Meditasi Jawa Serat Wedhatama


Kemandirian dalam mengatur kehidupan tanpa bantuan kitab-kitab agama atau nabi manapun yang disebut Manunggaling Kawulo Gusti .

Dalam Serat Wedhatama diajarkan 4 macam ibadah :

1.      Sembah Raga

2.      Ciptaan Ibadah

3.      Menyembah Jiwa

4.      Menyembah Rasa

Dari 4 tingkatan proses ini akan menuju Cahaya Ilahi

Dari dahulu, ajaran spiritualisme Jawa ini tidak mengenal ajaran yang penuh tabir yang menunjukkan hasil rekaan yang bisa dilihat dari cara menggunakan amalan dan mantra yang aneh-aneh. Spiritualisme Jawa tujuannya hanya ingin menemukan Cahaya Ilahi. 

Dan juga ajaran spiritualisme Jawa; dari dahulu tertib, teratur, runtut dan harmonis. Disini ditekankan bahwa Sembah Raga tidak lah cukup untuk dapat mencapai Cahaya Ilahi. Tetapi harus ditingkatkan sampai mencapai Sembah Roso. Didalam Serat Wedhatama proses ini diuraikan semuanya

Mengenai Cahaya Ilahi; hal ini tidak dapat dicari dan diciptakan. Karena dalam spiritualisme Jawa; di percaya bahwa Cahaya Ilahi adalah anugerah yang akan diberikan kepada semua orang (tanpa terkecuali) yang telah mencapai Sembah Roso.

'Manunggaling Kawulo Gusti' adalah pencapaian paling sempurna dari Ibadah Roso yang dianugerahkan Cahaya Ilahi (menyatu dengan Cahaya Ilahi). Dalam proses ini; Cahaya Ilahi tidak lagi dicari. Namun proses ini telah menyatu dengan manusia tanpa harus mencari lagi.

Pencapaian ini adalah pencapaian tertinggi dari manusia dalam pencarian Cahaya Ilahi. Hal ini yang disebut sebagai ‘Sangkan Paraning Dumadi’

Dalam Serat Wedhatama ada 4 macam meditasi:

1.      Meditasi sebagai Ritual

2.      Meditasi untuk Sang Pencipta

3.      Meditasi untuk Roh-diri

4.      Meditasi dengan Roso (merupakan gabungan dari ketiganya)

Ini adalah 4 tahap proses meditasi yang akan mengarah pada Cahaya Ilahi

Ajaran spiritualisme Jawa sejak awal tidak mengenal ajaran yang kabur yang menunjukkan hasil palsu yang terlihat dari penggunaan Mantra yang aneh dan praktek-praktek gaib lainnya. Tujuan spiritualisme Jawa hanya untuk menemukan Energi Ilahi Tuhan

Dan juga ajaran spiritualisme Jawa; sejak awal adalah: tertib, teratur, padu dan serasi. Ditekankan di sini bahwa Ibadah sebagai Ritual saja tidak cukup untuk mencapai Energi Ilahi. Namun harus ditingkatkan hingga mencapai Ibadah bersama Roso. 

Serat Wedhatama menjelaskan segalanya tentang proses ini.

'Manunggaling Kawulo Gusti' adalah pencapaian paling sempurna dari Meditasi Roso yang diberikan oleh Energi Ilahi (menyatu dengan Energi Ilahi). Dalam proses ini; Energi Ilahi tidak lagi dicari. Tetapi terintegrasi dengan orang tersebut tanpa perlu mencarinya lagi.

Pencapaian ini adalah tingkat tertinggi yang dapat dicapai manusia mana pun dalam pencarian Energi Ilahi. Ini disebut 'Sangkan Paraning Dumadi.

Menurut Spiritualisme Jawa; Harta, kemakmuran dan kemiskinan itu apa sebetulnya?

Didalam ajaran Jawa intinya adalah keselarasan jiwa dan raga. Tidak ada keharusan untuk menjadi Kaya atau Miskin. Semuanya harus disesuaikan dengan masing2 jiwa dan raganya.

Tidak ada larangan untuk menjadi sangat kaya tetapi diharapkan keselarasan dalam berkehidupan dengan lingkungannya Juga, tidak dianjurkan untuk menjadi sangat miskin diharapkan keselarasan dengan sewajarnya dalam berkehidupan

Kemakmuran tidak dimaksudkan sebagai kekayaan yang melimpah; tetapi memiliki penghasilan yang cukup untuk dirinya atau keluarganya

Intinya semuanya diharapkan seimbang dan selaras

Mengenai, Serat Wedhatama terdiri dari:

1.      Pangkur - Pemujaan tubuh

2.      Sinom - Penciptaan Penyembahan

3.      Pucung – Sembah Jiwa

4.      Gambuh – Menyembah Rasa

Bagaimana penerapannya dalam Meditasi Jawa?

Tentang Serat Wedhatama, yang terdiri dari:

1.      Pangkur - Meditasi Tubuh

2.      Sonoma – Meditasi Cipta

3.      Pucung - Meditasi Jiwa

4.      Gambuh - Perasaan Meditasi

Pelaksanaan meditasi tersebut di Jawa dapat dikategorikan dalam dua kelompok

Kelompok pertama: mengikuti semua 4 meditasi langkah demi langkah dan setiap langkah membutuhkan proses dan waktu

Kelompok kedua: mereka dapat melakukan semua proses (keempat meditasi) dalam satu waktu

Kedua kategori tersebut harus melalui proses yang tidak mudah dan waktu yang lama. Yang membedakan adalah pemahaman meditator terhadap proses yang dilaluinya.

Yang harus dipahami terlebih dahulu adalah: dalam Serat Wedhatama bagian ke 1  pada hakikatnya merupakan gambaran dasar kehidupan manusia di dunia nyata. Hal-hal yang diuraikan dalam Pangkur merupakan pedoman dasar bagi manusia dalam mempersiapkan diri menuju kesempurnaan.

Sembah Raga adalah penghormatan atau meditasi yang hanya dilakukan oleh tubuh kita. Tidak masalah, apa agama Anda dan meditasi ini paling sering dilakukan dan diajarkan kepada masyarakat umum yang ingin belajar meditasi untuk tujuan apapun. Meditasi Raga tidak bergantung pada ritual atau prosesi tertentu. Meditasi dapat dilakukan di mana saja dan oleh siapa saja

Padahal ini hanyalah Meditasi yang paling dasar; namun harus dipahami dengan benar agar bisa melanjutkan ke level berikutnya. Banyak orang menganggap Meditasi ini tidak berguna; namun sebenarnya Meditasi ini adalah awal dari pemahaman dan kemampuan untuk menuju ke tingkat yang lebih tinggi.

