pemahaman – tidak bergabung dengan organisasi atau mencoba menjadi seseorang. 

Kebenaran bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Kebenaran muncul ketika pikiran dan hati Anda dibersihkan dari semua keinginan berjuang dan Anda tidak lagi berusaha untuk menjadi seseorang, itu ada ketika pikiran sangat hening, mendengarkan segala sesuatu yang terjadi tanpa batas waktu.

Selama Anda takut pada siapa pun atau apa pun, tidak akan ada kebahagiaan. Khawatir tentang masa depan adalah salah satu penyebab utama stres dalam hidup kita. Itu adalah kebiasaan yang hanya melanggengkan rasa takut, perasaan tidak nyaman bahwa kita tidak cukup sebagaimana adanya. Itu membuat kita terjebak dalam keyakinan bahwa ini dan itu harus terjadi jika kita ingin bahagia, dan jika tidak, hidup kita akan sengsara.

Mengungkapkan Rahasianya

Di tengah pembicaraan khusus ini, Krishnamurti tiba-tiba berhenti, mencondongkan tubuh ke depan, dan berkata, hampir secara konspirasi, “ Apakah Anda ingin tahu apa rahasia saya? Ada keheningan. Lalu dia berkata dengan suara lembut, hampir malu-malu, "Anda tahu, saya tidak keberatan dengan apa yang terjadi." Saya tidak keberatan apa yang terjadi. Itulah inti dari kebebasan batin. Inilah rahasia kebahagiaan. Itu adalah kebenaran spiritual abadi: lepaskan keterikatan pada hasil, dan—jauh di dalam diri Anda—Anda akan merasa baik apa pun yang terjadi. Anda akan merasa baik karena Anda terhubung dengan energi alam semesta, keindahan dan kekuatan ciptaan itu sendiri. 

Atau, seperti yang dikatakan oleh Krishnamurti sendiri :“Ketika Anda hidup dengan kesadaran ini, kepekaan ini, hidup memiliki cara yang menakjubkan untuk merawat Anda. Maka tidak ada masalah keamanan, tentang apa yang dikatakan atau tidak dikatakan orang, dan itulah keindahan hidup.”

Pahami dulu Bahagia itu di dalam bukan di luar juga bukan karena sebab ataupun faktor dari luar.  Kalau kamu mengandalkan bahagia dari faktor luar dirimu, hidupmu tak akan pernah bahagia. Bahagia itu di dalam dirimu maka ia mutlak sepenuhnya wilayah pikiranmu sendiri, wilayah kekuasaanmu sepenuhnya. Maka pilihlah bahagia maka engkau akan bahagia walau apapun yang terjadi.

Kelimpahan Spritual - Mental - Material

Tidak ada kebajikan dalam kemiskinan Adalah hak Anda untuk menjadi kaya.  Anda di sini untuk menjalani kehidupan yang berkelimpahan dan menjadi bahagia, berseri-seri, dan bebas. Oleh karena itu, Anda harus memiliki semua uang yang Anda butuhkan untuk menjalani kehidupan yang utuh, bahagia, dan sejahtera. Anda di sini untuk tumbuh, berkembang, dan berkembang secara spiritual, mental, dan material. 

Anda memiliki hak yang tidak dapat dicabut untuk sepenuhnya mengembangkan dan mengekspresikan diri Anda di semua lini. Anda harus mengelilingi diri Anda dengan keindahan dan kemewahan.

“Kamu dilahirkan untuk menjadi kaya. Anda menjadi kaya dengan menggunakan kemampuan yang diberikan Tuhan, dengan menyesuaikan diri dengan Yang Tak Terbatas, dan ketika pikiran Anda menjadi produktif dan penuh dengan ide-ide bagus, kerja Anda akan menjadi lebih produktif dan akan memberi Anda segala jenis kekayaan materi.”

