1. Kalau anda seorang petani, alangkah baiknya anda jangan memiliki aji-aji yang sifatnya panas untuk usaha pertanian, contohnya aji Brajamusti, aji Brajalamatan, aji Bandung Bondowoso dan aji-aji sejenisnya yang sifatnya untuk menyerang, membinasakan atau menghancurkan lawan, karena aji-aji tersebut mengandung unsur api dan loga. Makanya panas untuk usaha pertanian ataupun untuk usaha jenis lainnya.
2. Kalau anda mau memuasai suatu aji, ilmu atau doa, pilihlah yang sifatnya tidak panas seperti aji-aji yang telah penulis serangkan tersebut diatas. Dan pilihlah yang persyaratannya atau puasanya ringan atau mampu anda menjalaninya. Sebab jangan sampai ditengah jalan anda tidak kuat dan pada akhirnya puasanya anda jadi sia-sia belaka.
3. Biasanya ada aji, ilmu atau doa yang memiliki atau mempunyai larangan tertentu seperti, aji Lembu Sekilan yang melarang menirukan suara sapi dan juga makan dagingnya bagi si pemilik aji tersebut. itu anda harus mematuhi larangan tersebut agar aji tersebut diatas tetap berada di tubuh anda.
4. Bagi anda yang memiliki Tenaga Dalam, akan lebih mudahnya suatu aji, ilmu atau doa masuk ke dalam tubuh anda. Ibaratnya suatu negara yang memiliki banyak bahan industri. akan lebih mudahnya menarik investor (penanam modal dari negara luar) untuk menanamkan modalnya di negara tersebut.
5. Kalau anda habis menjalani puasa yang meninggalkan makan nasi atau pun yang meninggalkan lauk pauk, seperti; puasa Mutih, puasa Ngelowong, puasa Patigeni dan lain sebagainya. kalau buka puasanya itu jangan makan makanan yang keras-keras, asam-asam dan pedas-pedas labih dahulu karena merusak pencernaan anda yang habis menjalani puasa. Anda makanlah makanan yang lembek-lembek dahulu dan yang mengandung banyak gizi seperti contohnya: Bubur ayam dan bubur kacang ijo. Hindarilah juga minuman yang sifatnya panas seperti air tapai dan air jahe. Kalau bisa anda minum minuman yang banyak mengandung gizi seperti contohnya: air susu dan madu.
6. Kalau anda memiliki suatu aji. ilmu atau doa yang sudah masuk di tubuh anda. misalnya: Aji Semar Mesem, Insya Allah aji, ilmu atau doa yang puasanya lebih ringan dari aji tersebut diatas akan ikutan ampuh. Makanya kalau anda memuasai suatu aji, ilmu atau doa itu pusatkan atau curahkan satu saja dahulu, baru ganti yang lainnya. Jangan sampai aji A misalnya belum selesai puasanya, anda ganti memuasai aji B. Jadi aji tadi masuknya setengah-setengah atau tidak sempurna atau bahkan bisa jadi tidak masuk sama sekali.