Pineal Gland adalah suatu kelenjar yang terletak pada modul otak manusia. Mengapa disebut "Pineal", karena kelenjar ini berbentuk seperti "Pine cone" atau "biji Pinus". Secara horisontal ia terletak di antara dan di atas kedua mata kita. Sehingga jika ditarik garis sambung antara dua mata dan titik lokasi kelenjar, maka akan terbentuk sebuah segitiga.
Ini sebabnya Pineal Gland disebut juga di sebut sebagai mata ketiga "The Third Eye". Perempuan di India dan sekitarnya berkebiasaan untuk mereplikasi mata ketiga ini dengan tanda bulat di atas kedua mata mereka. Karena mereka meyakini kekuatan besar mata ke tiga ini.
Mereka membuat simbul tiga titik mata dan mereka menamai ya dengan trisula atau trinitas atau tritangtu. Tanpa kita sadari mereka juga menyematkan titik tiga ini di beberapa aplikasi HP, seperti WA kanan atas, di FB (garis tiga) dan lain sebagainya. Inilah simbol-simbol yang merupakan konsep ketuhanan mereka, dimana ujung sula ini yang merupakan "stargate" atau jembatan untuk mengakses jejaring kesadaran semesta (universal consciousness network).
Pada tataran manusia, ujung sula ini terletak pada Pineal Gland tersebut , atau crown chakra (chakra mahkota) yang juga terhubung langsung dengan solar chakra (chakra mata hati).
Pada tataran kosmos bumi, ujung sula ini terletak pada ujung-ujung antena bumi, seperti pada bangunan Piramida, Pagoda, Candi, dan gradian variasinya, misal Menhir seperti di Gunung Parahyang (Parang), Punden berundak misal Gunung Padang, Dolmen misal Stonehenge di Inggris, dan lainnya yang masih menyimpan banyak misteri kehidupan.
Ujung-ujung sula yang terletak pada chakra mahkota ini diasosiasikan dengan antena wireless dari suatu Client PC (komputer personal) yang mengakses jejaring jagat yang semuanya bermuara pada Server dari semua sula (semua mata), seperti Matahari pusat tata Surya kita dan sebagai pusat kosmos dari Galaksi dimana kita berada.
Agar komunikasi antara Client dengan Server terjalin dengan baik, maka vibrasi dan frekuensi dari antena Client haruslah selaras (tuned-in) dengan frekuensi Servernya. Seperti Radio frekuensi, supaya bisa menerima informasi dari pusat, maka channel-nya harus di selaraskan (Chanelling). Yang artinya vibrasi dan frekuensi tubuh mereka harus selaras terlebih dahulu.
Vibrasi dan frekuensi antena kita bisa diselaraskan dengan cara menyetel Vibrasi dan frekuensi badan kita pada keadaan meditatif. Dalam kondisi Meditasi, dzikir, perenungan, keheningan dan seterusnya. Sesuai dengan keyakinan kita masing-masing, yang dipusatkan pada chakra tertentu dari tubuh kita, yang mana setiap chakra memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda.
Sedangkan pada Piramida, Candi dsb, penyelarasan ini bisa dilakukan dengan menggunakan suatu “Tuner” frekuensi, misal Kristal, atau juga bisa dengan mengkonsentrasikan akumulasi vibrasi chakra kita melalui suatu ritual massa.
Pineal gland sebagai mata ketiga, disadari atau tidak, sudah banyak di simbolisasikan oleh manusia, misal dengan patung Pine Cone pada bangunan Vatikan di Roma, juga pada tongkat Paus, juga pada banyak piktogram bangunan bersejarah.
Mata ketiga ini, dalam bahasa populernya kadang disebut sebagai “Indera ke enam”, yakni Indera yang berfungsi untuk 'sensing' hal hal yang bersifat metafisis dan spiritual. Makin kuat indera ke enamnya, makin mudah seseorang “berkomunikasi” dengan Tuhan.
Your eye is the lamp of your body. When your eyes are good, your whole body also is full of light. But when they are bad, your body also is full of darkness.
Mata yang di maksudkan adalah sebagai “eye” (tunggal), bukan “eyes” (jamak), Jadi tentu mata yang tunggal-lah yang dimaksud. Banyak pengetahuan yang tersembunyi di dalam kitab suci.
If your eye be single, then your body shall be full of light. Simak kata ‘eye’ dan ‘single’.
Konon pada jaman dahulu Indera inilah yang lebih banyak digunakan manusia daripada Indera indra fisik, sehingga peradaban mereka bisa jauh lebih maju yang kita kira dari sebelumnya. Namun secara ilmiah, seiring waktu, semakin lama semakin jarang digunakan orang, sehingga secara fisik Pineal Gland ini, ber-evolusi, semakin mengecil dan mengkerut (rudimenter).
Itu sebabnya orang jaman dahulu, lebih mudah mengakses informasi semesta, misalkan kapan Gunung Merapi akan meletus, gempa, bahkan kapan suatu daun akan jatuh, tanpa bantuan suatu alat. Kita menyebutnya mereka "sakti", padahal hanya soal mereka mudah mengakses informasi semesta. Dunia sains menyebutnya intuisi.
Para raja-raja jaman dahulu memahami bahwa jika seseorang bisa mengaktifkan kelenjar pineal, dengan vibrasi dan frekuensi tertentu, maka mereka akan bisa menarik apapun yang mereka inginkan tanpa batas. Apakah kita menyadari bahwa Nabi Sulaiman yang bisa memiliki kekayaan tak terbatas antar benua, dan di rahasiakan orang-orang tertentu? Ya, karena agar masyarakat dunia tidak mengetahui akan rahasia besar ini. Di abad 21 ini sudah ribuan penelitian tentang Pineal Gland ini, dan kini saatnya kita tahu manfaat besar dari penelitian ilmiah ini.
Pineal Gland semacam saklar utama untuk menyalakan pintu keberlimpahan. Ini berada di frekuensi 432 Hz. Dan sekarang sudah banyak metode membuat vibrasi dan frekuensi suara di 432Hz, untuk membantu aktivasi frekuensi otak dan tubuh kita agar selaras dengan frekuensi keberlimpahan.
Setelah mendengarkan audio dengan frekuensi 432 Hz ini, tubuh kita akan lebih rileks. Kita bangun tidur akan terasa lebih segar dan otomatis rezeki akan mudah berdatangan tanpa harus kita paksa-paksa seperti sebelumnya. Dan itu semua bermula dari perubahan frekuensi tubuh di 432 Hz.
