Perjalanan hidup mendiang Presiden Soeharto memang sangat kental dengan kehidupan olah batin dan laku spiritual. Berbagai daerah dikunjunginya dan dijadikan sebagai tempat untuk mendekatkan dirinya pada alam kebatinan Jawa. Salah satunya adalah di tempat ini yang konon diyakini mampu mengangkat derajat dan pamor Soeharto sehingga ia bisa berkuasa selama 32 tahun memimpin negeri.
Tempat keramat ini berupa sebuah mata air atau orang Jawa sering menyebutnya dengan sebutan sendang. Namanya Sendang Titis namun ada pula yang menyebutnya dengan nama Sendang Semanggi karena berada Dusun Semanggi, Desa Bangunjiwo, Kecamatan, Kasihan, Bantul.
Sendang Titis atau Sendang Semanggi ini terletak di lereng bukit cadas kapur bernama Bukit Sempu. Dari pusat Kota Yogyakarta, berjarak sekitar 15 km ke arah arah selatan atau jika mencapainya dengan berkendaraan akan memakan waktu kurang lebih 35 menit.
Di lereng bukit kapur dengan ketinggian sekitar 30 meter ini siapa pun orangnya harus berjalan kaki dengan melewati jalan berbatu menanjak yang licin. Sendang ini hanya berukuran sekitar 3 x 5 m saja, dipagari dengan tumpukan batu yang dinaungi oleh dua pohon beringin tua.
Mbah Purwoutomo (80), juru kunci Sendang Titis menceritakan tentang asal mula mata air keramat ini. “Tidak ada yang tahu pasti kapan terjadinya sendang ini, tapi yang jelas sudah berabad-abad sebelum kita ada,” terangnya.
Kata Titis pada nama Sendang Titis diambil dari suatu peristiwa yang terjadi yang mengiringi terbentuknya sendang ini secara gaib. Dahulu mata air di atas bukit tersebut mengeluarkan air sampai gemercik menetes seperti sebuah air terjun kecil. Peristiwa menetesnya air terjun kecil ini mirip sekali dengan peristiwa tetasan air hujan yang mengenai Tritisan atap-atap rumah Jawa jaman dahulu.
Tritisan atau kata dasarnya Tritis, dalam dalan bahasa Jawa berarti bagian emperan atau pojokan rumah adat Jawa. Sehingga dengan peristiwa tersebut, kemudian mata air tersebut dinamai dengan nama Sendang Titis, serapan kata dari bahasa Jawa yakni Tritis. Adapula anggapan lain yang menyatakan, kata Titis dari nama Sendang Titis ini berasal dari bahasa Jawa yaitu Titis yang berarti jitu. Konon diyakini, barang siapa saja orangnya yang melakukan laku sritual di tempat ini akan mendapatkan suatu petunjuk yang titis alias jitu.
Menaikan Pamor Soeharto
Sang juru junci mengatakan sendang ini dulunya merupakan tempat mendiang Soeharto untuk melakukan ritual olah batin. Ketika itu, Soeharto dikawal dengan ratusan prajurit militer, pengamanan dibuat beberapa ring atau lapisan hingga kawasan Sendang Titis benar benar-benar steril dari warga demi kekhusukan Soeharto menjalankan ritual.
"Saat itu, Pak Harto masuk ke area Sendang Titis sendiri sambil membawa sebuah keris. Pak Harto waktu itu hanya tidur di bawah pepohonan bambu yang terletak di bawah tebing bukit. Di situ Pak Harto tidur hanya beralaskan karung beras saja,” kata Mbah Purwoutomo sambil menunjuk pepohonan bambu di utara rumahnya tak jauh dari Sendang Titis berada.
Konon ada tata cara ketika seseorang akan melakukan ritual penyucian raga di Sendang Titis ini. Yang pertama-tama, niat harus bersih dan tidak boleh memiliki niat yang buruk. Setelah itu mengambil air sendang dengan tangan kanan, kemudian tangan kiri menepuknya sebanyak tiga kali. Kemudian, cipratkan air yang masih tersisa di tangan tersebut ke bahu kanan dan kemudian ke bahu kiri. Setelah itu, barulah berbilas dan menyucikan badan dengan cara mandi di sendang tersebut.
Guru Spiritual Soeharto
Mendiang Soeharto dahulu bisa sampai ke tempat ini bukan tanpa alasan. Hal ini terkait erat dengan adanya sosok seseorang yang disebut-sebut sebagai tokoh yang sangat dihormati oleh Soeharto semasa hidup sampai akhir hayatnya. Ia adalah Almarhum Romo Marto yang telah tutup usia pada tahun 1990 dalam umurnya yang ke 90 tahun.