Yang ke 2 : Meditasi Sinom – Cipta. Bisakah Anda menjelaskan artinya?

Sinom dalam kehidupan digambarkan seperti anak yang menjelang dewasa (masa remaja) yang umumnya berada ditahap mencari Jati Diri, ingin berontak keluar dari aturan dll. 

Oleh karena itu, didalam Sinom dilakukan yang disebut Sembah Cipta.

Di dalam Sinom, di ajarkan mengenai cara untuk mengatur keinginan2 yang bergejolak dalam diri manusia. Sembah Cipta ini ditujukan agar manusia itu belajar memahami dirinya sendiri.

Disini diberi contoh nama2 besar di Jawa yang melakukan hal ini, seperti: Panembahan Senopati, Ratu Kidul dll. Disini di berikan gambaran bahwa kekayaan, kecantikan, kedudukan dan kewibawaan pun belum tentu bisa memberikan ketenangan batin.

Juga dijelaskan bahwa mempelajari ilmu2 yang datang dari luar belum tentu bisa memberikan ketenangan batin, juga.

Intinya adalah: Sembah Cipta ini adalah peningkatan diri dari Sembah Raga untuk bisa mengatur keinginan keduniawian manusia. Jadi, Sembah Cipta adalah meditasi yang lebih mendalam; dalam hal memahami diri sendiri.

Meditasi Ke 3 adalah Meditasi Pucung – Jiwa. Apa yang dimaksud dengan Meditasi Jiwa?

Pada Meditasi Jiwa ini, yang melaksanakan sudah mulai memahami Sembah Raga dan Sembah Cipta. Didalam Sembah Jiwa ini; pelaku meditasi belajar untuk mengenal Ruh diri sendiri. Karena didalam Meditasi Cipta di pelajari cara mengatur semua sifat keduniawian maka didalam Meditasi Jiwa ini pengenalan diri sudah lebih mendalam dan ketenangan jiwa sudah lebih bisa dikuasai.

Didalam Meditasi Jiwa ini, para pelaksana sudah terlihat di dalam kehidupan kesehariannya menjadi lebih sabar dan keinginan keduniawiannya sudah tidak menggebu-gebu lagi.

Jadi, peningkatan pemahaman ini dapat dilihat dari perilaku pelaksananya.

Dan, didalam meditasi Jiwa ini karena sudah lebih mengenal Ruh diri sendirinya; pelaksana sudah mulai belajar mengenal ROSO. Didalam Sembah Jiwa ini sudah mulai muncul kesadaran untuk menuju Sang Pencipta.

Bagaimana dengan meditasi ke 4 ?

(Meditasi Roso) Didalam Sembah Roso ini; pelaku dalam meditasinya sudah bisa memisahkan antara Roso dan Pangroso. Jadi didalam manembah benar2 Ruh sejatinya

Inilah yang disebut Manunggaling Kawulo Gusti dan Sangkan Paraning Dumadi

Inilah Meditasi Jawa yang sesungguhnya dan yang dituju oleh manusia.

Sejarah Serat Wedhatama

KGPAA MANGKUNEGARA IV DAN SERAT WEDHATAMA

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV lahir pada tanggal 3 Maret 1811 (Senin Pahing, 8 Sapar 1738 tahun Jawa Jumakir, Windu Sancaya) dengan nama kecil Raden Mas Sudira.

Semasa bertahta, MN IV mendirikan pabrik gula di Colomadu (sebelah barat laut kota Surakarta, telah ditutup) dan Tasikmadu, memprakarsai berdirinya Stasiun Kereta Api Solo Balapan sebagai bagian pembangunan jalur rel kereta api Solo – Semarang, kanalisasi kota, serta penataan ruang kota.

Pada masa pemerintahannya, pihak istana Mangkunegaran menulis kurang lebih 42 buku, di antaranya Serat Wedhatama, dan beberapa komposisi gamelan. 

Salah satu karya komposisinya yang terkenal adalah Ketawang Puspawarna, yang turut dikirim ke luar angkasa melalui Piringan Emas Voyager di dalam pesawat antariksa nirawak Voyager I tahun 1977.

Apa yang hilang dari pemahaman Serat Wedhatama? Yang kurang adalah pemahaman dasar tentang keyakinan KGPAA Mangkunegoro IV. Dia mengabdikan diri pada ajaran leluhur Jawa, titik.

Dia tidak mengharapkan kita untuk mengikutinya; ia hanya menyampaikan pemikiran dan pengalaman pribadinya. Hidup kita adalah pilihan kita sendiri untuk melakukan apa yang ingin di lakukan. Perbedaan utama antara keyakinannya dan keyakinan yang lain adalah tentang cara menemukan Tuhan. Dalam kepercayaan leluhur Jawa, pelajaran mendasar untuk menemukan Tuhan hanya dapat dilakukan melalui pemahaman mengenai tubuh, pikiran dan jiwa kita. Jadi, dia mencari kedalam diri sendiri melalui pemahaman tentang Meditasi Raga (Tubuh), Cipta (Pikiran), Jiwa (Ruh) dan akhirnya (jika Anda rajin) semoga Tuhan memberkati dengan Meditasi ROSO sebagai yang terakhir dan tertinggi. Banyak orang yang tidak memahami perkataannya, meski dibaca berkali-kali dan selalu memaksakan keyakinannya pada naskah ini. Dia menyebutkan ini dengan jelas di Sinom - ayat no. 24

Lamun sira paksa nulad,

Tuladhaning Kangjeng Nabi,

O, ngger kadohan panjangkah,

Wateke tan betah kaki,

Rehne ta sira Jawi,

Sathithik bae wus cukup,

Aywa guru aleman,

Nelad kas ngepleki pekih,

Lamun pangkuh pangangkah yekti karahmat.

Terjemahan bahasa Indonesia

Kalau kau ingin meniru,

karakter dari Nabi itu

Anakku, kau melangkah terlalu jauh,

budayanya berbeda,

karena kamu orang Jawa

dan kesederhanaan adalah hidup kita,

kelancangan bukan diri kita.

Mereka mendambakan meniru hidup kita,

tetapi, kalau kamu mengerti Jawa,

kamu pasti mengerti.