Apa pun yang Anda berikan pada alam bawah sadar Anda – salah atau benar, baik atau jahat – itu akan terdaftar sebagai fakta. Berhati-hatilah untuk tidak bercanda tentang kesialan, karena alam bawah sadar tidak memiliki selera humor.

Umat Muslim, Kristen, Buddha dan Ibrani semua bisa mendapatkan jawaban atas doa-doa mereka, bukan karena keyakinan tertentu, agama, afiliasi, ritual, upacara, formula, liturgi, mantera, pengorbanan, atau persembahan, tetapi semata-mata karena keyakinan atau penerimaan mental dan penerimaan tentang apa yang mereka doakan. Hukum kehidupan adalah hukum kepercayaan, dan kepercayaan dapat diringkas secara singkat sebagai pemikiran dalam pikiran Anda. Sebagaimana manusia berpikir, merasakan, dan percaya, demikian pula kondisi pikiran, tubuh, dan keadaannya.

Dalam semua ritual lama di zaman kuno, dengan campuran dan mantera aneh mereka, kekuatan sugesti dan penerimaan dalam pikiran bawah sadarlah yang menyembuhkan. Bahkan saat ini, para dokter melaporkan kekuatan plasebo untuk menghasilkan kesembuhan yang ajaib jika disertai dengan instruksi tanpa keraguan bahwa 'ini akan berhasil'. 

Keajaiban penyembuhan, kata Murphy, hanyalah kepatuhan tubuh terhadap pengetahuan pikiran bawah sadar tentang 'kesehatan sempurna' ketika sifat mempertanyakan dari pikiran sadar normal dibungkam. Buatlah pikiran sadar Anda sibuk dengan harapan akan yang terbaik.

“Saat Anda menabur dalam pikiran bawah sadar Anda, demikian pula Anda akan menuai dalam tubuh dan lingkungan Anda.”

“Anda dapat mengembangkan sikap mental yang benar ketika Anda menyadari bahwa tidak ada sesuatu pun dari luar yang dapat mengganggu atau menyakiti Anda tanpa persetujuan mental Anda.”

“Apa pun yang dianggap dan diyakini oleh pikiran sadar Anda sebagai kebenaran, pikiran bawah sadar Anda akan menerima dan mewujudkannya. Percayalah pada nasib baik, bimbingan ilahi, perbuatan benar, dan semua berkah kehidupan.”

“Anda seperti seorang kapten yang mengemudikan kapal… Anda harus memberikan perintah, pikiran, dan gambaran yang benar ke alam bawah sadar Anda yang mengendalikan dan mengatur semua pengalaman Anda.”

“Cara menyingkirkan kegelapan adalah dengan terang; cara mengatasi dingin adalah dengan panas; cara mengatasi pikiran negatif adalah dengan menggantinya dengan pikiran baik. Tegaskan yang baik, dan yang buruk akan lenyap.”

"Kenyataannya adalah Anda dapat memperoleh kualitas apa pun yang Anda inginkan dengan bertindak seolah-olah Anda sudah memilikinya."

Setiap pikiran adalah sebab & setiap kondisi adalah akibat. Ubah pikiran Anda & Anda mengubah takdir Anda. 

Tidak ada kebaikan dalam kemiskinan; Itu adalah penyakit mental, dan itu harus dihapuskan dari muka bumi.

Perhatikan apa yang Anda katakan. Anda harus memperhitungkan setiap kata yang tidak berguna. Jangan pernah berkata, “Saya akan gagal; Saya akan kehilangan pekerjaan saya; Saya tidak bisa membayar sewa.” 

Alam bawah sadar Anda tidak bisa menerima lelucon. Itu membawa semua hal ini terjadi. Perasaan sehat menghasilkan kesehatan; perasaan kaya menghasilkan kekayaan. Bagaimana perasaanmu? Ingatlah bahwa hati yang bersyukur selalu dekat dengan kekayaan alam semesta.