Kalau kau ingin meniru,

karakter dari Nabi itu

Anakku, kau melangkah terlalu jauh,

budayanya berbeda,

karena kamu orang Jawa

dan kesederhanaan adalah hidup kita

Dalam Serat Wedhatama ditekankan pentingnya memahami makna 'Bersatu dengan Tuhan'

Sebab, penjelasan detail tentang spiritualisme Jawa sejati yang masih bisa dibaca hingga saat ini dan mengupas secara lengkap makna hidup manusia -dari lahir hingga meninggal dunia- tertulis dalam Wedhatama; yang diciptakan oleh Mangkunegoro IV  (1809-1881)

Serat Wedhatama yang ditulis oleh Mangkunegoro IV sebenarnya karena kekecewaannya terhadap sikap keluarga dan anak kandungnya yang mengagungkan ajaran agama yang datang dari luar Jawa (rantau) dan merendahkan ajaran spiritualisme Jawa yang telah terbukti ketahanannya selama ribuan tahun.

Dalam Serat Wedhatama diajarkan hal-hal sebagai berikut:

1. Agama atau ageman bukan hanya tentang fisik; tetapi juga berupa makna yang harus dipahami dalam kehidupan

2. Ageman harus mampu membuat manusia berproses secara mandiri dan tidak tergantung pada petunjuk Kitab Suci manapun, atau Nabi dsb; yang bahasanya tidak diketahui atau dimengerti

3. Dalam Serat Wedhatama ditekankan pentingnya memahami makna 'Manunggaling Kawulo Gusti'

Banyak orang berpikir bahwa; kerendahan hati adalah kemiskinan, itu adalah konsep yang salah. 

Anda bisa menjadi sekaya yang Anda inginkan, tetapi Anda juga bisa menjalani hidup Anda sesederhana yang Anda inginkan. 

Jadilah kaya dan tetap rendah hati dalam hidup Anda.

Aku adalah Pemuja dan yang di Sembah



Aku tidak punya nama,

Aku seperti angin segar pegunungan.

Aku tidak punya tempat berlindung;

Aku seperti air yang mengembara.

Aku tidak memiliki tempat perlindungan, seperti dewa kegelapan;

Aku juga tidak berada dalam bayang-bayang kuil yang dalam.

Aku tidak punya kitab suci;

Aku juga tidak berpengalaman dalam tradisi.

Aku tidak berada dalam kemenyan

Menaikkan altar yang tinggi,

Bukan pula dalam kemegahan upacara.

Aku tidak berada dalam patung pahatan,

maupun nyanyian yang kaya dari suara merdu.

Aku tidak terikat oleh teori,

juga tidak dirusak oleh kepercayaan.

Aku tidak ditahan dalam perbudakan agama,

Juga tidak dalam penderitaan saleh para pendeta mereka.

Aku tidak terjebak oleh filosofi,

juga tidak terikat pada kekuatan sekte mereka.

Aku tidak rendah atau tinggi,

Aku pemuja dan disembah.

Aku bebas.

Laguku adalah nyanyian sungai

Memanggil lautan lepas,

Berkeliaran, mengembara,

Akulah Hidup.

Aku tidak punya nama,

Aku seperti angin segar pegunungan.

Kebenaran tidak memiliki nama, dan kebenaran tidak terbatas pada sistem pemikiran apa pun. Kebenaran bukanlah teori, teologi, filsafat. Kebenaran adalah pengalaman dari apa adanya. Kebenaran bukanlah intelektual atau emosional; kebenaran itu eksistensial.

Ini adalah tiga lapisan kesadaran manusia. Yang pertama adalah intelektual: ia berteori, berputar dan menjalin kata-kata indah, tetapi tanpa makna sama sekali. Ini adalah bagian yang sangat licik, sangat menipu. Itu bisa membuat Anda percaya pada kata-kata seolah-olah itu memiliki substansi. Itu berbicara tentang Tuhan, kebenaran, kebebasan, cinta, meditasi, tetapi itu hanya berbicara; itu hanya kata-kata dan kata-kata dan kata-kata. Kata-kata itu adalah cangkang kosong; jika Anda melihat jauh ke dalamnya, mereka berlubang.

Bagian ini melanjutkan dekorasi; ia menggunakan jargon besar untuk menyembunyikan kekosongan batinnya. Dan seluruh pendidikan kita -- sosial, agama, budaya -- hanya terdiri dari kata-kata. Itu hanya memupuk bagian intelektual dari keberadaan kita, yang paling dangkal. Melalui intelek Anda tidak dapat mencapai yang ilahi, melalui intelek Anda akan tersesat di hutan kata-kata. Begitulah cara jutaan orang tersesat. Antara Anda dan Tuhan penghalang terbesar adalah apa yang disebut kecerdasan Anda. Ingat, kecerdasan Anda bukanlah kecerdasan. Kecerdasan adalah masalah yang sama sekali berbeda.

Akal adalah koin semu; itu berpura-pura menjadi kecerdasan tetapi sebenarnya tidak. Dan karena Anda tidak mengetahui yang sebenarnya, Anda dengan mudah tertipu oleh yang tidak nyata, oleh yang semu. Waspadalah terhadap lapisan intelektual keberadaan Anda, yang paling berkembang; itulah bahayanya. Yang paling dangkal adalah yang paling dibudidayakan. Yang paling dangkal adalah yang paling bergizi. Dari sekolah ke universitas, yang dangkal dipelihara, diperkuat. Dan perlahan, perlahan Anda terjebak di dalamnya, Anda menjadi terperangkap. Kemudian orang berpikir tentang cinta; mereka tidak merasa, mereka hanya berpikir.

Krishnamurti menceritakan sebuah kejadian yang terjadi ketika dia sedang bepergian dengan mobil. Mobil itu secara tidak sengaja menabrak seekor hewan malang, tetapi dua orang di dalam mobil itu tidak memperhatikan apa yang terjadi karena mereka asyik bercakap-cakap tentang bagaimana cara waspada!

Ini adalah situasi mayoritas umat manusia.

Tuhan hadir di mana-mana. Kemana pun Anda berpaling, Dia ada Buka matamu, Dia ada, tutup matamu dan Dia ada -- karena tidak ada yang lain.Tuhan berarti isness. Apa pun yang berpartisipasi dalam keberadaan adalah ilahi. Tapi Anda tidak melihat; Anda terus berbicara tentang Tuhan, berdiskusi. Anda telah menjadi sangat pintar dalam membelah rambut, dalam memotong logika. Anda telah menjadi begitu penuh dengan sampah, yang Anda sebut pengetahuan, karena Anda dapat mengulang Alquran, Alkitab, weda seperti burung beo. Anda harus menyadari lapisan berbahaya yang mengelilingi Anda seperti cangkang keras.

Kata 'Tuhan' bukanlah Tuhan, dan kata 'cinta' juga bukan cinta. Jika Anda terlalu asyik fi masyuk dengan kata 'tuhan', Anda akan terus merindukan Tuhan selamanya. 

Jika Anda terlalu tertarik dengan kata 'cinta' maka Anda bisa pergi ke perpustakaan, Anda bisa membaca semua buku -- dan ada jutaan yang ditulis tentang cinta oleh orang-orang yang tidak tahu apa-apa tentang cinta -- Anda bisa mengumpulkan informasi hebat tentang cinta, tetapi mengetahui tentang cinta bukanlah mengetahui cinta. Mengetahui cinta adalah dimensi yang sama sekali berbeda.

Pengetahuan tentang cinta sangat sederhana; Anda bisa menjadi ensiklopedia berjalan. Anda dapat mengetahui semua teori cinta tanpa pernah menguji teori apa pun dalam pengalaman Anda, tanpa pernah menjalani cinta sesaat pun, tanpa merasakan apa itu cinta.

"Aku seperti angin segar pegunungan...Tuhan tidak tua atau baru, atau Tuhan adalah yang paling kuno, dan segar seperti titik embun di matahari pagi - karena hanya Tuhan.Tuhan tidak bersifat sementara; itu bukan milik dimensi waktu. Oleh karena itu Anda tidak dapat menyebutnya lama atau baru - itu segar, perawan. Anda tidak perlu masuk ke dalam tulisan suci. Anda tentu harus masuk ke angin sepoi-sepoi yang melewati pohon pinus, Anda tentu harus masuk ke dalam keharuman yang dikeluarkan oleh bunga-bunga".

Sekarang...! Anda harus masuk ke dalam Saat ini dengan keseluruhan diri Anda, Anda harus bersantai di sini sekarang, dan semua kitab suci akan diwahyukan kepada Anda. Alquran, Weda dan Gitas akan dibacakan dilubuk hati terdalam Anda. Maka Anda akan mengetahui bahwa semua tulisan suci adalah benar; tetapi pertama-tama kitab suci batin Anda sendirilah yang harus diketahui dan dipahami.

"Aku tidak punya tempat berlindung,

Aku seperti air yang mengembara.”

Tuhan adalah kehidupan - maka Tuhan adalah gerakan, maka Tuhan adalah perubahan yang konstan; itulah paradoks keberadaan. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah berubah namun terus berubah. Di inti terdalam semuanya tetap sama, tetapi di keliling tidak ada yang sama. Tuhan itu berubah dan tidak berubah. Tuhan adalah keabadian dan perubahan.

Jika Anda melihat dunia, Anda melihat Tuhan yang nyata, yang terus berubah - itu seperti sungai yang bergerak dan bergerak - tetapi jika Anda melihat yang tidak berwujud, maka Tuhan selalu sama. Tuhan adalah keduanya. Dunia ini tidak terpisah dari Tuhan. Anda tidak perlu pergi mencari Dia di tempat lain; Dia tersembunyi di sini, Dia bermain petak umpet di sini.

"Aku tidak berada dalam dupa yang

dipasang di altar tinggi,

tidak juga dalam kemegahan upacara.

Aku tidak berada dalam patung pahatan,

tidak pula dalam nyanyian pujian dari suara merdu.

Aku tidak terikat oleh teori,

juga tidak dirusak oleh kepercayaan.

Aku tidak terbelenggu oleh agama,

juga tidak terjerat dalam penderitaan para pendeta mereka. Aku adalah Pemuja dan yang di Sembah”.

Pernyataan itu memiliki nilai yang luar biasa: Aku adalah pemuja dan yang disembah. 

Anda adalah pencari dan yang dicari, 

Anda adalah pemuja dan dewa, 

Anda adalah kuil dan Penguasa kuil. 

Anda tidak perlu pergi ke mana pun. 

Jika Anda perlu pergi ke mana pun itu hanya ke dalam, ke dalam interioritas Anda sendiri.

"Aku tidak rendah atau tinggi, Aku adalah Penyembah dan yang di Sembah. Aku bebas. Laguku adalah nyanyian sungai. Memanggil lautan lepas, Mengembara, mengembara, dan mengembara, Aku adalah Kehidupan".

Ilmu Titen warisan Spiritual Jawa

Ilmu Titen adalah Pengetahuan Leluhur untuk Melestarikan Alam

Orang Jawa hidup tidak hanya untuk menyehatkan tubuh, tetapi juga untuk menyehatkan indra. Aktivitas kita sehari-hari selalu berbaris dengan tanda-tanda, tanda-tanda kecil yang menaikkan hati yang waspada. Dan lahirlah sebuah pengetahuan yang disebut pengetahuan titan: sebuah tindakan mengamati tanda-tanda kecil dunia besar untuk memahami firman rahasia Tuhan.

Tidak semua tanda harus dicari dengan rasa yang rumit, namun dengan rasa yang dahsyat, yaitu mengingat, mendengarkan, dan menyatukan rasa dengan suara dan pergerakan dunia. Kata leluhur jawa, jika dunia selalu memberi nasehat, hanya manusia yang harus luas nalarnya untuk membaca.

Ilmu Titen Sebagai Pelajaran

Ilmu Titanic adalah pengetahuan yang terdiri dari memori tindakan dan peristiwa. Apa yang terjadi, terekam dalam perasaan, lalu menjadi pedoman setelahnya. Oleh karena itu, orang Jawa tidak tergantung pada buku kering atau teori barat, tetapi pada ingatan dan perasaan yang selalu sabar dan mengingat.

Misalnya, jika cuckoo berbunyi di pagi hari, orang tua kita selalu bilang: akan ada pengunjung. Bukan karena mistis, tapi karena dilakukan berkali-kali sehingga pengetahuan terus-menerus.

Hubungan antara sains Titan dan Kosmologi Jawa

Dalam filsafat Jawa, alam semesta terbagi menjadi dunia kecil (manusia) dan dunia besar (alam semesta). Segala sesuatu di dunia besar adalah cermin bagi dunia kecil.

Jika bintang-bintang tampak bersinar terang saat musim kemarau, itu tandanya ladang akan mengering, artinya petani harus berhati-hati. Jika angin barat ringan tapi stabil, itu pertanda perubahan cuaca.

Oleh karena itu titanisme bukan sekedar soal ramalan, tetapi latihan spiritual untuk menyatu dengan irama dunia. Orang bijak adalah orang yang selalu melatih kesadaran dan kewaspadaan, mengabaikan tanda-tanda kecil yang membawa pemahaman yang besar.