Membuang Semua Perbedaan

Agama dalam pengertian umum, sebagaimana dikenal oleh dunia, adalah kredo. Tidak banyak agama di dunia, tetapi ada banyak kredo. Dan apa arti kredo? Kredo berarti penutup atas agama. Ada satu agama dan ada banyak penutup. Setiap penutup ini disebut 'Kristen,' 'Buddhisme,' 'Agama Ibrani,' 'Agama Muslim,' dll., dan ketika Anda membuka penutup ini, Anda akan menemukan bahwa ada satu agama, dan agama itulah yang merupakan agama kaum Sufi. Dan pada saat yang sama seorang Sufi tidak mengutuk gereja atau kredo atau bentuk ibadah tertentu. Ia mengatakan bahwa itu adalah dunia yang beraneka ragam. Setiap orang harus memiliki pilihan makanannya, pilihan pakaiannya, pilihan ekspresinya. Mengapa para pengikut satu agama harus berpikir bahwa yang lain adalah orang kafir atau penyembah berhala? 

Mereka akan lebih tertarik untuk mengetahui di mana agama Kristen berbeda dari agama Buddha dan di mana agama Yahudi berbeda dari agama Islam. Ketertarikan mereka adalah pada perbedaannya, bukan pada sintesis, di mana kita bertemu. Di tempat pertemuan berbagai agama itulah terdapat tempat ziarah yang suci. Di India, untuk mengajarkan gagasan ini, mereka telah membuat tempat ziarah di mana dua sungai bertemu. Ketika ada satu sungai, mereka menyebutnya suci tetapi tempat yang paling suci adalah tempat dua sungai bertemu. Itu adalah pemikiran yang sama bahwa setiap aliran Kebijaksanaan Ilahi yang kita sebut agama adalah suci, tetapi yang paling suci adalah di sanalah dua aliran bertemu. Dan ketika kita menyadarinya, kita melakukan ziarah sejati dalam roh.

Hal pertama dalam agama adalah gagasan tentang Tuhan. Apakah Tuhan itu? Sebagian orang berkata bahwa 'gagasan saya tentang Tuhan adalah bahwa Dia berada di Surga tertinggi, bahwa Dia adalah Sang Pencipta, bahwa Dia adalah Hakim Hari Akhir, bahwa Dia adalah Sang Pengampun.' Dan ada orang lain yang berkata: 'Gagasan saya adalah bahwa Tuhan adalah segalanya, Tuhan itu abstrak, segalanya adalah Tuhan, dan jika seseorang percaya pada Tuhan yang berpribadi, saya tidak mempercayainya.' Keduanya benar tetapi keduanya salah. Mereka benar jika mereka melihat sudut pandang yang lain dan mereka salah jika mereka melihat sudut pandang mereka sendiri. Keduanya melihat Tuhan yang ideal dengan satu mata. Yang satu melihatnya dengan mata kanan dan yang lain dengan mata kiri. Jika mereka melihat dengan kedua mata, maka penglihatannya lengkap. Sungguh merupakan kesalahan manusia untuk membatasi Tuhan dalam gagasan tentang Wujud Pribadi, dan adalah salah bagi orang yang percaya pada Tuhan yang Mutlak, untuk menghapus Wujud Tuhan dari konsepsinya tentang Tuhan. Seperti kata pepatah: "Menjelaskan Tuhan sama saja dengan menyingkirkan Tuhan." Mengatakan bahwa Tuhan itu abstrak sama saja dengan mengatakan: "Tuhan adalah ruang, Tuhan adalah waktu." Bisakah Anda mencintai ruang? Bisakah Anda mencintai waktu? Tidak ada yang bisa dicintai di sana. 