Titans dari Suara dan Binatang

Hewan juga bisa menjadi guru. Orang jawa dulu selalu nonton : Kumpul pipit di pinggir sawah siap panen. Suara kadal memeriksa saat kata-kata dibuat, kadang dianggap sebagai tanda bahwa kata tersebut mengandung kebenaran. Anjing itu diam, lalu bersenandung bersamaan di malam hari, pertanda seseorang sedang melewati dunia tanpa berkedip.

Semua ini adalah tanda pembaca mengingatkan orang untuk tidak egois, tetapi untuk selalu ingat bahwa ada orang lain yang hidup bersama di dunia ini.

Dimensi Spiritual Ilmu Titen

Ilmu pengetahuan bukan hanya catatan pengalaman, tetapi juga berjalan dari hati. Orang yang bersemangat, sabar, dan selalu tahu indranya akan lebih peka terhadap tanda-tanda. Inilah yang disebut orang jawa sebagai menumbuhkan perasaan.

Ketika manusia memproses indra, mereka dapat mendengar suara halus alam semesta: tidak hanya suara burung atau suara angin, tetapi suara alam semesta batin yang dapat membimbing jalannya kehidupan.

Logika Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Modern

Meskipun mungkin tampak seperti takhayul, ilmu titanic sering dapat dijelaskan dengan menggunakan logika ilmiah :

Orang jawa tau kalau pagi ada awan merah di timur, sore hari hujan. Ini menurut meteorologi adalah pantulan sinar matahari pada partikel air di udara.

Jika lebih banyak burung terbang ke selatan di musim panas, akan ada musim hujan. Secara ilmiah, pola imigrasi hewan yang mengikuti siklus iklim.

Oleh karena itu, ilmu titan tidak hanya takhayul, tetapi pengetahuan empirik yang dipelajari dari alam dari generasi ke generasi.

Kesimpulan :

Ilmu Titanic adalah warisan spiritual Jawa yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Dia berisi 

Nasihat spiritual untuk bersatu dengan dunia.

Etika hidup untuk selalu waspada dan waspada.

Logika ilmiah alami dipelajari dari tanda dan pengalaman.

Ilmu Titanic ibarat cermin alam, dan yang telah membaca tandanya adalah mereka yang tahu cara hidup bersama dunia. Para leluhur Jawa telah memperingatkan: “Hidup harus berhati-hati, karena setiap suara dan tanda adalah pemandangan. "” 

Konsep Manunggaling Kawulo Gusti

Kantuk Yang Tak Berujung Lelap 

Konsep Manunggaling Kawulo-Gusti adalah sebuah konsep tentang apa yang oleh Serat Wedhatama diistilahkan sebagai “Roroning Atunggil” 

Konsep kemanunggalan dalam budaya Jawa bukanlah kemanunggalan di mana dua unsur melebur menjadi satu dan tak lagi dapat dibedakan. Kawula dan Gusti, meski tak dapat dipisahkan, tapi tetap dapat dibedakan. 

Seperti yang diperlambangkan oleh Wedhatama dengan Gula dan Manisnya.

Pada konsep Ketuhanan, istilah pamor tersebut dapat terjadi ketika segala hijab (warana) antara kawulo (suksma sejati) dan Gusti (suksma kawekas) tersingkap. 

Suasana itu tak ubahnya suasana 

Kantuk Yang Tak Berujung Lelap 

(Liyep Layaping Aluyup).

Liyep layaping aluyup terjadi ketika frekuensi otak berkisar di antara 7-13 Hz. 

Di antara pikiran sadar dan bawah sadar, yang membelah tetapi juga menyatukannya, terletak tingkat kesadaran ketiga: Supra Sadar. Keadaan ini dimulai pada garis pemisah yang halus antara tidur dan bangun. 

Jika Anda dapat menangkap pikiran Anda tepat pada saat Anda tertidur, atau pada saat yang sekilas sebelum kesadaran Anda naik ke kesadaran penuh, Anda mungkin menemukan bahwa Anda dapat dengan lembut tergelincir ke alam semi- Super Sadar, atau masuk ke dalam kesadaran Supra Sadar penuh.

Tan samar pamoring suksma

Sinuksmaya winahya ing asepi

Sinimpen Telenging Kalbu

Pambukaning warana

Tarlen saking liyep layaping aluyup

Pindha pesating sumpenan

Sinimpen ing rasa jati

—Serat Wedhatama

Tiada ragu berkumpulnya Suksma

Merasuk ke wadah keheningan

Dipendam dalam Pusat Hati

Tersingkapnya hijab 

Tiada lain seperti kantuk yang tak berujung lelap 

Tersusupi Rasa Sejati.

Manunggaling Kawulo Gusti



Jangan percaya bahwa pembebasan dan samsara ada di suatu tempat di luar sana, ia ada di sini, dalam diri kita. 

Intinya adalah ini : kita perlu tahu bagaimana untuk melarutkan pikiran. Tanpa mengetahui ini, kita tidak dapat menghapus karma dan emosi mengganggu. Dan dengan demikian fenomena karma tidak lenyap; pengalaman terdelusi tidak berakhir. Kita memahami juga bahwa satu pikiran tidak dapat membatalkan pikiran lain. Satu-satunya yang dapat melakukan ini adalah 'keterjagaan bebas-pikiran' (thought-free wakefulness). 

Ini bukan suatu keadaan yang jauh dari kita: 'keterjagaan bebas-pikiran' benar-benar ada bersama dengan setiap pikiran, tidak terpisahkan darinya -- tapi pemikiran mengaburkan atau menyembunyikan kenyataan mendasar ini. 'Keterjagaan bebas-pikiran' langsung muncul pada saat pikiran larut, pada saat pikiran lenyap, menghilang, runtuh.

Cukup tangguhkan pemikiran Anda dalam keadaan jaga tanpa-melekat: itulah pandangan yang benar. Satu hal penting dalam ajaran tentang intisari pikiran adalah bahwa ajaran itu harus sederhana dan mudah untuk dilatih. Semakin sedikit Anda melekat dan memegang, semakin terbuka dan bebas ia.

Batin adalah kosong, sadar, menyatu, tak terbentuk. Harap jadikan arti dari kata-kata ini sesuatu yang menunjuk pada pengalaman Anda sendiri. Anda juga dapat mengatakan, batin adalah "kesatuan tak-terbentuk dari pengenalan-kosong." Ini adalah kata-kata yang sangat berharga dan mendalam. "Kosong" berarti bahwa pada dasarnya batin ini adalah sesuatu yang kosong. Hal ini mudah untuk disepakati : kita tidak bisa menemukannya sebagai benda. Ia tidak dibuat kosong oleh siapa pun, termasuk oleh kita -- sekadar kosong secara alami, sejak awal begitu.

Pada saat yang sama, kita juga memiliki kemampuan untuk tahu, untuk mengenal, yang juga sesuatu yang alami dan tidak dibuat. Kedua kualitas ini -- kosong dan tahu -- bukan dua entitas yang terpisah. 

Keduanya adalah kesatuan tak terpisahkan. 

Setiap kali ada pikiran dualistik, ada pengalaman terdelusi. Pengalaman terdelusi dari makhluk hidup disebut tidak murni karena terlibat dengan karma dan emosi-mengganggu. Dalam pengalaman terdelusi, ada upaya untuk menerima dan menolak, ada harapan dan ketakutan. Harapan dan ketakutan adalah menyakitkan : itulah penderitaan. Setiap kali ada pemikiran, terdapat harapan dan ketakutan. Setiap kali ada harapan dan ketakutan, di situ ada penderitaan.

Pengalaman meditasi seorang yogi bebas dari membiarkan pikiran normal. Ini adalah sesuatu yang lain daripada terlibat dalam pemikiran normal. Kita bisa menamakannya keadaan shamatha atau vipassana atau nama lain, tetapi pada dasarnya tidak sama dengan berpikir biasa. Pengalaman-pengalaman meditasi seorang yogi adalah baik dan mereka menjadi nyata karena membiarkan batin menetap dalam keseimbangan. Yang paling terkenal dari suasana batin meditatif disebut kebahagiaan, kejernihan dan tanpa-pikiran. Suasana batin itu terjadi selama meditasi vipassana, tetapi dapat juga muncul selama praktik shamatha. Melalui pelatihan meditasi, pikiran menjadi lebih jelas, lebih jernih. 

Tetapi jika kita tidak terhubung dengan seorang guru yang kompeten dan jika kita tidak tahu cara-cara yang tepat dalam menangani keadaan-keadaan meditatif ini, kita mungkin menganggap bahwa kita adalah makhluk tercerahkan yang luar biasa. Itu menjadi hambatan; bahkan dapat menjadi rintangan yang berat.

Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti

Tuhan Didalam Diri

Rahasia Suci yang disembunyikan dari bangsa-bangsa di masa lalu telah diungkapkan kepada Anda. Paulus adalah seorang Ibrani dan dia juga seorang Yahudi. Sangat penting untuk mengetahui siapa Paulus. Itu bukan orang yang sebenarnya. Itu adalah sekolah pemikiran gnostik, itu adalah kebijaksanaan esoteris. Siapa pun itu, mungkin sekelompok orang, mungkin sebuah sekolah, mungkin Apollo, karena itulah artinya. Ada empat kasta menurut freemason. Kita hidup di bawah sistem freemason apakah Anda suka atau tidak. Menurut sistem ini, ada empat kasta spiritual umat manusia. Ada orang Ibrani di atas, dan ada kasta di atasnya – disebut Kelios, yang disempurnakan, dan jumlahnya sangat, sangat sedikit. Lalu orang Yahudi, lalu orang Israel dan coba tebak siapa yang paling bawah? Orang Kristen. Mereka adalah prajurit infanteri. “Pergilah berperang. Kami akan membuat seragam seperti yang telah kami lakukan sebelumnya.” Ini bukan ras, ini kasta. Paulus adalah orang Ibrani dan Yahudi tetapi dia tidak menyadari pangkat Telios di atasnya tetapi dia jelas salah satu dari para freemason yang mengetahui Ilmu Rahasia. Dan rahasia Suci adalah Kristus di dalam, bukan Kristus di luar karena tidak pernah ada.”

Di bawah otak bagian dalam terdapat kolostrum, atau dikenal juga sebagai kolostrum suci karena mengeluarkan cairan. Sekresi dan rahasia adalah kata yang sama. Cairan tersebut melewati kelenjar pineal dan kelenjar pituitari dan berubah menjadi gaya listrik. Ada tiga saraf yang menuju ke tulang belakang, yaitu sumsum tulang belakang, pingala, dan ida. Pingala berasal dari kelenjar pineal dan bersifat elektrik serta jantan, dan menuju ke sumsum tulang belakang.

Di sisi lain adalah kelenjar pituitari, yang feminin dan merupakan “Maria”… “Joseph dan Maria, madu dan susu karena mereka masing-masing mengeluarkan madu dan susu. Dia mengirimkan energi magnetik. Cairan tersebut mengalir hingga ke chakra sakral, chakra bawah kedua, di bawah ulu hati. Sakral adalah kata rahasia dan rahasianya ada di atas di surga, di otak besar, kolostrum suci, atau dengan kata lain, Kolostrum Santa dan Anda harus turun hingga ke cerobong asap untuk membawa hadiah ke tempat suci tempat pleksus suci terhubung ke lima tulang sakral dari 33 ruas tulang belakang.

Ada 5 bagian tulang belakang. Bagian paling bawah kedua adalah 5 tulang belakang yang menyatu yang disebut “tulang belakang sakrum”, jadi ini adalah “Rahasia Suci”. Setiap 29 setengah hari, bulan akan berada di tanda matahari Anda saat Anda lahir. Saat bulan ada di sana, dalam cairan itu ada benih yang lahir dan lahir di Ulu Hati, Telenging Ati, atau di sebut sebagai: Solar Plexus. 

Jadi setiap bulan, saat bulan berada di tanda matahari Anda, “benih” itu ditempatkan di Betlehem. Betlehem adalah ulu hati. 

Itu adalah Virgo di cakra ke-3, ulu hati, daerah perut. Itulah Betlehem, rumah roti. Virgo adalah orang yang memegang selubung gandum di tangannya. Beth berarti “rumah” dan lehem berarti “roti”. Dia adalah ibu perawan dari anak itu, benih yang lahir di ulu hati setiap bulan. Jika kita memakan buahnya, minum alkohol atau berhubungan seks selama masa menstruasi, benih itu akan terbuang sia-sia, hilang selamanya. Pria yang sedang orgasme baru saja menyia-nyiakan benih itu dan ia telah merusak sekresi Kristus yang berasal dari Sinterklas, kolostrum, yang dibedakan oleh kedua orang tua anak itu, Yusuf dan Maria yang sedang menantikan kedatangan Kristus kembali. Jika Anda tidak menyia-nyiakan benih Kristus itu, Anda kemudian dapat mengubah benih itu saat ia terus bergerak ke atas dan kembali ke tempat asalnya.

Yang terjadi pada akhirnya adalah cairan ini sampai ke suatu tempat yang disebut pons dan medula oblongata, yang merupakan salah satu dari empat otak manusia. 

Kita memiliki otak besar, otak kecil, medula oblongata, dan ulu hati. 