Barangkali dalam satu agama ada lilin yang dinyalakan dan ada suatu bentuk pemujaan. Dan ada agama lain, bahkan sebuah lagu tidak diperbolehkan dinyanyikan di gereja. Dalam agama lain mereka menyerukan nama Tuhan dan berdoa kepada Tuhan dengan gerakan-gerakan. Dalam agama lain mereka telah menaruh patung Buddha di altar sebagai tanda perdamaian. Ini adalah ekspresi pengabdian yang berbeda. Sama seperti di negara-negara Barat dengan mengangguk dan di negara-negara Timur dengan mengangkat tangan mereka, mereka saling memberi hormat. Itu adalah perasaan yang sama, tetapi tindakannya berbeda. Apa bedanya jika seseorang menyapa dengan cara ini atau dengan cara itu, bukankah semuanya adalah salam? Sufi berkata, selama ada pengabdian sejati, tidak masalah dengan cara apa itu diungkapkan. Baginya itu sama saja.

Bagi saya setiap kebaktian ini adalah ungkapan pengabdian, bagi saya semuanya tidak berbeda. Bentuknya tidak membuat perbedaan, itu adalah perasaan kita. Ketika perasaan kita benar, jika kita berada di masjid, kuil, gereja atau di pasar atau di alam sederhana atau di rumah kita sendiri, kita akan selalu mengungkapkan pengabdian kita yang tulus. Oleh karena itu bentuk doa seorang Sufi adalah semua bentuk doa. Selalu mencerahkan untuk mengingat kata-kata Syaikh al-Akbar Ibn al-'Arabi yang berkata, “Hati-hati membatasi diri pada konsep tertentu dan mengingkari yang lain, karena banyak kebaikan akan luput darimu. Bahkan pengetahuan tentang realitas akan luput darimu. Jadilah dirimu sebagai substansi untuk semua bentuk, karena Tuhan terlalu luas dan agung untuk dibatasi pada satu bentuk kepercayaan daripada yang lain.” "Sufi Melihat Kebenaran Dalam Setiap Agama."

"Anda telah menjelaskan kepada kami dengan baik, Murshid, bagaimana Sufisme menyatu dengan semua agama. Sekarang, tolong beritahu kami, apa perbedaan antara Sufisme dan agama-agama lainnya."

Lalu Murshid berkata, "Perbedaannya adalah ia membuang semua perbedaan."

Rahim Hati

Jika ada pecinta di dunia ini wahai Muslim, itulah Aku. Jika ada mukmin atau pertapa Kristiani, itulah Aku. Ampas anggur; pelayan kedai minuman, meja, harpa dan musik, Kekasih, lilin, minuman dan senda-gurau pemabuk, itulah Aku.

Tujuh puluh tiga kredo dan sekte di dunia ini, Sebenarnya tidak ada ; Aku bersumpah demi Tuhan bahwa setiap kredo dari sekte, itulah Aku. Tanah, udara, air dan api, Duhai, tubuh dan jiwa, itulah Aku. Benar dan salah, baik dan buruk, mudah dan sulit dari awal hingga akhir, itulah Aku. Pengetahuan, ilmu, asketisme, kesalehan dan iman, itulah Aku. Api neraka, tentu saja dengan apinya yang berkobar-kobar, Ya, surga, Eden dan Bidadari, itulah Aku. Bumi dan langit dengan segala isinya, itulah Aku. Malaikat, Peri, Jin, dan Manusia, itulah Aku. ~ Rumi ~

Pada suatu hari aku bertemu dengan Tuhanku. Maka aku duduk bersimpuh dan bertanya, “Wahai Maha Pengasih, Engkau kah menghukum mereka yang berbuat jahat dan memberi ganjaran kepada mereka yang berbuat baik?”  Ia tersenyum dan menjawab, “Bukan. Bukan Aku. Mereka yang berbuat jahat mengundang hukuman mereka sendiri. Dan, mereka yang berbuat baik mengundang ganjaran mereka sendiri."

Wahai “Rahim-Hati”-ku, wujudkan impianku. (Demikianlah doa para Sufi. Mereka tahu persis bahwa yang mengabulkan doa tidak berada di luar diri. Ia bersemayam dalam hati). ~ Hazrat Inayat Khan