Ketika sampai di sana, cairan ini melewati saraf pneumogastrik: pneumo yang berarti udara, atau paru-paru, dan gastrik adalah lambung. Jadi, ini adalah saraf yang mensuplai lambung dan paru-paru. Jika Anda melihatnya, saraf ini tampak seperti pohon. Kedua saraf tersebut berasal dari kelenjar pineal dan kelenjar pituitari di salah satu dari empat ruang yang disebut empat ventrikel di otak. Di antara kedua kelenjar tersebut terdapat talamus optikus.

Ketika minyak naik dan melewati saraf pneumogastrik, ia akan “disalib”. Yusuf dan Maria senang bahwa putra mereka disalibkan karena kecuali ia disalibkan, ia tidak dapat menyelamatkan dunia. Anda tidak dapat diselamatkan kecuali minyak itu menyentuh thalamus optikus, yang berbentuk seperti Telur.

Telur kosmik di mana Semar lahir. 

“Karena kami adalah Tanah Suci.”

Uninong Aning Unong

Jalaluddin Rumi berpendapat bahwa seluruh benda yang tergelar di jagat raya ini adalah manifestasi (tajalli) atau pengejawantahan Tuhan. Allah tidak mewujud, tapi meliputi seluruh wujud, begitu antara lain tertulis dalam "Fihi ma Fihi", salah satu kumpulan karya sastra sufistiknya.

Dengan maksud yang sama, orang Jawa mengatakan: "Gusti Allah ora maujud, nanging nglimputi sakehing wujud". Rumi juga mengatakan, Tuhan tidak dapat dibayangkan seperti apa. "Apa pun bayangan Anda tentang Tuhan, Ia berbeda dengan itu", begitu konsep awal kaum sufi.

Cangkriman (teka-teki) guyonan antara punakawan Petruk dengan cantrik (santri) Begawan Abiyasa. "Ana kanthi kang tansah kinanti-kanthi, nanging yen didumuk dudu" (Ada teman yang selalu (diajak) ikut serta, tetapi, jika diraba bukan).

"Apakah itu?" tanya cantrik setelah pusing berpikir tujuh keliling. Jawab Petruk entheng (ringan): "Bayangan (ayang-ayang). Memang betul, bayang-bayang bukanlah eksistensi yang sebenarnya apa yang membayang. Orang Jawa menyimpulkan: "Gusti Allah tan keno, kinoyo ngopo (Allah, tidak bisa direka-reka)". Tidak bisa dibandingkan dengan apa pun. Beyond intellect. Di luar jangkauan nalar.

Dalam istilah Ki Ageng Suryomentaram disebut sebagai “rasa; aku bukan kramadhangsa” atau “aku kang madeg pribadi” atau saya sebut sebagai Rahsa Sejati. Itulah paraning dumadi manusia, tak berada jauh di atas langit sana, tetapi ada dalam setiap pribadi kita masing-masing. Kesadaran ini dapat menjelaskan pula mengapa nenek moyang bangsa kita dulu jika berdoa tidak menengadah sambil menatap langit, melainkan cukup dengan telapak tangan memegang dada. 

Dalam maneges pun tersebutlah NIAT INGSUN, yang bermakna Ingsun ing sajroning aku, Aku ing sajroning Ingsun. 

Konsep KGPAA Mangkunegoro ke IV sebagai Roroning Atunggil, dwi tunggal, atau Manunggaling Kawula Gusti. 

Sebuah pelataran spiritual yang pernah pula digelar oleh Ki Ageng Kebo Kenongo (Ki Ageng Pengging) bersama Syeh Lemah Abang (Syekh Abdul Jalil) sebagai UNINONG ANING UNONG.

Mengurusi tiap tetes embun yang hadir sebelum kokok ayam jago.

Menyamar menjadi para peminta hanya untuk menyapaku.

Ada kalanya meniupkan angin untuk menggugurkan dedaunan di depan rumah.

Dan kadang, bisa aku temukan dalam senyuman mbok jamu di pasar itu.

Sangkan Paraning Dumadi

Tuhan adalah Sangkan Paraning Dumadi”, asal usul dan tujuan akhir makhluk. Leluhur kita menyebutnya “tan kena kinaya ngapa”, tak dapat disepertikan, Acintya. Terhadap Tuhan, manusia hanya bisa memberikan sebutan sehubungan dengan peranan-Nya. Gusti Kang Murbeng Dumadi (Penentu nasib semua mahluk), Gusti Kang Murbeng Gesang (Penguasa kehidupan), Gusti Kang Maha Agung (Tuhan Yang Maha Besar) dll yang dikenal dengan “Ekam Sat Viprah Bahuda Vadanti” artinya “Tuhan itu satu tetapi para bijak menyebut-Nya dengan banyak nama”.

Perjalanan manusia menemukan Tuhannya digambarkan seperti perjalanan Bima, satria Pandawa mencari susuhing angin, sarangnya angin. Mencari TAPAKE KUNTUL NGLAYANG, jejaknya burung yang terbang, mencari galihing kangkung, intinya sayur kangkung yang kosong. Sebelum bertemu dengan Dewa Ruci, Bima dalam samudera kehidupan harus mengalahkan naga ganas keduniawian yang membelitnya dengan kuat dan erat. Kesungguhan hatinya, naga dapat dikalahkan dengan kuku pancanakha, dan Bima bertemu dengan Dewa Ruci, wujud kembarannya yang kecil. Dewa Ruci meminta Bima memasuki dirinya lewat telinganya. Pada awalnya Bima ragu-ragu, wujud dirinya besar sedang wujud Dewa Ruci kecil. Dewa Ruci mengatakan, besar mana antara diri Bima dengan samudera dan jagad raya, karena seluruh jagad raya ini bisa masuk ke dalam dirinya.

Leluhur kita menggambarkan wadag, raga ini sebagai warangka, sarung keris, sedang roh kita adalah curiga, kerisnya Manusia hidup di alam ini disebut curiga manjing warangka, keris di dalam sarungnya. Setelah manusia sadar atas ketidaksempurnaan duniawi ini dan dapat melepaskan dari belitan naga ganas duniawi dan yakin pada dirinya yang sejati, maka dia dapat memasuki dirinya yang sejati, seperti Bima yang memasuki Dewa Ruci. Di dalam diri Dewa Ruci ini ternyata sangat luas, alam pun berada pada dirinya. Leluhur kita menggambarkan peristiwa ini ibarat warangka manjing curiga, sarung keris masuk kedalam keris, kodok ngemuli lenge, katak menyelimuti liangnya, Manunggaling Kawula Gusti, bersatunya makhluk dengan Keberadaan. Selama ini manusia diibaratkan golek banyu apikulun warih (manusia mencari air sedang dirinya memikul air).

Rahayu🙏

Dengarkan Suara Jangkrik

Dalam Buku Kedua, Canto Empat Belas dari Savitri, Aswapati dituntun ke alam jiwa-dunia atau alam psikis “oleh sebuah suara misterius” Suara seruling, jangkrik, guntur, dan laut. Suara lonceng gelang kaki dan lebah.

Dalam Catatan Yoga , beberapa bunyi ini dirujuk di mana Sri Aurobindo berbicara tentang pengembangan kemampuan pendengaran halus, śravana atau sūkshma śabdadrishti , yang merupakan bagian dari kemampuan vishayadrishti atau persepsi indra halus yang lebih umum. Pada awal Agustus 1919, ia menulis dalam buku hariannya:

Sravana datang dengan kekuatan atau kegigihan hanya dalam suara simbolik lama, jangkrik, detak, lonceng, guntur, dll....

Sebuah celah terang muncul jauh di Ruang Pikiran yang mengarah ke kedalaman Tuhan. Celah itu memanggilnya dengan ekstase Cahaya yang bergetar dan Aswapathy memasuki lorong seperti terowongan. Ia dituntun oleh suara misterius yang merupakan gabungan dari banyak suara, seperti seruan seruling, nada jangkrik, lonceng gelang kaki, denting kafilah, gong kuil, nyanyian lebah, gelombang laut.

Suara-suara halus yang menunjukkan kemajuan dalam Yoga

Ketika Yoga memasuki kondisi trans yang lebih dalam, panas Kundalini mulai mengalir melalui tubuh, tubuh halus diaktifkan dan otak mengalami keheningan alami yang bergema. Sang Yogin mengalami rasa kemurnian, peremajaan, dan kewaspadaan di dalam. Pada titik ini, seseorang mungkin mendengar suara-suara halus di telinga, mencium bau dupa yang terbakar atau wewangian bunga (yang berasal dari non-duniawi) dan memperoleh penglihatan ke dunia gaib. Suara-suara yang didengar sang Yogin cenderung bervariasi tergantung pada bidang kesadaran batin yang sedang dijalani seseorang.

Anda harus memfokuskan kesadaran atau Arus batin Anda di tengah alis — titik pertemuan saluran Ida dan Pingla — yang dikenal sebagai gerbang kesepuluh, Sushumna, Cakra Ajna atau mata ketiga. Praktisi akan mencapai satu titik melalui praktik ini. Dengan kata lain, tanda alam cahaya (bindu) yang paling halus dan paling cemerlang akan muncul. Dengan tanda cemerlang itu, Suara batin juga akan terwujud.

Pertama-tama Suara itu berasal dari bindu atau Cakra Ajna (mata ketiga). Seorang praktisi yang dapat menarik pikirannya dari sembilan gerbang tubuh dan berkonsentrasi di gerbang kesepuluh, hanya dia yang mampu mendengar Suara halus itu.

Tubuh ini adalah tempat suci yang suci (Ka'bah, tempat tersuci dalam Islam) yang diciptakan oleh Sang Ilahi, dan di dalamnya terdapat lengkungan (alam semesta makrokosmos yang lebih tinggi yang dimulai dari gerbang kesepuluh). Itu adalah tempat suci di dalam, di mana Suara Ilahi bergema. Wahai praktisi, dengarkanlah dengan konsentrasi penuh; Suara yang berasal dari Sang Ilahi terus-menerus bergema dan memanggil Anda.

Pesan spiritual yang dibawa oleh suara jangkrik sering kali berhubungan dengan kelimpahan, keberuntungan dan transformasi pribadi .

Sepanjang sejarah, kehadiran jangkrik telah dirayakan sebagai tanda keberuntungan dan pertanda positif . Dalam banyak budaya, terutama di Asia, mendengar jangkrik di malam hari memiliki makna spiritual yang mendalam. Makhluk kecil ini diyakini dapat menarik kekayaan dan kemakmuran.

Hubungan antara jangkrik dan kelimpahan berakar dalam kearifan tradisional. Pola kicauan mereka yang terus-menerus dianggap menciptakan getaran yang selaras dengan frekuensi kemakmuran dan kesuksesan.

Simbol Kelimpahan dan Keberuntungan

Kaitan antara jangkrik dan keberuntungan sudah terjalin erat di banyak budaya. Kehadiran mereka, terutama saat terdengar di malam hari, sering dianggap sebagai tanda kuat akan datangnya kelimpahan dan kemakmuran. Kearifan kuno mengajarkan bahwa kehadiran jangkrik dapat menarik energi positif dan berkah materi ke dalam hidup Anda.

Pertimbangkan untuk membuat ruang khusus di rumah Anda tempat Anda dapat mendengarkan suara jangkrik dan menetapkan niat untuk kekayaan dan kesuksesan. Banyak praktisi seni spiritual percaya bahwa menyelaraskan praktik manifestasi Anda dengan ritme alami, seperti kicauan jangkrik, dapat meningkatkan efektivitasnya dan memberikan hasil yang lebih cepat.

Jadi mulailah meditasi. Dengarkan " Suara Jangkrik "

Diri Sejati Melampaui Segalanya

Bagaimanapun, secerdas apapun, seindah apapun kata-kata berada di dalam ruang dan waktu. Dan kita ingin dapat melampaui nya karena Diri Sejati lebih daripada itu....sungguh!

Jadi dapatkah kita sekarang hidup tanpa harus memberi label kata pada segalanya, ini Islam, itu Kristen, Katolik, Hindu, Buddha. Dapatkah kita melihat segala sesuatu tanpa adanya keharusan memberikan nama, label, kategori....?

Seperti kepedihan, jika itu hadir dapatkah kita hanya merasakan dan mengamatinya tanpa harus memberikan judul 'ini kepedihan' baginya? Dan kita memberikan nama 'ini kepedihan' hanya karena itu adalah sesuatu yang asing dan berbeda, karena kita tidak mengenalnya sebelumnya maka kita memberikan nama itu.......  

Atau seperti kerinduan, dapatkah kita hanya menikmatinya saja selagi rasa itu masih ada? Karena cinta, kepedihan dan juga kerinduan, mereka datang dari alam yang berbeda, yang tidak kita kenal selama ini, dan jika kita dapat hanya merasakannya serta membiarkan mereka hadir, maka kita akan mengetahui bahwa mereka sesungguhnya adalah para pembawa pesan untuk membuat kita dapat menjadi Terjaga...